Anda di halaman 1dari 20

Manajemen usaha

penangkapan ikan

Program Studi : Teknik Penangpan Ikan


Semester : V (lima)
Pertemuan ke : III (satu)
Dosen : Muhamad Yogi Prayoga S.Pi
M.Si
Capaian : Taruna Taruna mampu
menjelaskan Pengertian dan tujuan analisis Bisnis
Analisis

Pengertian Analisis Menurut Para Ahli


• Menurut Sugiono (2015: 335), Analisis adalah kegiatan untuk mencari pola, atau cara
berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian, hubungan antarbagian, serta hubungannya dengan keseluruhan.
• Menurut KBBI, pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab musabab, duduk perkara, atau hal-hal lainnya).
Tujuan analisis
• Analisis berfungsi untuk menguraikan sesuatu menjadi
komponen-komponen kecil yang diketahui hubungan-
hubungannya.
• Analisis bertujuan untuk memperoleh pemahaman lebih
mendetail mengenai suatu hal.
• Analisis juga memiliki fungsi dan tujuan untuk menentukan
keputusan berdasarkan dugaan, teori, atau prediksi dari sesuatu
yang sebelumnya telah dipahami dengan metode analisis.
Mendiagnosis posisi usaha bisnis

• Langkah awal untuk menganalisa bisnis adalah menentukan posisi usaha


bisnis anda saat ini.
• Tujuan kita melakukan analisis bisnis adalah untuk mengembangkan usaha.
Bagaimana kita bisa berkembang jika kita tidak tahu dimana posisi bisnis
kita saat ini.
• Penilaian posisi ini perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui
apakah bisnis kita sudah mengalami kemajuan atau belum.
• Apa saja indikator untuk mengukur posisi bisnis Anda? Berikut
jawabannya:
1. Aktivitas inti bisnis
2. Efisiensi bisnis
3. Kondisi keuangan
4. Analisa pesaing
5. Analis strategi bisnis
Proses dan Studi Kelayakan Usaha​
1. Tahap Penemuan ide atau Perumusan gagasan
• Tahap penemuan ide adalah tahap dimana wirausaha mendapatkan ide untuk merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan
diidentifikasi,
2. Tahap formulasi tujuan
• Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah bisnis tersebut
diidentifikasi: apakah
3. Tahap analisis
• Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau
tidak. Tahap ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usahahanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut, meliputi:
❖ Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran,
perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing.
❖ Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga
kerja, metode produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
❖ Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan tenaga kerja,kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainya.
Aspek finansial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
Analisis finansial
Pengertian dan Tujuan Analisis Finansial Usaha

Analisis finansial usaha adalah proses perhitungan tentang besarnya seluruh biaya (pengeluaran) yang diperlukan dalam suatu proses produksi,
penerimaan dan pendapatan yang akan dan atau diperoleh dari produksi yang dapat dihasilkan dari usaha tersebut. Dengan demikian analisis
finansial usaha mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya jumlah modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha agribisnis dalam skala tertentu.
2. Untuk mengetahui besar (proyeksi) keuntungan yang akan diperoleh.
3. Untuk memperhitungkan resiko atau hambatan yang dihadapi dalam proses produksi, sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk
menghindari kerugian
4. Untuk melakukan kegiatan efisiensi biaya usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan (keuntungan).

Analisis finansial usaha dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :


