Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LONGSOR

OLEH :

1. Astin Fauziah (2226020012)


2. Ismi Ladya Cherill Sitorus (2226020033)
3.
4.

Dosen Pengampuh :

S. Ujang Effendi, M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES MANDIRI TRI SAKTI

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin penulis panjatkan kehadirat


Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang
begitu besar, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Longsor”
Penulis mengucapkan terimakasih atas berbagai bentuk bantuan yang telah
banyak penulis terima, baik berupa data-data tertulis, proses penyusunan makalah,
hingga dukungan moril yang semuanya memiliki hikmah tersendiri bagi penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis masih mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bengkulu, Oktober 2023

ii
DAFTAR IS

I
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

2.1 Tanah Longsor..................................................................................................4

2.2.1 Definisi Tanah Longsor...........................................................................4

2.2 Proses Terjadinya Tanah Longsor....................................................................5

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor....................................................7

2.4 Jenis Tanah Longsor..........................................................................................6

2.5 Upaya Pencegahan Tanah Longsor..................................................................10

2.5 Dampak Tanah Longsor...................................................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2 BAB 1
3 PENDAHULUAN
4 1.1 Latar Belakang
5 Indonesia merupakan
salah satu negara yang
memiliki kerentanan
bencana
6 hidrometeorologi, yaitu
bencana yang disebabkan
karena perubahan iklim
dan

1
7 cuaca (Susanti dkk,
2017: 50). Menurut UU
Nomor 24 Tahun 2007,
bencana
8 adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa
yang mengancam dan
mengganggu
9 kehidupan dan
penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh
faktor alam
10 dan/atau faktor non
alam maupun faktor

2
manusia sehingga
mengakibatkan
11 timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta
benda, dan
12 dampak psikologis.
Bencana terjadi karena
adanya ancaman dan
kerentanan tanpa
13 ada kapasitas
masyarakat untuk
menanggulanginya.
Bencana dapat mengancam

3
14 semua wilayah di
Indonesia baik di
wilayah daratan,
pegunungan maupun di
15 wilayah pesisir
termasuk di Propinsi Jawa
Tengah (Hilmi dkk, 2012).
Salah satu
16 jenis bencana di
Indonesia yang berpoten
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak. Akibat tumbukan antara
lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau
Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara,
sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua. Konsekuensi lain dari
tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di
busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi. Jenis tanah
pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah
ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat
subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada

4
perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi
mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas
tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam,
maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.

Tanah longsor adalah sebuah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
Tanah longsor merupakan jenis bencana terbesar ke 3 (tiga) di Indonesia setelah
bencana banjir dan puting beliung. Tanah longsor merupakan bentuk perpindahan
massa alami dan menyebar dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Dalam hal
topografi, daerah yang rawan longsor adalah lereng gunung dan bukit, dengan lereng
sedang hingga curam, adapun Gempa bumi dan aktivitas manusia mempengaruhi
stabilitas lereng. Secara umum, ada dua faktor yang menyebabkan bencana tanah
longsor, yaitu yang pertama faktor pendorong dan yang kedua faktor pemicu. Faktor
pendorong adalah faktor yang mempengaruhi material sehingga material didorong
untuk bergerak. Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan material bergerak
dan tanah longsor terjadi. Penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi
yang.menarik tanah ke bawah. Namun ada juga faktor-faktor lain.yang menyebabkan
situasi atau sumber tanah longsor, seperti Erosi Tanah, Gempa Bumi, Gunung
Meletus, Penebangan Hutan Secara Berlebihan, dll. Tanah longsor adalah bencana
alam yang membawa banyak kerugian bagi manusia dan lingkungan alam di sekitar
tanah longsor. Meskipun tidak dapat dicegah, kita dapat mengambil langkah-langkah
pencegahan untuk mencegah tanah longsor. Dampak paling signifikan yang
diakibatan tanah longsor adalah terputusnya jalur transportasi, timbulnya korban jiwa,
ataupun hilangnya mata pencaharian dan rusaknya objek-objek pariwisata yang
berada didekatnya. Banyak objek wisata yang berada didekat lereng ataupun
perbukitan mengingat lokasi tersebut memiliki pemandangan yang indah dan tempat
yang sejuk sehingga dapat menarik minat wisatawan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah


pada makalah ini, yakni :

5
1. Bagaimana proses terjadinya tanah longsor ?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan tanah longsor ?
3. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh tanah longsor ?

