Anda di halaman 1dari 47

Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Curug

Fasilitas Sisi Udara Terampil Angkatan 1

Indah Tunjung Praasari


Perkerasan bandara merupakan rekayasa
yang sangat kompleks meliputi analisis dan
desain perkerasan yang bertujuan
mendapatkan struktur yang cukup untuk
mendukung beban pesawat

Dengan demikian , bagian terpenting dalam


proses rekayasa perkerasan adalah
mempertimbangkan beragam berat pesawat
dan volume lalu lintas pesawat
SURFACE COURSE
Terdiri dari campuran aspal dan agregate, mempunyai
rentang ketebalan 5 cm atau lebih
Fungsi utamanya adalah agar pesawat dikendarai di atas
permukaan yang rata dan keselamatan penerbangan, untuk
menumpu beban roda pesawat dan menahan beban repetisi
serta membagi beban tadi kepada lapisan-lapisan di
bawahnya
BASE COURSE
Dapat dibuat dari material yang dipersiapkan (dicampur
dengan semen atau aspal), dapat juga dari bahan-bahan
alam tanpa campuran
Seperti halnya surface course lapisan ini harus mampu
menahan beban, serta pengaruh-pengaruhnya dan
membagi/meneruskan beban tadi kepada lapisan di
bawahnya
SUBBASE COURSE
Dibuat dari material yang diperbaiki dulu, bisa juga material
alam. Bisa juga dibuat dengan menghamparkan sirtu dari
tempat pengambilan (Quarry) lalu dipadatkan
Fungsi utamanya sama dengan base course
Terdiri dari slab-slab beton tebal 20 cm - 6 cm, digelar di atas
lapisan yang telah dipadatkan
Lapisan dibawah lapisan beton disebut dengan subbase
1. Metode US Corporation of Engineers (Metode CBR)
2. Metode FAA
3. Metode LCN (Load Classification Number)
4. Metode Asphalt Institute
5. Metode Canadia Department of Transportation
Dibuat oleh California Highway Department 1942 untuk
desain perkerasan jalan raya , yang kemudian diadopsi untuk
perencanaan perkerasan landasan pacu dengan
memodifikasinya sesuai karakteristik beban roda pesawat
Kategori rencana pembebanan landasan dikategorikan
menjadi Ringan , Medium dan Berat
1. CBR Tanah Dasar
2. Tipe Pesawat dan Lalu Lintas Landasan
3. Persyaratan Subbase (LPB)
4. CBR Rencana Lapis Pondasi (Base Course)
5. Persyaratan Ketebalan Base dan Perkerasan
Rencanakan perkerasan untuk pembebanan medium, dengan traffic area
tipe A. Didapatkan nilai-nilai CBR, LL dan PI dan tes saringan dari material
tiap lapisan sebagai berikut :
Jawaban :
Sesuaikan data perencanaan dengan tabel persyaratan subbase
Sesuaikan data perencanaan dengan tabel CBR rencana untuk base
course
Sesuaikan data perencanaan dengan tabel Persyaratan Ketebalan
Base dan Perkerasan
Sesuaikan data perencanaan dengan kurva perencanaan perkerasan
fleksibel (Ringan, Medium atau Berat)
Jawaban :
Setelah data-data rencana disesuaikan maka didapatkan hasil yaitu :

Ketebalan di atas
Material CBR Rencana Didapatkan dari
Lapisan

}
Subgrade 6 47 in
Subgrade (dipadatkan) 10 35 in Kurva perencanaan
Subbase 1 24 (OK) 18 in perkerasan
Subbase 2 50 (Max) 8 in
Base
Surface
100
Tidak dipakai
6 (min) in
4 (min) in
} Persyaratan Ketebalan
Base dan Perkerasan
Kesimpulan :
Maka dari data-data rencana didapatkan komposisi perkerasan :
Surface (aspal beton) = 4 in
Base Course = 6 in
Subbase 1 = 8 in
Subbase 2 = 18 in (Menggunakan material yang kurang bagus kualitas
nya)
Maka total perkerasan = 36 In (Lebih besar dari 35 in)
Kedalaman dimana tegangan yang terjadi
pada perkerasan akibat dual wheel sama
dengan akibat single wheel tergantung
kepada jarak dari kedua roda. Dekat pada
permukaan, roda-roda beraksi
independent. Pada kedalaman yang lebih
tebal tegangan akan saling tindih (Overlap)
tetapi mengecil karena kedalaman
bertambah
Secara analisa teori maupun pengukuran di
llapangan, diketahhui bahwa roda-roda
saling berpengaruh pada kedalaman d/2, d
= jarak tepi dalam roda.
Pada kedalaman 2S, overlap tegangan bisa
diabaikan. 2S adalah kedalaman dimana
single wheel load yang mempunyai
tekanan roda sama akan menghasilkan
tegangan sama dengan tegangan dual
wheel
Bagi tujuan perencanaan multiple wheel load
dikonversikan kepada Equivalent Single Wheel Load.

