Anda di halaman 1dari 35

STANDAR AUDIT (SA 500, 520)

OLEH: EVA PUSPAHANI


SA 500

BUKTI AUDIT
DEFINISI

• Bukti audit didefinisikan sebagai : Bukti audit: Informasi


yang digunakan oleh auditor dalam menarik kesimpulan
sebagai basis opini auditor. Bukti audit mencakup baik
informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi yang
mendasari laporan keuangan maupun informasi lainnya.
(SA 500)
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
 Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas
bukti audit yang dibutuhkan diengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko
kesalahan penyajian yang material (makin tinggi risiko maka makin banyak
bukti audit yang dibutuhkan, begitu juga sebaliknya).
Ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit yang mencakup relevansi
dan keandalan bukti audit yang mendukung auditor untuk merumuskan
opininya. Keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta
bergantung pada masing-masing kondisi bukti audit yang diperoleh.
Sumber bukti audit:
1. Internal perusahaan (catatan akuntansi, notulen rapat, representasi
manajemen)
2.Eksternal/sumber independen dari entitas (konfirmasi pihak ketiga, laporan
analis, dan data pembanding)
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat

Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti


yang harus dikumpulkan oleh auditor. Dalam penentuan cukup atau
tidaknya jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor,
pertimbangan profesional auditor memegang peranan yang penting.
Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan
cukup atau tidaknya bukti audit adalah :
• Materialitas dan resiko.
• Risiko audit.
• Faktor ekonomi.
• Ukuran dan karakteristik populasi.
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan
informasi penguat.
• Kompetensi Data Akuntasi
Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.
Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti-bukti
lainnya yang dibuat dalam organisasi klien.Sebaliknya, pengendalian klien yang lemah sering kali
tidak dapat mencegah atau mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi dalam
proses akuntasi.
• Kompentensi Informasi Penguat
Kompentensi informasi penguat dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini:
• Relevansi
• Sumber
• Ketepatan waktu
• Objektivitas
• Cara pemerolehan bukti
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
Bukti audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti:
a. Signifikansi dari potensi salah saji
b. Efektivitas tanggapan manajemen dan kontrol untuk mengatasi
risiko.
c. Pengalaman yang diperoleh selama audit sebelumnya sehubungan
dengan salah saji potensial yang sama.
d. Hasil prosedur audit yang dilakukan,
e. Sumber dan keandalan informasi yang tersedia.
f. Ke-persuasifan dari bukti audit.
g. Pemahaman entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internal
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat

Bukti audit untuk menarik kesimpulan memadai sebagai basis opini auditor
dapat diperoleh dengan melaksanakan:
a. Prosedur Penilaian risiko
b. Prosedur audit lanjutan (Pengujian pengendalian dan Prosedur
substantif).
Prosedur audit berdasarkan SA 500 yang dapat digunakan sebagai
pelaksanaan prosedur diatas natara lain:

