Anda di halaman 1dari 10

Teknopreneur dan Ekonomi Teknik

(Studi Kelayakan Usaha)


Nama : Bima Fernando
NIM : 061930400077
Kelas : 3 KA
Hari/Tanggal : Selasa & Rabu, 22 & 23 Desember 2020

1. Jelaskan secara singkat studi kelayakan usaha/bisnis!


Jawab : Studi kelayakan usaha/bisnis (businesses feasibility study) atau disebut juga
analisis proyek bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan menguntungkan secara kontinyu. Studi ini pada dasarnya membahas
berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek
bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.

2. Jelaskan secara singkat pentingnya studi kelayakan usaha/bisnis!


Jawab : Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting
karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.

3. Jelaskan secara singkat prinsip hasil studi kelayakan usaha!


Jawab : Hasil studi kelayakan usaha/bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain :
1. Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka usaha penjualan berbagai produk,
tahu dan sejenisnya, membangun pabrik, mendirikan usaha jasa, dan lain-lain.
2. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas
pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru,
cakupan usaha, dan lain-lain.
3. Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya
pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang/jasa, pabrikasi atau asemblasi, proyek A
atau B, dan lain-lain.
4. Jelaskan secara singkat tahapan langkah-langkah studi kelayakan usaha!
Jawab : Berdasarkan tahapannya, studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Tahap penemuan idea tau perumusan gagasan. Misalnya kemungkinan bisnis/usaha apa
saja yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam
jangka waktu yang panjang (jenis usaha yang paling layak).
2. Tahap memformulasikan tujuan (tahap perumusan visi dan misi bisnis). Apakah
misinya untuk menciptakan barang/jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang
waktu ataukah menciptakan keuntungan yang langgeng?, semuanya dirumuskan dalam
bentuk tujuan.
3. Tahap analisis. Tahap ini sebagai dasar untuk memutuskan apakah usaha/bisnis perlu
dilaksanakan atau tidak, dengan memulai pengumpulan data, mengolah, menganalisis
dan menarik kesimpulan (dilaksanakan atau tidak dilaksanakan).
4. Tahap keputusan. Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan,
maka diputuskan untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Keputusan tersebut
biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Period (PBP),
Net Present Value (NPV) , Internal Rae of Return (IRR).

5. Jelaskan secara singkat aspek-aspek tahapan analisis studi kelayakan usaha!


Jawab : Aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis :
a. Aspek pasar, yaitu produk yang akan dipasarkan, peluang pasar, permintaan dan
penawaran, harga, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar, perkembangan pasar,
struktur pasar dan strategi bersaing.
b. Aspek teknik produksi/operasi, yaitu lokasi, gedung bangunan, mesin dn peralatan,
bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan lay out
pabrik, atau tempat usaha.
c. Apek manajemen/pengelolaan, yaitu organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja,
kepemilikan, yuridis, lingkungan (ramah lingkungan), dan lain-lain.
d. Aspek financial/keuangan, yaitu sumber dana, penggunaan dana, proyeksi biaya,
proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan proyeksi aliran kas (cash flow).

