UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NO. 2 TAHUN 2017

TENTANG JASA KONSTRUKSI

Bandung, 05 Maret 2018

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
 PERBANDINGAN
UNDANG-UNDANG
JASA KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA 2

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 2 2
PERUMAHAN RAKYAT
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PERBANDINGAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
UNDANG-UNDANG JASA
KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN UU NO. 2 TAHUN 2017
1999
Wilayah Jasa Konstruksi Industri Konstruksi
Pengatur
an
Lingkup Pengguna dan Jasa, Usaha Penyediaan
Konstruks Penyedia Jasa Bangunan dan Rantai Pasok
i
Pembinaa Sentralisasi Desentralisasi
n
Lingkup 1. Pengaturan, 1. Penetapan Kebijakan
Pembinaa Pemberdayaan dan 2. Penyelenggaraan Kebijakan
n Pengawasan 3. Pengawasan, Pemantauan, dan
2. Pengembangan Evaluasi
(dilaksanakan oleh 4. Pengembangan Jasa Konstruksi
LPJK) dan Pengembangan Kerjasama
Klasifikasi ASMET CPC (KBLI)
Usaha
Partisipas 1. Forum Jasa 1. Satu Lembaga
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 3 3
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PERBANDINGAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
UNDANG-UNDANG JASA
KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO. 2 TAHUN 2017
(SISTEMATIKA) (SISTEMATIKA)
TERDIRI ATAS 12 BAB DENGAN 46
TERDIRI ATAS 14 BAB DENGAN 106 PASAL
PASAL
1. BAB I. KETENTUAN UMUM 1. BAB I. KETENTUAN UMUM
2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN 2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN
3. BAB III. USAHA JASA KONSTRUKSI
3. BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN
4. BAB IV. PENGIKATAN JASA KONSTRUKSI
KEWENANGAN
5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI 4. BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
6. BAB VI. KEGAGALAN BANGUNAN 5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
7. BAB VII. PERAN MASYARAKAT
6. BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN,
8. BAB VIII. PEMBINAAN
9. BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA
KESEHATAN DAN KEBERLANJUTAN
10. BAB X. SANKSI KONSTRUKSI
11. BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN 7. BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
12. BAB XII. KETENTUAN PENUTUP 8. BAB VIII. PEMBINAAN
9. BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA
KONSTRUKSI
10. BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
11. BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
12. BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF
13. BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN
14. BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 4 4
KETENTUAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA 5

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 5 5
PERUMAHAN RAKYAT
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM

Jasa Konstruksi adalah Pasal 1

layanan jasa konsultansi Menteri adalah menteri
konstruksi dan/atau yang menyelenggarakan
pekerjaan konstruksi urusan pemerintahan di
bidang jasa konstruksi
Pekerjaan Konstruksi
adalah keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang Konsultansi
meliputi pembangunan, Konstruksi adalah
pengoperasian, Usaha Penyediaan
layanan keseluruhan
pemeliharaan, Bangunan adalah
atau sebagian kegiatan
pembongkaran, dan pengembangan jenis
yang meliputi
pembangunan kembali usaha jasa konstruksi
pengkajian,
Standar
suatu Keamanan,
bangunan yang dibiayai sendiri
perencanaan,
Keselamatan, oleh Pemerintah Pusat,
perancangan,
Kesehatan dan Pemerintah Daerah,
pengawasan, dan
Keberlanjutan adalah badan usaha, atau
manajemen
pedoman teknis masyarakat, dan dapat Kegagalan Bangunan
penyelenggaraan
Keamanan, Keselamatan, melalui pola kerjasama adalah suatu keadaan
konstruksi suatu
Kesehatan tempat kerja untuk mewujudkan, keruntuhan
bangunan bangunan
konstruksi dan memiliki, menguasai, dan/atau tidak
perlindungan sosial mengusahakan, berfungsinya bangunan
tenaga kerja, serta tata dan/atau setelah penyerahan
lingkungan setempat dan meningkatkan akhir hasil jasa
pengelolaan lingkungan kemanfaatan konstruksi
hidup dalam bangunan
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 6
penyelenggaraan jasa
TANGGUNG JAWAB
DAN KEWENANGAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA 7