Konfirmasi Penghitungan
Inspeksi Observasi
Eksternal Ulang

Pelaksanaan Prosedur Permintaan


Kembali Analitis Keterangan
Informasi yang Digunakan Sebagai Bukti Audit
 Kualitas semua bukti audit dipengaruhi oleh relevansi dan keandalan basis informasi yang
digunakan.
Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan tujuan prosedur audit dan jika relevan,
dengan asersi yang dipertimbangkan. Relevansi informasi yang digunakan sebagai bukti audit
mungkin dipengaruhi oleh arah pengujian.
Keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit dipengaruhi oleh sumber bukti
tersebut, dan sifatnya serta kondisi saat bukti tersebut diperoleh, termasuk pengendalian
dalam penyusunan dan pemeliharaanya, jika relevan. Oleh karena itu, generalisasi mengenai
keandalan berbagai macam bukti audit masih tergantung pada pengecualian penting.
1. Keandalan bukti audit meningkat ketika bukti audit diperoleh dari sumber independen dari luar
entitas.
2. Bukti audit yang diperoleh secara lsngung oleh auditor lebih dapat diandalakn dari pada yang
tidak lansgung.
3. Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data eletronik, atau media lainnya, lebih dapat
diandalkan daripada diperoleh secara lisan.
4. Bukti audit yang diperoleh dari dokumen asli lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti
audit yang diperoleh dari fotokopi atau faksimili, atau dokumen yang telah difilmkan, diubah
dalam bentuk digital, atau diubah dalam bentuk elektronik, yang keandalannya dapat
bergantung pada pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya.
Pemilihan Unsur untuk Pengujian dalam
Memperoleh Bukti Audit
1. Memilih Semua Unsur
Auditor dapat memutuskan bahwa memeriksa seluruh populasi unsur yang
membentuk suatu golongan transaksi atau saldo akun (atau suatu strata dalam
populasi tersebut) merupakan metode yang paling cocok.
2. Memilih Unsur-Unsur Spesifik
Unsur spesifik pilihan dapat meliputi:
a. Unsur-unsur kunci yang bernilai tinggi (memiliki nilai tinggi, mencurigakan,
tidak biasa, rawan risiko, atau memiliki jejak-rekam kesalahan).
b. Semua unsur yang memiliki nilai diatas jumlah tertentu.
c. Unsur-unsur untuk memperoleh informasi.
3. Sampling Audit
• Sampling audit dirancang agar auditor mampu untuk menarik kesimpulan tentang
suatu keseluruhan populasi berdasarkan atas pengujian suatu sampel.
Inkonsistensi atau Keraguan atas
Ketidakandalan Bukti Audit
• Jika:
a)Bukti audit yang diperoleh dari suatu sumber bertentangan dengan bukti
audit yang diperoleh dari sumber lain; atau
b)Auditr memiliki keraguan atas keandalan informasi yang digunakan
sebagai bukti audit,
Maka auditor harus menentukan modifikasi atau tambahan prosedur audit
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan
memeprtimbangkan dampakya, jika ada, terhadap aspek lain audit.
SA 520

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur Analitis
Prosedur analitis didefinisikan sebagai
Pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan
melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data
non keuangan.
Prosedur analitis juga mencakup investigasi sebagaimana
yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan
teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi
relevan lain, atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan
dalam jumlah yang signifikan (SA 520.4).
Pada waktu merancang dan melaksanakan prosedur analitis
substantif, sendiri atau dalam kombinasi dengan pengujian rinci,
sebagai prosedur substantif berdasarkan SA 330,3 auditor harus:

Menentukan kecocokan prosedur analitis substantif untuk asersi yang


tersedia
Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan dasar oleh auditor untuk
mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio
Mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio dan
mengevaluasi apakah ekspektasi tersebut telah cukup tepat untuk
mengidentifikasi kesalahan penyajian
Menentukan jumlah perbedaan antara jumlah tercatat dengan nilai yang
diharapkan yang dapat diterima tanpa memerlukan investigasi lebih lanjut
Jika prosedur analitis yang dilakukan berdasarkan SA ini
mengidentifikasi adanya fluktuasi atau hubungan yang tidak konsisten
dengan informasi relevan lainnya atau yang berbeda secara signifikan
dengan nilai yang diharapkan, maka auditor harus menginvestigasi
perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut:

