Demikian pula dengan cara perhitungan untuk 2 kali pesan, 3 kali pesan, dan seterusnya.
2. Pengendalian Peralatan
Pengendalian peralatan juga termasuk hal penting, karena merupakan aset yang utama dalam
suatu usaha. Manfaat dari pengendalian peralatan, antara lain adalah : proses produksi akan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan peralatan yang diperlukan sudah tersedia dalam
keadaan siap pakai terjaganya peralatan dalam kondisi baik, berjalannya proses produksi dengan
baik sehingga dengan demikian dapat terhindar dari kemungkinan risiko kerugian.
3. Pengendalian Tenaga Kerja
Agar pelaksanaan proses produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah
ditetapkan harus disiapkan, maka perlu disiapkan pula tenaga kerja sesuai dengan yang
diperlukan. Hal-hal yang perlu disiapkan berkaitan dengan tenaga kerja ini, adalah : jumlah
tenaga kerja yang diperlukan, syaratsyarat ketrampilan, rencana latihan yang diperlukan,
menciptakan semangat dan gairah kerja dengan jalan penentuan gaji/ upah, serta kondisi kerja
yang baik dalam rangka perawatan tenaga kerja yang baik.
4. Pengendalian Biaya
Kegiatan pengendalian biaya perlu dilakukan agar biaya untuk membuat barang sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Seandainya ada penyimpangan biaya dari yang sudah
direncanakan, maka hal itu sudah harus diperhitungkan sebelumnya. Pengendalian biaya dapat
dilakukan melalui 4 (empat) langkah, yaitu :
1. menetapkan standar untuk biayabiaya kegiatan produksi
2. membandingkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya
3. menetapkan bagian yang bertanggung jawab untuk menangani jika terjadi penyimpangan, dan
4. melaksanakan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan
Setiap tahapan produksi selalu ada biaya yang membuat biaya tersebut lebih tinggi dari yang
seharusnya, penyebab tingginya biaya tersebut antara lain adalah pemakaian bahan yang
berlebihan, pemakaian jam tenaga kerja yang berlebihan, dan pemakaian dana untuk investasi
yang berlebihan. Pemakaian yang berlebihan tersebut dinamakan pemborosan (waste). Untuk
mengatasi pemborosan tersebut dapat diatasi melalui beberapa langkah sebagai berikut :
1. Pembelian yang baik. Pembelian bahan yang berkualitas baik dengan harga yang lebih rendah
berarti menekan biaya bahan. Harga yang murah memungkinkan pembelian bahan dalam jumlah
yang banyak, sehingga dapat dihasilkan produk jadi lebih banyak pula.
2. Menekan pemborosan bahan. Usahakan agar bahan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
sehingga mengurangi bahan yang terbuang, misalnya cara memberi pakan ikan diusahakan
jangan sampai ada pakan yang tidak termakan karena ikan sudah kenyang, tapi pakan tetap
masih diberikan.
3. Menekan hasil produksi yang tidak baik atau cacat. Dari sekian banyak produksi mungkin ada
yang tidak baik atau cacat akibat kesalahan manusia, oleh karena itu hindari dengan cara
menerapkan disiplin kerja yang selalu mematuhi prosedur kerja yang sesuai dengan persyaratan
teknis.
4. Menekan biaya tenaga kerja. Menekan biaya tenaga kerja artinya menekan jam kerja yang
berlebihan karena jam kerja menentukan upah yang harus dibayarkan. Jam kerja yang berlebihan
bisa terjadi karena tenaga kerja tersebut kurang efisien, misalnya mobilitas pekerja terganggu
akibat dari tataletak peralatan yang kurang baik.
5. Menekan biaya sediaan. Biaya sediaan sebaiknya ditekan serendah mungkin, karena semakin
besar biaya sediaan maka semakin besar kemungkinan biaya lain yang harus ditanggung oleh
perusahaan, misalnya : bunga pinjaman, asuransi, sewa gudang, risiko kerusakan barang, dan
opportunity cost yang sebetulnya bila di simpan di bank akan menghasilkan bunga dengan risiko
minimum. Meskipun demikian bahan sediaan harus tetap ada karena untuk menjamin kontinuitas
produksi.
5. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan usaha memepertahankan dan memperbaiki kualitas produk.
Pengendalian kualitas bertujuan agar hasil atau produk sesuai dengan spesifikasi yang telah
direncanakan (memuaskan konsumen).
Pengendalian kualitas dapat dilakukan dalam 4 (empat) langkah, yaitu :
1. menentukan standar kualitas produk
2. menilai kesesuaian produk denganstandar
3. mengadakan tindakan koreksi
4. merencanakan perbaikan secara terus menerus untuk meniali standar yang telah ditetapkan
Pengendalian kualitas pada dasarnya adalah suatu kegiatan terpadu antar bagian perusahaan,
yaitu : bagian pemasaran, mengadakan penilaian- penilaian tingkat kualitas yang dikehendaki
oleh para konsumen, bagian perencanaan, merencanakan model produk sesuai dengan spesifikasi
yang disampaikan oleh bagian pemasaran, bagian pembelian bahan, memilih bahan sesuai
dengan spesifikasi yang diminta oleh bagian perencanaan, bagian produksi, memilih peralatan
yang akan digunakan dan melakukan proses produksi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Kegiatan Budidaya Ikan saat ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi
masyarakat. Segmen usaha budidaya ikan berdasarkan proses produksinya dibagi menjadi tiga
kelom- pok yaitu usaha pembenihan ikan, usaha pendederan ikan dan usaha pembesaran ikan.
Usaha pembenihan ikan merupakan suatu usaha perikanan yang keluarannya (output) adalah
benih ikan. Usaha pembe- saran ikan merupakan suatu usaha peri- kanan yang keluarannya
(output) adalah ikan keluarannya (output) adalah benih ikan tetapi ukurannya lebihbesar dari
output pembenihan. Komoditas yang dipilih dalam usaha budidaya ikan sangat bergantung pada
permintaan pasar, lingkungan dan aspek teknis lainnya. Berdasarkan komoditas usaha perikanan
budidaya dikelompokkan menjadi usaha budidaya ikan air tawar, usaha budidaya ikan air payau
dan usaha budidaya ikan air laut. Suatu usaha secara umum dikatakan baik apabila usaha tersebut
sehat, menguntungkan, dan mampu melakukan investasi-investasi secara jangka pendek dan
jangka panjang. Dengan demikian suatu usaha harus layak ditinjau dari aspek finansial, aspek
finansial ini terutama menyangkut perbandingan antara pengeluaran (biaya) dengan pendapatan
(revenue earning) dari aktivitas usaha, serta waktu didapatkannya hasil (returns). Biaya adalah
jumlah korbanan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk (output) dalam suatu
kegiatan produksi. Berdasarkan pengelompokkannya biaya terdiri dari dua bagian yaitu biaya
investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai
kegiatan itu berlangsung sampai kegiatan tersebut mulai berjalan contohnya : pendirian
bangunan, pembelian peralatannya, tenaga kerja yang berhubungan biaya investasi, survey.
Sedangkan biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama produksi itu
berlangsung : misalnya : pembelian induk, tenaga kerja, biaya listrik dan air, bahan bakar, over
head cost dan lain-lain (Tabel 9.1 dan Tabel 9.2).