No Dokumen :
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :
2. Tujuan
Sebagai acuan untuk melakukan triase di unit gawat darurat (UGD)
B. Standar sarana
Sarana Non Medis ( alat / bahan )
1. Ruang Triase
2. Meja kursi
3. Alat tulis ( ballpoin, penghapus, penggaris )
4. Rekam Medik minimal
5. Tempat sampah non medis beralas plastik
6. Tempat sampah medik beralas plastik dan tertutup, tutup
dapat dibuka dengan menginjak pembuka tutup di bagian
bawah tempat sampah
7. Label / bendera 4 warna ( merah, kuning, hijau dan hitam )
masing-masing warna minimal 10 biji ( kasus KLB )
C. Sarana Medis
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Reflek Hammer
4. Handscoon
6. Langkah 1. Anamnesa.
langkah 2. Pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat
kegawatannya.
3. Pengelompokan pasien berdasar kegawatannya.
4. Rujukan ke ruang tindakan.
5. Kegiatan setelah triase.
6. Pencatatan dan pelaporan.
1. Mencuci tangan.
3. Mememeriksa Pasien
a. Petugas memastikan kesadaran dari korban / pasien. Dengan
cara menyentuh / menggoyangkan bahu korban denagn
lembut dan mantap untuk mencegah pergerakan yang
berlebihan sambil memanggil namanya : Pak !!! Bu !!!
Mas !!!! Mbak !!!
b. Petugas memeriksa gangguan jalan nafas ( Airway ) : Lihat,
Dengar, Raba ( Look, Listen, Feel ) dengan cara :
c. Petugas mengambil posisi di sebelah kanan brancart pasien.
d. Petuga membungkukkan badan dengan wajah kita
menghadap kearah dada pasien sambil melihat ( Look ) :
pergerakan dinding dada, kesimetrisan naik turunnya dinding
dada dengan cara : melihat naik turunnya dinding dada kanan
dan kiri bersamaan / tidak, frekuensi cepat / pelan
nafas dalam / dangkal
nafas sesak / longgar
nafas pendek / panjang
pernafasan cuping hidung ada / tidak
nafas dengan otot-otot bantu nafas dengan melihat ada
/tidaknya tarikan otot intercostae
e. Petugas mendekatkan telinga ke hidung dan mulut pasien
untuk mendengarkan :
suara nafas pasien
suara tambahan, wheezing, rhonki
batuk-batuk
f. Petugas merasakan hembusan udara di pipi pada saat pasien
mengeluarkan nafas, baik dari hidung ataupun mulut, bila
perlu dekatkan jari kita di depan hidung pasien dan rasakan
adanya hembusan nafas.
g. Apabila tidak terdengar suara nafas ataupun hembusan nafas,
maka kemungkinan pasien mengalami sumbatan pada jalan
nafasnya dan harus segera bebaskan jalan nafas pasien.
h. Petugas memeriksa gangguan sirkulasi ( Circulation ) dengan
cara memeriksa nadi pasien :
Petugas meminta izin pada klien.
Petugas menjelaskan pada klien tujuan pemeriksaan
untuk mengetahui frekuensi , irama dan kekuatan nadi.
Cara memeriksa nadi arteri radialis :
Meletakkan 3 jari ( jari ke 2-4 ) pemeriksa meraba
arteri.
Radialis klien, sambil menghitung nadi selama 15
detik.
Cara memeriksa nadi arteri carotis.
Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kita
meraba denyut arteri karotis pada orang dewasa atau
anak-anak, dengan cara :
a) Petugas menarik kepala pasien ke bawah, raba
jakun dengan 2 jari, kemudian jari digeser ke
celah antara jakun dan jalinan otot. Disitu akan
teraba denyutan. ( Letak arteri karotis terdapat
di kedua sisi laring, diantara jakun yang
berjalan dari telinga, melintas leher menuju
bagian atas tulang dada ).
b) Petugas meraba selama 5 detik sebelum
memutuskan tidak ada denyutan.
i. Petugas memeriksa adanya luka, patah tulang maupun
perdarahan dengan cara melihat dan meraba tubuh korban
secara detail mulai dari kepala sampai ujung kaki sesuai
dengan kondisi korban.
j. Dari hasil pemeriksaan tentukan katagori pasien berdasar
pelayanan :
Pelayanan cepat ( merah )
Pelayanan ditunda ( kuning )
Pelayanan berjalan ( hijau )
Meninggal – tak tertolong ( hitam )
Petugas mencuci tangan dan dan telapak tangan dari arah jari-jari
ke arah pergelangan hingga bersih.
Pemakaian Handscoen
Petugas mengambil sarung
tangan steril dengan
menggunakan tangan
dominan
Mememeriksa Pasien
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan 1 Tujuan Tujuan dibuat lebih
jelas