6. Jelaskan secara singkat yang dimaksudkan kelayakan usaha!


Jawab : Kelayakan usaha adalah layaknya suatu bisnis untuk dilaksanakan dengan berhasil
dan menguntungkan secara continue (berlanjut).
7. Tugas “Membuat cara menganalisis kelayakan usaha/bisnis”.
Jawab : Untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha/bisnis harus dilakukan analisis
berbagai aspek :
1. Analisis Aspek Pemasaran.
Dalam analisis pasar, ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati,
diantaranya :
a. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen. Barang/jasa apa banyak dibutuhkan dan
dinginkan konsumen, berapa banyak dibutuhkan, bagaimana daya beli, kapan
dibutuhkan, jika kebutuhan dan keinginan teridenifikasi dan memungkinkan
terpenuhi berarti peluang pasar bisnis terbuka dan layak bila dilihat dari
kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi Pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misal berdasarkan
geografi, demografi, sosial budaya dan demografis.
c. Target. Banyaknya konsumen yang dapat diraih, berapa target yang ingin dicapai,
apakah konsumen loyal terhadap bisnis kita sangat tergantung nilai produk/jasa yang
dipasarkan (kepuasan).
d. Nilai Tambah. Produk/jasa memiliki nilai tambah pada setiap rantai pemasaran,
mulai dari harga pemasok, agen, sampai produk akhir, maka nilai tambah akan
diketahui, sehingga akan memberikan keuntungan yang tinggi.
e. Masa Hidup Produk. Masa hidup produk apakah bertahan lama atau tidak, jika lebih
lama potensi pasar tinggi. Dianalisis juga apakah produk industri baru atau lama
yang sudah mapan atau yang sedang menurun, jika produk industri baru yang sedang
tumbuh maka potensi pasar tinggi.
f. Struktur Pasar. Apakah ermasuk pasar monopoli, oligopoli, ataukah termasuk
pesaing sempurna. Jika produk/jasa termasuk jenis pasar pesaing tidak sempurna
(monopoli, oligopoly atau monopolistic competation) berarti potensi pasar tinggi.
g. Pesaing dan Strategi Pesaing. Harus dianalisis tinggkat pesaing tinggi atau rendah,
harus membandingkan keunggulan pesaing (produk, harga, strategi jaringan
distribusi, strategi promosi).
h. Ukuran Pasar. Dapat diukur dari volume penjualan, jika volume penjualan tinggi
maka pasar potensial.
i. Perumbuhan Pasar. Dilihat dari volume penjualan, pertumbuhan pasar tinggi bias
lebih dari 20%.
j. Laba Kotor. Jika profit margin kotor lebih dari 20% berate pasar potensil.
k. Pangsa Pasar. Selisih jumlah barang/jasa yang diminta dengan jumlah barang/jasa
yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah
5 tahun mencapai 40% berate bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi. Bila aspek pemasaran global layak, maka
analisis berikutnya adalah aspek produksi atau operasi.
2. Analisis Aspek Produksi/Operasi
a. Lokasi Produksi (dekat ke pemasok, ke konsumen, ke alat transport atau diantara
ketiganya, lokasi bisnis menarik agar konsumen tetap loyal).
b. Volume Produksi (tidak kelebihan agar tidak menimbulkan permasalahan baru
dalam penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok
penjualan, dan tidak pula kekurangan).
c. Mesin dan Peralatan (harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan
yang akan dating, serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi
kelebihan kapasitas).
d. Bahan Baku dan Bahan Penolong (persediaan harus sesuai dengan kebutuhan agar
lebih efisien).
e. Tenaga Kerja (jumlah dan kualitas karyawan harus disesuaikan dengan keperluan
jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan itu agar lebih
tepat, lebih cepat dan lebih hemat/efisien).
f. Lay Out Proses Produksi (harus tepat sesuai tata letak dan prosesnya lebih praktis
sehingga efisien).
3. Analisis Aspek Manajemen
a. Kepemilikan (apakah milik pribadi atau bersama/persekutuan: CV, PT, bentuk
badan usaha lain, apa saja keuntungan dan kerugian unit bisnis yang kita pilih,
hedaknya kita pilih yang tidak berisiko tinggi dan lebih menguntungkan.
b. Organisasi (apakah line, staf, line and staf atau bentuk lain, sehingga lebih tepat dan
efisien).
c. Tim Manajemen (dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara professional,
bila bisnisnya besar buat team manajemen yang solid).
d. Karyawan (harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang
diperlukan).
4. Analisis Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana (berapa kebutuhan dana untuk operasional, missal berapa besarnya
dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja, modal awal).
b. Sumber Dana (sumber dana internal = modal yang disetor, laba yang ditahan,
penyusutan dan sumber dana eksternal = saham, obligasi, pinjaman).
c. Proyeksi Neraca (untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta kondisi
keuangan lainya, misalnya posisi aktiva lancer, aktiva tetap, pasiva lancer,
kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih).
d. Proyeksi Rugi dan Laba (komponen rugi laba meliputi proyeksi penjualan, proyeksi
biaya, proyeksi rugi/laba bersih).
e. Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow). Ada 3 jenis aliran kas yaitu :
1. Aliran kas masuk (cash in flow), merupakan penerimaan-penerimaan berupa hasil
penjualan atau pendapatan.
2. Aliran kas keluar (cash out flow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran
bunga dan pajak.
3. Aliran kas masuk bersih (net cash in flow), merupakan selisih dari aliran kas
masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga
setelah pajak.
“Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + (1 – tarif pajak) bunga”

