Hampir setiap kali musim hujan datang, di negara kita selalu diwarnai dengan
kejadian tanah longsor akibat dari kegagalan lereng. Mungkin terbesik di pikiran kita,
mengapa bencana ini terus terjadi dan kadang kala bencana ini terjadi tidak hanya
di musim hujan.
disini menjelaskan apa saja penyebab tanah longsor dan beberapa solusi yang bisa
diterapkan untuk mengurangi bencana tanah longsor tersebut.
1. Tingkat Perlapukan
Dalam ilmu Geologi, kita mengenal bahwa bumi ini pada awal pembentukannya berupa
batu yang sangat keras.
Akibat proses perlapukan (weathering) batu tersebut lama kelamaan menjadi tanah
(residual Soil). Proses pelapukan batu menjadi menjadi tanah bisa terjadi secara fisika
(mekanik), kimia, dan biologi (tumbuhan dan hewan) dalam waktu puluhan sampai
ribuan tahun.
tanah longsor yang memperlihatkan batuan dasar yang menjadi bidang gelincir
Ke-tiga proses perlapukan tersebut bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan sehingga
pada akhirnya batu tersebut bisa menjadi tanah.
Untuk negara-negara yang berada di kawasan tropis, derajat (tingkat) perlapukan
batuan tersebut sangatlah tinggi sehingga pada daerah tersebut kita akan menemukan
lapisan-lapisan tanah (residual soil) yang sangat tebal.
Tingginya tingkat pelapukan di negara tropis seperti Indonesia diakibatkan karena
negara tropis memiliki tingkat curah hujan dan tingkat paparan matahari yang cukup
tinggi juga.
Apa hubungannya perlapukan dengan longsor?.
Tanah longsor yang terjadi biasanya berupa perpindahan material lapisan tanah atau
material pembentuk sebuah lereng. Lapisan tanah hasil perlapukan batuan yang berada
pada sebuah lereng akan sangat mudah untuk jatuh.
Batuan dasar yang kedap air bisa menjadi bidang gelincir
Terlebih lagi ada lapisan batuan yang belum lapuk (bedrock atau batuan dasar) yang
berada di bawah lapisan tanah tersebut. Lapisan batuan dasar ini akan menjadi bidang
gelincir massa tanah di atasnya.
Jadi tingkat pelapukan menjadi penyebab tanah longsor yang pertama.
2. Tingkat Curah Hujan
Untuk menghindari air yang masuk ke dalam lereng, maka lereng tersebut harus
ditutup atau dibuatkan aliran supaya air mudah mengalir di atas permukaan tanah dan
tidak masuk ke dalam lereng dan tidak menjadi penyebab tanah longsor.
Metode penutupan lereng seperti dengan cara menyemprotkan semen ke lereng
(shorcrete) bisa dilakukan. Cara yang paling simpel adalah dengan cara menutup lereng
dengan terpal dan memastikan air hujan tidak masuk ke dalam lereng.
Curah hujan merupakan penyebab tanah longsor yang utama di Indonesia.
3. Kemiringan Lereng
Lereng yang memiliki kemiringan lereng yang curam akan lebih mudah longsor
dibandingkan dengan lereng yang landai.
Secara fisika, suatu longsoran akan terjadi atau tidak sangat bergantung pada besaran
gaya penahan atau gaya yang menahan batuan/tanah tetap berada di lereng dan
besaran gaya yang keluar dari lereng atau gaya yang menarik material lereng untuk
jatuh ke bawah.
Beberapa cara penanganan longsor yang bisa dilakukan untuk prevensi tanah longsor:
Apabila gaya penahan lebih besar daripada gaya penarik maka tanah longsor tidak akan
terjadi namun apabila gaya penahan lebih kecil dari gaya penarik maka tanah longsor
akan terjadi.
Gaya penarik yang keluar dari lereng akan semakin besar dengan semakin
bertambahnya beban lereng dan kemiringan lereng.
Salah satu cara untuk mengurangi gaya penarik adalah dengan membuat lereng yang
landai.
Selain itu, solusi lain yang bisa diterapkan namun sedikit mahal adalah dengan cara
memasang penguat lereng berupa Rockbolt, Soilnail, atau bentuk penguat lainnya.
Beberapa negara tetangga kita sudah memasang metode pengaman lereng tersebut.
4. Struktur Geologi
Bentuk stuktur batuan berupa perlapisan yang dapat memicu tanah longsor atau
luncuran batu.Kondisi geologi setempat juga sangat mempengaruhi suatu kawasan
mudah untuk Longsor atau tidak.
Kondisi geologi berupa struktur geologi seperti adanya patahan (fault), kekar (Joint),
lipatan, arah perlapisan dan kondisi geologi lainnya menjadi penyebab tanah longsor
keempat.
Kawasan lereng yang berada pada kawasan patahan aktif akan mudah sekali untuk
longsor, hal ini dikarenakan kondisi batuan pembentuk lereng yang sudah hancur
sehingga menjadi zona lemah.
Struktur geologi yang kompleks yang terbentuk di Aceh tentu saja dipengaruhi oleh
tumbuhan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lereng Eurasia
Gaya tektonik tersebut membuat terjadinya deformasi batuan dan terbentuknnya
struktur batuan berupa patahan, kekar, dan lipatan.
Selain itu, sebuah lereng batu yang memiliki banyak kekar (Joint) atau retak-retak juga
menjadi penyebab longsor jenis jatuhan batu, gelincir (sliding) atau gulingan (toppling).
Apabila pembaca melihat lereng-lereng batu yang banyak retak-retak di sepanjang
jalan, maka bisa dipastikan suatu saat nanti di tempat tersebut akan terjadi longsor.
5. Intensitas Gempa Bumi
Bagi masyarakat Indonesia gempa bumi adalah kejadian yang tidak langka. Seperti yang
sudah dijelaskan Penyebab Gempa Bumi di Indonesia, di Sumatra dan Jawa terjadi
akibat adanya zona tumbukan lempeng dalam bentuk subduksi antara lempeng Indo-
Australia dengan lempeng Eurasia.
Getaran gempa bumi yang terjadi bisa menganggu kestabilan lereng. Kejadian tanah
longsor akibat gempa bumi pernah terjadi ketika gempa bumi 02 Juli 2013 di kabupaten
Aceh Tengah dan Bener Meriah provinsi Aceh dan beberapa tempat di Indonesia.