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 7 7
PERUMAHAN RAKYAT
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
TANGGUNG JAWAB DAN
PERUMAHAN RAKYAT KEWENANGAN
Selaras dengan UU No. 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah
Pasal 4 s.d pasal 8 Daerah
untuk Sub Urusan Jasa Konstruksi
TANGGUNG JAWAB KEWENANGAN
PEMERINTAH PUSAT KEPALA DAERAH
a. Peningkatan kapasitas usaha Kewenangan Pemerintah Daerah
b. Terciptanya kesetaraan hak- Provinsi yaitu :
kewajiban pengguna dan a. Sebagai wakil Pemerintah Pusat
penyedia jasa melakukan Pemberdayaan dan
c. Terselenggaranya jasa Pengawasan
konstruksi sesuai K4 b. Pelatihan tenaga ahli
d. Peningkatan kompetensi c. Pengelolaan Sistem Informasi
e. Peningkatan material dan
Kewenangan Pemerintah Daerah
peralatan dalam negeri
Kabupaten/Kota:
f. Peningkatan partisipasi d. Pelatihan tenaga terampil
masyarakat e. Pengelolaan sistem informasi
g. Penyediaan sistem informasi f. Penerbitan IUJK
jasa konstruksi g. Pengawasan tertib usaha dan
penyelenggaraan
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 8
USAHA
JASA KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA 9

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 9 9
PERUMAHAN RAKYAT
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI STRUKTUR USAHA JASA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT Pasal 11 s.d pasal 17
JENIS USAHA SIFAT KLASIFIKASI LAYANAN USAHA
Umum 1. Arsitektur; 1. Pengkajian;
2. Rekayasa; 2. Perencanaan;
3. Rekayasa terpadu; 3. Perancangan;
dan 4. Pengawasan; dan/atau
4. Arsitektur lanskap 5. Manajemen penyelenggaraan
Jasa Konsultansi dan perencanaan konstruksi.
Konstruksi wilayah.
Spesial 1. Konsultansi ilmiah 1. Survei;
is dan teknis; dan 2. Pengujian Teknis; dan/atau
2. Pengujian dan analisi 3. Analisis.
teknis.
Umum 1. Bangunan gedung; 1. Pembangunan;
dan 2. Pemeliharaan;
2. Bangunan sipil. 3. Pembongkaran; dan/atau
4. Pembangunan kembali.
Spesial 1. Instalasi; 1. Pekerjaan bagian tertentu dari
Pekerjaan is 2. Konstruksi khusus; bangunan konstruksi atau bentuk
Konstruksi 3. Konstruksi fisik lainnya.
prapabrikasi;
4. Penyelesaian
bangunan; dan
5. Penyewaan
peralatan.
Pekerjaan 1. Bangunan gedung;
SOSIALISASI 1. Rancang
UNDANG-UNDANG REPUBLIK bangun;
INDONESIA NO. 2 TAHUN dan
2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 10 10
Konstruksi dan 2. Perekayasaan, pengadaan, dan
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SEGMENTASI PASAR
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Pasal 19 s.d pasal 23
Bentuk dan Kualifikasi Usaha Segmentasi Pasar

1. Orang Perseorangan dan 1. Berisiko Kecil;

2. Badan Usaha Kualifikasi Kecil 2. Berteknologi sederhana; dan
3. Berbiaya kecil.

1. Badan Usaha Kualifikasi 1. Berisiko sedang;

Menengah 2. Berteknologi madya; dan/atau
3. Berbiaya sedang.