Kontak area dari Equivalent Single Wheel Load sama


dengan kontak area dari salah satu roda multiple wheel
load
T = Tebal perkerasan total (mm) di atas Subgrade
R = Jumlah ESWL yang bekerja (beban repetisi)
S = Tekanan roda (ban) dalam MPa
P = ESWL dalam Kg

Untuk roda pendaratan pesawat dengan multiple wheel


load terlebih dahulu harus dikonversi ke ESWL
Rencanakan Tebal Perkerasan Lapangan Terbang Untuk Melayani Beban
Berulang 100.000 ESWL, Tekanan Roda 2 MPa, ESWL = 27.000 kg,
CBR Tanah Dasar = 5%. Jenis Material Adalah Beton Aspal, Cement Treated
Base (CTB) MUTU 4,5 MPa usia 7 hari, dengan Subbase batu pecah
Jawaban :
Diketahui :
R = 100.000
S = 2 MPa
CBR = 5
P = 27.000 Kg

Ditanyakan T = .... ?
Jawaban :
Masukan ke dalam rumus :

Maka tebal total subbase batu pecah yaitu 1250 mm


Untuk membedakan lapisan-lapisan perkerasan, dipakai faktor equivalent
dari AASHTO
Merupakan metode Perencanaan Perkerasan dan Evaluasi formulasi
dari Air Ministry Directorat General of Work Inggris dan telah diakui oleh
ICAO dalam Aerodrome Manual
Kapasitas dukung kuat dukung perkerasan dinyatakan dalam angka LCN
Setiap pesawat bisa dinyatakan dalam LCN
Angka LCN tergantung pada geometri roda pendaratan tekanan roda
pesawat komposisi tebal perkerasan
Bila angka LCN perkerasan lapangan terbang LCN pesawat maka
pesawat dapat mendarat dengan selamat
Kurva di samping di buat atas dasar tabel
berikut ini :
Beban Roda Tire Pressure
LCN
(lb) (In/in2)

100.000 120 100


90.000 115 90
80.000 110 80
70.000 105 70
60.000 100 60
50.000 95 50
40.000 90 40
30.000 85 30
20.000 80 20
10.000 75 10
1. Tentukan harga Equivalent Single Wheel Load (ESWL) Pesawat
2. Dari tekanan roda dan kontak area yang diketahui bacalah LCN dari
grafik hubungan antara beban tekanan ban dan kontak area
3. Dari harga LCN yang didapat, bacalah ketebalannya berkaitan dengan
nilai CBR tiap lapisan yang berlainan dari gambar kurva perencanaan
perkerasan fleksibel untuk landasan
Catatan :
Beban repetisi telah dipertimbangkan dalam gambar
kurva perencanaan perkerasan fleksibel untuk landasan
Garis batas adalah batas perkerasan minimum yang
diizinkan
Perkerasan dengan nilai LCN 40 berarti mampu melayani
beban 40.000 lb tanpa mengalami keruntuhan dengan
kontak area 444 m2 atau tekanan roda 90 psi
Diketahui :
ESWL = 42.000 lbs
Tekanan roda pesawat = 150 psi
CBR Subgrade = 5 %
CBR Subbase = 20 %
CBR Base 50 %

Hitunglah perkerasannya
Jawaban :

Menurut kurva LCN - hubungan antara


beban tekanan ban dan kontak area,
terbaca LCN 50
Jawaban :

Menurut kurva perencanaan


perkerasan fleksibel untuk
landasan, terbaca perkerasan
total = 28 in
Jawaban :

Tebal subbase : dari LCN 50 dan CBR 20 %, didapatkan


perkerasannya = 12 in. Maka tebal subbase 28 - 12 = 16 in
Tebal base course : LCN 50 dan CBR 50 %, terbaca
perkerasannya = 6 in, Maka tebal base couse = 12 - 6 = 6 in

Kesimpulan :
Surface = 6 in = 15 cm
Base Course = 6 in = 15 cm
Subbase Course = 16 in = 40,64 cm
Data Wajib :
CBR Subgrade
CBR Subbase
Jumlah traffic aircraft (pergerakan pesawat per tahun)
Data critical Aircraft

Referensi
Aerodrome Design Manual Part 3, Pavement hal (130-173)
Tabel ACN (hal 339-348)
AC 150 5320 6D
Notes :
CBR Tanah yang digunakan yaitu CBR percentile (CBR yang mewakili
90% data)
CBR yang dipakai merupakan CBR Laboratorium (Soaked, direndam 96
jam)
Critical Aircraft >> cek landing gear >> Cek Beban 1 roda
Saat critical aircraft ditetapkan, maka semua pesawat harus dikonversikan
ke critical aircraft. Istilh design aircraft hanya ada dalam perencanaan
perkerasan.

Anda mungkin juga menyukai