Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN KONSULTAN MANAJEMEN

KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN BALI EXCLUSIVE


INTERNATIONAL AIRPORT

1.1. Pendahuluan
Candaka Bali Exclusive International Airport adalah bandar udara
pertama yang dibangun dan dioperasikan oleh Badan Usaha
Bandar Udara swasta. Lokasi bandar udara yang akan dibangun
terletak di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten
Jembrana, Provinsi Bali dengan estimasi luas lahan yang terpakai
sekitar 60 hektar (untuk Phase I).
Fasilitas utama yang akan dibangun adalah:
 Runway dengan panjang 1,400 m (akan diperpanjang menjadi
2.800 m pada tahap pembangunan berikutnya)
 Taxiway, apron untuk parkir pesawat.
 Helipad untuk mendarat/ terbang helikopter dan tempat
parkir helikopter.
 6 (enam) hangar untuk pesawat fixed wing dan helikopter
 Work shop untuk kegiatan pemeliharaan pesawat.
 Lounge/Terminal untuk penumpang
 dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk melayani
penerbangan pesawat.

Mengelola dan mengoperasikan bandar udara tidak hanya


sekedar melayani landing dan take off pesawat saja, tetapi
mengelola juga naik turunnya penumpang, memelihara fasilitas
bandar udara, parking pesawat, mengelola muatan barang/bagasi.
Operator bandar udara juga harus mengetahui dan mengerti
peraturan penerbangan dan keselamatannya, keimigrasian,
keamanan penerbangan dan banyak hal lainnya.
 Layanan Gawat Darurat : memberikan layanan respon yang
cepat terutama pada kejadian-kejadian darurat dimana
respon yang cepat sangat diperlukan;
Contohnya bila terjadi bencana alam dimana perlu mengirim
bantuan secepatnya ke lokasi kejadian.
1
 Wisata : Terbang langsung dari bandar udara kami ke lokasi
tujuan wisata dengan menggunakan helikopter akan
meningkatkan kenyamanan wisatawan untuk segera sampai
di tujuan wisatanya dibandingkan dengan menggunakan
moda transportasi lain yang memakan waktu yang lebih
lama;
 Unique Community Services: Bandar udara kami dapat
dijadikan Fixed Base;
 Operators (FBO) untuk perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang kedirgantaraan, misalnya sekolah pilot,
perawatan pesawat dan lain-lain;
 Local Business Operations: Perusahaan-perusahaan dapat
menggunakan jasa charter penerbangan yang kami sediakan
untuk keperluan bisnis perusahan tersebut.
 Cargo and Freight Services: meningkatnya transaksi on-line
dengan menggunakan teknologi internet mendorong
keperluan jasa angkutan barang yang cepat dan dapat
diandalkan.

1.2. Metode Pelaksanaan Manajemen Konstruksi


Manajemen Konstruksi dalam kontrak Construction Management
Association of America (CMAA) memuat tugas pokok dan tahapan
dalam Manajemen Kostruksi antara lain:
A. Tugas Pokok Konsultan Manajemen Konstruksi
1. Manajemen Perencanaan Proyek
2. Manajemen Harga
3. Manajemen Waktu
4. Manajemen Kualitas
5. Administrasi Kontrak
6. Manajemen Keselamatan
7. Praktek Profesional

B. Tahapan Pelaksanaan Konstruksi

2
1. Tahap Pra Desain
2. Tahap Desain
3. Tahap Penunjukan Pelaksana Konstruksi
4. Tahap Konstruksi
5. Tahap Pasca Konstruksi
6. Pelayanan Tambahan

1.2.1. Tugas dan Fungsi Konsultan Manajemen Konstruksi


Sebagai suatu system rekayasa, apabila semua sumber daya yang
berupa waktu, dana, peralatan, teknologi, manusia, material,
didalam proses konstruksi disusun dan diorganisasikan
membentuk urutan kegiatan-kegiatan dalam suatu kerangka
logis menyeluruh akan membentuk system manajemen
konstruksi.
Manajemen Konstruksi memiliki maksud dan tujuan agar dalam
penanganan proyek dapat dicapai hasil maksimal, yaitu:
• Memenuhi spesifikasi yang diinginkan;
• Selesai tepat waktu;
• Efisiensi biaya;
• Keamanan dan keselamatan kerja terjamin.