1. Badan Usaha Kualifikasi Besar 1. Berisiko Besar;

2. Perwakilan Badan Usaha Jasa 2. Berteknologi Tinggi; dan/atau
Konstruksi Asing 3. Berbiaya Besar.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 11 11
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGATURAN USAHA
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI ASING
Pasal 32 s.d pasal 34

1.Cara BUJK asing berusaha di indonesia

melalui:
a. Membuka kantor perwakilan
b. Kerjasama modal dengan BUJK
Nasional

2.Kewajiban BUJK Asing antara lain:

a. Kerjasama dengan BUJK Nasional
kualifikasi besar
b. Menempatkan WNI sebagai PEJABAT
TERTINGGI
c. Mempekerjakan lebih banyak TKI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 12 12
 TENAGA KERJA
KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA 13

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 13 13
PERUMAHAN RAKYAT
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA KERJA
PERUMAHAN RAKYAT KONSTRUKSI
Pasal 68 s.d pasal 73
STANDAR REMUNERASI TENAGA
MINIMUM KERJA
KONSTRUKS
I

KUALIFIKASI:
1. OPERATOR; SERTIFIKASI
2. TEKNISI/ANALIS; DAN PELATIHA KOMPETENSI
3. AHLI. N KERJA
KLASIFIKASI:
4. ARSITEKTUR;
5. SIPIL;
6. MEKANIKAL;
7. ELEKTRIKAL;
8. TATA LINGKUNGAN; LEMBAGA
DAN
9. MANAJEMEN
SERTIFIKASI
PELAKSANAAN PROFESI

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 14
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA KERJA
PERUMAHAN RAKYAT Pasal 74 KONSTRUKSI ASING

SERTIFIKAT PENYELENGGARAA
KOMPETENS N JASA
I KERJA KONSTRUKSI
WAJIB

KETENTUAN YANG WAJIB

DIPENUHI:
1.Memiliki RPTKA dan IMTA
2.Hanya Jabatan tertentu
3.Teregistrasi dari Menteri
Tenaga
Kerja
4.Melakukan alih pengetahuan
Konstruk dan teknologi
si Asing

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 15
PENYELENGGARAAN
JASA KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA 16

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 16 16
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Pasal 38 s.d pasal 39

Usaha Dikerjakan
Jasa sendiri
Konstruks Pengikatan jasa
Penyelengga i konstruksi
raan Jasa
Konstruksi Usaha Dikerjakan
Penyediaa sendiri
Perjanjian
n
penyediaan
Bangunan
bangunan

Pemda Provinsi dapat membuat kebijakan

khusus untuk meningkatkan kapasitas
pelaku jasa konstruksi di daerah
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 17 17
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PEMILIHAN PENYEDIA
PERUMAHAN RAKYAT JASA
Pasal 41 s.d pasal 44

METODE PEMILIHAN PENYEDIA

JASA
Pekerjaan Konstruksi Jasa Konsultansi Konstruksi
a. Tender: Pascakualifikasi, a. Seleksi: Pascakualifikasi
Prakualifikasi, dan Cepat dan Prakualifikasi
b. Pengadaan secara b. Pengadaan Langsung
eletronik
c. Pengadaan Langsung c. Penunjukan Langsung
d. Penunjukan Langsung

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 18 18
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGELOLAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

PENYEDIA JASA Pasal 46 s.d pasal 56 PENGGUNA JASA

1. Hasil Pekerjaan Membayar Hasil
Kontrak
Tepat Biaya, Mutu,
dan Waktu
Kerja Pekerjaan
Konstruk
2. Pelaksanaan si
sesuai Perjanjian
Kontrak Sumber Dana
3. Memenuhi standar Pemerintah;
SUB
K4 PENYEDIA JASA Badan Usaha;
1. Hasil Pekerjaan dan/atau
Tepat Biaya, Mutu, Masyarakat.
Dan Waktu
2. Pekerjaan Utama BUKTI KEMAMPUAN
diberikan kepada MEMBAYAR
Spesialis DAN/ATAU
3. Pekerjaan
Penunjang diberikan
KOMITMEN
kepada Kualifikasi PENGUSAHAAN
Kecil SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 19 19
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENJAMINAN PENYEDIA
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Pasal 57

Jaminan terdiri atas:

1.Jaminan penawaran;
2.Jaminan pelaksanaan;
3.Jaminan uang muka;
4.Jaminan pemeliharaan;
dan/atau
5.Jaminan sanggah banding.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 20 20
 KEGAGALAN
BANGUNAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA 21

