Anda di halaman 1dari 28

BAB 3

PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR DAN PENULANGAN

3.1 Perencanaan Balok


Ketentuan material beton dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
dalaam SNI 2847:2013 Pasal 21.1.4 bahwa kuat beton fc’ tidak boleh kurang dari 20 Mpa
(digunakan fc’ = 25 Mpa). Persyaratan mutu tulangan untuk SRPMK dalam pasal 21.1.5
bahwa tulangan pemikul lentur dan aksial atau kombinasi keduanya berupa tulangan ulir
yang memenuhi ASTM A706M mutu 420 Mpa.

a. Data Perencanaan
Jenis Tanah : Tanah Keras
Tinggi Bangunan : 5,85 Meter
Mutu Beton (fc') : 25 Mpa
Fy Tulangan : 420 Mpa
Fu Tulangan : 525 Mpa

b. Perhitungan Tulangan Balok


Perencanaan tulangan balok di dasarkan pada SNI 2847:2013 untuk bangunan
dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
Tinjauan frame 13 dari hasil analisis SAP 2000 ( Sloof )
Dimensi Balok : 25/30 cm
fc' : 25 Mpa
fy : 420 Mpa
d tulangan utama : 13 mm
d tulangan sengkang : 8 mm
bentang balok : 4000 mm
hf : 12 mm
d' : 253,5 mm
b : 0,85
θ : 0,8
b balok : 250
h balok : 300
Tebal Selimut : 40

ρmin 0,00333333
ρb 0,0253
ρmax 0,01897321

Hasil SAP 2000 (kgf/m)


Mu Tumpuan : 600,61
Mu Lapangan : 289,18
Vu : 878,94

26
Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan
Rn 0,01184635 Rn 0,005703748
ω 0,04077774 ω 0,040887438
ρhit 0,00242725 ρhit 0,002433776

ρmin > ρhit , dipakai ρmin ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 2,1125 cm2 As 2,1125 cm2
As' 1,3273229 cm2 As' 1,327322896 cm2

n tulangan 1,59154943 n tulangan 1,591549431

Digunakan tulangan tekan 2S13 (As2 terpasang = 2,65 cm2)


As = As1 + As2 = 4,7625 cm2

Digunakan tulangan tekan 4S13 (As2 terpasang = 5,31 cm2)

Tumpuan Lapangan
tekan 2S13 tekan 2S13
tarik 4S13 tarik 4S13

Syarat Spesi
a) 1/4 x d' = 63,4 mm
b) 8 x tul. longitudinal = 104 mm
c) 24 x tul. sengkang = 192 mm
d) 200 mm
Maka dipakai tulangan sengkang θ8 - 150 mm

Penulangan Geser
Vc 5291,8125
Vn 1464,9
Vc > Vn , maka tidak dibutuhkan tulangan geser

Tinjauan frame 1012 dari hasil analisis SAP 2000 ( Sloof S2 )


Dimensi Balok : 15/25 cm
fc' : 25 Mpa
fy : 280 Mpa
d tulangan utama : 12 mm
d tulangan sengkang : 8 mm
bentang balok : 4000 mm
hf : 12 mm
d' : 204 mm
b : 0,85
θ : 0,8
b balok : 150
h balok : 250

27
Tebal Selimut : 40

ρmin 0,005
ρb 0,0440
ρmax 0,03298752

Hasil SAP 2000 (kgf/m)


Mu Tumpuan : 30,21
Mu Lapangan : 10,07
Vu : 120,86

Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan


Rn 0,00123407 Rn 0,000411356
ω 0,04096727 ω 0,040981961
ρhit 0,00365779 ρhit 0,003659104

ρmin > ρhit , dipakai ρmin ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 1,11928423 cm2 As 1,119685707 cm2
As' 1,13097336 cm2 As' 1,130973355 cm2

n tulangan 0,98966455 n tulangan 0,990019528

Digunakan tulangan tekan 2θ12 (As2 terpasang = 2,26 cm2)


As = As1 + As2 = 3,3793 cm2

Digunakan tulangan tekan 2θ12 (As2 terpasang = 2,26 cm2)

Tumpuan Lapangan
tekan 2θ12 tekan 2θ12
tarik 2θ12 tarik 2θ12

Syarat Spesi
a) 1/4 x d' = 51 mm
b) 8 x tul. longitudinal = 96 mm
c) 24 x tul. sengkang = 192 mm
d) 200 mm
Maka dipakai tulangan sengkang θ8 - 200 mm