Gambar 1. Keterkaitan Biaya, Waktu dan Mutu dalam pelaksanaan


Konstruksi

3
Dengan demikian perusahaan Manajemen Konstruksi tersebut
mewakili pemilik dalam hal mengatur dan melaksanakan segala
fungsi manajemen termasuk dalam hal pengontrolan waktu
biaya dan kualitas dalam proyek yang akan dilaksanakan.
Terlihat pada bagan dibawah ini struktur organisasi proyek dari
mulai proyek tersebut masih dalam proses perencanaan sampai
terwujudnya proyek tersebut.

Gambar 2. Fungsi Manajemen Kontrsuksi dalam Proyek Konstruksi

1. Tugas Dalam Tahap Perencanaan dan Rancangan, antara lain :


a. Membuat rekomendasi pada pemilik dan arsitek dalam
semua aspek perencanaan untuk proyek konstruksi tersebut.
b. Membuat rekomendasi atas faktor-faktor yang serupa
seperti kelayakan konstruksi, penghematan-penghematan
yang mungkin, ketersediaan bahan-bahan bangunan dan
tenaga kerja, waktu yang diperlukan untuk pengadaandan
konstruksi serta biaya yang telah direncanakan.
c. Mempersiapkan taksiran anggaran berdasarkan sejumlah
survei tentang perencanaan dan spesifikasi pada tahap awal
pengembangan.
d. Merekomendasikan pengadaan bahan dan memperlancar
pembekalan atas barang-barang berjangka panjang untuk
menjamin penyerahan barang-barang tersebut pada batas
waktu yang diminta.

4
e. Pada tahap awal proyek tersebut akan mempersiapkan
jadwal perkembangan untuk semua kegiatan proyek dengan
pemilik, arsitek, para kontraktor dan dirinya sendiri.
f. Akan memonitor jadwal itu selama tahap rancangan dan
tahap konstruksi proyek.

2. Tugas Dalam Tahap Konstruksi, antara lain :


a. Mengkoordinasikan dan memberi bimbingan umum tentang
pekerjaan dan perkembangan dari para kontraktor dalam
proyek tersebut.
b. Mengawasi pekerjaan selama pekerjaan berlangsung untuk
memastikan bahwa bahan-bahan bangunan lengkap dan
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja dan spesifikasinya.
c. Membentuk organisasi dan lini kewenangan di tempat kerja
untuk menyelesaikan seluruh perencanaan dari tim
konstruksi.
d. Menetapkan prosedur kerjasama diantara pemilik, arsitek,
para kontraktor dan manajer konstruksi menyangkut semua
segi dari proyek itu dan melaksanakan prosedur-prosedur
yang semacam itu.
e. Meninjau dan memproses semua permintaan pembayaran
oleh para kontraktor yang terlibat dalam proyek dan oleh
pensuplai bahan bangunan sesuai dengan syarat-syarat
kontrak.
f. Untuk proyek besar dan kompleks, manajer konstruksi akan
memberikan pelayanan pengolahan data yang mungkin
diperlukan.

1.3. Pendekatan
1.3.1. Batasan Wilayah Kerja
Rencana Pembangunan Bali Exclusive International Airport di
Provinsi Bali mencakup beberapa fasilitas yang rencananya akan
dibangun dan menjadi tahapan I (pertama). Luasan lahan yang

5
direncanakan dalan tahap I ini adalah seluas 60 ha yang meliputi
pembangunan:
a. Runway dengan panjang 1,400 m (akan diperpanjang
menjadi 2.800 m pada tahap pembangunan berikutnya)
b. Taxiway, apron untuk parkir pesawat.
c. Helipad untuk mendarat/ terbang helikopter dan tempat
parkir helikopter.
d. 6 (enam) hangar untuk pesawat fixed wing dan helikopter
e. Work shop untuk kegiatan pemeliharaan pesawat.
f. Lounge/Terminal untuk penumpang
g. dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk melayani
penerbangan pesawat.

