untuk pulang.
9. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung
dipindahkan ke kamar jenazah.
Dokumen Terkait
3.2 SOP AMBULANCE
17 September 2020
PROSEDUR P
TETAP Prof. Dr. Herman Subarjah,
M.Si.
NIP. 196009181986031003
Pengertian Dekontaminasi adalah langkah pertama menangani peralatan,
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang
terkontaminasi. Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh staf sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivikasi
HBV, HBC dan HIV) dan mengurangi tapi tidak menghilangkan
jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan dekontaminasi saat terjadi bencana.
Kebijakan 1. Dilakukan pada korban masal terutama pd korban yg
terkontaminasi bahan kimia.
2. Prinsip dekontaminasi di rumah sakit adalah bahwa setiap
pasien yang datang dan terpapar bahan kimia harus
didekontaminasi sebelum masuk keruangan yang ada di rumah
sakit.
3. Dekontaminasi dilakukan di tempat yang telah dipersiapkan,
terpisah dan tertutup, tersedia air mengalir dan sebaiknya dekat
dengan UGD/IRD .
Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Prosedur 1. Setelah memakai alat proteksi diri petugas medik melakukan
dekontaminasi, pastikan korban dalam keadaan stabil atau telah
dilakukan stabilisasi fungsi vitalnya.
2. Buka seluruh pakaian korban (mengurangi 70-80%
kontaminant)
3. Cuci dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam 1 menit dgn 6
galon air ( 25 ltr air/ 4-5 ember air) dan diperlukan area 22
inches² (66 cm²) per-orang.
4. Lakukan dgn cepat pencucian / penyiraman seluruh tubuh
3.3 SOP DEKONTAMINASI KORBAN BENCANA
korban.
5. Gunakan cairan pembersih untuk seluruh tubuh. Cairan baru 0,5
% Sodium hypochlorite (HTH chlorine) efektif utk kontaminant
biologi atau kimia.
6. Utk kontaminant biologi perlu waktu 10 menit (hal ini sulit utk
korban masal).
7. Bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung
kaki (head to toe).
8. Yakinkan korban sudah dicuci dengan bersih, bila perlu periksa
dan bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai
ujung kaki.
9. Keringkan tubuh pasien dan ganti/ berikan pakaian kering dan
bersih.
10. Korban di masukkan ke ruang UGD/ IRD sesuai kriteria triage
(dapat dilakukan triage ulang walaupun sudah dilakukan triage
di lapangan.
11. Penanganan dilakukan berdasarkan skala prioritas kegawat
daruratan korban bencana.
12. Pelayanan medik yang diberikan sesuai standar kemampuan
rumah sakit.
Catatan:
1. Pasien bisa yang bisa berjalan sendiri dan gejala jelas segera
lakukan dekontaminasi.
2. Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa gejala jelas pindahkan
dari area tindakan, pakaian dibuka dan observasi (medical
evaluation).
3. Pasien tidak bisa bergerak, lakukan evaluasi klinis , berikan
prioritas dekontaminasi.
Dokumen Terkait
3.4 SOP TRANSFORTASI PASIEN/HELPER SAAT KEADAAN BENCANA
Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Prosedur Memindahkan pasien ke ambulans
1. Pada saat ambulans datang anda harus mampu menjangkau
pasien sakit atau cedera tanpa kesulitan, memeriksa kondisinya,
melakukan prosedur penanganan emergensi di tempat dia
terbaring, dan kemudian memindahannya ke ambulans.
2. Pada beberapa kasus tertentu, misalnya pada keadaan lokasi
yang berbahaya atau pasien yang memerlukan prioritas tinggi
maka proses pemindahan pasien harus didahulukan sebelum
menyelesaikan proses pemeriksaan dan penanganan emergensi
diselesaikan.
3. Jika dicurigai adanya cedera spinal, kepala harus distabilkan
secara manual dan penyangga leher (cervical collar) harus
dipasang dan pasien harus diimobilisasi di atas spinal board.
4. Pemindahan pasien ke ambulans dilakukan dalam 4 tahap
berikut
Pemilihan alat yang digunakan untuk mengusung
pasien.
Stabilisasi pasien untuk dipindahkan
Memindahan pasien ke ambulans
Memasukkan pasien ke dalam ambulans
5. Pasien sakit atau cedera harus distabilkan agar kondisinya tidak
memburuk.
6. Perawatan luka dan cedera lain yang diperlukan harus segera
diselesaikan, benda yang menusuk harus difiksasi, dan seluruh
balut serta bidai harus diperiksa sebelum pasien diletakkan di
alat pengangkut pasien.