Penulangan Geser
Vc 2555,1
Vn 201,433333
Vc > Vn , maka tidak dibutuhkan tulangan geser

Tinjauan frame 1198 dari hasil analisis SAP 2000 ( Ring Balok 1 )
Dimensi Balok : 15/25 cm
fc' : 25 Mpa

28
fy : 280 Mpa
d tulangan utama : 12 mm
d tulangan sengkang : 8 mm
bentang balok : 4000 mm
hf : 12 mm
d' : 204 mm
b : 0,85
θ : 0,8
b balok : 150
h balok : 250
Tebal Selimut : 40

ρmin 0,005
ρb 0,0440
ρmax 0,03298752

Hasil SAP 2000 (kgf/m)


Mu Tumpuan : 185,92
Mu Lapangan : 77,32
Vu : 259,31

Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan


Rn 0,00759477 Rn 0,003158497
ω 0,04085367 ω 0,040932895
ρhit 0,00364765 ρhit 0,003654723

ρmin > ρhit , dipakai ρmin ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 1,11618053 cm2 As 1,118345164 cm2
As' 1,13097336 cm2 As' 1,130973355 cm2

n tulangan 0,98692027 n tulangan 0,988834228

Digunakan tulangan tekan 2θ12 (As2 terpasang = 2,26 cm2)


As = As1 + As2 = 3,3762 cm2

Digunakan tulangan tekan 3θ12 (As2 terpasang = 3,39 cm2)

Tumpuan Lapangan
tekan 2θ12 tekan 2θ12
tarik 3θ12 tarik 3θ12

Syarat Spesi
a) 1/4 x d' = 51 mm
b) 8 x tul. longitudinal = 96 mm
c) 24 x tul. sengkang = 192 mm
d) 200 mm

29
Maka dipakai tulangan sengkang θ8 - 200 mm

Penulangan Geser
Vc 2555,1
Vn 432,183333
Vc > Vn , maka tidak dibutuhkan tulangan geser

Tinjauan frame 288 dari hasil analisis SAP 2000 ( Ring Balok 2 )
Dimensi Balok : 15/20 cm
fc' : 25 Mpa
fy : 280 Mpa
d tulangan utama : 12 mm
d tulangan sengkang : 8 mm
bentang balok : 4000 mm
hf : 12 mm
d' : 154 mm
b : 0,85
θ : 0,8
b balok : 150
h balok : 200
Tebal Selimut : 40

ρmin 0,005
ρb 0,0440
ρmax 0,03298752

Hasil SAP 2000 (kgf/m)


Mu Tumpuan : 20,96
Mu Lapangan : 20,38
Vu : 166,38

Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan


Rn 0,0011342 Rn 0,001102814
ω 0,04096905 ω 0,04096961
ρhit 0,00365795 ρhit 0,003658001

ρmin > ρhit , dipakai ρmin ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 0,84498665 cm2 As 0,844998214 cm2
As' 1,13097336 cm2 As' 1,130973355 cm2

n tulangan 0,74713224 n tulangan 0,747142459

Digunakan tulangan tekan 2θ12 (As2 terpasang = 2,26 cm2)


As = As1 + As2 = 3,105 cm2

Digunakan tulangan tekan 2θ12 (As2 terpasang = 2,26 cm2)

30
Tumpuan Lapangan
tekan 2θ12 tekan 2θ12
tarik 2θ12 tarik 2θ12

Syarat Spesi
a) 1/4 x d' = 38,5 mm
b) 8 x tul. longitudinal = 96 mm
c) 24 x tul. sengkang = 192 mm
d) 200 mm
Maka dipakai tulangan sengkang θ8 - 200 mm

Penulangan Geser
Vc 1928,85
Vn 277,3
Vc > Vn , maka tidak dibutuhkan tulangan geser

Tabel 3.1 Penulangan Sloof dan Balok


Tipe Dimensi (cm) Tul. Tumpuan Tul. Lapangan Sengkang
Sloof S1 Tul. tekan 2S13 Tul. tekan 2S13
25 x 30 Ø8 - 150 mm
Tul. tarik 4S13 Tul. tarik 4S13
Sloof S2 Tul. tekan 2θ12 Tul. tekan 2θ12
15 x 20 Ø8 - 200 mm
Tul. tarik 2θ12 Tul. tarik 2θ12
Ring Balok 1 Tul. tekan 2Ø12 Tul. tekan 2Ø12
15 x 25 Ø8 - 200 mm
Tul. tarik 3Ø12 Tul. tarik 3Ø12
Ring Balok 2 Tul. tekan 2Ø12 Tul. tekan 2Ø12
15 x 20 Ø8 -200 mm
Tul. tarik 2Ø12 Tul. tarik 2Ø12