a. Meminta keterangan kepada manajemen dan


memperoleh bukti audit yang tepat dan relevan dengan
respons manajemen; dan
b.Melaksanakan prosedur audit lainnya yang diperlukan
sesuai dengan kondisinya
• Prosedur substantif yang dilakukan oleh auditor pada tingkat asersi
dapat berupa pengujian detail, prosedur analitis substantif, atau
kombinasi keduanya.
• Keputusan tentang prosedur audit mana yang dilakukan, termasuk apakah
menggunakan prosedur analitis substantif, dibuat berdasarkan
pertimbangan auditor atas efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari
prosedur audit yang tersedia untuk menurunkan risiko audit pada tingkat
asersi ke tingkat rendah yang dapat diterima.
• Auditor dapat meminta keterangan kepada manajemen tentang
ketersediaan dan keandalan informasi yang diperlukan untuk menerapkan
prosedur analitis substantif, dan hasil prosedur analitis yang dilakukan
oleh entitas
• Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan secara individu yang
secara tradisional dipertimbangkan dalam audit entitas bisnis belum
tentu selalu relevan dalam audit entitas pemerintahan atau entitas
sektor publik nonbisnis
Keandalan Data
• Keandalan data dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta
bergantung pada kondisi ketika data tersebut diperoleh. Oleh
karena itu, hal-hal di bawah ini relevan ketika menentukan
apakah suatu data dapat diandalkan untuk tujuan perancangan
prosedur analitis substantif:
a. Sumber informasi yang tersedia.
b. Komparabilitas informasi yang tersedia
c. Sifat dan relevansi informasi yang tersedia
d. Pengendalian terhadap penyusunan informasi yang dirancang
untuk memastikan kelengkapan, keakurasian, dan
kevaliditasan.
Pengevaluasian tentang Apakah Ekspektasi telah Cukup Tepat
untuk mengidentifikasi suatu kesalahan penyajian yang, jika
diagregasikan dengan kesalahan penyajian yang lain,
mengakibatkan laporan keuangan disajikan salah secara material,
mencakup:

1. Keakurasian prediksi hasil yang diharapkan dari


prosedur analitis substantif.
2. Tingkat informasi yang dapat diagregasi.
3. Ketersediaan informasi, baik informasi keuangan
maupun informasi non-keuangan.
Prosedur analitis yang Membantu ketika
Membentuk Kesimpulan Keseluruhan
• Tujuan : untuk menguatkan kesimpulan yang dapat dibuat
selama audit laporan keuangan individual komponen atau unsur-
unsur laporan keuangan.
• Hal ini membantu auditor untuk membentuk kesimpulan yang
layak sebagai dasar bagi opini auditor.
• Hasil prosedur analitis tersebut dapat mengidentifikasi risiko
kesalahan penyajian yang sebelumnya tidak disadari.
Investigasi hasil Prosedur analitis

Bukti audit yang relevan dengan respons manajemen dapat diperoleh


dengan mengevaluasi respons tersebut dengan memperhitungkan
pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya, serta dengan bukti
audit lain yang diperoleh selama proses pelaksanaan audit.
Kebutuhan untuk melaksanakan prosedur audit lainnya dapat muncul
ketika, sebagai contoh, manajemen tidak mampu menyediakan penjelasan.
Jenis Prosedur Substantif
Uji detail atau rincian atas jenis transaksi, saldo akun, dan disclosure.
Uji rinci ini melihat substansi (misal dari satu akun) dengan menganalisis rincian atau
detailnya.
Uji ini dipakai untuk mengumpulkan bukti audit yang memastikan angka dalam laporan
keuangan berkenaan dengan asersi-asersi eksistensi, akurasi dan valuation (misalnya
piutang yang diragukan akan dibayar oleh pelanggan, dibuatkan penyisihan, sehingga
saldo piutang dinilai dengan benar, tidak terlalu tinggi atau overstated).
Prosedur analitikal substantive
Prosedur ini sama seperti dalam tests of detail, sebagai prosdur substantif ia melihat
subtantif angka dalam laporan keuangan. Perbedaannya adalah,prosedur ini
menggunakan hubungan antara data keuangan dan data non keuangan yang dapat
diprakirakan. Prosedur ini umunya diterapkan pada transaksi yang besar volumenya karena
dalam kurun waktu yang cukup panjang, dapat diprediksi.misalnya hubungan antara laba
kotor dengan penjualan (margin).
Uji pengendalian (suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi berfungsinya
secara efektif pengendalian untuk mencegah, atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji
yang material pada tingkat asersi)
DEFINISI

