Anda di halaman 1dari 40

Latar Belakang Teknikal

Pengembangan Grafik Desain


Overlay MDP 2017
Penyaji :
Sutarso Joko Susilo, ST., MT.
susilo.sutarso@aecom.com

Dr Kemas A Zamhari 1
(zamhari21@gmail.com)
Tujuan
Setelah mengikuti workshop ini peserta
diharapkan dapat menjelaskan:

• Latar belakang engineering bagaimana metode


desain overlay dalam MDP 2017 ditetapkan.
• Batasan beban rencana untuk masing-masing
grafik desain.

2
Dr Kemas A Zamhari
Acuan: Austroads Guide

3
Dr Kemas A Zamhari
Garis Besar
I. Metode overlay aspal untuk kriteria alur (rutting)
menggunakan D0 (BB)
• Lendutan desain (Design deflection)
• Pengaruh overlay untuk mengurangi lendutan
II. Metode overlay aspal untuk kriteria retak akibat
lelah (fatigue cacking) menggunakan lengkung
lendutan (FWD) (D0 - D200)
• Lengkung desain (Design curvatures)
• Prediksi lengkung lendutan setelah overlay
berdasarkan nilai lengkung lendutan sebelum
overlay. 4
Dr Kemas A Zamhari
Desain berdasarkan lendutan (D0)
• Konsep:
• Metode yang digunakan didasarkan pada lendutan
balik rencana (dengan Benkelman Beam) yang
diperoleh secara empiris dan digunakan di Australia
selama 30 tahun.
• Untuk mencegah deformasi permanen pada beban
rencana, nilai lendutan karakteristik (D0) tidak boleh
melampaui lendutan rencana tsb.
• Untuk mencapai lendutan rencana, perkerasan
eksisting (dengan lendutan > lendutan rencana)
perlu dilapis dengan ketebalan tertentu. 5
Dr Kemas A Zamhari
Grafik Lendutan Rencana

5
Dr Kemas A Zamhari
Konversi lendutan maksimum FWD
menjadi lendutan balik Benkelman Beam
• Grafik desain lendutan rencana dikembangkan
berdasarkan lendutan BB.
• Jika D0 diukur menggunakan FWD, nilai lendutan yang
diperoleh harus dikonversi menjadi nilai lendutan balik
BB yang ekuivalen.
• Faktor standarisasi lendutan FWD menjadi lendutan
balik BB dikembangkan dari kajian lapangan dan
pemodelan,

7
Dr Kemas A Zamhari
Lendutan maksimum FWD distandarkan menjadi
Lendutan balik Benkelman Beam

8
Dr Kemas A Zamhari
Memperkirakan perubahan nilai D0 setelah overlay

• Berdasarkan sejumlah pemodelan linear


elastik, variasi nilai D0 akibat berbagai
ketebalan overlay dapat diperkirakan.

9
Dr Kemas A Zamhari
Model struktur perkerasan yang digunakan untuk
mendapatkan hubungan antara lendutan sebelum dan
setelah overlay

Layer Material Thickness Moduli


number (mm)
1 Asphalt overlay 25, 40 to 260 in 600 MPa at a WMAPT of 41°C and
20 mm steps deflectograph speed of 2 km/h

2 Existing trafficked 25, 50, 75, 100, 600 MPa at a WMAPT of 41°C and
asphalt 150 and 200 deflectograph speed of 2 km/h

3 Granular 200, 300, 400 and Maximum moduli of 350 MPa and 500
500 mm MPa, limited by thickness and
modulus of the overlying asphalt and
sublayered as described in Austroads
2008.

4 Subgrade Semi-infinite 30 MPa, 50 MPa, 70MPa and 150


MPa

10
Dr Kemas A Zamhari
Model struktur perkerasan yang digunakan untuk
mendapatkan hubungan antara lendutan sebelum dan
setelah overlay

Layer Material Thickness Moduli


number (mm)
1 Asphalt overlay 25, 40 to 260 in 600 MPa at a WMAPT of 41°C and
20 mm steps deflectograph speed of 2 km/h

2 Existing trafficked 25, 50, 75, 100, 600 MPa at a WMAPT of 41°C and
asphalt 150 and 200 deflectograph speed of 2 km/h

3 Granular 200, 300, 400 and Maximum moduli of 350 MPa and 500
500 mm MPa, limited by thickness and
modulus of the overlying asphalt and
sublayered as described in Austroads
2008.