1. Menetapkan rencana atau skala produksi;
2. Menghitung biaya (cost) usaha;
3. Menghitung penerimaan (revenue) usaha;
4. Menghitung pendapatan (income) usaha;
5. Menghitung kelayakan usaha.
Analisis finansial
Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, Anda perlu tahu apa yang perlu dilihat dalam laporan
keuangan Anda. Paling sedikit berikut adalah komponen keuangan yang perlu Anda tahu.
1. Arus kas
Pengertian arus kas sederhananya yaitu jumlah uang yang dihasilkan dan dikonsumsi oleh perusahaan
dalam periode waktu tertentu. Arus kas yang perlu diperhatikan yaitu arus kas operasional, arus kas
dari investasi dan arus kas dari pembiayaan. Yang termasuk dalam arus kas operasional yaitu piutang,
hutang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
2. Modal Kerja
Modal kerja adalah Selisih antara aset (seperti kas, piutang dg, persediaan bahan baku, persediaan
barang jadi) dan hutang. Modal kerja bersih digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, efisiensi
perusahaan dan kesehatan keuangan perusahaan. Jika aset perusahaan saat ini lebih kecil daripada
hutangnya maka perusahaan tersebut akan susah untuk bertumbuh, sulit membayar hutang dan
bahkan bisa bangkrut. Modal kerja positif artinya perusahaan memiliki dana yang cukup untuk
operasional saat ini dan bertumbuh di masa depan.
3. Cost base
Semua biaya, terutama biaya tetap, yang digunakan untuk membuat produk atau untuk menyediakan
jasa. Menghitung total cost base sangat penting untuk menganalisa kinerja suatu investasi. Anda perlu
memastikan bahwa semua biaya tercakup dalam harga jual agar perusahaan tidak rugi.
Analisis finansial
1. Rencana produksi
Yang dimaksudkan dengan rencana produksi dalam hal ini adalah skala (volume) usaha dan jenis usaha yang akan dikerjakan. Hal ini penting
untuk dasar dalam perhitungan finansial lebih lanjut, semakin besar skala (volume) usaha akan semakin besar pula kebutuhan modal dan biaya
usaha serta semakin komplek pengelolaan usaha dan resiko kecenderungan semakin besar. Oleh karena itu penetapan rencana skala usaha
dibutuhkan banyak pertimbangan baik secara teknis maupun ekonomis.
2. Biaya usaha
Biaya usaha adalah seluruh pengeluaran dana (korbanan ekonomis) yang diperhitungkan untuk keperluan usaha. Dalam praktek di agribisnis
oleh masyarakat, yang dimaksud dengan biaya usaha hanyalah biaya yang secara riel atau cash dikeluarkan oleh pelaku usaha, sedangkan biaya
yang tidak riel/cash dikeluarkan seperti biaya tenaga kerja rumah tangga, gaji petani selaku pengelola usaha, nilai sewa lahan usaha, dll tidak
dihitung sebagai biaya usaha. Biaya usaha secara terinci meliputi :
a. Investasi harta tetap.
b. Biaya operasional usaha :
- Biaya Usaha (= Biaya Tetap).
- Biaya Pokok Produksi (= Biaya Tidak Tetap).
Analisis finansial
a. Investasi Harta Tetap
Yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk investasi harta tetap. Harta tetap adalah sarana prasarana usaha yang mempunyai jangka usia
ekonomi atau usia pemakaian yang panjang atau berumur tahunan. Misalnya : biaya pembangunan kandang, biaya peralatan, biaya sarana
penunjang (seperti: sumur, drainase, pemasangan listrik, dll). Di dalam analisis (perhitungan) biaya, investasi harta tetap dihitung nilai atau
biaya penyusutan.
b. Biaya Operasional Usaha
Yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk pelaksanaan proses produksi suatu usaha. Biaya operasional usaha dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
• Biaya Usaha atau Biaya Tetap (Fixed Cost/FC), Yaitu seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu
produk yang besarnya tetap (konstan), tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Dengan demikian biaya usaha dapat diartikan
sebagai Biaya Tetap (Fixed Cost). Misalnya : biaya sewa tanah, tenaga kerja tetap, gaji pengelola, biaya penyusutan investasi.
• Biaya Pokok Produksi (Variable Cost/VC), Yaitu seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu
produk yang besarnya tidak tetap dan dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Dengan demikian biaya pokok produksi dapat
diartikan sebagai Biaya Tidak Tetap (Variable Cost). Misalnya : biaya bahan baku, bibit, pakan, obat2an, sewa alat, tenaga kerja tidak tetap
(harian), bahan bakar, dll.
Analisis finansial
c. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan hanya diperhitungkan terhadap investasi harta tetap. Biaya penyusutan yaitu biaya yang harus dikeluarkan dan diperuntukan sebagai pengganti
investasi harta tetap, yang pada waktu tertentu tidak dapat digunakan lagi atau rusak. Karena biaya penyusutan diperhitungkan setiap tahun selama masa ekonomi
suatu alat maka biaya penyusutan dihitung sebagai biaya tetap (biaya usaha). Dalam analisis finansial biaya penyusutan dihitung sebagai biaya tetap. Biaya penyusutan
dihitung dengan rumus : Nilai Awal dikurang nilai akhir dibagi dengan umur ekonomisnya.
d. Total Biaya (Total Cost = TC), Yaitu hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) + Biaya Pokok (VC).

