Anda di halaman 1dari 5

Kasus Pemicu 1

Anda sebagai petugas paramedik mendapatkan informasi telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang
melibatkan satu mobil sedan berpenumpang 2 orang dan 1 bus yang berpenumpang sekitar 20-30
orang. Bus ditemukan dalam kondisi terguling ke samping kiri, kaca depan bus pecah.
Saat anda memasuki bus melalui kaca depan bus, anda memperkenalkan diri sebagai penolong.
Kemudian anda meminta para korban yang sadar dan dapat berjalan untuk keluar dari bus.
Sembilan (9) korban mampu keluar sendiri dari bus sesuai permintaan anda dan anda temukan
beberapa korban terbaring tidak bergerak, beberapa berteriak histeris, dan beberapa terluka
dengan rincian sebagai berikut :
Korban dalam bus :
1. Korban 1 : Ditemukan tidak bernafas, sesudah anda reposisi jalan nafas (open airway),
korban tetap tidak bernafas.
2. Korban 2 : Ditemukan tidak bernafas, sesudah anda lakukan reposisi jalan nafas (open
airway), korban mulai bernafas spontan
3. Korban 3 : bernafas cepat, lebih dari 30 x/menit
4. Korban 4 : sadar penuh, terdapat patah tulang terbuka di daerah tibia dengan perdarahan
hebat, CRT > 2”
5. Korban 5 : korban dengan luka lecet dan memar di dahi, CRT < 2”, korban kesulitan
menyebutkan namanya dan tidak bisa melakukan perintah sederhana dari anda untuk
mengangkat lengannya.
6. Korban 6 : berteriak-teriak kesakitan sambil memegang kaki kanannya yang memar, CRT <
2 “. orientasi bagus, dapat melakukan perintah sederhana
7. Korban 7 : Korban mengeluh tidak dapat merasakan dan menggerakkan kakinya, RR
24x/mnt, Nadi 100x/mnt, sadar penuh
8. Korban 8 : Korban mengalami luka memar dan lecet di kaki, RR 16 x/mnt, CRT < 2”, korban
tidak dapat mengingat namanya dan kronologi kejadian
9. Korban 9 : Baju korban bersimbah darah. Respirasi 36x/mnt. CRT kurang dari 2 detik.
Orientasi sadar
Korban di dalam sobil sedan
10. Korban 10 (pengemudi Sedan) : Korban masih tidak bernafas setelah penolong membuka
jalan nafasnya, CRT > 2”, korban masih tidak sadar.
11. Korban 11 (penumpang sedan) : Korban mengalami luka memar dan lecet di kaki, RR 16
x/mnt, CRT < 2”, korban tidak dapat mengingat namanya dan kronologi kejadian
Petunjuk :
Uraikan hal-hal yang anda berhubungan dengan kondisi kejadian kasus di atas
1. Uraikan metode START yang dapat digunakan untuk melakukan triage pada korban
massal (Mass Casualty Incident)
a. Triage 1 (lapangan) menggunakan metode START
 Korban 1
Prioritas 0 – HITAM: diberikan pada korban yang sudah meninggal, karena
Ditemukan tidak bernafas, sesudah anda reposisi jalan nafas (open
airway), korban tetap tidak bernafas.

 Korban 2
Prioritas 1 – MERAH: korban dengan kondisi kritis

 Korban 3
Prioritas 1 – MERAH: korban dengan kondisi kritis, Jika pernapasan >30 /
menit. Tandai (TAG) warna merah.