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 21 21
PERUMAHAN RAKYAT
 KEGAGALAN BANGUNAN
Keterkaitan • Pada saat pemeriksaan jembatan harus
Pemeriksaan Jembatan mempertimbangkan aspek-aspek kekuatan struktur
diantaranya memperhatikan; gaya-gaya, momen-
Terhadap Kegagalan momen , tulangan dan pengencangan baut-baut
Bangunan Jembatan yang akan mengakibatkan kegagalan bangunan

Kegagalan Bangunan • Pemeriksa jembatan sebagai tenaga

ditetapkan oleh penilai
ahli harus memahami tatacara
ahli. Penilai ahli
ditetapkan oleh pemeriksaan dan penilaian kondisi
Menteri kerusakan jembatan.
• Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan
Bangunan dalam jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan
Jangka Waktu dan rencana umur konstruksi.
• Dalam hal rencana umur konstruksi lebih dari 10 (sepuluh)
Pertanggungjawaban tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan
Kegagalan Bangunan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa
Konstruksi

Ajang Zeenal Afandi

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KEGAGALAN BANGUNAN
Pasal 60 s.d pasal 67
KONDISI LANTAI BERBAHAYA

Laporan/Pengaduan

Penerimaan Laporan
Kegagalan Bangunan
oleh Menteri
1. Standar Mutu Bahan
2. Standar Mutu Peralatan
Penetapan Penilai Ahli 3. Standar Keselamatan Kerja Dan
oleh Menteri Kesehatan
4. Standar Prosedur Pelaksanaan
5. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan
6. Standar Operasi Dan
Laporan dari Penilai Ahli Pemeliharann
7. Pedoman Pelindungan Sosial
Tenaga Kerja
Penentuan Pihak yang 8. Standar Pengelolaan Lingkungan
Bertanggungjawab Hidup
9. Memperhatikan Kondisi Geografi
Rawan Gempa
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 23 23
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENYELESAIAN
PERUMAHAN RAKYAT SENGKETA
Pasal 88

TIDAK TERCAPAI

MUSYAWARAH
PENYELESAIA DISESUAIKAN
UNTUK
N SENGKETA BERDASARKAN KONTRAK
MUFAKAT
KERJA KONSTRUKSI
TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN
SENGKETA MELIPUTI : YA
a.MEDIASI; Dapat Tercantum upaya
b.KONSILIASI DAN; dibentuk penyelesaian?
c.ARBITRASE; Dewan
Sengketa TIDAK

PARA PIHAK
Anggota dewan sengketa
BERSENGKETA MEMBUAT
harus PROFESIONAL dan TATA CARA PENYELESAIAN
NETRAL SENGKETA YANG DIPILIH.
PUSDIKLAT JALAN, PEMUKIMAN PERUMAHAN
DAN I
NSFRASRUKTUR WILAYAH
PENGANTAR UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), ETOS KERJA DAN SMK3L 24
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
 PEMBINAAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA 25

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 25 25
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PEMBINAAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Pasal 76 s.d pasal 79

PEMERINTAH PUSAT
• Penetapan kebijakan
• Penyelenggaraan kebijakan strategis,
• Pemantauan dan evaluasi
• Pengembangan kerjasama dan
• Dukungan kepada gubernur
GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
• Penerapan pedoman teknis
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah provinsi
• Pemantauan dan evaluasi, dan
• Pemberdayaan
BUPATI/WALIKOTA
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah
kabupaten/kota; dan
• Pemantauan dan evaluasi
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 26
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENGAWASAN
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Pasal 80 s.d pasal 81
Pemerintah
Tertib penyelenggaraan
Pusat
dan/atau Tertib usaha dan
Pemerintah perizinan tata
Daerah bangunan
Mengawasi Tertib pemanfaatan dan
kinerja Penyedia Jasa

Bangunan perwakilan
Republik Indonesia di
Pemerintah luar negeri
Pusat Bangunan perwakilan
Mengawasi asing di wilayah
Indonesia
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 27
SISTEM INFORMASI
JASA KONSTRUKSI