3.2 Perencanaan Kolom


Data Perencanaan
fc 25 Mpa
fy 420 Mpa

Syarat Komponen Struktur


b 400 mm
h 400 mm
Ag 160000 Dari
Pu 2421231,00 N SAP
Mu 3870938,0 Nmm 2000
Pu > 400000

a. Penulangan Kolom
Tinjauan frame 239 dari hasil analisis SAP 2000 ( Kolom K1 )
Dimensi Balok : 40/40 cm
fc' : 25 Mpa

31
fy : 420 Mpa
d tulangan utama : 16 mm
d tulangan sengkang : 10 mm
tinggi kolom : 3350 mm
d' : 352 mm
b : 0,85
θ : 0,65
b kolom : 400 mm
h kolom : 400 mm
tebal selimut : 40 mm

Analisa Jenis Kolom


K 0,5 (Jepit-Jepit)
Tipe 12,29166667 < 22
maka termasuk kolom pendek sehingga tidak perlu perbesaran momen.
2
Ag = bxh= 160000 mm2 1600 cm

1. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom harus melebihi
(Ag.fc)/10 (SNI 2847:2013 pasal 21.6.1)
Pu > (Ag.fc)/10
2421231,0 > 400000 OK

2. Sisi terpendek penampang kolom tidak kurang dari 300 mm (SNI 2847-2013
pasal 21.6.1.1)
Ukuran Penampang 400 > 300 mm OK
3. Rasio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4 (SNI 2847-2013 pasal 21.6.1.2)

Rasio b/h = 380/380


1 > 0,4 OK

Rasio tulangan kolom menggunakan 1,5%. Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 10.9.1 rasio
tulangan ρg tidak boleh kurang 0,01 dan tidak boleh lebih dari 0,08.
ρg = 1,50%
2
Ast = 24 cm
Maka diambil tulangan kolom 8S16

32
Gambar 3.1 Hasil Diagram Interaksi Kolom K1

Dengan menggunakan tulangan longitudinal 8S16 cukup untuk menahan beban yang
bekerja . Syarat luas tulangan longitudinal kolom (SNI Ps 18.7.4) tidak boleh kurang dari
0,01Ag dan tidak boleh lebih besar dari 0,06 Ag.
Luas tulangan longitudinal yang dipakai :
n baut 8 buah
2
Ast 1607,68 mm
2
Ast min 1600 mm
2
Ast max 9600 mm

Kapasitas Kolom
θPn 2265640,00

θPn > Pu
2265640,0 > 242123,1 OK

Tinjauan frame 239 dari hasil analisis SAP 2000 ( Kolom K2 )


Dimensi Balok : 25/30 cm
fc' : 25 Mpa
fy : 420 Mpa
d tulangan utama : 16 mm
d tulangan sengkang : 8 mm
tinggi kolom : 3350 mm
d' : 252 mm
b : 0,85
θ : 0,65
b kolom : 250 mm
h kolom : 300 mm
tebal selimut : 40 mm
33
Syarat Komponen Struktur
b 250 mm
h 300 mm
2
Ag 75000 mm Dari
Pu 214074,20 N SAP
Mu 2537398,6 Nmm 2000
2
Pu > 187500 1875 cm

1. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom harus melebihi
Pu > (Ag.fc)/10
214074,20 > 187500 OK

2. Sisi terpendek penampang kolom tidak kurang dari 300 mm (SNI 2847-2013
Ukuran Penampang 300 > 300 mm OK
3. Rasio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4 (SNI 2847-2013 pasal 21.6.1.2)
Rasio b/h = 400/400
0,83333333 > 0,4 OK

Rasio tulangan kolom menggunakan 1,5%. Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 10.9.1 rasio
ρg = 1,50%
2
Ast = 28,125 cm
Maka diambil tulangan kolom 6S13

Gambar 3.1 Hasil Diagram Interaksi Kolom K2

Dengan menggunakan tulangan longitudinal 8S19 cukup untuk menahan beban yang
Luas tulangan longitudinal yang dipakai :
n baut 6 buah
2
Ast 1205,76 mm

34
2
Ast min 750 mm
2
Ast max 4500 mm

Kapasitas Kolom
θPn 834581,72

θPn > Pu
834581,72 > 21407,42 OK

b. Penulangan Geser Kolom


Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 21.6.5.1 bahwa nilai Ve tidak boleh lebih kecil dari nilai
geser terfaktor (Vu) yang dibutuhkan berdasarkan hasil Analisa struktur.

