Laporan Praktikum Lapangan Mineralogi Petrografi Print
Laporan Praktikum Lapangan Mineralogi Petrografi Print
MINERALOGI PETROGRAFI
GEL 0103
Disusun oleh:
Nama : Ali Muta’aly Muhammad
NIM : 18/423603/GE/08652
Hari : Selasa
Waktu : 11.00 – 13.00 WIB
Asisten : 1. Luthfia Adlina
2. Zulfa Sirlina Rofi, S.Si.
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum lapangan ini yaitu :
1. Mengidentifikasi petrografi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf
2. Mengetahui perbedaan karakter fisik dan kimia petrografi batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf
3. Mengetahui persebaran batuan di wilayah Piyungan, Sungai Oyo, Kali
Ngalang, dan Bayat, Klaten
IV. Metode
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah :
a. Alat tulis
b. Checklist lapangan mineralogi petrografi
c. GPS
d. HCL
e. Kamera
f. Kacamata
g. Komparator batuan
h. Kompas geologi
i. Lup
j. Pipet tetes
k. Palu geologi
l. Sampel batuan beku, sedimen, dan metamorf
2. Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah
menggunakan pendekatan kuantitatif. Musianto (2004) berpendapat bahwa
pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang dalam usulan penelitian,
proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data, dan kesimpulan
menggunakan aspek pengukuran, perhitungan dan kepastian numerik.
Praktikum lapangan ini menggunakan data primer yaitu dengan survei
langsung lokasi pengamatan. Objek dan lokasi yang dikaji adalah petrografi
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf berdasarkan karakter fisik
dan kimia serta kondisi geologi dan geomorfologi di Piyungan,Sungai Oyo,
Kali Ngalang, dan Bayat.
3. Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum lapangan ini sebagai berikut :
Uji sifat fisik serta amati struktur dan tekstur batuan menggunakan lup
dan komparator batuan
Keterangan :
Input
Proses
Output
V. Hasil dan Pembahasan
1. Stopsite 1 Singkapan Formasi Semilir, Piyungan
Stopsite pertama
berlokasi di Piyungan
dengan titik koordinat
442750,571 mT dan
9133537,364 mU.
Pengamatan pada stopsite
Gambar 10.4. Singkapan Formasi Nglanggeran (Sumber: Husnulawati, 2019) 9131418,932 mU.
Pengamatan dimulai pada pukul 10.34 WIB. Lokasi ini berada di lembah
sungai yang berfokus pada singkapan batuan yang ada di dasar dan di
sekitar sungai. Singkapan batuan banyak terdapat di sungai karena adanya
proses erosi yang menyebabkan batuan tersingkap. Batuan di lokasi ini
memiliki butir yang lebih besar daripada stopsite yang pertama. Selain itu,
di lokasi ini terdapat tiga perlapisan, yaitu deposit 1 (bawah), deposit 2
(tengah), dan deposit 3 (atas). Fragmen membulat dan didominasi oleh
batuan konglomerat yang merupakan sedimen klastik dengan warna coklat
kehitaman dan struktur masif dapat ditemui pada deposit 1 dan 3,
sedangkan pada deposit 2 didominasi oleh batuan breksi dengan warna
coklat kemerahan berstruktur masif.
Batuan-batuan yang tersusun pada wilayah cekungan sungai ini
memiliki batuan sedimen klastik yang merupakan hasil dari aktivitas
vulkanisme Gunungapi Purba Nglanggeran. Setelah dilakukan uji fisik dan
kimia, bahwa batuan yang menyusun wilayah ini merupakan batuan
sedimen klastik dengan kekerasan lebih dari 6 karena batuan tersebut tdak
mudah digores dengan kuku maupun pisau dan setelah ditetesi larutan HCl
tidak menunjukkan reaksi apapun sehingga batuan tersebut tidak
mengandung karbonat.