Catatan yang dselenggarakan auditor mengenai prosedur audit


yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, kesimpulan yang dibuat berkenaan dengan
pelaksanaan audit

Sumber diperolehnya dokumen kertas kerja:


1. Dari pihak klien
2. Dari analisa yang dibuat oleh auditor
3. Dari pihak ke tiga
CONTOH KERTAS KERJA DARI SUMBERNYA:
1. Dari pihak klien 2. Dari analisa yang dibuat oleh auditor
a. Berita acara pemeriksaan kas (cash opname)
a. Neraca Saldo (Trial Balance) b. Pemahaman dan evaluasi Internal control
b. Rekonsiliasi Bank (Bank (termasuk pertanyaan quesionare untuk mengetes
Reconciliation) SPI)
c. Analisis Penarikan Aset
c. Analisis Umur Piutang d. Analisis mengenai cukup tidaknya allowance for
(Accounts Receivable Aging bad debts
Schedule) e. Working Balance Sheet (WBS)
f. Working Profit and Loss (WPL)
d. Rincian Persediaan (Final g. Top Scedule
Inventory List) h. Supporting Scedule
e. Rincian Hutang (Liabilities
i. Konsep Laporan Audit
j. Management Letter
List) 3. Dari pihak ke tiga
f. Rincian Beban Umum dan a. Konfirmasi Bank
Administrasi b. Konfirmasi Piutang
c. Konfirmasi Liabilities
g. Rincian Beban Penjualan d. Hasil Konfirmasi dari Penasehat hukum Perusahaan
h. Surat Pernyataan Langganan
TEKNIK DASAR
1. Heading atau Kop Surat:
• Nama Klien
• Judul
2. Nomor Indeks
3. Tick Marks
4. Tanda tangan pembuat, reviewer; tanggal pembuatan dan penelaahan
TICK MARK
> = Telah dilakukan penelusuran nukti ke jurnal dan seterusnya sampai ke buku
besar
^ = Telah dilakukan perbandingan antara laporan dan dokumen asli
T = Komentar telah dibuktikan, diuji, dilakukan penyesuaian, dan telah diterima
$ = Konfirmasi telah dilakukan dan sesuai dengan catatan klien
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMBUATAN KERTAS KERJA AUDIT

• Pembuatan kertas kerja harus mempunyai maksud dan tujuan


yang jelas
• Hindarkan pekerjaan salin menyalin yang tidak diperlukan
• Buktikan keterangan lisan yang diperoleh melalui inquiry
• Jangan meninggalkan pertanyaan tanpa jawaban yang jelas
• Tulis segala masalah relevan yang ditemukan saat melaksanakan
audit
TIPE KERTAS KERJA

1. Program audit
2. Working Trial Balance
3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali
4. Daftar pendukung
5. Daftar utama
6. Memorandum audit dan dokumentasi informasi pendukung
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMBUATAN KERTAS KERJA AUDIT :
• Lengkap, Teliti, Ringkas, Jelas, Rapi
• Pembuatan kertas kerja harus mempunyai maksud dan tujuan
yang jelas
• Hindarkan pekerjaan salin menyalin yang tidak diperlukan
• Buktikan keterangan lisan yang diperoleh melalui inquiry
• Jangan meninggalkan pertanyaan tanpa jawaban yang jelas
• Tulis segala masalah relevan yang ditemukan saat melaksanakan
audit
TIPE KERTAS KERJA

1. Program audit
2. Working Trial Balance
3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali
4. Daftar pendukung
5. Daftar utama
6. Memorandum audit dan dokumentasi informasi pendukung
Disiapkan oleh :………… Tgl:…………..
Direview Oleh : ………… Tgl : …………
Klien : PT. Sultan
Audit Program : Kas
Periode Audit : 19x1