1.3.2. Pendekatan
Pendekatan umum konsultan dalam layanan jasa konsultansi
manajemen Kontruksi (MK) melalui pendekatan pekerjaan dan
metodologi adalah sebagai berikut :
A. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi Manajemen
Konstruksi Pembangunan Bali Exclusive International
Airport, Bali tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan yang
diakibatkan oleh kelalaian pihak pelaksana Kontraktor.
Akibatnya kualitas hasil pekerjaan menjadi tidak sesuai
dengan dokumen pelaksanaan bahkan sampai gagalnya
konstruksi. Maka Konsultan Manajemen Kontruksi guna
mengantisipasi atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang
terjadi dilapangan perlu dilakukan tindakan untuk
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan
Manajemen Kontruksi (MK) terhadap jalannya pelaksanaan
pekerjaan baik secara teknis maupun administratif.

B. Pendekatan Pengendalian Mutu


Konsultan pengawas menempatkan Pengendalian Mutu
sebagai bagian dari pekerjaan pengendalian yang penting
sehingga perlu membuat metode-metode, Iangkah-Iangkah

6
dan sistem pelaporan untuk menjamin setiap pekerjaan yang
dilaksanakan konsutan perencana maupun kontraktor sesuai
dengan spesifìkasi yang ada. Pada sisi pengendalian mutu ini,
konsultan menentukan parameter yang digunakan untuk
mengukur tingkat ideal kualitas sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan kontraktor pada Dokumen Kontrak. Pada sisi lain,
konsultan memberikan perameter yang dapat digunakan pula
sebagai solusi dalam penyelesaian setiap masalah agar hasil
pekerjaan sesuai dengan spesifìkasi.

C. Pendekatan Pengendalian Waktu


Pendekatan yang akan digunakan di dalam pengendalian
waktu adalah menggunakan “Precedence Diagram” atau
“Arrow Diagram”, analisa terhadap Network dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah. Analisa terhadap Network tersebut
dapat menghasilkan “Time Analysis” serta “Barchart” dan
Kurva-S yang memudahkan untuk dimengerti dalam
pelaksanaannya di lapangan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Konsultan


Pengawas akan merumuskan pencapaian sasaran kegiatan
yang terdiri dari Jadwal Induk (Master Schedule) dalam bentuk
diagram panah (Network Panning) dan diagram balok (Bar
Chart) program penyediaan dan penggunaan tenaga kerja
Ahli Kepala, Ahli Utama, dan staf pendukung.

1.4. Metodologi
1. Umum
Pada pelaksanaan konsultan MK akan mengerahkan tenaga
manajemen kontruksi yang telah profesional dalam bidangnya.

Untuk mencapai sasaran batas waktu pelaksanaan proyek, maka


konsultan akan mendesiminisasikan dan juga akan melaksanakan
pengendalian proyek (waktu – biaya – pelaksanaan) sesuai dengan
standar yang telah disepakati (kontrak).

7
Tugas Konsultan secara garis besar akan meliputi :
A. Pengendalian teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan
pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
1) Aspek mutu hasil pekerjaan
2) Aspek volume pekerjaan
3) Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
4) Aspek biaya keseluruhan pekerjaan

B. Pengendalian atas proses koordinasi terkait


Konsultan supervisi dalam rangka melaksanakan tugas
pengendalian teknis berkewajiban mengendalikan proses
koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya
pemberi tugas).

C. Pengendalian administrasi proyek


Dalam hal ini Konsultan MK berkewajiban merancang,
memperlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan
sistem administrasi proyek yang diawasinya yaitu mencakup
antara lain surat, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara,
gambar, sketsa, kontrak dan adendum dan lain-lain yang
dianggap perlu.

D. Evaluasi rencana proyek


Konsultan MK berwenang dan pada saatnya berkewajiban
menyatakan bahwa hasil pekerjaan kontraktor telah memenuhi
persyaratan untuk disetujui atau disahkan oleh pemberi tugas.

