Anda di halaman 1dari 27

PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU PADA TANAH LUNAK DENGAN

Manual Desain Perkerasan Jalan


Nomor : 02/M/BM/2013
MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU
Prosedur Desain
Direncanakan jalan dengan data sebagai berikut:
 Lokasi : Jalan Lingkar Kalua - Tanjung
 Jenis Tanah : Tanah Gambut
 CBR : 2,78 %
 Tipe Jalan : Arteri Kota
 CBR titik : 7, 8 ,10, 7, 5, 8, 9, 11, 10, 9, 9, 7, 6, 1, 1, 2,
8, 9, 11, 8, 6 dan 10.
Prosedur Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan
Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013

 Menentukan umur rencana harus 40 tahun


 Menentukan nilai-nilai CESA4 untuk umur desain yang telah dipilih
 Menentukan struktur pondasi jalan
 Menentukan lapisan drainase dan lapisan subbase
 Menentukan jenis sambungan
Menentukan Umur Rencana Perkerasan

 Untuk perkerasan kaku pada kasus tanah gambut ini diambil umur
rencana 40 tahun.
Menentukan nilai-nilai CESA4 (VDF) untuk umur desain
yang dipilih

Ditentukan jenis-jenis kendaraan yang


lewat adalah sebagai berikut :
 Truk 2 Sumbu – Ringan = 0,8
 Truk 2 Sumbu – Berat = 0,9
 Truk 4 Sumbu Trailer = 13,6
 Truk 3 Sumbu – Sedang = 28,1
 Truk 3 Sumbu – Ringan = 7,6
 Truk 2 Sumbu – Cargo Sedang = 0,7
 Truk 5 Sumbu Trailer = 30,3
Menentukan Lalu Lintas Harian Rata-rata(LHRT)

 Truk 2 Sumbu – Ringan = 50 Kendaraan per Hari


 Truk 2 Sumbu – Berat = 30 Kendaraan per Hari
 Truk 4 Sumbu Trailer = 20 Kendaraan per Hari
 Truk 3 Sumbu – Sedang = 17 Kendaraan per Hari
 Truk 3 Sumbu – Ringan = 26 Kendaraan per Hari
 Truk 2 Sumbu – Cargo Sedang = 29 Kendaraan per Hari
 Truk 5 Sumbu Trailer = 10 Kendaraan per Hari
Faktor Distribusi Lajur

Jalan arteri yang direncanakan


memiliki jumlah lajur untuk setiap
arahnya 3 lajur. Berdasarkan Tabel
Faktor Distribusi Lajur, distribusi
lajur kendaraan niaga pada lajur
desain adalah 60 % terhadap
populasi kendaraan niaga.
Menghitung ESA4
ESA4 = LHRT x VDF4 x DL
NO Jenis Kendaraan LHRT DL VDF4 ESA
1 Truk 2 Sumbu – Ringan 50 60% 0.8 24

2 Truk 2 Sumbu – Berat 30 60% 0.9 16.2


3 Truk 4 Sumbu Trailer 20 60% 13.6 163.2
4 Truk 3 Sumbu – Sedang 17 60% 28.1 286.62

5 Truk 3 Sumbu – Ringan 26 60% 7.6 118.56

6 Truk 2 Sumbu – Cargo 29 60% 0.7 12.18


Sedang
7 Truk 5 Sumbu Trailer 10 60% 30.3 181.8
Total 802.56
Menghitung CESA
 CESA
  = ESA x 365 x R  Untuk
  Perkerasan Lentur ini
 R= direncanakan untuk jenis jalan arteri
dan perkotaan dengan umur rencana
maka di tentukan i== 4.125%
 Maka R = = 97.8747
 Jadi CESA = 802.56 x 365 x 97.87472
= 28.670.871
Menentukan Tipe perkerasan
 Dari Tabel 3.1 Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013
Menentukan seksi-seksi subgrade yang seragam dan
daya dukung subgrade

Didapat CBR dari hasil pengujian lapangan dengan alat DCP


sebagai berikut : 7, 8 ,10, 7, 5, 8, 9, 11, 10, 9, 9, 7, 6, 1, 1, 2, 8, 9, 11, 8,
6 dan 10.
Jumlah CBR lebih dari 16 titik maka dicari CBR kerakteristik
Menentukan seksi-seksi subgrade yang seragam dan
daya dukung subgrade
• Homogenous Section
– Data pengujian ≥ 16 per segmen,
o Formula CBR karakteristik = CBR rata2 – 1.3 x SD.
o Koefisien variasi = SD / nilai rata-rata = 25-30%.
– Data pengujian < 16 per segmen,
o Nilai terkecil digunakan sebagai CBR dari segmen
o Nilai yg rendah dan tidak umum dapat menunjuk-kan
daerah tsb membutuhkan penanganan khusus,
sehingga dapat dikeluarkan
Menentukan seksi-seksi subgrade yang seragam dan
daya dukung subgrade

