SA 320
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat.
iii
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup ................................................................... 1
Materialitas dalam Konteks Audit........................................ 2–6
Tanggal Efektif .................................................................... 7
Tujuan....................................................................................... 8
Definisi .................................................................................... 9
Ketentuan
Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan
dalam Perencanaan Audit.............................................. 10–11
Revisi Sejalan dengan Progres Audit.................................. 12–13
Dokumentasi........................................................................ 14
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Materialitas dan Risiko Audit............................................... A1
Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan
dalam Perencanaan Audit.............................................. A2–A12
Revisi Sejalan dengan Progres Audit.................................. A13
iv
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4 1. Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab
5 auditor untuk menerapkan konsep materialitas dalam
6 perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan.
7 SA 450 1 menjelaskan tentang bagaimana materialitas
8 diterapkan dalam mengevaluasi dampak kesalahan penyajian
9 yang teridentifikasi dalam suatu audit dan kesalahan penyajian
10 yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan.
11
12 Materialitas dalam Konteks Audit
13 2. Kerangka pelaporan keuangan sering kali membahas konsep
14 materialitas dalam konteks penyusunan dan penyajian laporan
15 keuangan. Walaupun kerangka pelaporan keuangan mungkin
16 membahas materialitas dengan menggunakan istilah yang
17 berbeda-beda, kerangka tersebut secara umum menjelaskan
18 bahwa:
19 • Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap
20 material bila kesalahan penyajian tersebut, secara
21 individual atau agregat, diperkirakan dapat memengaruhi
22 keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan
23 keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut;
24 • Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan
25 memperhitungkan berbagai kondisi yang melingkupinya
26 dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan
27 penyajian, atau kombinasi keduanya; dan
28 • Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi
29 pengguna laporan keuangan didasarkan pada
30 pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang
31 umum yang diperlukan oleh pengguna laporan keuangan
32 sebagai suatu grup.2 Kemungkinan dampak kesalahan
33
34
35 SA 450, “Pengevaluasian atas Kesalahan penyajian yang Diidentifikasi Selama
1
36 Audit.”
37 2
Sebagai contoh, “Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,”
38 yang diadopsi oleh International Accounting Standards Board pada April 2001
39 menunjukkan bahwa, untuk entitas yang berorientasi ke laba, disebabkan
investor merupakan pihak yang harus menanggung risiko modal perusahaan,
40
maka provisi atas laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan para
41 investor juga akan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan pengguna
42 laporan keuangan lain.
SA 320.1
SA 320.2
SA 320.3
1 Definisi
2
3 9. Untuk tujuan SA ini, materialitas pelaksanaan (performance
4 materiality) adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor,
5 pada tingkat yang lebih rendah daripada materialitas untuk
6 laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi
7 ke tingkat rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan
8 penyajian yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang
9 secara agregat melebihi materialitas untuk laporan keuangan
10 secara keseluruhan. Jika berlaku, materialitas pelaksanaan
11 dapat ditetapkan oleh auditor pada jumlah yang lebih rendah
12 daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun atau
13 pengungkapan tertentu.
14
15
16 Ketentuan
17
18 Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan dalam
19 Perencanaan Audit
20 10. Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan,
21 auditor harus menentukan materialitas untuk laporan
22 keuangan secara keseluruhan. Jika, dalam kondisi spesifik
23 entitas, terdapat satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun
24 atau pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan
25 penyajian yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas
26 laporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan secara
27 masuk akal akan memengaruhi keputusan ekonomi yang
28 dibuat oleh para pengguna berdasarkan laporan keuangan
29 tersebut, maka auditor harus menetapkan materialitas yang
30 akan diterapkan terhadap golongan transaksi, saldo akun
31 atau pengungkapan tertentu tersebut. (Ref: Para. A2–A11)
32
33 11. Auditor harus menetapkan materialitas pelaksanaan untuk
34 menilai risiko kesalahan penyajian material dan menentukan
35 sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan. (Ref: Para. A12)
36
37 Revisi Sejalan dengan Progres Audit
38 12. Auditor harus merevisi materialitas untuk laporan keuangan
39 secara keseluruhan (dan, jika berlaku, materialitas untuk
40 golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu)
41 pada saat auditor menyadari adanya informasi selama audit
42 yang mungkin saja menyebabkan auditor menentukan jumlah
SA 320.4
SA 320.5
SA 320.6
SA 320.7
SA 320.8
SA 320.9
SA 320.10
SA 320.11
12