Anda di halaman 1dari 13

Gerakan Tanah

Nabil Raihan Pandjab


511419077
GERAKAN TANAH
 pengertian gerakan tanah
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau
miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat
itu.

Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru
akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah
manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan
yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng
tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan
seimbang atau stabil kembali. Jadi longsor merupakan pergerakan massa tanah atau batuan
menuruni lereng mengikuti gaya gravitasi akibat terganggunya kestabilan lereng. Apabila
massa yang bergerak pada lereng ini didominasi oleh tanah dan gerakannya melalui suatu
bidang pada lereng, baik berupa bidang miring maupun lengkung, maka proses pergerakan
tersebut disebut sebagai longsoran tanah.
 Klasifikasi Gerakan Tanah
Gerakan tanah diklasifikasikan berdasarkan macam atau tipe gerakan, macam material
yang bergerak, dan kecepatan gerakan. Dari dasar klasifikasi tersebut, Highway Research
Board Lanslide Committee (1958) membagi gerakan tanah menjadi:
• Runtuhan batuan ( Rock fall)
Suatu massa batuan yang terjatuh kebawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi
pada tebing- tebing yang terjal serta gerakannya ekstrim cepat. Rock fall dapat terjadi karena:
Tarikan gaya berat, kekar dan rekahan.
Pemotongan kaki tebing oleh alam maupun manusia
• Runtuhan tanah (Soil fall)
Sama seperti rock fall, hanya saja yang jatuh adalah massa tanah. Gerakannya sangat
cepat.

• Runtuhan bahan rombakan (Debris fall)


Sama halnya seperti rockfall dan soil fall, hanya saja yang jatuh berupa
massa berupa tanah dan batuan yang relatif kering dan lepas-lepas dan gerakannya relatif
cepat.
• Nendatan (Slump)
Pada waktu terjadi pergerakan terbentuk tebing (scarp, cliff ) yang melngkung dan massa
yang terletak di atasnya akan meluncur ke bawah dan terputar kebelakang dengan kecepatan
ekstrim lambat sampai agak cepat (moderate). Proses ini merupakan proses longsoran yang
sangat umum terjadi terutama pada tempat akumulasi sedimen yang kohesif seperti lempung
yang cukup tebal. Pada umumnya slump terjadi pada daerah dengan kemiringan lereng yang
terlalu terjal

Sesuai dengan prosesnya yang terputus- putus sehingga mempunyai lebih dari satu bidang
longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain.
• Blok glide
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan
lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar atau
kekar.

• Lonsoran batuan (Rock slide)


Gerakan massa batuan kearah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan,
dan bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan
batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan yang
berukuran sangat halus (lempung, tuf- halus, napal dan sebagainya). Kecepatannya amat
lambat sampai cepat. Biasanya proses ini terjadi pada waktu batuan penyusun kerak bumi
mengalami proses deformasi
• Longsoran bahan rombakan (Debris slide)
Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif
turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara
tanah dengan batuan induknya
• Aliran tanah ( Earth flow)
Gerakan dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat.
Material (massa) tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat sampai cepat
dan lumpur dengan kecepatan sangat lambat, sehingga ada yang disebut aliran tanah cepat dan
lambat. Faktor kandungan air sangat penting. Aliran ini sering terjadi di daerah yang beriklim
basah (humid). Proses ini terjadi akibat hujan terus menerus mengakibatkan tanah yang kaya
akan lempung akan jenuh air dan akan terurai.
• Aliran fragmen batuan
Gerakan secara mengalir dari massa batuan berupa fragmen- fragmen dengan kecepatan
ekstrim cepat dan kering. Macam aliran batuan, misalnya rockfall avalanche. Massa yang
bergerak sangat luas, baik berupa longsoran ataupun rutuhan batuan, akan bergerak dengan
kecepatan ekstrim cepat.
• Sand run
Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan capat sampai sangat lambat
dalam keadaan kering.
• Loess flow (dry)
Aliran loes kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering biasanya
disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.
• Debris avalanche
Gerakan bahan rombakan dalam keadaan
agak basah dengan kecepatan sangat cepat
sampai ekstrim cepat.

• Sand flow dan Silt flow


Seperti sand run, hanya saja disini dalam keadaan basah. Kalau materialnya yang mengalir
berupa pasir disebut sand flow, sedangkan jika berupa lumpur disebut dengan silt flow.
Kecepatan alirannya cepat sampai sangat cepat.
Perkiraan kecepatan gerak (alir) material yang bergerak:
• Ekstrim cepat > 10 ft/s  
• Sangat cepat 1 ft/menit- 10 ft/menit  
• Cepat 10 ft/menit- 5 ft/hari
• Moderate 5 ft/hari- 5 ft/bulan
• Lambat 1 ft/5 bulan- 5 ft/tahun
• Sangat lambat 5 ft/tahun- 1 ft/5 tahun
• Ekstrim lambat <1 ft/5 tahun
 Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah
Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah dibedakan menjadi gangguan
luar dan gangguan dalam.
Gangguan Luar
• Getaran yang ditimbulkan oleh: gempa bumi, peledakan, keretaapi, dapatmengakibatkan
gerakan tanah.
• Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya
bangunan atau timbunan di atas tebing.
• Hilangnya penahan lateral, dapat disebabkan antara lain pengikisan (erosi sungai, pantai),
aktivitas manusia (penggalian).
• Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada beberapa daerah
tertentu. Erosi makin meningkat dan akhimya tejadi gerakan tanah.
 Gangguan dalam
• Hilangnya rentangan permukaan : selaput air yang terdapat diantara butir tanah memberikan
tegangan tarik yang tidak kecil. Sebaliknya jika air merupakan lapisan tebal, maka akibatnya
akan berlawanan. Karena itu makin banyak air masuk ke dalam tanah, parameter kuat
gesemya makin berkurang.
• Naiknya berat massa tanah batuan : masuknya air ke dalam tanah menye- babkan terisinya
rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah.
• Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk
batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya
hilang.
• Naiknya muka air tanah : muka air dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar
butir tanah. Tekanan air pori naik sehingga kekuatan gesernya turun.
• Pengembangan tanah : rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk
tanah lempung tertentu,jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.
• Surut cepat ; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka air tanah
tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air.
• Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus
lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, kereta api dan sebagainya).
 Penanggulangan Longsor (Gerakan tanah)
Penanggulangan lonsor (gerakan tanah) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Cara vegetatif
 
• Mengurangi energi butir hujan  
• Mengurangi energi aliran permukaan
• Mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke permukaan tanah
• Akar tumbuh-tumbuhan dapat memperkuat tanah
Dalam metoda ini harus dipilih vegetasi yang cocok karena vegetasi yang besar justru dapat memperbesar pembebanan.
Cara mekanis
• Dalam metoda ini ada dua prinsip:
a. Pengurangan tekanan, dilakukan dengan cara:
• Melandaikan lereng, terasering
• Mengalirkan air permukaan (drain surface)
• Mengalirkan air bawah permukaan(drai sub surface)
• Mengurangi beban
b. Memperbesar kekuatan, dilakukan dengan cara: ·
• Menggunakan buttress
• Pemasangan anchor dan bolt
• Grounting
c. Cara gebungan metoda vegetatif dan mekanis

Anda mungkin juga menyukai