8. Tugas “Membuat Studi Kelayakan Usaha/Bisnis”.


Jawab : Suatu perusahaan ingin menambahkan mesin berteknologi baru (teknopreneur)
dengan biaya investasi awal sebesar Rp. 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun
(berdasarkan payback period). Dari hasil survei diperoleh perkiraan cash flow (penerimaan
dan biaya) adalah sebagai berikut (tabel 9.1) :
Tabel 9.1. Penerimaan dan Biaya
Tahun Biaya total (Ct) Penerimaan total (Bt)
(jutaan rupiah) (jutaan rupiah)
0 40 0
1 10 20
2 15 25
3 40 80
4 20 60
5 5 40
Bila uang yang diinvestasikan tersebut dapat pinjaman dari bank dengan bunga 18% per
tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara ekonomis? Dengan
menggunakan rumus :

Bt Ct
NPV =∑
( ){
( 1+0 , 18 ) t
− Co+∑
(
( 1+0 , 18 )t )}
Maka dalam tabel (9.2) akan tampak sebagai berikut :
Tabel 9.2. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 18%.
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5) = (2)(3) (6) = (2)(4) (7) = (6) - (5)
0 1 40 0 40,00 0 -40
1 0,8475 10 20 8,47 16,95 8,48
2 0,7182 15 25 10,77 17,95 7,18
3 0,6086 40 80 24,34 46,69 22,35
4 0,5158 20 60 10,23 30,95 20,63
5 0,4371 5 40 2,19 17,48 15,29
NPV(i=0,18) = NPVt = 33,93
Catatan PFt = (1 + i)-t = (1 + 0,18)-t
Berdasarkan perhitungan NPV diatas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin baru tersebut
sebesar Rp. 33,93 juta lebih besar daripada nol, maka pembelian mesin tersebut layak berdasarkan
pertimbangan ekonomi.

3). Kriteria Rasio Manfaat-Biaya (Benefit Cost Ratio)


Untuk menghitung benefit cost ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut :

BCR (i )=
∑ ( Bt / ( 1+i )i )
(Co+∑ ( Ct / ( 1+ i)t ) )
Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR > 1. Dari kasus diatas maka besarnya BCR adalah
sebagai berikut :
PFt(Bt) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02
PFt(Ct) = 40 + 8,47 + 10,77 + 24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09

BCR (i)=
∑ PFt (Bt ) =130 , 02
∑ PFt ( Ct ) 96 ,09 = 1,35

Karena nilai BCR > 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan tersebut layak secara
ekonomis. Manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih besar
daripada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18. Dengan besarnya BCR =
1,35 berarti setiap Rp. 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp. 1,35 karena
itu investasi dalam usaha tersebut sangat layak. Bila BCR < 1, maka proyek bisnis
memberikan kerugian secara ekonomis.
4). Kriteria internal rate of return (IRR)
Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai net preset value (NPV) adalah nol atau
disebut juga indeks keuntungan (profitability indeks = PI). Kriteria IRR adalah :
Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis.
dimana :
MARR = minimum attractive rate of return
IRR dapat dihitung dengan cara melakukan coba-coba memasukkan interest rate, yaitu
untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate 18% maka nilai NPV = Rp. 33,93
juta yang berarti nilai NPV > 0. Karena nilai NPV > 0 maka kita coba lagi dengan
menggunakan bunga diatas 18%, misalkan 24% sehingga hasilnya adalah sebagai berikut
(tabel 9.3) :
Tabel 9.3. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 24%.
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5) = (2)(3) (6) = (2)(4) (7) = (6) - (5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7353 10 20 7,35 14,71 7,36
2 0,5407 15 25 8,11 13,51 5,40
3 0,3975 40 80 15,90 31,80 15,90
4 0,2923 20 60 5,85 17,54 11,69
5 0,2149 5 40 1,01 8,59 7,58
NPV(i=0,18) = NPVt = 7,94

Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV nya masih lebih besar daripada 0.
Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya sebagai berikut (tabel 9.4)
Tabel 9.4. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 40%.
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5) = (2)(3) (6) = (2)(4) (7) = (6) - (5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7143 10 20 7,14 14,28 7,14
2 0,5102 15 25 7,65 12,76 5,11
3 0,3644 40 80 14,58 29,15 14,57
4 0,2603 20 60 5,20 15,62 10,42
5 0,1859 5 40 0,93 7,43 6,50
NPV(i=0,18) = NPVt = 3,74

Ternyata NPV > 0, maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga sebesar 48 persen.
Hasilnya adalah sebagai berikut (tabel 9.5), NPV(i=0,48) :
Tabel 9.5. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 48%.
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5) = (2)(3) (6) = (2)(4) (7) = (6) - (5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,6757 10 20 6,76 13,51 6,75
2 0,4565 15 25 6,85 11,41 4,56
3 0,3085 40 80 12,34 24,68 12,34
4 0,2084 20 60 4,17 12,50 8,33
5 0,1408 5 40 0,70 5,63 4,93
NPV(i=0,48) = NPVt = -3,09
Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% ternyata nilai NPV < 0. Dengan cara dicoba-coba
seperti diatas, maka diperoleh :
NPV(i-0,18) = 33,93 > 0
NPV(i-0,36) = 7,94 > 0
NPV(i-0,36) = 3,74 > 0
NPV(i-0,48) = -3,09 > 0
NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48, selain diantara angka-angka itu NPV tidak sama
dengan nol. Dengan menggunakan interpolasi;
i = 0,40 → NPV = 3,74
i = 0,48 → NPV = -3,09
maka,
IRR = 0,40 + (3,74 – 0)/(3,74 – (-3,09)(0,48 – 0,40)
IRR = 0,4438 atau 44,38%
Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak secara
ekonomis.

9. Tugas “Menyusun Studi Kelayakan Usaha/Bisnis”.


Jawab : Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara
ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya menyusun laporan studi kelayakan
usaha/studi kelayakan bisnis. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya
berisikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru/Pengembangan Bisnis
1.2. Nama dan Alamat Perusahaan
1.3. Bidang Usaha
1.4. Bentuk Perusahaan
1.5. Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan yang sudah ada)
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI (untuk perusahaan yang sudah ada)
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
2.2. Perizinan
2.3. Aspek Teknis Produksi/Operasi
2.4. Aspek Pemasaran
2.5. Aspek Manajemen
2.6. Aspek Keuangan
BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN (untuk proyek bisnis baru)
3.1. Proyek yang diusulkan
a. Sifat investasi (baru/perluasan)
b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)
3.2. Aspek Teknis
a. Sifat proyek
b. Jenis dan jumlah produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan peralatan
f. Lay out process
g. Proses produksi
h. Kapasitas produksi
i. Bahan baku dan bahan penolong
j. Tenaga kerja
3.3. Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
c. Pasar Sasaran (Market Targeting)
d. Volume dan Harga Penjualan
e. Masa Hidup Produk
f. Struktur Pasar
g. Persaingan dan Strategi Bersaing
h. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
i. Pangsa Pasar
j. Gross Profit Margin
3.4. Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Manajemen
d. Tenaga Kerja / Karyawan
3.5. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan
d. Prediksi Biaya
e. Prediksi Rugi Laba
f. Kriteria Investasi

Anda mungkin juga menyukai