Anda di halaman 1dari 16

Standar Audit

SA 320

Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan


Pelaksanaan Audit

SA 320.indd 1 2/28/2013 8:50:23 AM


Standar Audit (SA 320)

Institut Akuntan publik Indonesia


Office Eight (8) Building Lantai 12 Unit 12I–12J
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 28
Jln. Jend. Sudirman Kav. 52–53
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia
Telp. : (021) 29333151, 72795445, 70721651-52-53
Faks. : (021) 29333154, 29333155, 72795441
Website : http://www.iapi.or.id
E-mail : info@iapi.or.id
Hak Cipta © 2013 Institut Akuntan Publik Indonesia

Penerbit Salemba Empat


Jln. Raya Lenteng Agung No. 101
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610
Telp. : (021) 781 8616
Faks. : (021) 781 8486
Website : http://www.penerbitsalemba.com
E-mail : info@penerbitsalemba.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA


1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Institut Akuntan Publik Indonesia

Standar Audit (SA 320)/Institut Akuntan Publik Indonesia


—Jakarta: Salemba Empat, 2013
1 jil., 16 hlm., 14 × 21 cm

ISBN 978-979-061-312-6

1. Audit 2. Akuntan Publik


I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia

SA 320.indd 2 2/28/2013 8:50:23 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


DEWAN STANDAR PROFESI
2008–2012

Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua


Handri Tjendra Wakil Ketua
Dedy Sukrisnadi Anggota
Fahmi Anggota
Godang Parulian Panjaitan Anggota
Johannes Emile Runtuwene Anggota
Lolita R. Siregar Anggota
Renie Feriana Anggota
Yusron Fauzan Anggota

iii

SA 320.indd 3 2/28/2013 8:50:23 AM


Standar Audit

STANDAR AUDIT 320


MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN AUDIT

(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).  Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)

DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup ................................................................... 1
Materialitas dalam Konteks Audit........................................ 2–6
Tanggal Efektif .................................................................... 7
Tujuan....................................................................................... 8
Definisi .................................................................................... 9
Ketentuan
Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan
dalam Perencanaan Audit.............................................. 10–11
Revisi Sejalan dengan Progres Audit.................................. 12–13
Dokumentasi........................................................................ 14
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Materialitas dan Risiko Audit............................................... A1
Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan
dalam Perencanaan Audit.............................................. A2–A12
Revisi Sejalan dengan Progres Audit.................................. A13

Standar Audit (”SA”) 320, “Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan


Pelaksanaan Audit” harus dibaca dalam konteks dengan SA 200, “Tujuan
Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan
Standar Audit.”

iv

SA 320.indd 4 2/28/2013 8:50:24 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4 1. Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab
5 auditor untuk menerapkan konsep materialitas dalam
6 perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan.
7 SA 450 1 menjelaskan tentang bagaimana materialitas
8 diterapkan dalam mengevaluasi dampak kesalahan penyajian
9 yang teridentifikasi dalam suatu audit dan kesalahan penyajian
10 yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan.
11
12 Materialitas dalam Konteks Audit
13 2. Kerangka pelaporan keuangan sering kali membahas konsep
14 materialitas dalam konteks penyusunan dan penyajian laporan
15 keuangan. Walaupun kerangka pelaporan keuangan mungkin
16 membahas materialitas dengan menggunakan istilah yang
17 berbeda-beda, kerangka tersebut secara umum menjelaskan
18 bahwa:
19 • Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap
20 material bila kesalahan penyajian tersebut, secara
21 individual atau agregat, diperkirakan dapat memengaruhi
22 keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan
23 keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut;
24 • Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan
25 memperhitungkan berbagai kondisi yang melingkupinya
26 dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan
27 penyajian, atau kombinasi keduanya; dan
28 • Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi
29 pengguna laporan keuangan didasarkan pada
30 pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang
31 umum yang diperlukan oleh pengguna laporan keuangan
32 sebagai suatu grup.2 Kemungkinan dampak kesalahan
33
34
35 SA 450, “Pengevaluasian atas Kesalahan penyajian yang Diidentifikasi Selama
1

36 Audit.”
37 2
Sebagai contoh, “Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,”
38 yang diadopsi oleh International Accounting Standards Board pada April 2001
39 menunjukkan bahwa, untuk entitas yang berorientasi ke laba, disebabkan
investor merupakan pihak yang harus menanggung risiko modal perusahaan,
40
maka provisi atas laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan para
41 investor juga akan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan pengguna
42 laporan keuangan lain.

