PENGENALAN BATUAN
22
23
1. Derajat Kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh
kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh
gelas.
24
C. Komposisi Mineral
a. Berdasarkan terbentuknya terdiri dari
a. Mineral Utama (Essential mineral ) adalah mineral penentu
penamaan batuan, contoh : kuarsa , feldspar, mika, amphibol,
piroksin, dan olivine
b. Mineral Skunder (Secondary mineral) adalah mineral yang terbentuk
dari mineral primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal
atau metamorfisme. Contoh : kalsit, serpentin, klorit, serosit, dan
kaolin
c. Mineral Tambahan (Accessorys mineral) adalah mineral yang
terbentuk oleh kristalisasi magma (kehadiran mineral ini ± 5%).
Contoh: hematit, magmatit, kromit, apatit, zikron, rutil, dan ilmenit.
2. Berdasarkan terang-gelap warna, terdiri dari :
a. Mineral asam (felsic) adalah mineral berwarna terang kaya akan
silica dan alumunium, contoh mineral cerah : kuarsa, ortoklas,
plagioklas, muskovit
b. Mineral basa (mafic) adalah mineral berwarna gelap kaya akan besi,
magnesium, dan kalsium, contoh : biotit(mika hitam), augit,
hornblende, dan olivine
Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak tejadi erosi, namun
masih ada energi air, gelombang dan arus bawah permukaan, yang mengikis
terumbu-terumbu karang di laut.
Hasil kikisannya terendapkan disekitarnya, berupa hancuran.
Material sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dari batuan yang sudah ada dan mineral-mineral. Misalnya
kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau danau.
2. Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang
organisme air dan vegetasi di rawa-rawa.
3. Hasil penguapan dan proses kimia, garam didanau payau dan kasium
karbonat di laut dangkal.
III.2.1. Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan sekunder ini diendapkan dalam kondisi yang sangat
bervariasi,mengakibatkan pembentukannya pun (genesa) beragam. Demikian pula
tekstur, komposisi dan penampilan batuan sedimen yang dihasilkan. Maka dasar
klasifikasinyapun ada bermacam-macam.
Klasifikasi batuan sedimen yang ideal, berdasarkan ukuran dan bentuk butir, serta
komposisi material pembentuknya.
Pengelompokan yang sederhana dalam batuan sedimen adalah dua kelompok
besar :
a. Batuan sedimen klastik
Fragmen-fragmen lepas atau urai hasil penghancuran atau rombakan
secara mekanik dari batuan yang sudah ada sebelumnya disebut detritus (dari
bahasa Latin yang berarti menjadi usang). Sedimen detritus disebut juga sedimen
klastik (berasal dari bahasa Yunani klastos yang artinya pecah). Sedimen klastik
ditransport dalam berbagai cara, dapat bergulir kebawah lereng akibat gravitasi,
atau terbawa gletser, oleh angin atau oleh aliran air.
Saat transportasi berhenti, sedimen terendapkan secara mekanik dengan
sistem yang khas sesuai dengan mekanisme transportasinya. Pengendapan terjadi
karena energi pembawanya turun.
31
Sedimen yang meluncur, bergulir atau mengalir kebawah lereng baik oleh
gravitasi atau gletser pada umumnya merupakan campuran yang acak (random)
dari partikel berbagai ukuran. Sedangkan partikel sedimen yang terbawa oleh
angin atau air terendapkan saat kecepatan angin atau aliran air berkurang. Ukuran
partikel yang terendapkan berhubungan dengan kecepatan pembawanya. Makin
besar kecepatannya makin besar partikel yang terbawa. Perbedaan besar butir
antara yang halus dan yang kasar sangat ekstrem.
Karena itu diperlukan satu acuan besar butir, dan telah dibuat oleh Wentworth,
dikenal sebagai klasifikasi atau skala Wentworth.
Tabel Skala Wentwoth; boulder dan cobble dapat diartikan sebagai
bongkah, pebble sama dengan kerakal, granule seukuran dengan kerikil, sand
sama dengan pasir, sedangkan silt sama dengan lanau dan clay adalah lempung.
Batuan sedimen klastik atau disebut juga batuan sedimen detritus, terdiri
dari fragmen berbagai ukuran. Butiran yang besar disebut fragmen dan diikat oleh
massa butiran-butiran yang lebih halus, yang dinamakan matriks. Dan
dikelompokkan berdasarkan besar butir komponen materialnya.
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
proses kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan
rijang sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk
sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang berasal dari
organisme yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang
terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang
larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses
kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan
proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil
bahan kimia yang ada dalam air). Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat
sangat kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil
proses kimia, atau proses biologi (yang juga melibatkan proses kimia secara tak
langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam
satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang termasuk
32
3. Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini
terhasil dari proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan
organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan
sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika
apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium
karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
a) Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan
asam. Berasal dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms
(Diatomaceous Earth).
b) Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan
terhadap proses lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa
mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap. Rijang dapat terbentuk
dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat
juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
4. Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang
akhirnya mengeras menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah
batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal dalam suatu
cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila
34
>256 Bongkah
64-256 Berangkal
Breksi/Konglomerat
4-64 Kerakal
2-4 kerikil
Gambar 6. Kebundaran
(http://tambangunp.blogspot.co.id/2013/07/struktur-dan-tekstur-batuan.html)
2. Struktur
Struktur adalah tekstur dalm dimensi yang lebih besar, dimana umumnya
berhubungan dengan unsur unsur luar, terdiri dari :
a) Masif adalah tidak terlihat struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120
cm.
b) Perlapisan terjadi karena adanya variasi warna, perbedaan butir,
komposisi mineral, atau macam batuan. Terdiri dari :
1. Perlapisan sejajar
2. Perlapisan pilah
3. Perlapisan silang siur
4. Laminasi
5. Gelombang gelembur
c) Berfosil tercirikan oleh kandungan yang memperlihatkan orientasi
tertentu.
3. Komposisi Mineral ,di bedakan menjadi ;
a) Fragmen : butiran yang besar, dapat sebagai butiran mineral, batuan,
atau fosil.
b) Matrik : butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan biasanya
terletak di antara ffragmen
38
G
a
m Berfosil Oolitis Pisoolitis
b
G
Gambar 9. Struktur batuan sedimen klastik
(Tim Asisten Praktikum Geologi Dasar ,2013)
C. Komposisi Mineral
Pada umumnya mineral yang terbentuk adalah kuarsa, mineral mika,
feldspar, klorit, amphibol dan piroksin.Dalam mendeskripsi batuan
matamorf secara megaskopis (mata telanjang), sedikit mengalami
kesulitan. Cara mudah untuk menentukan komposisi mineral pada
batuan metamorf pada hakekatnya
1.Mineral anti stress (Non- foliasi)
2.Mineral Stress (foliasi)