3. Pendapatan Usaha (Income = I)


Yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperoleh pelaku usaha, setelah Penerimaan (R) dikurangi dengan seluruh biaya atau Total Biaya (TC). Oleh karena itu pendapatan
usaha disebut juga sebagai Laba Usaha.
Pendapatan atau Laba Usaha dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
• Pendapatan / Laba Kotor, Adalah penerimaan usaha dikurangi biaya pokok produksi atau biaya tidak tetap
• Pendapatan / Laba Usaha , Adalah Laba Kotor dikurangi Biaya Usaha dan Biaya Penyusutan.
• Pendapatan / Laba Bersih (Benefit), Adalah Laba Usaha yang telah dikurangi dengan pajak-pajak, bunga bank, dan pajak lain yang berlaku.
Analisis finansial
4. Penerimaan Usaha (Revenue = R)
Penerimaan usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperhitungkan dari seluruh produk yang laku terjual. Dengan kata lain
penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produk (Q) terjual dengan harga (P). Hal ini dapat dimengerti bahwa
produk yang dihasil oleh suatu usaha tidak semua dapat atau laku dijual yang dikarenakan misalnya Rusak atau cacat, dikonsumsi
sendiri.
Harga (P) yang digunakan dalam perhitungan
iode tertentu adalah
dapat menjual produk harga
sebagai berikutpasar.
: Misalnya seorang Nelayan dalam periode tertentu dapat menjual
produk sebagai berikut :

Harga
Jumlah
No Jenis produk Volume Satuan
(Rp)
(Rp)
1. Tuna 200 kg 45.000 9.000.000
2. Marlin 300 kg 60.000 18.000.000
3. Cakalang 2000 kg 2.5000 5.000.000
Total Penerimaan 32.000.000
Analisis finansial
5. Harga Pokok Produksi (HPP) dan Harga Jual Produksi (HJP)
Membahas tentang harga suatu produk yang dalam kenyataan sehari-hari terdapat harga pasar, harga pokok
produksi dan harga jual produksi.
• Harga Pokok Produksi (HPP),
Mengetahui HPP suatu produk, bagi seorang produsen adalah sangat penting. Berdasarkan HPP akan dapat
ditetapkan HJP dalam memproyeksikan besarnya laba yang akan diperoleh. Juga berdasarkan HPP dapat
memperhitungkan Titik Pulang Pokok (Break Even Point atau BEP) dalam rangka menganalisis kelayakan usaha.
HPP dapat dihitung dengan cara membagi Total Biaya dengan Jumlah Produk yang dihasilkan.
• Harga Jual Produksi (HJP),
HJP adalah harga suatu barang yang ditetapkan oleh produsen untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Penetapan HJP oleh produsen dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan keuntungan
yang layak serta untuk mengetahui Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP). Dalam kondisi nyata HJP dapat
menyesuaikan dengan tingkat harga pasar. Pada kondisi pasar sempurna HJP yang lebih tinggi dari harga pasar
mengakibatkan barang tidak laku dijual, sebaliknya bila HJP jauh dibawah harga pasar berakibat kepada
berkurangnya keuntungan atau laba.
Analisis finansial
Analisis kelayakan usaha penting dilakukan oleh seorang produsen guna menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta
kelangsungan usaha. Secara finansial kelayakan usaha dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa indikator pendekatan atau
alat analisis, seperti menggunakan Titik Pulang Pokok (Break Event Point/ BEP), Revenue-Cost ratio (R/C ratio), Benefit-Cost ratio
(B/C ratio), Payback Period, Retur of Investment, dll. Pada usaha skala kecil (mikro) disarankan paling tidak menggunakan BEP dan
R/C ratio atau B/C ratio sebagai alat analisis kelayakan agribisnis.
1. Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP)
BEP adalah situasi dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak menderita kerugian. Ada 2 (dua)
pendekatan penetapan BEP, yaitu :
a. BEP Unit, Yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana produsen pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata
lain BEP satuan menjelaskan jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan oleh produsen. Misalnya diketahui hasil perhitungan
BEP Unit = 10 unit. Maka apabila produsen memproduksi kurang dari 10 unit, maka akan rugi atau tidak layak, sebaliknya bila
produksi lebih dari 10 unit, akan diperoleh keuntungan atau layak.
b. BEP Harga, Yaitu tingkat atau besarnya harga per unit suatu produk yang dihasilkan produsen pada posisi tidak untung dan
tidak rugi. Dengan kata lain BEP harga menjelaskan besarnya harga minimal perunit barang yang ditetapkan produsen. Dari
pengertian ini maka besaran BEP harga besaran nilainya sama dengan besaran HPP. Misal, diketahui hasil perhitungan BEP harga =
Rp. 10,-. Maka apa bila produsen memproduksi dengan HPP kurang dari Rp. 10,-, maka akan rugi atau tidak layak, sebaliknya bila
HPP lebih besar dari Rp. 10,-, akan diperoleh keuntungan atau layak.
Analisis finansial
2. R/C Ratio
R/C ratio adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam
batasan besaran nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Secara garis besar dapat
dimengerti bahwa suatu usaha akan mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan dengan biaya usaha.
Ada 3 (tiga) kemungkinan yang diperoleh dari perbandingan antara Penerimaan (R) dengan Biaya (C), yaitu : R/C = 1; R/C > 1 dan R/C < 1.
Namun demikian oleh karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3 maka analisis kelayakan dari R/C ratio adalah :
a. R/C > 1,3 = Layak / Untung
b. R/C = 1,3 = BEP
c. R/C < 1,3 = Tidak Layak / Rugi.
Analisis finansial
3. B/C Ratio
B/C ratio adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara Laba Bersih (Benefit = B) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan
besaran nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Oleh karena adanya unsur keuntungan
sebesar 0,3 maka analisis kelayakan dari B/C ratio adalah :
a. B/C > 0,3 = Layak / Untung
b. B/C = 0,3 = BEP
c. B/C < 0,3 = Tidak Layak / Rugi.