2. Metode Pengendalian Mutu


Tujuan Manajemen Konstruksi yaitu untuk mencapai hasil
pekerjaan yang optimal sesuai dengan spesifikasi teknis dan
berwawasan lingkungan. Keberhasilan pengendalian kualitas/
mutu pekerjaan kontruksi di lapangan akan sangat memberikan

8
manfaat, yaitu kemungkinan kinerja jalan seperti yang
direncanakan, sedangkan apabila pengendalian mutu dilapangan
tidak baik akan memberikan kerugian besar. Untuk mencapai
keberhasilan pengendalian kualitas (mutu) dilapangan, ada
beberapa faktor yang harus dipenuhi antara lain :
a. Adanya spesifikasi Pengendalian Mutu yang Baik
Dengan adanya spesifikasi yang lengkap, isinya jelas dan sesuai
dengan standar yang berlaku, akan memberikan kemudahan
bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan bagi
pengawas dalam Manajemen Kontruksi (MK) dilapangan.

Spesifikasi pengendalian mutu yang baik mencakup :


 Jenis/ nama pekerjaan/ pengujian
 Metode pemeriksaan/ pengujian yang harus dilaksanaka
 Standar mutu yang harus dipenuhi
 Standar mutu yang harus dipenuhi

b. Tahapan Pengendalian dan Pengawasan pada Mutu (Quality)


Yang dilaksanakan oleh pengawas, yaitu:
 Tahap 1
Pengendalian mutu untuk bahan mentah/ baku atau
bahan susun untuk jenis konstruksi yang dapat berupa
tanah, semen, agregat, air dan lain-lain. Pengendalian
mutu bahan baku dilaksanakan untuk memastikan bahwa
bahan baku yang digunakan sesuai dan memenuhi
persyaratan yang telah disepakati.

 Tahap 2
Pengendalian mutu bahan olahan, yaitu hasil
pencampuran dari bahan baku seperti gradasi agregat,
campuran/ adukan beton dan lain-lain. Pengendalian
bahan mutu olahan dilaksanakan untuk memastikan
bahwa hasil bahan baku yang dihasilkan sesuai dan
memenuhi persyaratan yang disepakati. Apabila tahap 2

9
sudah memenuhi spesifikasi yang disyaratkan
dilanjutkan dengan tahap 3.

 Tahap 3
Pengendalian mutu hasil pekerjaan jadi dilaksanakan
untuk memastikan apakah hasil pekerjaan jadi dari bahan
olahan yang dihasilkan sudah sesuai dan memenuhi
persyaratan yang disepakati.

c. Cakupan Pengendalian Mutu Yang dilaksanakan :


Cakupan pengendalian mutu yang harus dilaksanakan
dilapangan akan mencakup.
 Pengendalian mutu yang berkaitan dengan dimensi atau
geometri dari hasil pekerjaan seperti lebar, tinggi, tebal,
kemiringan dan lain – lain.
 Pengendalian mutu yang mencakup proporsi dari bahan
baku yang dipakai
 Pengendalian mutu yang mencakup kualitas dari bahan
baku, bahan olahan pekerjaan jadi.

d. Metode Pengambilan Benda Uji


Bahan baku, bahan olahan dan pekerjaan jadi yang
digunakan untuk pembuatan suatu konstruksi jalan
sebaiknya mempunyai kualitas yang seragam, mengingat
pertimbangan ekonomis dan efisiensi. Metode sampling
sering digunakan dikarenakan sifat homogenitas bahan baku
dan bahan olahan sangat sulit didapatkan.

e. Peralatan Yang digunakan.


Ketepatan dan kondisi jenis peralatan yang digunakan pada
saat pemeriksaan dilaboratorium maupun yang dilakukan
dilapangan.

f. Kemampuan dan Kejujuran Personil Pengawas

10
Kemampuan personil mengenai tahapan dan pelaksanaan
pemantauan serta kejujuran personil dalam pelaksanaan
sangat menentukan mengenai ke-valid-an dari hasil
pemantauan yang dilaksanakan.
Diagram alur ruang lingkup dan metodologi pekerjaan dapat
dilihat pada gambar-gambar berikut:

Gambar 3. Ruang Lingkup Kegiatan Pembangunan Bali Exclusive


International Airport, Bali

11
Gambar 4. Diagram Pelaksana (MK)

1.5. Program Kerja


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan “Jasa Konsultansi
Manajemen Konstruksi Pembangunan Bali Exclusive International
Airport, Bali, adalah selama 600 (enam ratus) hari atau 20 bulan
(multiyear) terhitung setelah penandatanganan kontrak/SPMK.
Konsultan akan menyusun alokasi waktu yang efektif dan
terencana dengan baik agar kegiatan ini bisa mengikuti spesifikasi
teknis yang ada. Sehingga output dari kegiatan ini akan dapat
diterima dengan baik oleh pengguna jasa.