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui peristiwa terjadinya tanah longsor.


2. Mengetahui faktor yang menyebabkan tanah longsor.
3. Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh tanah longsor.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanah Longsor


2.1.1. Definisi Tanah Longsor

Tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa
geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe
dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut.
Tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan sebagai gerakan menuruni
lereng oleh massa tanah dan atau batuan penyusun lereng akibat tergangguanya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. tanah longsor adalah salah
satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan dan runtuhan batuan/tanah yang terjadi
seketika yang bergerak menuju lereng-lereng bawah yang dikendalikan oleh gaya
gravitasi dan meluncur dari atas suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur).
Oleh karena itu tanah longsor dapat juga dikatakan sebagai bentuk erosi.

Gambar 2.1 Tanah Longsor

7
Tanah longsor banyak terjadi di perbukitan dengan ciriciri: kecuraman lereng
lebih dari 30 derajat, curah hujan tinggi, terdapat lapisan tebal (lebih dari 2 meter)
menumpang di atas tanah/batuan yang lebih keras, tanah lereng terbuka yang
dimanfaatkan sebagai permukiman, ladang, atau sawah. Secara fisis longsor dapat
dianalogikan seperti benda yang berada pada bidang miring. Komponen-komponen
gaya yang bekerja pada bidang miring disajikan pada Gambar

Gambar 2.2 Komponen gaya yang bekerja pada lereng

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong (driving force)
pada lereng lebih besar dari gaya penahan (resisting force). Gaya penahan umumnya
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong 6
dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis
tanah/batuan. Sehingga proses terjadinya tanah longsor adalah saat air yang meresap
ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

2.2 Proses Terjadinya Longsor

Pergerakan massa tanah atau batuan pada lereng dapat terjadi akibat interaksi
pengaruh antara beberapa kondisi yang meliputi geologi, morfologi, struktur geologi,

8
hidrogeologi dan tata guna lahan. kondisi-kondisi tersebut saling berpengaruh
sehingga mewujudkan suatu kondisi lereng yang mempunyai kecendurungan atau
berpotensi untuk begerak. Kondisi lereng demikian disebut kondisi rentan untuk
bergerak. Jadi, pengertian rentan disini berarti berpotensi atau kecenderungan untuk
bergerak namun belum mengalami gerakan. Proses dan tahapan terjadinya gerakan
tanah secara sistematik dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Proses Terjadinya Longsor

Dari gambar 2.3 dijelaskan bahwa terjadinya proses gerakan tanah melalui
beberapa tahapan, yaitu :
1. Tahap stabil
2. Tahap rentan
3. Tahap kritis
4. Tahap bergerak

Gambar di atas juga menunjukan bahwa penyebab gerakan tanah dapat


dibedakan faktor pengontrol (faktor-faktor yang mengkondisikan suatu lereng
menjadi rentan atau siap bergerak). Penyebab langsung yang berupa pemicu yaitu
proses-proses yang merubah kondidi lereng dari kondisi rentan atau siap bergerak
menjadi kondisi benar-benar bergerak setelah melampaui kondisi kritis.

9
2.3 Faktor Penyebab Longsor

Banyak faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng yang megakibatkan


terjadinya longsoran. Faktor-faktor tersebut semacam kondisi-kondisi geologi dan
hidrografi, topografi, iklim dan perubahan cuaca. Pada prinsipnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta
berat jenis tanah batuan. Terdapat beberapa faktor penyebab tanah longsor,
diantaranya yaitu:
1. Jenis Tanah
Jenis tanah juga mempengaruhi penyebab terjadinya longsor. Tanah yang
mempunyai tekstur renggang, lembut yang sering disebut tanah lempung atau
tanah liat dapat menyebabkan longsoran. Apa lagi ditambahan pada saat musin
penghujan kemungkinan longsor akan lebih besar pada tanah jenis ini. Hal ini
dikarenakan ketebalan tanah tidak lebih dari 2,5 m dengan sudut lereng 22
derajat. Selain itu kontur tanah ini mudah pecah jika udara terlalu panas dan
menjadi lembek jika terkena air yang mengakibatkan rentan pergerakan tanah.
2. Curah Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi
retakan dan merekahnya tanah permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal
musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah
yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng,
sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan,

