Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru
akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah
manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan
yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng
tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan
seimbang atau stabil kembali. Jadi longsor merupakan pergerakan massa tanah atau batuan
menuruni lereng mengikuti gaya gravitasi akibat terganggunya kestabilan lereng. Apabila
massa yang bergerak pada lereng ini didominasi oleh tanah dan gerakannya melalui suatu
bidang pada lereng, baik berupa bidang miring maupun lengkung, maka proses pergerakan
tersebut disebut sebagai longsoran tanah.
Klasifikasi Gerakan Tanah
Gerakan tanah diklasifikasikan berdasarkan macam atau tipe gerakan, macam material
yang bergerak, dan kecepatan gerakan. Dari dasar klasifikasi tersebut, Highway Research
Board Lanslide Committee (1958) membagi gerakan tanah menjadi:
• Runtuhan batuan ( Rock fall)
Suatu massa batuan yang terjatuh kebawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi
pada tebing- tebing yang terjal serta gerakannya ekstrim cepat. Rock fall dapat terjadi karena:
Tarikan gaya berat, kekar dan rekahan.
Pemotongan kaki tebing oleh alam maupun manusia
• Runtuhan tanah (Soil fall)
Sama seperti rock fall, hanya saja yang jatuh adalah massa tanah. Gerakannya sangat
cepat.
Sesuai dengan prosesnya yang terputus- putus sehingga mempunyai lebih dari satu bidang
longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain.
• Blok glide
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan
lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar atau
kekar.