Gambar 10.5. Batuan Konglomerat Gambar 10.6. Batuan Breksi
(Sumber : Husnalawati, 2019)
VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum lapangan petrografi ini adalah :
1. Petrografi batuan beku, sedimen, dan metamorf dapat diidentifikasi langsung
di lapangan berdasarkan jenis batuan, tekstur, struktur, kekerasan, warna,
dan komposisi mineralnya.
2. Karakteristik setiap petrografi batuan beku, sedimen, dan metamorf berbeda-
beda, tergantung dari mineral penyusunnya yang dapat diamati dengan uji
kimia menggunakan larutan HCl yang apabila bereaksi (berbuih), maka
batuan tersebut mengandung karbonat dan uji fisik menggunakan lup dan
komparator batuan untuk mengetahui karakteristik fisik batuan.
3. Persebaran batuan di wilayah Piyungan, Sungai Oyo, Kali Ngalang, dan
Bayat, Klaten memiliki batuan yang berbeda. Batuan tuff terdapat di wilayah
Piyungan, batuan konglomerat dan breksi terdapat di wilayah Sungai Oyo,
batuan breksi tuff berada di Kali Ngalang, dan batuan diorit, skis, gampng
numulit, dan marmer berada di wiliayah Kecamatan Bayat, Kabupaten
Klaten.
Achmad, F., 2010. Tinjauan Sifat-sifat Agregat untuk Campuran Aspal Panas (Studi
Kasus Beberapa Quarry di Gorontalo. Saintek, Vol. 5 No. 1.
Bronto, S., 2006. Fasies Gunung Api dan Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia,
Vol. 1 No. 2.
Bronto, S., 2007. Fosil Gunung Api di Pegunungan Selatan Jawa Tengah. Seminar
dan Workshop “Potensi Geologi Pegunungan Selatan dalam Pengembangan
Wilayah”. Yogyakarta.
Bronto, S., Mulyaningsih, S., Hartono, G., Astuti, B., 2008. Gunung Api purba
Watuadeg: Sumper erupsi dan posisi stratigrafi. Jurnal Geologi Indonesia,
Vol. 3. No. 3.
Hartono, G., dan Syafri, I., 2007. Peranan Merapi untuk Mengidentifikasi Fosil
Gunung Api pada “Formasi Andesit Tua”: Studi Kasus di Daerah Wonogiri.
Geologi Indonesia: Dinamika dan Penduduknya, Publikasi Khusus, Pusat
Survei Geologi Bandung.
Hartono, H.G., dan Bronto, S., 2009. Analisis Stratigrafi Awal Kegiatan Gunung Api
Gajahdangak di Daeah Bulu, Sukoharjo; Implikasinya Terhadap Stratigrafi
Batuan Gunung Api di Pegunungan Selatan, Jawa Tengah. Jurnal Geologi
Indonesia, Vol. 4 No. 3.
Musianto L.S., 2004. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif
dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.4 No.2
Sari, M., 2016. Batuan Sedimen: Pengertian, Proses, dan Jenisnya. Diakses oleh Ali
Muta’aly Muhammad pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 23. 44 WIB.
<http://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen>
Sanjoto, S., 2009. Kwalitas Breksi Pumis Sebagai Bahan Bangunan Kecamatan
Piyungan, Pleret, Imogiri Kabupaten Bntul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Teknologi, Volume 2 No. 1.
Smyth, H., Hall, R., Hamilton, J., and Kinny, P., 2003. Volcanic origin of quartz-rich
sediments in East Java; Indonesian Petroleum Association, Proceedings 29th
Annual Convention Jakarta, Halaman 541-559
Suharta, N., 2007. Sifat dan Karakteristik Tanah dari Batuan Sedimen Masam di
Provinsi Kalimantan Barat serta Implikasinya Terhadap Pengelolaan Lahan.
Jurnal Tanah dan Iklim. No. 25.
Surono, Toha, B., dan Sudarno, I., 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta dan
Giritontro, Jawa, Skala 1:100.000. Bandung : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.