10
pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar
tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
3. Kemiringan Lereng
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng
yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Kecuraman lereng 100
persen sama dengan kecuraman 45 derajat. Selain memperbesar jumlah aliran
permukaan, makin curam lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan,
dengan itu memperbesar energi angkut air. II-4 Klasifikasi kemiringan lereng
untuk pemetaan ancaman tanah longsor dibagi dalam lima kriteria diantaranya
yaitu lereng datar dengan kemiringan 0-8%, landai berombak sampai
bergelombang dengan kemiringan 8-15%, agak curam berbukit dengan
kemiringan 15-25%, curam sampai sangat curang 25- 40%, sangat curam dengan
kemiringan >40%. Wilayah yang kemiringan lereng antara 0-15% akan stabil
terhadap kemungkinan longsor, sedangkan di atas 15% potensi untuk terjadi
longsor pada kawasan rawan gempa bumi semakin besar.
4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan (land use) adalah modifikasi yang dilakukan oleh manusia
terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti lapangan,
pertanian, dan permukiman. Permukiman yang menutupi lereng dapat
mempengaruhi penstabilan yang negatif maupun positif. Sehingga tanaman yang
disekitarnya tidak dapat menopang air dan meningkatkan kohesi tanah, atau
sebaliknya dapat memperlebar keretakan dalam permukaan baruan dan
meningkatkan peresatan. Penggunaan lahan seperti persawahan, perladangan, dan
adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang
kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh
dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan
penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang
longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
5. Getaran

11
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan,getaran
mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah
tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
6. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng
menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220ᵒ mudah terjadi longsoran
dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
7. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan
akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar
tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan
tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
8. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
9. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya
dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada
lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di
bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian
diikuti dengan retakan tanah.

2.4 Jenis-Jenis Tanah Longsor

Tanah longsor dapat diklasifikasikan ke dalam tipe yang berbeda berdasarkan


tipe pergerakan dan tipe material yang terlibat. Jenis gerakan menggambarkan
mekanisme tentang bagaimana massa tanah longsor dipindahkan seperti jatuh, roboh,
meluncur, menyebar, atau mengalir. Tanah longsor juga dapat membentuk kegagalan
kompleks yang mencakup lebih dari satu jenis gerakan (yaitu, longsoran batu – aliran

12
serpihan). Jenis gerakan massa yang umum terjadi di alam dilihat dari tipe dan jenis
materialnya antara lain yaitu :
1. Runtuhan (falls)
Runtuhan adalah gerakan secara tiba-tiba dimulai dari perlepasan tanah atau
bongkahan batu yang jatuh dari lereng yang curam atau tebing. Pemisahan terjadi
di sepanjang kekar dan pelapisan batuan. Gerakan ini dicirikan dengan terjun
bebas, mental dan menggelinding. Sangat dipengaruhi oleh gravitasi, pelapukan
mekanik, dan keberadaan air pada batuan.

Gambar 2. 4 Rockfall

2. Robohan (topples)
Topples dicirikan dengan gerakan robohnya unit batuan dengan cara berputar
kedepan pada satu titik sumbu (bagian dari unit batuan yang lebih rendah) yang
disebabkan oleh gravitasi dan kandungan air pada rekahan batuan.

Gambar 2.5 Topples

13
3. Aliran (flows)
Aliran adalah perpindahan material berupa tanah atau lumpur yang biasanya
disertai dengan kadar air yang tinggi sehingga mengalir dan bergerak ke bawah
menuruni lereng.

Gambar 2.6 Flow

2.5 Upaya Pencegahan Tanah Longsor

Ada beberapa upaya dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya bencana tanah longsor, diantaranya :

1. Tidak membakar pohon atau membakar hutan dilereng perbukitan atau


pegunungan.
2. Menanam pohon berakar kuat seperti bambu, akar wangi, dan lamtoro di
lereng-lereng yang gundul.
3. Tidak memotong tebing disekitar jalan secara tegak lurus, serta tidak
menggali tanah disekitar lereng.
4. Tidak membangun rumah dan fasilitas fisik lainnya dibawah tebing atau ditepi
sungai yang rawan erosi.
5. Mengurangi sudut kemiringan lereng dengan membuat terasering.
6. Membangun sistem pengairan yang baik dengan tujuan menghilangkan air
lereng.