 Korban 4
Prioritas 1 – MERAH: korban dengan kondisi kritis

b. Triage 2 (Medik)
c. Triage 3 (Evakuasi)
2. Klasifikasikan dan Tentukan jumlah korban sesuai 4 label warna menurut metode
START!
3. Lakukan Survey the scene (Danger) untuk mengetahui bahaya susulan apa saja yang
mungkin terjadi setelah kondisi kecelakaan seperti itu!
4. Primary Survey (Response) : Lakukan initial assessment untuk setiap korban :
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Dissability
e. Exposure
5. Secondary Survey
KASUS PEMICU 2

Saudara berada di Kota Bandung (BNPB), mendapat informasi ada Gempa Bumi berpotensi
Tsunami di Pangandaran pukul 09.30 beberapa menit yang lalu. pusat gempa terjadi dekat pantai
pangandaran + 10 km dengan kedalaman + 20 km di bawah laut, dengan kekuatan 7,5 skala
richter. Maka dapat diasumsikan kerusakan yang terjadi akibat gempa sangat besar dan efek
tsunami yang ditimbulkan juga besar.

Apa yang anda lakukan bila anda diinstruksikan berangkat untuk membantu penanganan
bencana?

Penyelesaian Kasus :
A. Pengenalan Jenis Bencana

1. Gempa : Pengertian, etiologi, Jenis/klasifikasi, proses terjadinya, dampak, mitigasi,


karakteristik korban

2. Tsunami : Pengertian, etiologi, Jenis/klasifikasi, proses terjadinya, dampak, mitigasi,


karakteristik korban
B. Langkah Penanganan (Ikuti Standar Operasional)

1. AWARNESS STAGE (tahap siaga/waspada) Tahap menyadari/ mengetahui adanya


bencana (Information Center/Alarm System)

a. Klarifikasi kebenaran berita

b. Bila benar berita dilaporkan sesuai ketentuan (alur pelaporan)

c. Berita didistribukan untuk koordinasi dengan unit kerja terkait (persiapan tim)

d. Puskodalmed dibentuk (Aktifkan organisasi kerangka/organisasi tugas yang sudah


ditetapkan saat prepareness)

2. INITIAL ACTION STAGE (tahap aksi awal)

RAPID RESPONSE TEAM, RAPID ASSESMENT TEAM, COORDINATION


a. Lengkapi semua informasi

b. Kirimkan Tim Aju/Tim reaksi cepat

c. Aktifkan Posko/Puskodalmed untuk penyusunan planning untuk pencapaian hasil


optimal

d. Lakukan koordinasi di RS (unit kerja) dan koordinasi lintas sektor

3. PLANNING STAGE (tahap rencana)

HOW BIG THE TEAM, SUPPORT, BRIEFING


a. Deskripsikan masalah korban dan jenis bencana

b. Analisis besar/ jenis risiko yang terjadi saat bencana terjadi

c. Data & Identifikasi sumber daya (SDM, Fasilitas, Komunikasi)

d. Tim penanganan bencana (sistim komando atau koordinasi )

e. Sistim Kommunikasi perbaiki/buat pendukung bila ada masalah komunikasi

f. Dukungan fasilitas/ logistik di Puskodal dan lapangan

g. Pilih SDM berdasarkan kemampuan

4. OPERATION STAGE (Tahap pelaksanaan operasi penangangan medis)

TRUE OPERATION, EVACUATION


a. Seluruh kegiatan pelayanan medis berlangsung simultan
1) kegiatan di lapangan (Triage START)

2) kegiatan evakuasi

3) kegiatan di RS

b. Pelayanan Non Medis

1) Pers/media

2) VVIP

3) Keluarga pasien

4) Penerimaan bantuan

5) Koordinasi relawan

6) Penyiapan shelter dan fasilitasnya (air, sumber listrik, jamban, dapur umum)

5. MISSION CONCLUSION STAGE

DEBRIEFING, EVALUATION
a. Pernyataan akhir panganan acut response pd bencana (sesuai ketentuan baik dari
pemerintah/ BNPB/BPBD atau dari evalausi hasil tidak ada penanganan korban )

b. Pembuatan laporan akhir dari semua unit kerja dalam proses penanganan

c. Dilakukan debriefing (evaluasi ) dan penyiapan kembali unsur pelaksana

Anda mungkin juga menyukai