SA 320.1

SA 320.indd 1 2/28/2013 8:50:24 AM


Standar Audit

1 penyajian terhadap pengguna laporan keuangan


2 individual tertentu, yang kebutuhannya beragam, tidak
3 dipertimbangkan.
4
5 3. Pembahasan tersebut di atas, jika ada dalam kerangka
6 pelaporan keuangan yang berlaku, menyediakan kerangka
7 acuan bagi auditor dalam menentukan materialitas untuk
8 audit. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak
9 mencakup pembahasan tentang konsep materialitas, maka
10 karakteristik-karakteristik yang diuraikan dalam paragraf 2
11 dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi auditor dalam
12 menentukan materialitas.
13
14 4. Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan
15 pertimbangan profesional, dan dipengaruhi oleh persepsi
16 auditor tentang kebutuhan informasi keuangan oleh para
17 pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini, adalah
18 masuk akal bagi auditor untuk mengasumsikan bahwa
19 pengguna laporan keuangan:
20 (a) Memiliki suatu pengetahuan memadai tentang aktivitas
21 bisnis dan ekonomi serta akuntansi dan kemauan untuk
22 mempelajari informasi yang ada dalam laporan keuangan
23 dengan cermat;
24 (b) Memahami bahwa laporan keuangan disusun, disajikan
25 dan diaudit berdasarkan tingkat materialitas tertentu;
26 (c) Mengakui adanya ketidakpastian bawaan dalam
27 pengukuran suatu jumlah yang ditentukan berdasarkan
28 penggunaan estimasi, pertimbangan dan pertimbangan
29 atas peristiwa masa depan; dan
30 (d) Membuat keputusan ekonomi yang masuk akal
31 berdasarkan informasi dalam laporan keuangan.
32
33 5. Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap
34 perencanaan dan pelaksanaan audit, serta pada saat
35 mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi
36 dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika
37 ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat merumuskan
38 opini dalam laporan auditor. (Ref: Para. A1)
39
40 6. Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-
41 pertimbangan tentang ukuran kesalahan penyajian yang
42

SA 320.2

SA 320.indd 2 2/28/2013 8:50:24 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

1 dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan tersebut


2 menyediakan suatu dasar untuk:
3 (a) Menentukan sifat, saat dan luas prosedur penilaian
4 risiko;
5 (b) Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
6 material; dan
7 (c) Menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit
8 lanjutan.
9 Materialitas yang ditetapkan pada tahap perencanaan audit
10 tidak semena-mena menentukan bahwa kesalahan penyajian
11 yang tidak dikoreksi, secara individual atau gabungan di
12 bawah materialitas tersebut, akan selalu dievaluasi tidak
13 material. Kondisi-kondisi yang berkaitan dengan beberapa
14 kesalahan penyajian dapat menyebabkan auditor menilai
15 kesalahan penyajian tersebut sebagai kesalahan penyajian
16 material walaupun kesalahan penyajian tersebut berada di
17 bawah tingkat materialitas. Walaupun tidak praktis untuk
18 merancang prosedur audit untuk mendeteksi kesalahan
19 penyajian material yang hanya berdasarkan sifatnya, auditor
20 tidak boleh hanya mempertimbangkan ukuran, tetapi juga
21 sifat kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, dan keadaan-
22 keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya kesalahan
23 penyajian tersebut, pada saat mengevaluasi dampak
24 kesalahan penyajian tersebut terhadap laporan keuangan.3
25
26 Tanggal Efektif
27 7. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
28 periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
29 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas
30 selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
31 Emiten.
32
33
34 Tujuan
35
36 8. Tujuan auditor adalah untuk menerapkan konsep materialitas
37 secara tepat dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
38
39
40
41
42 3
SA 450, paragraf A16.