DIREKTORAT JENDERAL BINA 28

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 28 28
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SISTEM INFORMASI
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI
Pengguna, Pasal 83
Penyedia, dan
Institusi terkait
HARUS memberikan Tanggung jawab dan
DATA dan kewenangan
INFORMASI Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
SISTEM Pembinaan Pemerintah
INFORMASI Pusat dan Pemerintah
TERINTEGRASI: Daerah
Tugas dan layanan yang
DIKELOLA dilakukan oleh
PEMERINTAH masyarakat
PUSAT

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 29
 PARTISIPASI
MASYARAKAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA 30

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 30 30
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PARTISIPASI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
MASYARAKAT JASA
Pasal 84 KONSTRUKSI
Masyarakat melalui SATU LEMBAGA akan
melaksanakan sebagian wewenang pemerintah
pusat
Kepengurusan LEMBAGA yang dibentuk oleh
Menteri mendapat persetujuan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
PERSYARATAN • Jumlah dan sebaran anggota
ASOSIASI • Pemberdayaan anggota
TERAKREDITA • kepengurusan yang demokratis
SI • Sarana dan prasarana

PEMBIAYAAN • APBN dan/atau sumber lain

yang sah
• PNBP
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 31
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PARTISIPASI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
MASYARAKAT JASA
Pasal 85 s.d pasal 87 KONSTRUKSI
Akses informasi
pengaduan, 1.Dugaan Kejahatan dan
gugatan, dan upaya Pelanggaran tidak mengganggu
mendapatkan ganti
atau menghentikan
kerugian atau
kompensasi penyelenggaraan jasa
Membentuk asosiasi konstruksi
2. Dugaan Kerugian Negara
PENGADUAN dilakukan
PEMERIKSAA berdasarkan hasil
N
pemeriksaan dari BPK
Aparat
Masyarakat
Penegak PEKERJAAN
Umum KONSTRUKSI
 Masukan Hukum
Perumusan Dikecualikan:
Kebijakan Jasa Konstruksi.
a.Terjadi hilangnya nyawa
 Forum Jasa Konstruksi di
berbagai seseorang
MEDIA b.Tertangkap tangan melakukan
tindak pidana korupsi.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 32
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PENYELESAIAN
PERUMAHAN RAKYAT SENGKETA
Pasal 88

TIDAK TERCAPAI

MUSYAWARAH
PENYELESAIA DISESUAIKAN
UNTUK
N SENGKETA BERDASARKAN KONTRAK
MUFAKAT
KERJA KONSTRUKSI
TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN
SENGKETA MELIPUTI : YA
a.MEDIASI; Dapat Tercantum upaya
b.KONSILIASI DAN; dibentuk penyelesaian?
c.ARBITRASE; Dewan
Sengketa TIDAK

PARA PIHAK
Anggota dewan sengketa
BERSENGKETA MEMBUAT
harus PROFESIONAL dan TATA CARA PENYELESAIAN
NETRAL SENGKETA YANG DIPILIH.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 33
SANKSI ADMINISTRATIF,
KETENTUAN PERALIHAN
DAN PENUTUP

DIREKTORAT JENDERAL BINA 34

KONSTRUKSI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KONSTRUKSI 34 34
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI SANKSI ADMINISTRATIF,
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN PERALIHAN DAN
PENUTUP
Pasal 103 s.d pasal 104

1. SANKSI ADMINISTRATIF DIBERIKAN KEPADA YANG

TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN.

2. LEMBAGA SESUAI UU NO. 18 TAHUN 1999 TETAP

MENJALANKAN TUGAS SAMPAI DENGAN
TERBENTUKNYA LEMBAGA SESUAI UNDANG-
UNDANG INI.

3. UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 1999 DINYATAKAN

TIDAK BERLAKU.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 35
KELEMBAGAAN Menteri
DIBENTUK DAN
Dewan
BERTANGGUNG JAWAB Pengawas

LEMBAGA

UNSUR:
1. Asosiasi Perusahaan
2. Asosiasi Profesi DIAKREDITASI
3. Penguna Jasa Sesuai peraturan
perundangan
UU 13/2003
4. Perguruan Tinggi/Pakar

Dapat juga dari

LISENSI UU 11/2014
Asosiasi terkait Rantai Pasok ASOSIASI ASOSIASI
PERUSAHAAN PROFESI
TERAKREDITASI TERAKREDITASI Lembaga
Diklat
PERSETUJUAN
LISENSI membentuk
membentuk

DPR LS-BU LS-P

SERTIFIKASI
SERTIFIKASI

BADAN USAHA KONSTRUKSI TK. KONSTRUKSI 33

 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH

PEMBINAAN DAN PERAN TENTANG PENYELENGGARAAN
TENTANG USAHA JASA
MASYARARAKAT JASA KONSTRUKSI JASA KONSTRUKSI
KONSTRUKSI

PERATURAN PERATURAN MENTERI PERATURAN PRESIDEN PERATURAN PRESIDEN

MENTERI TENTANG SISTEM TENTANG PENYEDIAAN TENTANG PENJAMINAN
TENTANG PERAN INFORMASI JASA BANGUNAN PENYELENGGARAAN JASA
SERTA KONSTRUKSI KONSTRUKSI
MASYARAKAT JASA
KONSTRUKSI

PERATURAN
PERATURAN MENTERI PERATURAN
MENTERI TENTANG TENTANG PEMBINAAN MENTERI
PEMBINAAN USAHA TENAGA KERJA TENTANG
JASA KONSTRUKSI KONSTRUKSI PEMBINAAN K4

pasal 18, pasal 42, pasal 45, pasal 51, pasal 82

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 37
 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
KETENANGAN DAN
PERUMAHAN RAKYAT KELANCARAN DALAM
PELAKSANAAN KONTRAK
UU NO. 18 TAHUN 1999
Ada ketentuan pidana yang menghentikan proses konstruksi jika terjadi
ketentuan pidana terkait dengan kesalahan perencanaan, pelaksanaan
konstruksi, dan pengawasan yang tidak sesuai dengan ketentuan
keteknikan yang menyebabkan kegagalan pekerjaan (Pasal 43).

UU NO. 2 TAHUN 2017

1. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat akan adanya dugaan
kejahatan dan/atau pelanggaran yang disengaja dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proses pemeriksaan hukum terhadap
Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dilakukan dengan tidak
mengganggu atau menghentikan proses penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
2. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat terkait dengan kerugian
negara dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proses pemeriksaan
hukum hanya dapat dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dari
lembaga negara yang berwenang untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
3. Hal-hal tersebut dikecualikan dalam hal terjadi hilangnya nyawa
Dalam Undang-Undang ini, jika terjadi pidana maka tidak akan
seseorang; dan/atau tertangkap tangan melakukan tindak pidana
menghentikan
korupsi (Pasal 86) proses konstruksi yang sedang berjalan.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 38
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI ASAS DAN TUJUAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
ASAS memberikan arah pertumbuhan dan
perkembangan Jasa Konstruksi untuk
Kejujuran dan Keadilan; mewujudkan struktur usaha kukuh, andal,
berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa
Manfaat; Konstruksi berkualitas;
mewujudkan ketertiban
Kesetaraan; penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang
menjamin kesetaraan kedudukan
Keserasian; Pengguna dan Penyedia Jasa, serta
peningkatan kepatuhan pada peraturan
Keseimbangan; mewujudkan
perundang-undangan peningkatan
Profesionalitas; partisipasi masyarakat di
bidang Jasa Konstruksi;
Kemandirian; TUJUAN menata sistem Jasa
Konstruksi yang mewujudkan
Keterbukaan; keselamatan publik dan
Kemitraan; kenyamanan lingkungan
terbangun;
Keamanan dan menjamin tata kelola
Keselamatan; penyelenggaraan Jasa
Kebebasan; Konstruksi yang baik; dan
Pembangunan menciptakan integrasi nilai
Berkelanjutan; dan tambah dari seluruh tahapan
Wawasan Lingkungan . penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 39 39
TERIMA KASIH