Dari hasil SP COLUMN di dapatkan nilai MPr atas dan MPr bawah adalah 153 kNm.
Ve = (Mpr atas + Mpr bawah)/Lu
= 100,327869 Kn

Diameter yang digunakan 8 mm


S < 48 D sengkang = 384 mm
S < 16 D Longitudinal = 256 mm
S < b atau h kolom = 150 mm

Berikut hasil peitungan perencanaan tulangan kolom

Tipe Kolom Dimensi (cm) Tulangan Sengkang


Kolom K1 40 x 40 8S16 Ø8 - 150 mm
Kolom K2 25 x 30 6S13 Ø8 -150 mm
Kolom Praktis 15 x 15 4Ø10 Ø8 – 200 mm

35
c. Strong Column Weak Beam
Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 10.6.2, desain dari kapasitas harus memenuhi syarat
berikut :
∑ Mnc ≥ (1,2) ∑ Mnb
Dimana ∑ Mnc adalah momen kapasitas kolom dan ∑ Mnb merupakan momen kapasitas
balok. Dalam Mnc harus dicari dari gaya aksial terfaktor yang menghasilkan kuat lentur
terendah, sesuai dengan arah gempa yang ditinjau untuk dipakai memeriksa syarat strong
column weak beam. Kemudian dari jumlah tulangan kolom dilanjutkan mengontrol
kapasitas kolom sehingga memenuhi persyaratan strong column weak beam.
Nilai Mnb didapatkan dari balok induk wilayah tributary terbesar, dimana data diketahui
sebagai berikut :

Data Perencanaan
Dimensi Balok 300 x 400 mm
As Tul. Atas Balok Tumpuan 905 mm
As Tul. Bawah Balok Tumpuan 452 mm
As Tul Pelat 628 mm
Luas tul. atas 1533 mm
Fy 240 Mpa
Fc 25 Mpa
b 300
h 400

NILAI Mnb
d 25 mm
a 9,4118E-01 mm
Mnb+ 1,1774E+05 Nmm
d 240 mm
a 9,035E+00 mm
Mnb- 1,085E+07 Nmm
∑ Mnb 1,097E+07 Nmm

Nilai Mnc didapatkan dari program bantu SPCOLUMN dimana sumbu x sama dengan
sumbu y. Output kolom bawah dan kolom atas sebagai berikut :

Gambar 3.2 Output SPCOLUMN dari Kolom Bawah dan Kolom Atas

Dari gambar 3.2 diketahui nilai Mnc bawah dan Mnc atas adalah 40,974 kNm dan 40,974
kNm

36
∑ Mnc = Mncatas + Mncbawah
NILAI Mnc
Mnc atas 40,974 kNm
Mnc bawah 40,974 kNm
∑ Mnc 81,948 kNm
maka :
∑ Mnc > 1,2∑Mnb
81,948 > 1,32E+01 OK

3.3 Perencanaan Pelat Lantai


Data Perencanaan
Mutu Beton (fc’) 25 Mpa
Tulangan Leleh (fy) 280 Mpa
Bentang Pendek (Lx) 4000 mm
Bentang Panjang (Ly) 4100 mm
Tebal Pelat (h) 120 mm
Diameter () 10 mm
Tebal Selimut (ts) 20 mm
Lebar Penampang (b) 1000 mm
d' 95
Tebal Pelat 120
b 0,85

a. Beban Pelat Lantai


1. Beban Mati ( Dead Load )
Beban Mati Pelat Lantai (DL)
Jenis Beban Berat Jenis Satuan
Spesi 21 Kg/m2
Keramik 24 Kg/m2
ME 40 Kg/m2
Sanitasi 20 Kg/m2
Plumbing 20 Kg/m2
Total Beban Mati (DL)
125 Kg/m2

2. Beban Hidup ( Live Load )


Lantai 1 488,44 Kg/m2
2
Total (LL) 488,44 Kg/m

3. Beban Rencana Terfaktor


Qu 931,504 Kg/m2

4. Momen Pelat Akibat Beban Terfaktor


Menentukan nilai momen lapangan dan tumpuan arah x dan arah y yang di akibatkan oleh
beban terbagi rata berdasarkan interpolasi pada tabel momen terbagi rata.
Koefisien Momen Pelat (β) = Ly/Lx