SA 320.3

SA 320.indd 3 2/28/2013 8:50:24 AM


Standar Audit

1 Definisi
2
3 9. Untuk tujuan SA ini, materialitas pelaksanaan (performance
4 materiality) adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor,
5 pada tingkat yang lebih rendah daripada materialitas untuk
6 laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi
7 ke tingkat rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan
8 penyajian yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang
9 secara agregat melebihi materialitas untuk laporan keuangan
10 secara keseluruhan. Jika berlaku, materialitas pelaksanaan
11 dapat ditetapkan oleh auditor pada jumlah yang lebih rendah
12 daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun atau
13 pengungkapan tertentu.
14
15
16 Ketentuan
17
18 Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan dalam
19 Perencanaan Audit
20 10. Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan,
21 auditor harus menentukan materialitas untuk laporan
22 keuangan secara keseluruhan. Jika, dalam kondisi spesifik
23 entitas, terdapat satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun
24 atau pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan
25 penyajian yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas
26 laporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan secara
27 masuk akal akan memengaruhi keputusan ekonomi yang
28 dibuat oleh para pengguna berdasarkan laporan keuangan
29 tersebut, maka auditor harus menetapkan materialitas yang
30 akan diterapkan terhadap golongan transaksi, saldo akun
31 atau pengungkapan tertentu tersebut. (Ref: Para. A2–A11)
32
33 11. Auditor harus menetapkan materialitas pelaksanaan untuk
34 menilai risiko kesalahan penyajian material dan menentukan
35 sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan. (Ref: Para. A12)
36
37 Revisi Sejalan dengan Progres Audit
38 12. Auditor harus merevisi materialitas untuk laporan keuangan
39 secara keseluruhan (dan, jika berlaku, materialitas untuk
40 golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu)
41 pada saat auditor menyadari adanya informasi selama audit
42 yang mungkin saja menyebabkan auditor menentukan jumlah

SA 320.4

SA 320.indd 4 2/28/2013 8:50:24 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

1 materialitas yang berbeda dari jumlah materialitas yang


2 pertama kali ditetapkan. (Ref: Para. A13)
3
4 13. Jika auditor menyimpulkan bahwa materialitas yang lebih
5 rendah daripada tingkat materialitas yang ditentukan pertama
6 kali untuk laporan keuangan secara keseluruhan (dan, jika
7 berlaku, materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun
8 atau pengungkapan tertentu) adalah tepat, maka auditor harus
9 menentukan apakah revisi terhadap materialitas pelaksanaan
10 perlu dilakukan dan apakah sifat, saat dan luas prosedur audit
11 lebih lanjut masih tepat.
12
13 Dokumentasi
14 14. Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi auditnya
15 jumlah-jumlah di bawah ini beserta faktor-faktor yang
16 dipertimbangkan dalam penentuannya:4
17 (a) Materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
18 (lihat paragraf 10);
19 (b) Jika berlaku, tingkat materialitas untuk golongan
20 transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu (lihat
21 paragraf 10);
22 (c) Materialitas pelaksanaan (lihat paragraf 11); dan
23 (d) Revisi yang dibuat atas butir (a)–(c) sejalan dengan
24 progres audit (lihat paragraf 12–13).
25
26 ***
27
28 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
29
30 Materialitas dan Risiko Audit (Ref: Para. 5)
31 A1. Dalam melakukan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan
32 auditor adalah untuk mendapatkan reasonable assurance
33 bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
34 kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
35 kecurangan atau kesalahan, oleh karena itu memungkinkan
36 auditor untuk menyatakan pendapat apakah laporan
37 keuangan, dalam semua hal yang material, telah disusun
38 sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
39 dan untuk melaporkan laporan keuangan tersebut serta
40
41
42 4
SA 230, “Dokumentasi Audit,” paragraf 8-11 dan paragraf A6.