4. Payback Period
Payback period adalah kemampuan suatu perusahaan didalam mengembalikan semua modal/investasi yang ditanam. Payback Period
dinyatakan dalam satuan waktu, misal bulan atau tahun. Semakin pendek waktu pengembalian maka semakin layak suatu usaha, hal ini berarti
pula karena semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Ilustrasi : Misalnya hasil hitungan payback periode didapatkan nilai 2, berarti suatu usaha mampu mengembalikan modal investasi dalam
jangka waktu 2 tahun, dan seterusnya.
Analisa pesaing
1. Kenali para kompetitor Anda, seperti apa mereka?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenali terlebih dahulu tipe kompetitor atau kompetitor
Anda. Pesaing tersebut mencakup bisnis yang sejenis dengan Anda atau pun tidak dan berpotensi
menghalangi calon pelanggan untuk memilih Anda. Berikut dua jenis kompetitor yang perlu Anda
ketahui.
Pesaing langsung
• Pesaing langsung adalah bisnis yang memiliki penawaran produk atau layanan yang sama. Sebagai
contoh, jika Anda merupakan perusahaan asuransi, maka kompetitor langsung Anda adalah
perusahaan asuransi lainnya. Informasi yang akurat tentang kompetitor langsung akan memudahkan
Anda untuk menunjukkan kelebihan produk Anda.
Pesaing tidak langsung
• Pesaing tidak langsung adalah mereka yang tidak menawarkan layanan yang sama, tetapi memenuhi
kebutuhan yang sama dengan cara alternatif. Misalnya, perusahaan yang Anda geluti adalah bank.
Maka, kompetitor tidak langsung Anda adalah perusahaan yang menawarkan jasa pembayaran online.
Mereka akan menawarkan kemudahan layanan keuangan, terutama pembayaran online yang
membuat banyak orang tertarik menggunakannya.
Analisa Strategi Bisnis
Agar perusahaan dapat terus berkembang kita harus selalu melihat antara
goal perusahaan dan posisi perusahaan saat ini.
• Untuk mengembangkan bisnis, kita membutuhkan bantuan dari pihak dari
luar, seperti:
konsultan spesialis untuk bidang yang tidak ditangani oleh perusahaan,
atau konsultan manajemen untuk membantu Anda mengubah struktur
manajemen, jika memang diperlukan untuk pertumbuhan perusahaan.
Salah satu cara untuk menganalisa strategi bisnis yaitu dengan analisa
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).
• Seperti dalam singkatan tersebut analisa swot digunakan untuk
mengidentifikasi kelebihan, kekurangan perusahaan. Peluang dan
tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini atau di masa yang akan
datang. Kekurangan dan kelebihan adalah faktor internal yang dapat
dengan mudah Anda ubah. Sedangkan peluang dan tantangan adalah
faktor eksternal yang sulit untuk Anda pengaruhi.
Analisa Strategi Bisnis
Mengetahui Studi Kelayakan Dalam Sebuah Usaha Bisnis
• Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
• Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Opportunities (Peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi.Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi,
proyek ataukonsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
• Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Analisa Strategi Bisnis
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan untuk melakukan hal-
hal berikut :
1.Merintis usaha baru, misalnya : membuka toko , membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang dan lain sebagainya.
2.Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya : untuk menambah kapasitas
pabrik ,memperluas skala usaha, mengganti peralatan / mesin menambah mesin
baru , memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
3.Memilih jenis usaha atau investasi / proyek yang paling menguntungkan,
misalnya : pilihan usaha dagang, pilihan usaha proyek barang atau jasa ,pabrikasi
/ perakitan , A atau proyek B dan lain sebagainya Adapun pihak yang memerlukan
dan berkepentingan dengan studikelayakan usaha dintaranya:
-Pihak wirausaha (pemilik perusahaan)
-Pihak investor dan penyandang dana
-Pihak masyarakat dan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai