GEOMORFOLOGI
Yunani yang terdiri dari tiga kata yaitu : Geos (Earth atau Bumi), Morphos
geomorfologi sebagai deskripsi dan tafsiran dari bentuk roman muka bumi.
Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu pengetahuan tentang
kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan (ocean basin)
dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-bentuk struktur yang lebih
kecil dari yang disebut diatas seperti ; Plain, Plateau, Mountain dan sebagainya.
bentangalam (landform atau landscapes) ada tiga faktor yang deperhatikan dalam
proses yang terjadi dipermukaan bumi termasuk pergerakan material air dan
pemetaan, sungai, serta pengontrol dari bentuk – bentuk bentang alam tersebut.
Menurut Cameron, N.R, dkk. 1983 pada peta geologi lembar Langsa dibagi
menjadi tiga satuan fisiografis yang diikontrol oleh keadaan geologinya, yaitu :
mempunyai relief yang terjal. Mempunyai ketinggian berkisar 1000 meter sampai
1500 meter diatas permukaan air laut dan mencapai ketinggian 2000 meter.
Morfologi ini terdapat kelompok batuan Tapanuli yang terdiri dari formasi
Bahorok dan formasi Kluet yang berumur Paleozoikum. Pada Morfologi ini
yang berarah Timur – Utara tegak lurus dengan jajaran Bukit Barisan berarah
Barat Laut – Tenggara. Bukit Barisan ini diapit pada arah Utara – Timur oleh
2 - 10
Geomorfologi
Fisiografi Kaki Bukit Pantai Timur terletak sebelah Barat yang berbatasan dengan
Pegunungan Bukit Barisan dan sebelah Timur Dataran Pantai. Morfologi ini
formasi Baong, dan formasi Keutapang yang merupakan sedimen berumur Tersier
daerah Langsa sampai Tamiang, menempati bagian sebelah Timur fisiografi peta
lembar Langsa yang di tempatin oleh sedimen endapan Kwarter yang terdiri dari
formasi Julu Rayeu dan formasi Idi.Daerah pemetaan termasuk kedalam suatu
Lokasi
Pemetaan
Gambar 2.1. Fisiografi regional daerah pemetaan ditandai dengan kotak merah
2 - 10
Geomorfologi
Pada daerah pemetaan termasuk dalam fisiografi kaki bukit pantai Timur terletak
sebelah Barat yang berbatasan dengan Pegunungan Bukit Barisan dan sebelah
Timur Dataran Pantai. Acuan pembagian klasifikasi bentuk muka bumi (BMB)
Budi Brahmantyo dan Bandono (1999) ini akan mengikuti beberapa kriteria di
bawah ini:
1. Secara umum dibagi berdasarkan satuan bentang alam yang dibentuk akibat
eksogen (pegunungan karst, dataran sungai dan danau, dataran pantai, delta, laut,
gurun, dan glasial), yang kemudian dibagi ke dalam satuan bentuk muka bumi
lembah dan dataran yang bisa dibentuk baik oleh proses endogen maupun oleh
proses eksogen.
3. Pembagian lembah dan bukit adalah batas atau titik belok dari bentuk
gelombang sinusoidal ideal Di alam, batas lembah dicirikan oleh tekuk lereng
yang umumnya merupakan titik-titik tertinggi endapan koluvial dan atau aluvial .
4. Penamaan satuan paling sedikit mengikuti prinsip tiga kata, atau paling banyak
empat kata bila ada kekhususan; terdiri dari bentuk / geometri / morfologi, genesa
dataran banjir Lokulo; bukit jenjang vulkanik Selacau, kerucut gunungapi Guntur,
punggungan aliran lava Guntur, kubah lava Merapi, perbukitan dinding kaldera
2 - 10
Geomorfologi
Maninjau, perbukitan menara karst Maros, dataran teras Bengawan Solo, dataran
Secara garis besar klasifikasi bentuk muka bumi (BMB), Budi Brahmantyo dan
Bandono (1999), ada 4 bentang alam yaitu, bentang alam pegunungan, bentang
alam dataran, bentang alam gurun, bentang alam glasial, berikut gambar
glasial)
2 - 10
Geomorfologi
2 - 10
Geomorfologi
2 - 10
Geomorfologi
Gambar 2.8. bentang alam dataran sungai dan danau dan dataran pantai, delta dan laut
2 - 10
Geomorfologi
Bandono (1999) dan didukung dengan bukti-bukti yang ada dilapangan maka
erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik
dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian
oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju
Satuan morfologi ini dicirikan di lapangan banyaknya aliran sungai yaitu Alur
Kelamuning, Alur Karangujur, Alur Simpangkiri dan satuan morfologi ini disusun
bergelombang lemah – sedang sebagai hasil proses pelapukan dan erosi yang
relative sedang (foto 2.1.). Satuan morfologi ini terdapat disebelah Barat dan
2 - 10
Geomorfologi
sedimennya terlipat dan membentuk struktur yang cembung (ke atas). Satuan
geomorfologi ini memiliki kemiringan lereng yang sedang. Satuan ini dikontrol
oleh struktur antiklin dan litologi yang terdiri dari batupasir karbonatan dan
batulempung yang cukup resisten terhadap erosi. Proses yang berkembang pada
satuan ini adalah erosi dan pelapukan. , hal ini ditunjukan oleh kemiringan
sepasang sayap lipatan yang relatif sama, yaitu 190°/43° sayap kiri dan 160°/55°
sayap kanan. Berdasarkan (Fluety, 1964) klasifikasi lipatan pada daerah pemetaan
2 - 10
Geomorfologi
Pola pengaliran sungai pada daerah pemetaan dipengaruhi oleh adanya struktur
geologi, litologi dan proses erosi dan setiap pola aliran mencerminkan struktur
perbukitan dan proses geologi. Penentuan pola aliran sungai di daerah pemetaan
2 - 10
Geomorfologi
Stadia sungai merupakan tahap perkembangan dari suatu sungai. Dalam sejarah
terbentuknya sungai melalui suatu tingkatan ataupun tahapan, yaitu sungai stadia
muda, stadia dewasa dan stadia tua. Keanekaragaman tahapan tahapan ini
bentang alam yang meliputi bentuk lembah dan gradien kelerengan yang terjadi
selama siklus fluvial (Garde dan Garga Raju, 1977 ; vide Thornburry, 1964).
Gambar 2.10. Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear dan kemudian
bentuk lembah yang dihasilkan oleh erosi dan dikaitkan dengan tingkat resistensi
2 - 10
Geomorfologi
Sungai yang termasuk dalam stadia muda adalah sungai-sungai yang aktivitas
seluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk seperti
huruf “V”. Bentuk profil tersebut disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat,
Banyak mempunyai erosi, Daya angkut aliran besar, Lebar bawah lembah sama
2 - 10
Geomorfologi
Sungai berstadia dewasa dicirikan dengan mulai adanya dataran banjir (flood
arah kedudukan dari lapisan batuan atau berlawanan dengan arah lapisan batuan.
kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama
lapisan batuannya.
2 - 10
Geomorfologi
atau zona yang resisten. Sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang
jurus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir.
sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama
berkembang belakangan.
sungai yang mengalir berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan
5. Sungai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana
lereng tidak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.
Gambar 2.11. Blok diagram di daerah yang berstruktur komplek yang telah
2 - 10
Geomorfologi
2 - 10