Dilaksanakan Oleh
No/Indeks
No Tes Substantif
KK Auditor Tgl

1 Lakukan verifikasi terhadap saldo kas

2 Lakukan prosedur analitis

3 Hitung uang yang ada di perusahaan (dana kas kecil) A-1 RN 2 Jan 19x1

4 Lakukan tes pisah batas terhadap transaksi kas

5 Lakukan konfirmasi terhadap saldo kas di bank

6 Konfirmasi kepada Bank tentang perjanjian lain jika ada

7 Periksa, atau buat rekonsiliasi bank


KAP ALYA dan Rekan PT. SULTHAN Kode WP : WTB -1
Jl. Bantaran Barat 3 no. 25 Working Trial Balance – Rekening Neraca
Malang 31 -12-2005

REKENING Indeks Per Audit Per Buku Penyesuaian Per Audit


31 -12-04 31-12-05 /Reklasifikasi 31-12-05
(dalam ribuan) (dalam ribuan) (dalam ribuan) (dalam ribuan)

AKTIVA

Kas A 392.000 427.000 50.000 (1) 477.000

Piutang Dagang B 250.000 340.000 (21.000) (2) 319.000

dst

Dibuat Oleh/Tanggal Diperiksa Oleh/Tanggal


KAP ALYA dan Rekan PT. SULTHAN Kode WP : A -1
Jl. Bantaran Barat 3 no. 25 Kas Kecil
Malang 31 -12-2005
Unit Satuan Jumlah Total
Uang Kertas 12 500 6.000
18 1.000 18.000
20 5.000 100.000
35 10.000 350.000
26 20.000 520.000 994.000 ^

Uang Logam 35 100 3.500


5 500 2.500 6.000 ^

Cek Tidak ada

Jumlah Kas Kecil 1.000.000 ^

Dana tersebut telah dihitung dihadapan saya dan telah dikembalikan kepada saya
seluruhnya pada tanggal 4 Februari 2006

Tanda tangan

^ = Penjumlahan telah diperiksa Nama Kasir

Dibuat Oleh/Tanggal Diperiksa Oleh/Tanggal


KAP ALYA dan Rekan PT. SULTHAN Kode WP : A -1
Jl. Bantaran Barat 3 no. 25 Kas Kecil
Malang 31 -12-2005
Unit Satuan Jumlah Total
Uang Kertas 12 500 6.000
18 1.000 18.000
20 5.000 100.000
35 10.000 350.000
26 20.000 520.000 994.000 ^

Uang Logam 35 100 3.500


5 500 2.500 6.000 ^

Cek Tidak ada

Jumlah Kas Kecil 1.000.000 ^

Dana tersebut telah dihitung dihadapan saya dan telah dikembalikan kepada saya
seluruhnya pada tanggal 4 Februari 2006

Tanda tangan

^ = Penjumlahan telah diperiksa Nama Kasir

Dibuat Oleh/Tanggal Diperiksa Oleh/Tanggal


KAP ALYA dan Rekan PT. SULTHAN Kode WP : A
Jl. Bantaran Barat 3 no. 25 Kas
Malang 31 -12-2005

Rekening Indeks Per Audit Per Buku Penyesuaian/ Per Audit


31 -12-2004 31-12-2005 Reklasifikasi 31-12-2005

100 Kas Kecil A-1 1.000 1.000 ... 1.000

101 Kas Bank A-2 391.000 425.000 50.000 475.000

392.000 426.000 50.000 476.000

WTB-1 WTB-1 WTB-1 WTB-1

Dibuat Oleh/Tanggal Diperiksa Oleh/Tanggal


HUBUNGAN ANTAR KERTAS KERJA

NERACA

WTB

TOP SCHEDUL

SUPPORTING SCHEDUL

JURNAL PENYESUAIAN
Jenis Arsip Kertas Kerja, antara lain:
Arsip Permanen/Permanen File (Misalnya, Salinan AD dan ART
a. Salinan surat perjanjian penting yang berlaku dalam jangka
panjang
b. Salinan notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang
saham, komite
c. Bagan organisasi
d. Pedoman akun dan prosedur pengendalian intern
Arsip Kini/Current File

Anda mungkin juga menyukai