• CBR karakteristik untuk desain


– Nilai minimum dari :
o Data CBR laboratorium rendaman 4 hari,
o Data DCP yang disesuaikan dng musim (dikalibrasi
terhadap jenis tanahnya terlebih dulu),
o CBR yg ditentukan dengan Bagan Desain 1
Menentukan Struktur Pondasi Jalan
Outline prosedur desain pondasi jalan :
1. Perkiraan nilai CBR tanah dasar
Kondisi lapangan yang terjadi yaitu tanah gambut , pada umum nya
tanah gambut memiliki nilai CBR <3% , maka dari itu di tentukan nilai
CBR = 2,78%
2. Solusi desain jalan minimum
Tanah gambut menggunakan metode desain pondasi D yang berarti
menggunakan lapis penopang berbutir , selain itu karena CESA5 yang
telah di hitung di atas menunjukan nilai >4juta CESA5 maka perlu adanya
peningkatan tebal tanah dasar 1500
Menentukan Lapisan Drainase dan Lapisan Subbase
dari desain 4
Menentukan Lapisan Subbase
Kesimpulan Tebal Lapisan Kaku

  
Sambungan : Dowel
 Bahu Jalan : Beton
 Koefisien drainase : 1.2
 Tebal Lapisan : 1) Tebal Pelat Beton : mm
2) Lapis Pondasi LMC : mm
3) Lapis Pondasi Agregat kelas A : mm
KESIMPULAN JENIS PERKERASAN UNTUK TANAH
GAMBUT

PERKERASAN LENTUR PERKERASAN KAKU


 Pada tanah gambut perkerasan ini lebih  Pada tanah gambut perkerasan kaku kurang
cocok karena lebih ringan. cocok karena lebih berat
 Jika perkerasan kaku dilaksakan pada tanah
gambut akan menimbulkan retak pada
 Akan lebih tepat biaya nya karena kurang perkerasan
dari 30juta ESA  Perlu ada pengangkatan dan penggantian tanah
 Digunakan pondasi khusus misal pondasi cakar
ayam, pancangan kayu dolken dll.
Seputar Tanah Gambut

 Tanah gambut merupakan hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan dalam


ribuan tahun yang bukan merupakan daratan atau tanah yang
sesungguhnya.
 Ketebalannya bervariasi antara beberapa cm sampai 15 meter.
 Tanah gambut akan terus mengalami penurunan (ingat: ia sebetulnya
bukan tanah!), bisa sampai 1 m dalam 10 tahun.
Seputar perkerasan di tanah gambut

 Areal gambut yang luas untuk konstruksi jalan, biasanya dengan cara memperbaiki
areal tersebut. Dengan cara dikupas atau digali, kemudian galian tersebut diisi
dengan lapisan tanah atau pasir yang lebih baik. Dimana tanah yang telah diganti
tersebut dipampatkan dengan diberi beban diatasnya berupa tumpukan pasir atau
tanah selama jangka waktu tertentu.
 Untuk mempercepat pemampatan lapisan tanah, ada beberapa cara yang
dilakukan yaitu ada yang menggunakan tiang pasir (vertical sand drain) yang
dipasang pada setiap jarak tertentu. Ada juga yang menggunakan sejenis bahan
sintetis yang dipasang vertical juga yang jaraknya tergantung kebutuhan yang
dikenal dengan vertical wick drain.
 Penggunaan vertical wick drain ada yang ditambah dengan bantuan pompa
vakum untuk mempercepat proses pemampatan tanah
 Semua hal ini dilakukan untuk mengeluarkan air dan udara yang mengisi
pori-pori pada lapisan tanah.
 Untuk areal yang tidak luas, pondasi untuk equipment ada yang langsung
membangun pondasinya seperti pondasi cakar ayam. Setelah pondasi
terpasang baru kemudian diberi beban diatasnya berupa tumpukan pasir
atau tanah supaya terjadi pemampatan sampai yang diinginkan. Kemudian
dibangun konstruksi jalan yang ingin dipasang diatasnya.
 Cara yang murah adalah dengan memakai dolken atau bambu berukuran
diameter sekitar 8 cm dan panjang antara 4 – 6 meter yang dipancang
dengan jarak tergantung kebutuhan biasanya sekitar 30 – 40cm.
 Alternatif lain untuk meningkatkan perkuatan tanah dasar yaitu dengan
pemakaian geotextile dapat memberikan pertimbangan lain secara
ekonomis dan struktur. Geotextile merupakan suatu bahan geosintetik
yang berupa lembaran serat sintetis tenunan dan tambahan bahan anti
ultraviolet.
 Geotextile ini mempunyai berat sendiri yang relatif ringan. Akan tetapi
mempunyai kekuatan tarik yang cukup besar untuk menerima beban
diatasnya. Keunikan utama geotextile adalah konsistensi kualitas sebagai
produk industri permanen dan sangat kompetitif dalam harganya.
Sumber

 Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013


 http://aryapersada.com/konstruksi-jalan-di-tanah-gambut-2.html
 https://jualbatusplit.wordpress.com/2012/05/03/teknik-pembuatan-jalan-
di-atas-tanah-gambut/
TERIMA KASIH BANYAK
THANK YOU SO MUCH
TOMO ARIGATOU
XIE XIE
Syokran Khasier
Kham sia

Anda mungkin juga menyukai