SA 320.5

SA 320.indd 5 2/28/2013 8:50:24 AM


Standar Audit

1 mengomunikasikan temuan-temuan auditor sebagaimana


2 disyaratkan oleh SA.5 Auditor memperoleh reasonable
3 assurance dengan memperoleh bukti audit yang cukup dan
4 tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang
5 dapat diterima.6 Risiko audit adalah risiko bahwa auditor
6 menyatakan opini yang tidak tepat ketika terdapat kesalahan
7 penyajian material dalam laporan keuangan. Risiko audit
8 merupakan fungsi gabungan risiko kesalahan penyajian
9 material dan risiko deteksi.7 Materialitas dan risiko audit perlu
10 dipertimbangkan sepanjang pelaksanaan audit, khususnya
11 pada saat:
12 (a) Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
13 material;8
14 (b) Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit
15 selanjutnya;9 dan
16 (c) Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak
17 dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan10 dan
18 dalam merumuskan opini dalam laporan auditor.11
19
20 Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan dalam
21 Perencanaan Audit
22 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik (Ref: Para. 10)
23 A2. Dalam kasus entitas sektor publik, pembuat undang-undang
24 dan badan pengatur merupakan pengguna utama laporan
25 keuangan. Di samping itu, laporan keuangan mungkin
26 digunakan untuk membuat keputusan selain keputusan
27 ekonomi. Oleh karena itu, penentuan materialitas untuk
28 laporan keuangan secara keseluruhan (dan, jika berlaku,
29 tingkat materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun
30 atau pengungkapan tertentu) dalam audit atas laporan
31 keuangan entitas sektor publik juga dipengaruhi oleh
32
33
34 5
SA200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
35 Berdasarkan Standar Audit,” paragraf 11.
36 6
SA 200, paragraf 17.
37 7
SA 200, paragraf 13(c).
38 8
SA 315, “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material
39 Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya.”
40 9
SA 330, “Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai.”
41 10
SA 450.
42 11
SA 700, “Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan.”

SA 320.6

SA 320.indd 6 2/28/2013 8:50:24 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

1 peraturan perundang-undangan atau kewenangan lain, dan


2 oleh kebutuhan informasi keuangan para pembuat undang-
3 undang dan masyarakat umum dalam kaitannya dengan
4 program sektor publik.
5
6 Penggunaan Tolok Ukur dalam Menentukan Materialitas untuk
7 Laporan Keuangan secara Keseluruhan (Ref: Para. 10)
8 A3. Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan
9 pertimbangan profesional. Sebagai langkah awal dalam
10 menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara
11 keseluruhan, persentase tertentu sering kali diterapkan pada
12 suatu tolok ukur yang telah dipilih. Faktor-faktor yang dapat
13 memengaruhi proses identifikasi suatu tolok ukur yang tepat
14 mencakup:
15 • Unsur-unsur laporan keuangan (sebagai contoh, aset,
16 liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban);
17 • Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian
18 khusus para pengguna laporan keuangan suatu entitas
19 tertentu (sebagai contoh, untuk tujuan pengevaluasian
20 kinerja keuangan, pengguna laporan keuangan
21 cenderung akan fokus pada laba, pendapatan maupun
22 aset bersih);
23 • Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan
24 industri serta lingkungan ekonomi yang di dalamnya
25 entitas tersebut beroperasi;
26 • Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (sebagai
27 contoh, jika pendanaan sebuah entitas hanya dari
28 utang dan bukan dari ekuitas, maka pengguna laporan
29 keuangan akan lebih menekankan pada aset dan klaim
30 atas aset tersebut daripada pendapatan entitas); dan
31 • Fluktuasi relatif tolok ukur tersebut.
32
33 A4. Contoh tolok ukur yang tepat, tergantung pada kondisi entitas
34 yang bersangkutan, meliputi kategori penghasilan yang
35 dilaporkan seperti laba sebelum pajak, jumlah pendapatan, laba
36 bruto dan jumlah beban, jumlah ekuitas atau nilai aset bersih.
37 Laba sebelum pajak dari operasi berjalan sering kali digunakan
38 oleh entitas yang berorientasi laba. Jika laba sebelum pajak
39 dari operasi berjalan berfluktuasi, tolok ukur lain mungkin lebih
40 sesuai, seperti laba bruto dan jumlah pendapatan.
41
42