Secara tahapan pekerjaan kegiatan Konsultan Manajemen


Konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Persiapan dan Pertemuan Pendahuluan
Tahap ini mencakup mobilisasi seluruh personil yang telah
ditentukan, mempersiapkan formulir-formulir standar untuk

12
keperluan operasional pekerjaan, menetapkan prosedur rutin,
dan membuat format pelaporan serta dokumentasi proyek.

b. Survey Pendahuluan dan Staking Out


Survey pendahuluan dilaksanakan untuk memeriksa semua
bench mark yang ada dan patok referensi yang menunjukkan
koordinat horizontal dan vertikal. Jika dianggap perlu akan
dibuat bench mark dan patok referensi tambahan. Pada tahap
ini konsultan akan membantu mengawasi pekerjaan kontraktor
dalam hal pematokan pada lahan lokasi yang telah ditentukan
yang dilaksanakan pada saat Rekayasa Lapangan (Field
Engineering). Melakukan survey lapangan untuk mengetahui
kondisi lapangan yaitu survey langsung ke lokasi, melakukan
pengukuran secara detail untuk kebutuhan Manajemen
Kontruksi (MK).
• Menginvetaris dan memeriksa data survey yang akan
digunakan dalam Manajemen Kontruksi (MK).
• Menyusun rencana kerja untuk Jasa Konsultansi
Manajemen Konstruksi Pembangunan Bali Exclusive
International Airport, Bali.
• Ruas ruang yang akan di rencanakan serta bangunan –
bangunan lainnya untuk existing tahapan berikutnya.
• Melaksanakan tugas Manajemen Konstruksi (MK) teknis,
mengkonsultasikan hasil Manajemen Kontruksi (MK)
kepada Pemimpin Kegiatan dan memberi masukan kepada
Pemimpin Kegiatan tentang metode pelaksanaan Fisik
Pembangunan, prediksi kendala – kendala yang akan
timbul tentang segala aspek.
• Membuat laporan yang berisi tentang pelaksanaan
pekerjaan MK.
• Survey pendahuluan yaitu meninjau langsung ke lapangan
/ lokasi-lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, bersama
dengan pemimpin kegiatan dan orang-orang yang
berkepentingan pada pekerjaan ini.

13
c. Perencanaan Kegiatan Lapangan
Perencanaan kegiatan ini pada awalnya dibuat secara global
yang kemudian akan selalu diperbaharui sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan lapangan. Konsultan akan membantu
kontraktor untuk mempersiapkan jadwal kerja bulanan yang
akan memperlihatkan dan memprediksi kegiatan lapangan
selama satu bulan mendatang.

2. Tahap Manajemen Kontruksi (MK)


Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan
pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi:
 Aspek mutu hasil pekerjaan
 Aspek volume pekerjaan
 Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
 Aspek biaya keseluruhan pekerjaan

Gambar 5. Diagram Alir Pengendalian Schedulling Proyek


b. Pengendalian atas Proses Koordinasi Terkait :

14
Konsultan MK dalam rangka melaksanakan tugas
pengendalian teknis berkewajiban mengendalikan proses
koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya
pemberi tugas).

c. Pengendalian Administrasi Proyek


Dalam hal ini Konsultan Manajemen Konstruksi berkewajiban
merancang, memperlakukan serta mengendalikan pelaksanaan
keseluruhan system administrasi proyek yang diawasinya yaitu
mencakup antara lain surat, risalah, laporan, contoh barang,
foto, berita acara, gambar, sketsa, kontrak dan adendum dan
lain-lain yang dianggap perlu.