37
Momen 1,0 1,1 Interpolasi nilai x
Mlx 21 25 22
Mly 21 21 21
Mtx 52 52 52
Mty 52 52 52

Koefisien Momen Pelat


Lx/Ly 1,025
Mlx 327,88941
Mly 312,98534
Mtx 775,01133
Mty 775,01133

ρmin 0,005
ρb 0,0440
ρmax 0,03298752

Penulangan Lapangan Arah X Cek Kapasitas


Rn 0,00406055 a 6,138508758
ω 0,00357286 Mn 1208,843
ρhit 0,00031901
ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 475 As 524
As' 264 dipakai

n tulangan 1,79924242

Penulangan Lapangan Arah Y Cek Kapasitas


Rn 0,00387598 a 6,138508758
ω 0,00357314 Mn 1208,843
ρhit 0,00031903
ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 475 As 524
As' 264 dipakai

n tulangan 1,79924242

Penulangan Tumpuan Arah X Cek Kapasitas


Rn 0,00959766 a 6,138508758
ω 0,00356442 Mn 1208,843
ρhit 0,00031825
ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 475 As 524
As' 264 dipakai

n tulangan 1,79924242

38
Penulangan Tumpuan Arah Y Cek Kapasitas
Rn 0,00959766 a 6,138508758
ω 0,00356442 Mn 1208,843
ρhit 0,00031825
ρmin > ρhit , dipakai ρmin
As 475 As 524
As' 264 dipakai

n tulangan 1,79924242

3.4 Perencanaan Struktur Atap


Data Perencanaan
Penutup Atap Spandex
Berat Penutup Atap 4,46 kg/m2
Jarak Antar Gording 1,3 m
Sudut Kemiringan 15

Digunakan Gording UNP 150.65.20


Mutu Baja 37
fy 245 Mpa
fu 370 Mpa
G 80000 (Modulus Geser)
E 200000 (Modulus Elastisitas)

39
Kuda kuda menggunakan UNP 150.75.6.9
Properti Profil
A 150 mm Ix 864 cm
B 75 mm Iy 122 cm4
t1 6,5 mm ix 6,04 cm
t2 10 mm iy 2,27 cm
r 12 mm Zx 115 cm3
A 23,71 cm2 h 106
w 18,6 Kg/m Zy 23,6 cm3
Lb 4000 mm Mn' 281750

Hasil SAP 2000 (Kgm)


Mmax 49,25
Vu 56,1

Kontrol Kuat Geser


h/tw 16,3076923 < 107
Vn 10822,5
ØVn 9740,25
Vu 56,1

Sayap 3,75 ≤ 10,9


Badan 16,3076923 ≤ 107
Zx 87727 Kgcm
Lateral Buckling
Dari tabel Ir. Marwan perhitungan panjang Lp dan Lr didapatkan :
BJ 37 Lp 141,751 cm
Lr 445,869 cm
Lp < Lb < Lr, sehingga termasuk dalam bentang menengah Mn = ØMp

Dari SAP 2000 diperoleh hasil momen sebagai berikut


Mmax 49,25 Kgm
Ma 1000 mm
Mb 2000 mm
Mc 3000 mm
Cb 0,02450432
Mn 126471,07

Mn > Mp
126471,065 > 87727 OK

Perencanaan Gording
Data Perencanaan
Bentang Kuda Kuda 8,1 m
Kemiringan Atap 10
Panjang Miring Kuda Kuda 8,4 m

40
Jarak Antar Kuda Kuda 3 m
Jarak Miring Gording 1,4 m
Penutup Atap Genteng Spandek
Berat Penutup Atap 4,46 kg/m2
Berat Plafond + Penggantung 18 kg/m2
Tekanan Angin 30 kg/m2 (PPIUG 1983 Pasal 4.2. (2) Hal. 22)

Perhitungan Jumlah Medan dan Gording


Direncanakan Jarak Gording 1,4 m
Jumlah Medan Gording 7 medan
Jumlah Gording keseluruhan 7 gording

Perencanaan Dimensi Gording


Digunakan Profil 75 x 35 A 150 mm
B 75 mm
t 6,5 mm
Zx 115
Zy 23,6
A 23,71
R 5
C 15 mm
Mutu Baja Ringan G 550 fy 550 Mpa
fu 550 Mpa
Modulus
50000
Geser Mpa
E 210000 Mpa

Hasil SAP 2000 (kgf/mm)


qDx 159,82
qDy 2,696

Hasil SAP 2000 (Kgf/m)