4 Subgrade Semi-infinite 30 MPa, 50 MPa, 70MPa and 150


MPa

11
Dr Kemas A Zamhari
Contoh perkiraan pengurangan nilai
lendutan D0 akibat overlay
1.40
1.35
1.30 25 mm: y = 0.892x0.9331
1.25 40 mm : y = 0.8367x0.8932
1.20
60 mm: y = 0.7717x0.8389
1.15
1.10 80 mm : y = 0.7154x0.7849
1.05 100 mm: y = 0.6665x0.7333
1.00
120 mm y = 0.6241x0.6886
0.95
0.90
Deflectograph 0.85
deflection
0.80
after overlay 25 mm 40 mm
(mm) 0.75
0.70
0.65 60 mm 80 mm
0.60
0.55 100 mm 120 mm
0.50
0.45
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8
Deflectograph deflection before overlay (mm)
12
Dr Kemas A Zamhari
Pengaruh tebal overlay terhadap D0 WMAPT 41C
2.0

1.8
Deflectograph Deflection After Overlay (mm)

1.6

1.4

1.2

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4
Deflectograph Deflection Before Overlay (mm)
25mm 40mm 60mm 80mm 100mm
120mm 140mm 160mm 180 mm 200 mm
13
Dr Kemas A Zamhari
Estimasi tebal overlay
• Lendutan desain diperkirakan dari beban lalulintas
rencana; lendutan yang diperoleh adalah lendutan
maksimum setelah overlay.
• Karena lendutan setelah overlay dengan tebal
tertentu dapat diprdediksi dari lendutan sebelum
overlay maka,
• Dari lendutan sebelum overlay dan lendutan
desain, tebal overlay dapat dihitung.

14
Dr Kemas A Zamhari
Estimasi tebal overlay
WMAPT 41C
2.0

1.8

1.6

Deflectograph Deflection After Overlay (mm)


1.4
Y
1.2

1.0 T
0.8

Y 0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4
Deflectograph Deflection Before Overlay (mm)
25mm
120mm
40mm
140mm
60mm
160mm
80mm
180 mm
100mm
200 mm Z
X

Beban lalulintas rencana “X” memerlukan Lendutan sebelum overlay “Z” akan
overlay yang menghasilkan lendutan menjadi “Y” jika dilakukan overlay setebal
rencana “Y” “T”

15
Dr Kemas A Zamhari
Gabungan kedua grafik: Grafik perencanaan tebal overlay
berdasarkan lendutan sebelum dan setelah overlay

T X

16
Dr Kemas A Zamhari
Garis Besar
I. Metode overlay aspal Asphalt untuk kriteria alur (rutting)
menggunakan D0
• Lendutan desain (Design deflection)
• Pengaruh overlay untuk mengurangi lendutan
II. Metode overlay aspal untuk kriteria retak akibat lelah
(fatigue cacking) menggunakan lengkung lendutan (D0 - D200)
• Lengkung desain (Design curvatures)
• Prediksi lengkung lendutan setelah overlay berdasarkan nilai
lengkung lendutan sebelum overlay.

17
Dr Kemas A Zamhari
Bagaimana cara mendapatkan Grafik Desain
Overlay berdasarkan Lengkung Lendutan
(D0 – D200)?

18
Dr Kemas A Zamhari
Proses mendapatkan Grafik Desain Overlay
Berdasarkan Lengkung Lendutan (D0 – D200)

1. Memprediksi lengkung D0 - D200 pada beban FWD


40kN sebelum dan setelah overlay.
2. Memprediksi regangan tarik di bawah beban gandar
standar 80 kN.
3. Pemodelan sekitar 200 konfigurasi perkerasan untuk
setiap tebal overlay untuk:
a) Mendapatkan hubungan antara prediksi (D0-D200) dengan
regangan tarik aspal.
b) Memprediksi lengkung lendutan setelah overlay
berdasarkan lengkung lendutan sebelum overlay.
c) Berdasarkan lengkung lendutan (D0-D200) setelah overlay,
dapatkan beban izin (ESA5).
19
Dr Kemas A Zamhari
Memprediksi lengkung D0 - D200 pada beban
FWD 40kN SEBELUM overlay

Beban FWD: 40 kN;


Lengkung lendutan
Diameter 300 mm
permukaan
Jarak 200 mm

Taspal eksisting
D0 D200
TLFA

Tanah dasar

2020
Dr Kemas A Zamhari
Memprediksi lengkung D0 - D200 pada beban
FWD 40kN SETELAH overlay
Beban FWD: 40 kN;
Diameter 300 mm
Lengkung lendutan
permukaan
Jarak 200 mm
Toverlay
Taspal eksisting D0 D200