d. Evaluasi Serah Terima Pekerjaan


Evaluasi dilakukan terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan dan membuat desain untuk pekerjaan-pekerjaan
baru. Selain itu, Konsultan Manajemen Konstruksi berwenang
dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil
pekerjaan kontraktor telah memenuhi persyaratan untuk
disetujui atau disahkan oleh pemberi tugas.

e. Inspeksi Akhir
Setelah seluruh pekerjaan diselesaikan, Pengendali Kegiatan
Fisik dan Unit Pengendali Lapangan dibantu oleh konsultan
melakukan inspeksi akhir guna memastikan bahwa seluruh
pekerjaan telah diselesaikan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi dan syarat-syarat kontrak/volume terlaksana.
Apabila terdapat kesalahan atau kerusakan pada hasil
pekerjaan tersebut maka Pengendali Kegiatan atau Unit
Pengendali Lapangan dibantu konsultan akan memerintahkan
untuk mengganti atau memperbaiki pekerjaan tersebut dalam
jangka waktu tertentu.

f. Gambar Pelaksanaan

15
Gambar desain yang ada akan direvisi (review design) dan
disesuaikan dengan konstruksi yang dilaksanakan (As-Built
Drawing) ini menunjukkan atau membuktikan bahwa setiap
perubahan telah dibuat terhadap gambar desain tersebut.

3. Rapat Mingguan dan Bulanan


Konsultan MK akan mempersiapkan laporan mengenai saran dan
metoda kemajuan berupa rekomendasi untuk masa pemeliharaan
dan sesudahnya. Laporan Bulanan berisi kemajuan pekerjaan dan
kendala-kendala yang dihadapi, laporan diserahkan kepada pihak
pemberi tugas. Output dari proses monitoring dan evaluasi adalah
laporan monitoring bulanan yang merupakan laporan progres/
kemajuan bulanan, yang berisi :
a) Data-data proyek
b) Kegiatan-kegiatan proyek yang sudah dilakukan
c) Catatan-catatan kondisi dan kemajuan pekerjaan

Manejemen Kontruksi pekerjaan fisik Pembangunan Bali


Exclusive International Airport-Bali, di lapangan dari awal
pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pelaksanaan pekerjaan
dilaporkan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
perkembangan progres fisik di lapangan secara keseluruhan dan
meliputi laporan mingguan laporan bulanan status kemajuan
pekerjaan dan photo dokumentasi diantaranya kegiatan
pembangunan:
 Runway dengan panjang 1,400 m.
 Taxiway, apron untuk parkir pesawat.
 Helipad untuk mendarat/ terbang helikopter dan tempat
parkir helikopter.
 6 (enam) hangar untuk pesawat fixed wing dan helikopter
 Work shop untuk kegiatan pemeliharaan pesawat.
 Lounge/Terminal untuk penumpang, dan
 Fasilitas dan Fasilitas Pendukung lainnya yang diperlukan
untuk melayani penerbangan pesawat.

16
Lingkup Manajemen Kontruksi (MK) pekerjaan fisik
Pembangunan Bali Exclusive International Airport-Bali antaralain:
 Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar Manajemen Kontruksi
(MK) pekerjaan dilapangan;
 Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda
pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya
pekerjaan konstruksi;
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi
fisik.;
 Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama proses
pelaksanaan konstruksi;
 Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
Manajemen Kontruksi (MK) dengan masukan hasil-hasil rapat
lapangan, laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh pemborong.
 Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan
pekerjaan, serah terima pertama dan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi
 Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan
pelaksanaan (As-Built Drawing) sebelum serah terima
pertama.
 Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima
pertama, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan
dan laporan akhir pekerjaan Manajemen Kontruksi (MK).
 Menyampaikan surat teguran kepada pelaksana kegiatan
ketika terjadi keterlambatan pekerjaan dan/atau ditemukan
ketidak sesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan di
lapangan.