14
2.6 Dampak bencana tanah longsor

Banyak dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya tanah longsor baik


dampak terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan maupun dampaknya
terhadap keseimbangan lingkungan. Dampak ditimbulkan dengan terjadinya tanah
longsor terhadap kehidupan adalah sebagai berikut :
1. Bencana longsor banyak menelan korban jiwa.
2. Terjadinya kerusakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan dan
sebagainya.
3. Kerusakan bangunan-bangunan seperti gedung perkantoran dan
perumahan penduduk serta sarana peribadatan.
4. Menyebabkan kerugian secara ekonomi, serta meninggalkan dampak
secara sosial psikologi bagi masyarakat.

Dampak terhadap lingkungan Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan


akibat terjadinya tanah longsor adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya kerusakan lahan dan hilangnya vegetasi penutup lahan.
2. Terganggunya keseimbangan ekosistem.
3. Lahan menjadi kritis sehingga cadangan air bawah tanah menipis.
4. Terjadinya tanah longsor dapat menutup lahan yang lain seperti sawah,
kebun dan lahan produktif lainnya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Proses terjadinya tanah longsor dimulai dengan pergerakan massa tanah atau
batuan pada lereng dapat terjadi akibat interaksi pengaruh antara beberapa
kondisi yang meliputi geologi, morfologi, struktur geologi, hidrogeologi dan
tata guna lahan. kondisi- kondisi tersebut saling berpengaruh sehingga
mewujudkan suatu kondisi lereng yang mempunyai kecendurungan atau
berpotensi untuk begerak. Kondisi lereng demikian disebut kondisi rentan
untuk bergerak. Jadi, pengertian rentan disini berarti berpotensi atau
kecenderungan untuk bergerak namun belum mengalami gerakan.
2. Faktor yang menyebabkan tanah longsor, yaitu kemiringan lereng jenis tanah,
curah hujan, penggunaan lahan, getaran, susut muka air danau atau
bendungan, adanya beban tambahan, pengikisan/erosi dan adanya material
timbunan pada tebing.
3. Dampak yang ditimbulkan oleh tanah longsor terhadap kehidupan adalah
Bencana longsor banyak menelan korban jiwa, terjadinya kerusakan
infrastruktur publik seperti jalan, jembatan dan sebagainya. Dampak terhadap
lingkungan Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan akibat terjadinya
tanah longsor adalah terjadinya kerusakan lahan dan hilangnya vegetasi
penutup lahan dan terganggunya keseimbangan ekosistem.

3.2 Saran

Perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai tanah longsor agar lebih
banyak wawasan dan pengetahuan yang diperoleh.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, W. (2018). Manajemen Bencana Pengantar & Isu-Isu Strategis. Jakarta:


Bumi Aksara.
Akhri, H. (2017). Analisis Kapasitas Dan Tingkat Ketahanan Daerah Dalam Upaya
Pengurangan Risiko Bencana Di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh.
Jurnal Ilmu Kebencanaan: Program Pascasarjana Unsyiah, 4(3).
Aminatun, S. (2017). Kajian Analisis Risiko Bencana Tanah Longsor Sebagai Dasar
Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul. Jurnal Teknisia, 22(2), 372-382 [3] Aditama, Tjandra
Yoga. 2021. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta : UII.
Harjadi, dkk, (2019). Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasi di
Indonesia Edisi Ke II. Jakarta: BAKORNAS PB
Karnawati, D. (2020). Manajemen Bencana Gerakan Tanah. Diktat Kuliah.
Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada
Muhammad Nursa’ban, dkk (2018). Arahan Penanggulangan Bencana Alam Melalui
Analisis Multibahaya dan Multirisiko di Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta.
UNY: Laporan Penelitian.
Nugraha, A. L., & Purnama Bs & Adity, T. (2021). Pemetaan risiko bencana longsor
rob Kota Semarang. In The 1st Conference on Geospatial Information
Science and Engineering. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geodesi UGM.

17

Anda mungkin juga menyukai