PLx 334,01
PLy 404,8

Perhitungan Pembebanan Gording


Beban Mati (DL) Beban Gording 4,39 kg/m
Beban Penutup Atap 4,46 kg/m
Berat Plafond + Penggantung 18 kg/m
Total 26,85 kg/m
Berat Sambungan (10%) 2,685 kg/m
Beban Mati Total 29,535 kg/m
Beban Mati Arah X qx 157,392 qx = DL x Cos α
Beban Mati Arah Y qy 0,46816 qy = DL x Sin α
Momen Akibat Beban Mati Mx 179,798 Mx = 1/8 x qDx x L^2
My 0,07339 My = 1/8 x qDy x (L/3)^2

41
Beban Hidup Atap (L) 96 kg/m2 (SNI 1727:2013 Tabel 4.1 Hal. 26)

Beban Mati Arah X px 328,936 px = Px x Cos α


Beban Mati Arah Y py 70,2928 py = Py x Sin α
Momen Akibat Beban Mati MLx 250,508 Mx = 1/4 x PLx x L
MLy 303,6 My = 1/8 x PLy x (L/3)

Beban Angin (W)


Koefisien angin tekan (Ct) -0,2
Beban angin tekan (Wt) -8,4 kg/m

Koefisien angin hisap (Ch) -0,4


Beban angin hisap (Wh) -16,8 kg/m

Momen angin tekan (MWt) -9,45


Momen angin hisap (MWh) -2,1 kg/m

Beban Hujan (R)


Koefisien beban air hujan 32 (40 - 0,8 α)
Beban Air Hujan 44,8 kg/m (koefisien x jarak gording)
MRx 1/8 x R x L^2
Momen Hujan Arah X 50,4 MRy 1/8 x R x (L/3)^2
Momen Hujan Arah Y 5,6

Kontrol Kekuatan Profil Kanal


Pelat Sayap 11,5384615
λpf 29,1148509
Pelat Badan 23,0769231
λpw 73,4710333

rx 3,95 y angin tekan α < 65 (+0.02 α - 0,4)


zx 9,9 y angin hisap (-0.4)
zy 4,24 Wt Ct x W x Jarak Gording
a 23,71 MWt 1/8 x Wt x L^2
MWh 1/8 x Wt x (L/3)^2
Kontrol kuat lentur akibat tekuk lateral
Lp 0,355779943
Mnx 217,25
Mny 544,5

Kontrol terhadap geser


48,06245936
59,85960848
Cv 2,082706572
Vn 78243
Vu 236,3025

42
Mux 76,36 0,39053829
Muy 69,68 0,28437914
0,67491744

Qu 125,535 (dari SAP)

3.5 Sambungan Kolom dengan Baja UNP

Sambungan Balok dengan Kolom


Mu 15,23 Kgm
Pu 657,23 Kg
Direncanakan Baut diameter 13
fu 3700 kg/cm2
diameter 13 mm 1,3 cm
Nx 2 bh
Ny 2 baris
a 60 mm
Ab 1,3273229 cm2
Pelat Penyambung BJ 37
fu 3700
fy 2400
b pelat 200
tp 10

1. LETAK GARIS NETRAL


Jumlah baut total, n = nx * ny = 4 bh
Tinggi plat sambung, h = ny * a = 120 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D2 ) /4,424409654
a= mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 225 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x2
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0 kuadrat dalam x )
( persamaan
Ax = (b' - d)/2= 110,2877952
Bx = - b' * h = -27000
Cx = 1/2 * b' * h2 = 1620000
Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 14335087,28
→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) =105,24206 mm

2. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT


Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)

43
s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
s1 =: 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ]
maka diperoleh ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :


Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers.s1
(3)=: 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 3,06 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0,43 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 2,19 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Tegangan tarik putus baut, fub = 825 MPa
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa

3. GAYA TARIK PADA BAUT


Tu = s2 * a * d =
Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, 582 N
Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 291 N
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 133 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 82128 N
Tahanan tarik satu baut, ft * Tn = 61596 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1  ft * Tn
291 < 61596 → AMAN (OK)
4. GAYA GESER PADA BAUT
Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 26 N
Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0,4
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 133 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 43802 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 32851 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1  ff * Vn
26 < 32851 → AMAN (OK)

5. GAYA TUMPU PADA BAUT


Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 26 N
Diameter baut, d= 13 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa
44
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 115440 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 86580 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1  ff * Rn
26 < 86580 → AMAN (OK)