TLFA

Tanah dasar

2121
Dr Kemas A Zamhari
Memprediksi regangan tarik di bawah
beban gandar standar 80 kN
Beban roda 40 kN

Regangan tarik pada serat bawah lapis Jarak roda 330 mm


overlay  menentukan fatigue
Gunakan pendekatan Mekanistik
untuk memprediksi h (regangan
tarik) pada serat bawah lapis
overlay pada titik-titik ini
Toverlay
Taspal eksisting

TLFA

Tanah dasar

2222
Dr Kemas A Zamhari
Lengkung lendutan  Regangan Tarik

23
Dr Kemas A Zamhari
2432 konfigurasi struktur perkerasan
dimodelkan
Lapis ke Material Tebal (mm) Modulus (MPa)
40 s.d. 80 dengan
kenaikan per 5 mm; 80 1100 s.d. 1425
1 Aspal overlay
s.d. 260 mm dengan tergantung tebal overlay.
kenaikan per 20 mm.
1000 s.d. 1290,
tergantung tebal aspal
Tebal aspal 25; 50; 75; 100; 150; 200;
2 dan sub-lapisan sesuai
eksisting 250 dan 300 mm.
prosedur desain ME
(Circly)
Modulus maksimum 350
Lapis fondasi
3 200; 300; 400; 500. dan 500, tergantung
agregat
tebal aspal eksisting
4 Tanah dasar Semi-infinite (half-space) 30; 50; 70; dan 150

24
Dr Kemas A Zamhari
Lengkung lendutan >< Regangan Tarik

+ =

25
Dr Kemas A Zamhari
Hubungan antara D0-D200 dengan regangan
tarik aspal, contoh: kasus overlay 100 mm
500
500

450
450

400
400

350
350
Strain
Strain at
at bottom
bottom
of
of asphalt overlay 300
asphalt overlay 300
(microstrain)
(microstrain)
250
250

200
200 Regangan tarik pada serat
bawah lapis aspal dapat
150
150 diprediksi dari lengkung
lendutan (D0 – D200)
100
100
0.06
0.06 0.08
0.08 0.10
0.10 0.12
0.12 0.14
0.14 0.16
0.16 0.18
0.18 0.20
0.20 0.22
0.22 0.24
0.24 0.26
0.26
D0-
D0- D200
D200 under
under 40
40 kN
kN FWD
FWD load
load (mm)
(mm)

26
Dr Kemas A Zamhari
Memprediksi lengkung lendutan
setelah overlay berdasarkan
lengkung lendutan sebelum
overlay

27
Dr Kemas A Zamhari
Lengkung lendutan:
Sebelum dan Setelah Overlay

28
Dr Kemas A Zamhari
Contoh Lengkung Lendutan (D0-D200)
Setelah dan Sebelum Overlay
0.24
y = 0.2603x0.4811

0.22 y = 0.234x0.4452
y = 0.212x0.412
0.20
y = 0.1936x0.3824
40kN FWD curvature after overlay (mm)

0.18 y = 0.178x0.3555

0.16
y = 0.1643x0.3299

0.14

0.12

0.10

0.08

0.06
0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80
40kN FWD curvature before overlay (mm)

Tebal overlay 100mm 110mm 120mm 130mm 140mm 150mm 29


Dr Kemas A Zamhari
Menghitung umur fatigue
lapisan overlay

3030
Dr Kemas A Zamhari
Contoh hubungan antara prediksi D0- D200 pada permukaan
lapisan overlay dengan umur fatigue: 100 mm overlay
100 mm overlays on various thicknesses of existing asphalt
0.26

0.24

0.22
40kN FWD D0-D200 (mm)

0.20

0.18

0.16

0.14

0.12
Lengkung lendutan desain
0.10
Beban rencana
0.08

0.06
1.0E+05 1.0E+06 1.0E+07 1.0E+08
Allowable traffic loading (ESA5)
25 mm 50 mm 75 mm 100 mm 150 mm

31
Dr Kemas A Zamhari
Hubungan antara:
i. Prediksi D0-D200 dengan regangan tarik aspal;
ii. Regangan Tarik dengan beban izin;
iii. D0 – D200 dengan beban izin, pada overlay 100 mm

500
500

450
450

400
400

350
350
Strain
Strain at
at bottom
bottom
of
of asphalt overlay 300
asphalt overlay 300
(microstrain)
(microstrain)
250
250