17
4. Monitoring (Pengawasan).
Fungsi pengawasan merupakan salah satu dari fungsi Manajemen
Konstruksi dimana kegiatan ini harus dilakukan secara terus
menerus atau secara berkala, selama proses pelaksanaan baerjalan
dalam rangka menentukan tingkat keberhasilan baik dalam
pelaksanaan maupun perencanaan.
Ada dua macam tugas konsultan supervisi :
a. Asistance Concept
Konsultan sebagai pembantu pemimpin proyek dan
memberikan advice untuk tindakan supervisi.
b. Task Concept
Sebagai Direksi/Engineer yang melakukan tugas supervisi
langsung kepada kontraktor, sebagaimana diatur dalam
kontrak.
Pada dasarnya pengawasan memiliki dua fungsi yang sangat
penting, yaitu :

a. Fungsi Pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan
proyek akan memaksa unsur-unsur pelaksana untuk bekerja
secara cakap dan jujur. Pemantauan yang baik akan menjadi
motivasi utama untuk mencapai performa yang tinggi,
misalnya dengan memberi penjelasan kepada pekerja mengenai
apa saja yang harus mereka lakukan untuk mencapai performa
yang tinggi kemudian memberikan umpan balik terhadap
performa yang telah dicapainya, sehingga masing-masing
mengetahui sejauh mana prestasi yang telah dicapai.

b. Fungsi Manjerial
Pada proyek-proyek yang kompleks dan mudah terjadi
perubahan (dinamis) pemakaian pengendalian dan sistem
informasi yang baik akan memudahkan manajer untuk segera
mengetahui bagian-bagian pekerjaan yang mengalami
kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan

18
demikian dapat segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau
meminimalkan kejanggalan tersebut.

5. Faktor Penghambat Proses Pengendalian


Walaupun secara teoritis pengendalain adalah sangat penting,
namun tidak jarang pada waktu pelaksanaannya pengendalian
tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada
beberpa faktor yang menyebabkan pengendalian menjadi tidak
efektif, yaitu :
A. Keadaan Proyek
Keadaan proyek adalah gambaran proyek yang dibuat oleh
perencana. Pada proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang
amat besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi
banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul
masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang
sama bisa juga timbul karena kerumitan pendefinisian struktur
organisasi proyek yang dibuat oleh perencana.

B. Faktor Tenaga Kerja


Pengawas atau inspektur yang kurang ahli di bidangnya atau
kurang berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian
proyek menjadi tidak efektif dan kurang akurat.

C. Faktor Sistem Pengendalian


Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu
formal dengan mengabaikan hubungan kemanusiaan akan
timbul kekakuan dan keterpaksaan. Oleh karena itu, perlu juga
diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan informasi
secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling
mengunjungi, komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.

6. Faktor Pendukung Proses Pengendalian


Mutu suatu pengendalian tidak terlepas dari mutu informasi yang
diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan
dapat mewakili kondisi yang sebenarnya maka solusi yang

19
diambil akan lebih mengena sasaran. Ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan agar pengendalian dan sistem informasi
berlangsung baik, yaitu :
A. Ketepatan Waktu
Ketelambatan pemantauan hanya akan menghasilkan informasi
yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi.

B. Akses Antar Tingkat


Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan
performa sangat dipengaruhi untuk menjaga efektifitas sistem
pengendalian. Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga
paling bawah harus mudah dan jelas. Sehingga seorang
manajer dapat melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang
memiliki performa jelek.

C. Perbandingan Data Terhadap Informasi


Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus
mampu memberikan informasi secara proporsional. Jangan
sampai terjadi jumlah data yang didapat berjumlah ribuan
bahkan ratusan ribu, namun hanya memberikan satu dua
informasi, sedangkan untuk mengolah data tersebut
membutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.

D. Obyektifitas Data
Data yang diperoleh harus sesuai apa yang terjadi di lapangan.
Pemakaian asumsi kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh
dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.

20
Gambar 6. Alur Kegiatan Pengendalian Proyek

21
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kerja

22
1.6. Kebutuhan Personil dan Pendukung
Berdasarkan metodologi dan pendekatan penanganan pekerjaan
sebagaimana telah diuraikan, maka disusun organisasi pelaksana
pekerjaan dalam rangka koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pekerjaan secara makmimal serta struktur
organisasi tim konsultan. Untuk itu, sistem koordinasi pekerjaan ini
dengan struktur organisasi seperti diperlihatkan pada Gambar 7, yang
mempunyai sasaran pokok sebagai berikut:

23

Anda mungkin juga menyukai