OLEH : Diarto Trisnoyuwono, ST., MT Priska G Nahak,ST.,MT Sutirto,ST.,MT
Dibiayai oleh : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2014 PERMASALAHAN MITRA Sistem yang digunakan oleh mitra saat ini adalah sistem long line. Kendala yang dihadapi antara lain: O Banyak rumput laut siap panen yang putus akibat peristiwa pasang surut, O Rumput laut mudah terkena penyakit akibat sampah laut yang banyak hanyut ke pantai, O Waktu petani habis tersita untuk kegiatan pemeliharaan mulai dari pagi hingga sore hari, O Semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan budidaya maka konflik akibat perebutan lokasi potensial akan mudah terjadi. Budidaya Rumput Laut Teknik Long Line Budidaya Rumput Teknik Rakit Yang Pernah Dibuat MITRA KELOMPOK USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (2 MITRA DENGAN USAHA YANG SEJENIS,) KONTRIBUSI MITRA TURUT BERPERAN AKTIF DALAM PEMBUATAN RAKIT UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT Metode Kerja Tahap observasi dan penyiapan wilayah binaan. Tahap pengumpulan bahan. Tahap konstruksi rakit apung. Tahap uji coba rakit apung (penempatan rakit apung di lokasi & penebaran bibit rumput laut). Tahap transfer teknologi (pemeliharaan rakit apung & budi daya rumput laut). Luaran Produk 1. Rakit Rumpon Apung dengan spesifikasi ukuran : panjang : 3m lebar : 3m Tinggi : 1m 2. Peningkatan pengetahuan & kemampuan mitra untuk membuat rakit sendiri serta teknik pemeliharaannya Keuntungan Konstruksi Rakit Apung Rumput Laut O Bahan rangka kotak rakit terbuat dari bambu hutan yang banyak ditemukan di wilayah NTT dan harganya jauh lebih murah dari bamboo jenis lainnya. Diameter minimal yang biasa digunakan adalah 5 7 cm O Rakit dilengkapi dengan jaring berukuran lubang - 1 inchi yang berfungsi sebagai tempat hidup, penahan sampah laut dan ikan besar, serta mencegah hanyutnya rumput laut. O kegiatan budidaya dilakukan pada area di luar pasangsurut yang umumnya tidak terdapat banyak sampah laut maka kegiatan pemeliharaan berupa pembersihan rumput dari sampah laut tidak harus dilakukan setiap dan sepanjang hari. O Bibit yang dibudidaya tidak diikatkan pada wadah apapun melainkan dibiarkan bergerak bebas di dalam kotak jaring Hasil IbM O Pembuatan rakit rumpon apung sebanyak 10 unit. O Dari hasil uji coba di laut Bolok, rumpon ternyata dapat menampung 200 kg bibit dengan kebutuhan luasan lahan 9 m . O Ukuran rakit yang dibuat adalah 3 x 3 x 1 m dengan jumlah bibit yang ditebar sebanyak 50 kg. Ini berarti teknik ini mampu mereduksi luas lahan dari 25 m menjadi 9 m. O Teknologi rakit rumpon apung budidaya 50 kg bibit hanya membutuhkan luasan 9m, jika dibandingkan dengan teknik long line akan membutuhkan bidang seluas 25m. Hasil IbM O Sistem longline berat kering = 10% dari berat basah. Namun dengan teknologi rakit, berat kering = 20% dari berat basah. O Teknik ini memiliki keunggulan dari segi efisisensi lahan, optimalisasi produk dan efektifitas kerja sumber daya manusia. BUKTI FISIK/DOKUMENTASI
PELATIHAN SINGKAT TENTANG TEKNIK
PEMBUATAN RAKIT BUKTI FISIK/DOKUMENTASI
PERAKITAN BAMBU MENJADI RANGKA RAKIT
BUKTI FISIK/DOKUMENTASI
Pemasangan Jaring pada Rangka Rakit
BUKTI FISIK/DOKUMENTASI
Pembuatan dan Pemasangan Jangkar
BUKTI FISIK/DOKUMENTASI Pemasangan Rakit di Laut BUKTI FISIK/DOKUMENTASI Penebaran Bibit SEKIAN & TERIMA KASIH