200
200

150
150

100 100
100 mm
mm overlays
overlays on
on various
various thicknesses
thicknesses of
of existing
existing asphalt
asphalt
100
0.06
0.06 0.08
0.08 0.10
0.10 0.12
0.12 0.14
0.14 0.16
0.16 0.18
0.18 0.20
0.20 0.22
0.22 0.24
0.24 0.26
0.26 0.26
0.26
D0-
D0- D200
D200 under
under 40
40 kN
kN FWD
FWD load
load (mm)
(mm)
0.24
0.24

0.22
0.22

(mm)
200 (mm)
0.20
0.20

-D200 0.18
0.18
FWD DD00-D

0.16
0.16
40kN FWD

0.14
0.14
40kN

0.12
0.12

0.10
0.10

0.08
0.08

0.06
0.06
1.0E+05
1.0E+05 1.0E+06
1.0E+06 1.0E+07
1.0E+07 1.0E+08
1.0E+08
Allowable
Allowable traffic
traffic loading
loading (ESA5)
(ESA5)
25
25 mm
mm 50
50 mm
mm 75
75 mm
mm 100
100 mm
mm 150
150 mm
mm

32
Dr Kemas A Zamhari
Menentukan umur fatigue untuk tebal
overlay yang dipilih
• Untuk tebal yang dipilih, dapatkan lengkung lendutan setelah overlay.
• Umur fatigue untuk tebal tersebut dapat diperkirakan dari lengkung desain.

Lengkung lendutan sebelum overlay


0.24
y = 0.2603x0.4811

0.22 y = 0.234x0.4452
y = 0.212x0.412 0.24
0.20
y = 0.1936x0.3824 0.22
40kN FWD curvature after overlay (mm)

0.18 y = 0.178x0.3555
y = 0.1643x0.3299 0.20
0.16

0.18
0.14 40 kN FWD 80 mm
D0-D200
0.16
0.12 after overlay
(mm)
0.14
0.10

0.08
0.12
Lengkung lendutan sebelum overlay
0.06
0.10
200 mm
0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80
40kN FWD curvature before overlay (mm)
0.08
100mm 110mm 120mm 130mm 140mm 150mm 1.00E+06 1.00E+07 1.00E+08
Allowable traffic loading (ESA5)

33
Dr Kemas A Zamhari
Grafik desain overlay berdasarkan
lengkung lendutan (1)
• Gabungkan grafik-
grafik:
• hubungan lengkung
lendutan sebelum dan
setelah overlay dengan,
• grafik hubungan
lendutan setelah
overlay dengan beban
(ESA5) izin.
• Grafik gabungan tsb.
adalah grafik desain
overlay berdasarkan
lengkung lendutan.
34
Dr Kemas A Zamhari
Grafik desain overlay berdasarkan
lengkung lendutan (2)

35
Dr Kemas A Zamhari
Overlay tipis

Lengkung Semakin tipis


Lendutan FWD semakin besar
beban yang bisa
diterima?

36
Dr Kemas A Zamhari
Regangan tarik pada serat bawah lapis overlay
 menentukan fatigue
Regangan tarik di bawah beban gandar
standar 80 kN Pada lapis overlay tipis, semakin tipis overlay
semakin kecil regangan tarik  semakin besar
repetisi beban yang bisa diterima sebelum
Jarak roda 330 mm fatigue.

Pada overlay yang sangat-sangat tipis: hanya


terjadi tekan, tidak terjadi tarik.

Pada tebal overlay tertentu, semakin tebal


lapisan overlay semakin rendah regangan Tarik
Toverlay tipis  semakin besar repetisi izin beban

Taspal eksisting

TLFA

Tanah
dasar

3737
Dr Kemas A Zamhari
Hubungan antara tebal overlay dan regangan Tarik pada
serat bawah lapis overlay
Regangan tarik pada serat
bawah lapis overlay

Tebal overlay

38
Dr Kemas A Zamhari
Ringkasan:
• Telah diuraikan secara garis besar dasar-dasar pengembangan metode:

• Overlay aspal untuk kriteria alur (rutting) menggunakan D0


• Lendutan desain (Design deflection)
• Pengaruh tebal overlay terhadap pengurangan lendutan
• Menetapkan tebal overlay

• Overlay aspal untuk kriteria retak akibat lelah (fatigue cacking) menggunakan
lengkung lendutan
(D0 - D200)
• Lengkung desain (Design curvatures)
• Prediksi lengkung lendutan setelah overlay berdasarkan nilai lengkung lendutan
sebelum overlay
• Menetapkan tebal overlay

39
Dr Kemas A Zamhari
40
Dr Kemas A Zamhari

Anda mungkin juga menyukai