SA 320.7

SA 320.indd 7 2/28/2013 8:50:24 AM


Standar Audit

1 A5. Dalam hubungannya dengan tolok ukur yang dipilih, data


2 keuangan yang relevan biasanya meliputi hasil dan posisi
3 keuangan periode sebelumnya, hasil dan posisi keuangan
4 periode berjalan dan anggaran atau prakiraan untuk periode
5 berjalan, yang disesuaikan dengan adanya perubahan
6 signifikan yang terjadi di entitas tersebut (sebagai contoh,
7 adanya akuisisi bisnis yang signifikan) dan perubahan
8 kondisi industri atau lingkungan ekonomi yang relevan, yang
9 di dalamnya entitas tersebut beroperasi. Sebagai contoh,
10 jika sebagai titik awal, materialitas untuk laporan keuangan
11 secara keseluruhan suatu entitas ditentukan berdasarkan
12 suatu persentase terhadap laba sebelum pajak dari operasi
13 berjalan, kondisi-kondisi yang mengakibatkan kenaikan atau
14 penurunan laba yang luar biasa dapat mengakibatkan auditor
15 menyimpulkan bahwa penentuan tingkat materialitas untuk
16 laporan keuangan secara keseluruhan akan lebih tepat jika
17 ditentukan dengan menggunakan angka laba sebelum pajak
18 dari operasi berjalan yang telah dinormalisasi berdasarkan
19 hasil masa lalu.
20
21 A6. Materialitas berkaitan dengan laporan keuangan yang diaudit
22 dan dilaporkan oleh auditor. Jika laporan keuangan disusun
23 untuk periode pelaporan keuangan yang lebih atau kurang
24 dari 12 bulan, misalnya dalam kasus entitas baru berdiri atau
25 adanya perubahan dalam periode pelaporan, materialitas
26 akan mengacu pada laporan keuangan yang disusun untuk
27 periode pelaporan keuangan tersebut.
28
29 A7. Penentuan persentase yang akan diterapkan pada suatu tolok
30 ukur yang dipilih membutuhkan pertimbangan profesional.
31 Terdapat hubungan antara persentase dan tolok ukur yang
32 dipilih, seperti persentase yang diterapkan atas laba sebelum
33 pajak dari operasi berjalan pada umumnya akan lebih tinggi
34 daripada persentase yang diterapkan atas jumlah pendapatan.
35 Sebagai contoh, auditor dapat mempertimbangkan bahwa
36 lima persen dari laba sebelum pajak dari operasi yang
37 sedang berjalan merupakan tolok ukur yang tepat untuk
38 entitas dalam industri manufaktur yang berorientasi pada
39 laba, sedangkan auditor mempertimbangkan satu persen dari
40 jumlah pendapatan atau beban merupakan tolok ukur yang
41 tepat untuk entitas nirlaba. Namun, persentase yang lebih
42

SA 320.8

SA 320.indd 8 2/28/2013 8:50:24 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

1 tinggi atau lebih rendah dapat juga dianggap tepat tergantung


2 pada keadaan entitas yang bersangkutan.
3
4 Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil
5 A8. Ketika suatu entitas memiliki laba sebelum pajak dari operasi
6 yang sedang berjalan yang secara konsisten bernilai kecil,
7 seperti yang mungkin terjadi dalam suatu usaha yang dikelola
8 sendiri oleh pemiliknya, yang sebagian besar dari laba
9 sebelum pajak perusahaan diambil oleh pemiliknya dalam
10 bentuk remunerasi, maka laba sebelum remunerasi dan pajak
11 dapat merupakan tolok ukur yang lebih relevan.
12
13 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik
14 A9. Dalam suatu audit atas entitas sektor publik, jumlah biaya atau
15 biaya bersih (beban dikurangi pendapatan atau pengeluaran
16 dikurangi penerimaan) dapat menjadi tolok ukur yang tepat
17 untuk aktivitas program. Jika suatu entitas sektor publik
18 melakukan penyimpanan aset publik, maka aset dapat
19 merupakan tolok ukur yang tepat.
20
21 Tingkat Materialitas untuk Golongan Transaksi, Saldo Akun atau
22 Pengungkapan Tertentu (Ref: Para. 10)
23 A10. Faktor-faktor yang dapat mengindikasikan adanya satu atau
24 lebih golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan
25 tertentu di mana kesalahan penyajian dengan nilai di bawah
26 materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan dapat
27 memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh para
28 pengguna laporan keuangan meliputi hal-hal berikut ini:
29 • Apakah peraturan perundang-undangan atau kerangka
30 pelaporan keuangan yang berlaku memengaruhi harapan
31 para pengguna laporan keuangan terhadap pengukuran
32 atau pengungkapan hal-hal tertentu (sebagai contoh,
33 transaksi dengan pihak berelasi, dan remunerasi
34 manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas
35 tata kelola perusahaan).
36 • Pengungkapan utama dalam kaitannya dengan industri
37 yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi (sebagai
38 contoh, biaya penelitian dan pengembangan bagi
39 perusahaan farmasi).
40 • Apakah perhatian difokuskan pada aspek tertentu bisnis
41 entitas yang diungkapkan secara terpisah dalam laporan
42 keuangan (sebagai contoh, akuisisi bisnis baru).

