Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GEOMORFOLOGI

Jenis-Jenis Massmovement

Dosen Pengampu :
Dr. Cahyadi Setiawan S.Si, M.Si

Disusun oleh :

Muhammad Qabus Abid Khairullah (4315162985)

Universitas Negeri Jakarta


Fakultas Ilmu Sosial
Pendidikan Geografi
2017
Gerakan tanah
Mass wasting atau tanah bergerak adalah perpindahan massa tanah dan batuan karena adanya
gaya berat.Tanah dapat bergerak apabila gaya yang menahan massa tanah di lereng lebih kecil
daripada gaya yang mendorong atau meluncurkan tanah

Menurut Zakaria dalam buku (Noor,J, 2006), Jatuhan atau massa batuan bergerak melalui udara,
termasuk gerak jatuh bebas, meloncat dan penggelindingan bongkah batu dan bahan rombakan
tanpa banyak bersinggungan satu dengan yang lain.

.
PENGERTIAN TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya
tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut : air yang meresap ke dalam tanah akan menambah
bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng
dan keluar lereng.

JENIS-JENIS GERAKAN TANAH


Gerakan massa tanah (mass movement) merupakan gerakan massa tanah yang besar disepanjang
bidang longsor kritisnya.
Menurut Cruden dan Varnes dalam Hardiyatmo (2006) karakteristik gerakan massa pembentuk
lereng dapat dibagi menjadi 5 macam :
1. Jatuhan (Falls)

2. Robohan (Topples)

3. Longsoran (Slides)

4. Sebaran (Spreads)

5. Aliran (Flows)
1. Jatuhan (Falls)

Jatuhan merupakan jenis gerakan tanah lempung yang terjadi bila air hujan mengisi retakan di
puncak sebuah lereng yang terjal. Jatuhan yang disebabkan oleh retakan yang dalam umumnya
runtuh miring ke belakang, sedangkan untuk retakan yang dangkal, rutuhannya ke depan.
Jatuhan batuan dapat terjadi pada semua jenis batuan dan umumnya terjadi karena pelapukan,
perubahan tempetatur, tekanan air atau penggalian bagian bawah lereng. Jatuhan terjadi di
sepanjang kekar, bidang dasar atau zona patahan lokal. Sampai saat ini tidak ada metode yang
cocok untuk menganalisis stabilitas lereng dengan tipe jatuhan.

2. Robohan (Topples)

Robohan adalah gerakan material roboh dan biasanya terjadi pada lereng batuan yang sangat
terjal sampai tegak yang mempunyai bidang-bidang ketidakmenerusan yang relatif vertikal. Tipe
gerakan ini hampir sama dengan jatuhan, hanya gerakan batuan longsor adalah mengguling
hingga roboh, yang berakibat batuan lepas dari permukaan lerengnya. Faktor utama yang
menyebabkan robohan, adalah seperti halnya kejadian jatuhan batuan, yaitu air yang mengisi
retakan.
3. Longsoran (Slides)

Gerakan batuan atau sedimen sepanjang permukaan planar disebut slide. Gerakan slide
tergantung dari karakter permukaan planar sepanjang lereng.

a. Rockslide (Longsor Batuan)

Melibatkan gerakan lereng bawah lapisan batuan yang relatif utuh yang telah memisahkan diri
dari singkapan batuan miring. Gerakan lereng bawah dari massa batuan sepanjang permukaan planar
datar disebut longsor batuan.

Umumnya, permukaan planar sepanjang batuan sedimen, tetapi rockslides telah menyebabkan
pengelupasan lapisan dalam batuan granit atau sepanjang rekahan memotong batuan berlapis. Setiap
lokasi seperti batu permukaan planar cenderung ke arah ruang terbuka (memotong jalan atau rel kereta api
atau lembah) yang berpotensi untuk terjadinya longsoran batu.

b. Slump (Kemerosotan)

Gerakan ke bawah blok material pada permukaan melengkung. Jatuhnya massa material di
sepanjang permukaan melengkung disebut kemerosotan. Merosot paling sering terjadi pada sedimen
kohesif seperti bahan lempung, tetapi juga terjadi pada batuan berlapis. Merosot umumnya terjadi karena
dasar lereng yang telah terkikis, menghilangkan penopang untuk material di atasnya. Erosi ini mungkin
akibat aktivitas alam seperti erosi aliran dari sebuah lereng yang berdekatan atau serangan gelombang
pada tebing pantai.
Merosot juga bisa disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pemotongan lereng kembali untuk
memperluas perumahan atau pembangunan tempat parkir. Merosot telah menjadi masalah yang serius di
pantai California Selatan, di mana banyak rumah-rumah mewah terancam oleh bencana merosotnya
tebing di atas bangun mereka.

4. Sebaran (Spreads)

Sebaran merupakan kombinasi dari meluasnya massa tanah dan turunnya massa batuan dan
terpecah-pecah ke dalam material lunak di bawahnya.