7. Jangan menghabiskan banyak waktu untuk merawat pasien
dengan cedera yang sangat buruk atau korban yang telah
meninggal. Pada prinsipnya, kapanpun seorang pasien
dikategorikan dalam prioritas tinggi, segera transpor dengan
cepat.
8. Penyelimutan pasien membantu menjaga suhu tubuh,
mencegah paparan cuaca, dan menjaga privasi.
3.4 SOP TRANSFORTASI PASIEN/HELPER SAAT KEADAAN BENCANA
pasien. Bila tidak ada cara lain bagi keluarga dan teman pasien
untuk bisa pergi ke rumah sakit,biarkan mereka menumpang di
ruang pengemudi-bukan di ruang pasien- karena dapat
mempengaruhi proses perawatan pasien. Pastikan mereka
mengunci sabuk pengamannya.
10. Naikkan barang-barang pribadi. Jika dompet, koper, tas, atau
barang pribadi pasien lainnya dibawa serta, pastikan barang
tersebut aman di dalam ambulans. Jika barang pasien telah
Anda bawa, pastikan Anda telah memberi tahu polisi apa saja
yang dibawa. Ikuti polisi dan isilah berkas-berkas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
11. Tenangkan pasien. Kecemasan dan kegelisahan seringkali
menerpa pasien ketika dinaikkan ke ambulans. Ucapkan
beberapa patah kata dan tenangkan pasien dengan cara yang
simpatik. Perlu diingat bahwa mainan seperti boneka beruang
dapat berarti banyak untuk menenangkan pasien anak yang
ketakutan. Senyum dan nada suara yang menenangkan adalah
hal yang penting dan dapat menjadi perawatan kritis yang
paling dibutuhan oleh pasien anak yang ketakutan.
12. Ketika anda merasa bahwa pasien dan ambulans telah siap
diberangkatkan, beri tanda kepada pengemudi untuk memulai
perjalanan ke rumah sakit. Jika yang Anda tangani ini adalah
pasien prioritas tinggi, maka tahap persiapan, melonggarkan
pakaian, memeriksa perban dan bidai, menenangkan pasien,
bahkan pemeriksaan vital sign dapat ditangguhkan dan
dilakukan selama perjalanan daripada harus diselesaikan tetapi
menunda transportasi pasien ke rumah sakit.
17 September 2020
PROSEDUR P
TETAP Prof. Dr. Herman Subarjah,
M.Si.
NIP. 196009181986031003
Pengertian Memindahkan korban/penderita bencana dari lokasi bencana ke tempat
yang lebih aman dan mengusahakan penderita/korban yang masih
bernyawa untuk dapat diselamatkan.
Tujuan Menyelamatkan nyawa penderita/korban yang masih hidup dan
memindahkan penderita/korban yang sudah tidak bernyawa.
Kebijakan 1. Mendahulukan korban yang masih bernyawa dan kemungkinan
besar dapat diselamatkan.
2. Korban yang tingkat kegawatannya tinggi dan beresiko mati,
lebih baik ditinggalkan terlebih dahulu.
Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Prosedur 1. Petugas evakuasi harus membekali diri dengan segala keperluan
pribadi serta membekali diri dengan membawa alat dan obat
untuk pertolongan pertama.
2. Menentukan skalasi bencana;luas wilayah,jumlah korban,jenis
penyakit,sarana dan prasarana yang tersisa, sisa SDM dan akses
jalan menuju lokasi bencana.
3. Menyampaikan hasil survey awal ke rumah sakit, sehingga
rumah sakit dapat mempersiapkan diri.
4. Petugas lapangan menilai tingkat kegawatan korban untuk
korban luka ringan dan sedang di beri pertolongan pertama di
tempat kejadian atau pos kesehatan lapangan.
5. Korban luka ringan dan sedang diperlakukan sama seperti
masyarakat umum.
6. Korban luka berat segera dievakuasi ke RS rujukan wilayah/RS
Polri / RS TNI terdekat.
7. Korban yang memerlukan perawatan lebih lanjut dapat
3.5 SOP EVAKUASI KORBAN BENCANA
tubuh anda.
Hindari menjangkau yang berkepanjangan ketika
diperlukan usaha yang besar
5. Pada saat mendorong atau menarik penderita, ada peraturan
yang harus dipatuhi untuk mencegah cedera. Diantaranya:
Lebih baik dorong daripada tarik, jika memungkinkan.
Jaga punggung tetap lurus/terkunci.
Jaga garis tarikan melalui pusat tubuh anda dengan
menekuk lutut.
Jaga beban dekat dengan tubuh anda.
Jika beban dibawah pinggang, dorong atau tarik dari
posisi berlutut.
Hindari mendorong atau menarik melebihi kepala.
Dokumen Terkait