SA 320.9

SA 320.indd 9 2/28/2013 8:50:24 AM


Standar Audit

1 A11. Dalam kondisi spesifik tertentu entitas, dalam


2 mempertimbangkan atas ada atau tidak adanya golongan
3 transaksi, saldo akun atau pengungkapan tersebut di atas,
4 auditor mungkin perlu mendapat pemahaman atas pandangan
5 dan harapan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
6 tata kelola dan manajemen.
7
8 Materialitas Pelaksanaan (Ref: Para. 11)
9 A12. Perencanaan audit yang hanya ditujukan untuk mendeteksi
10 kesalahan penyajian material secara individual mengabaikan
11 fakta bahwa gabungan atas kesalahan penyajian yang tidak
12 material secara individual dapat mengakibatkan kesalahan
13 penyajian material dalam laporan keuangan dan juga tidak
14 meninggalkan celah bagi adanya kemungkinan kesalahan
15 penyajian yang tidak terdeteksi. Materialitas pelaksanaan
16 (yang sebagaimana yang didefinisikan merupakan satu atau
17 lebih dari satu jumlah) ditetapkan untuk mengurangi ke tingkat
18 rendah yang dapat diterima kemungkinan bahwa kesalahan
19 penyajian yang tidak terkoreksi dan tidak terdeteksi dalam
20 laporan keuangan tidak melebihi materialitas laporan keuangan
21 secara keseluruhan. Begitu juga, materialitas pelaksanaan yang
22 berkaitan dengan tingkat materialitas yang ditentukan untuk
23 golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu
24 ditetapkan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang dapat
25 diterima kemungkinan bahwa gabungan kesalahan penyajian
26 yang tidak terkoreksi dan tidak terdeteksi dalam golongan
27 transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu melebihi
28 tingkat materialitas golongan transaksi, saldo akun atau
29 pengungkapan. Penentuan materialitas pelaksanaan bukan
30 merupakan suatu perhitungan mekanis yang sederhana dan
31 membutuhkan adanya pertimbangan profesional. Penentuan
32 ini dipengaruhi oleh pemahaman auditor atas entitas, yang
33 dimutakhirkan selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko;
34 dan sifat serta luasnya kesalahan penyajian yang terdeteksi
35 dalam audit sebelumnya serta harapan auditor berkaitan
36 dengan kesalahan penyajian dalam periode berjalan.
37
38 Revisi Sejalan dengan Progres Audit (Ref: Para. 12)
39 A13. Materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (dan,
40 jika berlaku, tingkat materialitas untuk golongan transaksi,
41 saldo akun atau pengungkapan tertentu) mungkin perlu
42

SA 320.10

SA 320.indd 10 2/28/2013 8:50:24 AM


Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

1 direvisi sebagai akibat dari perubahan kondisi yang terjadi


2 selama proses audit (sebagai contoh, keputusan untuk
3 melepaskan suatu bagian signifikan bisnis entitas), adanya
4 informasi baru, atau perubahan pemahaman auditor atas
5 entitas dan operasinya yang timbul akibat pelaksanaan
6 prosedur audit lebih lanjut. Sebagai contoh, jika selama audit
7 ditemukan bahwa hasil keuangan aktual kemungkinan akan
8 berbeda secara substansial dengan hasil keuangan yang
9 pada awalnya digunakan untuk menentukan materialitas
10 untuk laporan keuangan secara keseluruhan, maka auditor
11 harus merevisi materialitas tersebut.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

SA 320.11

SA 320.indd 11 2/28/2013 8:50:24 AM


Standar Audit

12

SA 320.indd 12 2/28/2013 8:50:24 AM

Anda mungkin juga menyukai