5. Aliran (flows)

Aliran adalah gerakan dari material yang telah hancur ke bawah lereng dan mengalir seperti
cairan kental. Alirannya sering terjadi dalam bidang geser relatif sempit. Material yang terbawa
oleh aliran biasanya terdiri dari berbagai macam partikel tanah (termasuk batu-batu besar), kayu,
ranting, dan lain-lain.
a. Aliran Lumpur (Mud Flow)

Yaitu gerakan tanah yang relatif cair, dan gerakannya relatif cepat. Biasanya terjadi pada
kemiringan 5-15 derajat pada tanah lempung yang padat dan retak-retak di antara lapisan-lapisan
pasir yang bertekanan air pori tinggi. Sebagai contoh yaitu aliran lahar dingin.

b. Aliran Debris (Debris Flow)

Merupakan aliran yang biasa terjadi pada material berbutir kasar misalnya pada lereng yang
kering, dimana tidak ditumbuhi pepohonan.

c. Creep (Menjalar/Merayap)
Gerakan lereng bawah sangat lambat dari regolith, tanah dan batuan di bawah pengaruh gravitasi
disebut rayapan. Meskipun creep adalah proses yang sangat lambat, efek jangka panjang dapat dilihat
pada permukaan melalui perpindahan lereng bawah, monumen, tiang telepon, dan batang pohon. Creep
mungkin yang paling spektakuler dari semua gerakan massa, tetapi kontinuitas operasinya dan tindakan
yang lebih seperti wilayah yang luas membuat proses pembuangan massa yang paling penting dalam hal
total volume material yang dipindahkan lereng bawah setiap tahunnya.

Proses creep dibantu oleh ekspansi dan kontraksi tanah dengan pemanasan dan pendingin,
pembekuan dan pencairan, atau pembasahan dan pengeringan. Misalnya, siklus berulang pada pembekuan
dan pencairan dapat menggerakkan lereng bawah partikel dalam suatu jenis gerakan yang disebut creep
embun beku. Setiap hari, air dari pencairan es tanah membentuk film tipis dengan partikel batu. Film tipis
air membeku pada malam hari, mengembang dalam proses dan mendorong partikel keluar pada sudut
kanan ke lereng. Selanjutnya ketika es mencair, partikel mengendap ke lereng sejajar dengan gaya
gravitasi. Masing-masing siklus menggantikan partikel jatuh ke lereng bawah. Sejumlah pengulangan
siklus pembekuan-pencairan pada sejumlah besar, maka partikel batuan bergerak dalam jumlah besar
material di lereng bawah.

d. Solifluction
Suatu bentuk Mass Wasting yang terjadi di daerah yang relatif dingin di mana tergenang air tanah
mengalir sangat lambat menuruni lereng. Gerakan lereng bawah dari air-saturasi regolith disebut
Solifluction. Gerakan lebih cepat dari pada di creep dan dapat mencapai hingga beberapa sentimeter per
tahun. Solifluction mungkin terjadi dalam iklim di mana regolith pada lereng menjadi jenuh dengan air.
Namun, yang paling umum di Iklim dingin di mana bagian atas regolith membeku dan mencair secara
periodik. Banyak tempat yang dingin dibatasi oleh tanah beku permanen disebut permafrost. Bagian lebih
hangat yaitu bagian paling atas lapisan es yang mencair dan melepaskan air beku di dalam sedimen.
Massa basah ini dari tanah kemudian dapat mengalir di atas lereng bawah lapisan es. Solifluction
menciptakan topografi yang dicirikan oleh arus lobate melengkung di permukaan.

e. Puing Avalances

Istilah umum avalanche digunakan untuk yang paling cepat mengalir, meluncur, dan massa jatuh
berbaring. Bendungan itu menciptakan sebuah danau besar yang airnya akan digunakan untuk
pembangkitan listrik tenaga air.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERGERAKAN TANAH


Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah
penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada
lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alami dan manusia

a. Gangguan luar atau gangguan ulah manusia

(1) Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia.

(2) Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.

(3) Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.

(4) Kegagalan struktur dinding penahan tanah.

(5) Penggundulan hutan.

(6) Budidaya kolam ikan di atas lereng.

(7) Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.

(8) Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga tidak
ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.

(9) Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.

(10) Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada beberapa daerah
tertentu. Erosi makin meningkat dan akhimya terjadi gerakantanah.

b. Gangguan dalam atau gangguan alam

(1) Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, struktur
sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunungapi.

(2) Iklim: curah hujan yang tinggi.

(3) Keadaan topografi: lereng yang curam.

(4) Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam,
pelarutan dan tekanan hidrostatika.

(5) Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.

(6) Naiknya berat massa tanah batuan: masuknya air ke dalam tanah menye-babkan terisinya
rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah.

(7) Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk
batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batupasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya
hilang.
(8) Naiknya muka airtanah: muka air dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar
butir tanah. Tekanan air pori naik, sehingga kekuatan gesernya turun.

(9) Pengembangan tanah: rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk
tanah lempung tertentu, jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.

(10) Surut cepat; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka airtanah
tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air.

(11) Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus
lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, kereta api dan sebagainya).

SUMBER
http://geoclasstopus.blogspot.co.id/2011/01/mass-wasting-tanah-bergerak.html
http://rihartadi.blogspot.co.id/2011/07/jenis-gerakan-massa-types-of-mass.html
http://ilario143.blogspot.com/2014/06/data-jenis-jenis-gerakan-tanah.html?m=1
geotek.lipi.go.id/?page_id=1541 https://www.esdm.go.id/assets/media/content
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor
https://www.scribd.com/doc/291637518/Pengertian-Gerakan-Tanah

Anda mungkin juga menyukai