6. KOMBINASI GESER DAN TARIK


Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa
Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 621 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1,9
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 0,20 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 247,50 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab )  ff * r1 * m * fub
0,20 < 247,5 → AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 291 N


Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 80336 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1  ff * Tn
291 < 80336 → AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.75 * fub = 618,75 MPa


Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 806,62 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft  f1 - r2 * fuv
618,75 < 806,6 → AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft  f2
618,75 < 621,0 → AMAN (OK)

Maka dapat digunakan sambungan balok dengan kolom baut HTB 4Ø13

3.6 Perhitungan Pondasi Footplat


a. Data Perencanaan Pondasi Footplat
DATA TANAH
Kedalaman fondasi, Df = 1,25 m
Berat volume tanah, g= 18,00 kN/m3
Sudut gesek dalam, f= 40,00 

45
Kohesi, c= 6,00 kPa
Tahanan konus rata-rata (hasil pengujian sondir), qc = 42,58 kg/cm2
DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, Bx = 0,80 m
Lebar fondasi arah y, By = 0,80 m
Tebal fondasi, h= 0,25 m
Lebar kolom arah x, bx = 0,38 m
Lebar kolom arah y, by = 0,38 m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
BAHAN KONSTRUKSI
Kuat tekan beton, fc' = 25,0 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
Berat beton bertulang, gc = 24 kN/m3
BEBAN RENCANA FONDASI
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 75,317 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = 3,870 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = 1,567 kNm

B. KAPASITAS DUKUNG TANAH

1. MENURUT TERZAGHI DAN PECK (1943)

Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi dan Peck (1943) :


qu = c * Nc * (1 + 0.3 * B / L) + Df * g * Nq + 0.5 * B * Ng * (1 - 0.2 * B / L)

c= kohesi tanah (kN/m2) c= 6,00 


Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 1,25 m
g= berat volume tanah (kN/m )3
g= 18,00 kN/m3
B= lebar fondasi (m) B = By = 1281,00 m
L= panjang fondasi (m) L = By = 0,80 m
Sudut gesek dalam, f= 40,00 
f = f / 180 * p = 0,698131701 rad
(3*p / 4 - f/2)*tan f
a=e = 5,388035792
Kpg = 3 * tan [ 45 + 1/2*( f + 33) ] = 134,3147154
2

Faktor kapasitas dukung tanah menurut Terzaghi :


Nc = 1/ tan f * [ a2 / (2 * cos2 (45 + f/2) - 1 ] = 95,663
Nq = a2 / [ (2 * cos2 (45 + f/2) ] = Nc * tan f + 1 = 81,271
Ng = 1/2 * tan f * [ Kpg / cos2 f - 1 ] = 95,609

46
Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi :
2
qu = c*Nc*(1+0.3*B/L) + Df*g*Nq + 0.5*B*Ng*(1-0.2*B/L) = -19271912 kN/m
2
Kapasitas dukung tanah, qa = qu / 3 = -6423970,74 kN/m

2. MENURUT MEYERHOF (1956)

Kapasitas dukung tanah menurut Meyerhof (1956) :


qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ]2 * Kd ( dalam kg/cm2)
dengan, Kd = 1 + 0.33 * Df / B harus  1.33

qc = tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi ( kg/cm 2 )


B = lebar fondasi (m) B = By = 0,80 m
Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 1,25 m
Kd = 1 + 0.33 * Df / B = 1,515625 > 1.33
→ diambil, Kd = 1,33
Tahanan konus rata2 hasil sondir pada dasar fondasi, qc = 42,58 kg/cm2
qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ]2 * Kd = 3,245 kg/cm2
Kapasitas dukung ijin tanah, qa = 324,45 kN/m2

3. KAPASITAS DUKUNG TANAH YANG DIPAKAI


2
Kapasitas dukung tanah menurut Terzaghi dan Peck : qa = -6423970,74 kN/m
Kapasitas dukung tanah tanah menurut Meyerhof : qa = 324,45 kN/m2
Kapasitas dukung tanah yang dipakai : qa = 324,45 kN/m2

