Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TANAH LONGSOR

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Diaster Management :
R. Acep Hasan, S.Kep Ns. M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Sentiawati Anjelike Timisela (213220006)


2.

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN LINTAS JALUR (UMUM)
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Disaster Management dengan judul Tanah
Longsor.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jah dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
seluru pembaca.

Cimahi, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. PENGERTIAN.........................................................................................................................5
B. ETIOLOGI...............................................................................................................................5
C. MEKANISME TERJADINYA TANAH LONGSOR...........................................................6
D. KLASIFIKASI TANAH LONGSOR.....................................................................................6
E. DAMPAK TANAH LONGSOR.............................................................................................6
F. MITIGASI TANAH LONGSOR............................................................................................6
G. CARA PENANGANAN.......................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
3.1.      KESIMPULAN....................................................................................................................8
3.2.      SARAN.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat
tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di
sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan
Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara
Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan,
punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber
gempa bumi. Gunung api yang ada di Indonesia berjumlah 129. Angka itu merupakan
13% dari jumlah gunung api aktif dunia. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap
bencana letusan gunung api dan gempa bumi.
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan
gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit
pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada
perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi
mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas
tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka
kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tanah longsor?
2. Apa etiologi atau bagaimana mekanisme bencana yang terjadi ?
3. Bagaimana klasifikasi tanah longsor?
4. Apa dampak yang diakibatkan tanah longsor?
5. Bagaimana mitigasi dari tanah longsor?
6. Bagaimana cara penanganan tanan longsor?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Tanah longsor adalah proses perpindahan atau pergerakan massa tanah dengan
arah miring atau vertikal dari kedudukan semula, hal tersebut merupakan akibat dari
adanya gaya dorong. Tanah longsor dapat pula diartikan sebagai proses perpindahan
suatu massa batuan/tanah akibat gaya gravitasi. Intensitas kejadian longsor dan
tingkat bahaya longsor sangat dipengaruhi oleh intensitas curah hujan yang tinggi dan
terjadi terus menerus, kondisi lereng yang miring hingga terjal, penggunaan lahan
yang kurang sesuai dengan kemampuan lahan di daerah tersebut, tanah yang tebal,
serta batuan dan strukur geologi yang bervariasi.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.
Longsor adalah suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang
menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan ketempat yang lebih rendah.
Gerakan massa tanah ini dapat terjadi pada lereng-lereng yang hambat geser tanah
atau batuannya lebih kecil dari berat massa tanah atau batuan itu sendiri (Karnawati :
2005).
Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang merupakan
salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya,
menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada
tanah/batuan penyusun lereng. yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah
dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
B. ETIOLOGI
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan
bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah
gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh :
 Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan
lereng-lereng yang terlalu curam
 Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang
diakibatkan hujan lebat
 Gempa Bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-
lereng yang lemah
 Gunung Berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan
aliran debu-debu
 Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir
 Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.

C. MEKANISME TERJADINYA TANAH LONGSOR


Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Proses umum yang biasanya timbul
sebelum terjadinya bencana tanah longsor adalah :
1. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
2. Biasanya terjadi setelah hujan.
3. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
4. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

D. KLASIFIKASI TANAH LONGSOR


Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan
blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran
translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang
paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
E. DAMPAK TANAH LONGSOR
Dampak yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor adalah korban meninggal dan
hancurnya rumah yang tertimpa longsoran tanah. Dampak negative yang lain yaitu
rusaknya lahan hutan dan pertanian yang berada dilokasi tanah longsor. Akibat
longsoran tanah kadang menutup badan jalan sehingga terhambatnya arus lalu lintas
yang menghubungkan ke wilayah yang lain.
F. MITIGASI TANAH LONGSOR
1. Tindakan sebelum terjadi tanah longsor
a. Waspada terhadap curah hujan yang tinggi.
b. Persiapkan dukungan logistik.
c. Simak informasi dari radio mengenai informasi hujan dan kemungkinan tanah
longsor.
d. Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan
hal tersebut.
2. Tindakan saat terjadi tanah longsor
a. Apabila di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar cari
tempat lapang dan tanpa penghalang.
b. Apabila di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi lebih atau tanah
yang mengalami longsor.
3. Tindakan sesudah terjadi tanah longsor
a. Jangan segera kembali ke rumah, perhatikan apakah longsor susulan masih
akan terjadi.
b. Apabila diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan
peralatan yang menjamin keselamatan.
c. Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah.
d. Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan
korban, pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.

G. CARA PENANGANAN
a. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas
utama lainnya.
b. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
c. Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun
air tanah. Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari
air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng.
Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke
dalam tanah.
d. Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
e. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga
jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
f. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam
yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat
atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi
dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam rumput).
g. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
h. Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
i. Pengenalan daerah rawan longsor.
j. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
k. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam
tanah.
l. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction.
m. Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
n. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.
BAB III

PENUTUP
3.1.      KESIMPULAN
      Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang merupakan
salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya,
menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada
tanah/batuan penyusun lereng. yang terjadi karena pergerakan
masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-
faktor lainnya yang turut berpengaruh :
 Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan
lereng-lereng yang terlalu curam
 Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang
diakibatkan hujan lebat
 Gempa Bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-
lereng yang lemah
 Gunung Berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan
aliran debu-debu
 Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir
 Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.
 
 3.2.      SARAN
             Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui
jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya. Kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan
bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal dan
kerugian harta benda yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor
http://fadiluchiha.blogspot.co.id/2016/09/artikel-bencana-longsor.html
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/tanah-longsor
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/akibat-terjadinya-tanah-longsor
https://blog.act.id/daerah-rawan-longsor-di-indonesia
https://blog.act.id/upaya-penanggulangan-tanah-longsor

Anda mungkin juga menyukai