C. KONTROL TEGANGAN TANAH

47
Luas dasar foot plat, A = B x * By = 0,6400 m2
Tahanan momen arah x, Wx = 1/6 * By * Bx2 = 0,0853 m3
Tahanan momen arah y, Wy = 1/6 * Bx * By2 = 0,0853 m3
Tinggi tanah di atas foot plat, z = Df - h = 1,00 m
Tekanan akibat berat footplat & tanah,q = h * gc + z * g = 24,000 kN/m2
Eksentrisitas pada fondasi :
ex = Mux / Pu = 0,0514 m < Bx / 6 = 0,1333 m (OK)
ey = Muy / Pu = 0,0208 m < By / 6 =
0,1333 m (OK)
Tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar fondasi :
qmax = Pu / A + Mux / Wx + Muy / Wy + q = 205,398 kN/m2
qmax < qa → AMAN (OK)
Tegangan tanah minimum yang terjadi pada dasar fondasi :
qmin = Pu / A - Mux / Wx - Muy / Wy + q = 77,968 kN/m2
qmin > 0 → tak terjadi teg.tarik (OK)

D. GAYA GESER PADA FOOT PLAT

1. TINJAUAN GESER ARAH X

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,075 m


Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,175 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ax = ( Bx - bx - d ) / 2 = 0,123 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah x,
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 185,885 kN/m2

48
Gaya geser arah x, Vux = [ qx + ( qmax - qx ) / 2 - q ] * ax * By = 16,8 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = By = 800 mm
Tebal efektif footplat, d= 175 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0
Kuat geser foot plat arah x, diambil nilai terkecil dari V c yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 350 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 627 kN
-3
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10 = 233,3 kN
Diambil, kuat geser foot plat, → Vc = 233,3 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 175,0 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
175,000 > 16,8 → AMAN (OK)

2. TINJAUAN GESER ARAH Y

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,085 m


Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,165 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ay = ( By - by - d ) / 2 = 0,128 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah y,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 185,089 kN/m2
Gaya geser arah y, Vuy = [ qy + ( qmax - qy ) / 2 - q ] * ay * Bx = 17,47 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Bx = 800 mm
Tebal efektif footplat, d= 165 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,000
49
Kuat geser foot plat arah y, diambil nilai terkecil dari V c yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 330,0 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 564 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 220,0 kN
Diambil, kuat geser foot plat, → Vc = 220,0 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 165,0 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
165,000 > 17,5 → AMAN (OK)

3. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,085 m


Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,17 m
Lebar bidang geser pons arah x, c x = bx + 2 * d = 0,545 m
Lebar bidang geser pons arah y, c y = by + 2 * d = 0,545 m
Gaya geser pons yang terjadi,
Vup = ( Bx * By - cx * cy ) * [ ( qmax + qmin ) / 2 - q ] = 40,36 kN
2
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( cx + cy ) * d = 0,360 m
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( cx + cy ) = 2,180 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
fp = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' / 6 = 2,500 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 2,095 MPa

50
fp = 1 / 3 * √ fc' = 1,667 MPa
Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1,667 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0,75
Kuat geser pons, f * Vnp = f * Ap * fp * 10 =
3
449,63 kN
Syarat : f * Vnp ≥ Vup
449,625 > 40,4 → AMAN (OK)
f * Vnp ≥ Pu
449,625 > 75,32 → AMAN (OK)

E. PEMBESIAN FOOTPLAT

1. TULANGAN LENTUR ARAH X

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, ax = ( Bx - bx ) / 2 = 0,210


Tegangan tanah pada tepi kolom,
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 171,947 kN/m2
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,
Mux = 1/2 * ax2 * [ qx + 2/3 * ( qmax - qx ) - q ] * By = 3,003 kNm
Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = By = 800 mm
Tebal plat fondasi, h= 250 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 75 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 175 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,025
51
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6,475
Mn = Mux / f = 3,754 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,153
Rn < Rmax → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0004
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,003
Rasio tulangan yang digunakan, → r = 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 350,00 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 12 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
259 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan, → s= 200 mm
Digunakan tulangan, D 12 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s =
2
452,39 mm2

2. TULANGAN LENTUR ARAH Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, ay = ( By - by ) / 2 = 0,210 m


Tegangan tanah pada tepi kolom,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 171,947 kN/m2
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,

52
Muy = 1/2 * ay2 * [ qy + 2/3 * ( qmax - qy ) - q ] * Bx = 3,003 kNm
Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = Bx = 800 mm
Tebal plat fondasi, h= 250 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 85 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 165 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,025
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6,475
Mn = Muy / f = 3,754 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,172
Rn < Rmax → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0004
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,003
Rasio tulangan yang digunakan, → r = 0,0025
As = r * b * d =
2
Luas tulangan yang diperlukan, 330,00 mm
Diameter tulangan yang digunakan, D 12 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
274 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan, → s= 200 mm
Digunakan tulangan, D 12 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s =
2
452,39 mm2

53

Anda mungkin juga menyukai