Anda di halaman 1dari 8

RUMAH SAKIT UMUM AMC

Jl. Raya Cileunyi Rancaekek


Bandung Telp. 022-7781630 Fax 022-7781629
Email : rs_amc@yahoo.co.id

DISASTER PLAN
RS AMC CILEUNYI
Kebijakan Penanganan Bencana Alam RS AMC Cileunyi

1. PENDAHULUAN
Bencana alam dan musibah massal ialah kejadian yang disebabkan oleh suatu
kekerasan yang menimpa kelompok manusia / masyarakat dan lingkungan yang cukup
besar dan menimbukan kerugian jiwa dan maretial. Karena sifatnya yang mendadak dan
dalam waktu singkat maka dapat menimbulkan kerugian jiwa dan material yang lebih
besar.
Bencana alam dan musibah massal yang terjadi di perkotaan mudah diketahui
oleh masyarakat, dan masyarakat yang mengetahui biasanya banyak yang datang untuk
menolong atau hanya sebagai penonton.

Musibah yang terjadi di tempat yang jauh dari khalayak ramai seperti
kecelakaan pesawat terbang yang jatuh di hutan kedalaman atau kapal laut tenggelam di
tengah laut kadang-kadang memerlukan waktu yang lama diketahui.

Untuk kesatuan bahasa maka perlu kami uraikan beberapa pengertian sebagai
berikut :

 Bencana Alam (Natural Disaster)


Dapat diartikan sebagai kejadian mendadak yang disebabkan kekuatan alam yang
menimpa suatu tempat atau daerah yang menimbulkan kerusakan-kerusakan di
tempat itu atau tempat lain sehingga dapat mengakibatkan kerugian jiwa dan harta
benda.
Contoh : Gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin topan, keracunan gas alam,
serangan hama tanaman, gelombang tsunami, kemarau panjang, dll.
 Musibah Massal.
Kejadian mendadak yang terjadi pada waktu singkat yang disebabkan oleh suatu
kekerasan yang menimpa kelompok manusia yang mengakibatkan korban massal
yang memerlukan pertolongan segera secara cepat.

Contoh :

 Diakibatkan manusia/kelompok manusia (Man Made Disaster).


o Huru – hara
o Teror
o Pembajakan
 Disebabkan oleh faktor benda
o Kecelakaan udara
o Kebakaran / pembakaran
 Disebabkan oleh bibit penyakit
o Wabah penyakit
o Keracunan makanan.

Kemajuan pembangunan fisik dan tehnologi yang demikian pesat (jalan aspal
hotmik, kendaraan-kendaraan yang baik) memberi dampak untuk peluang terjadinya
lalu lintas massal. Dengan masih tertinggalnya kesadaran sebagian manusia dari
pesatnya kemajuan pembangunan diatas (pelanggaran peraturan lalu lintas darat, laut,
pemeliharaan sarana yang tidak adekuat), memberi resiko yang besar untuk terjadinya
musibah massal.

Disadari peran instansi kesehatan dalam upaya penanggulangan bencana


sangatlah penting. Oleh karena itu kesiapsiagaan unsur kesehatan dalam menghadapi
bencana sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana yang menyeluruh
merupakan suatu kegiatan yang mutlak diperlukan.
Dengan demikian perlu kiranya suatu rencana terpadu untuk mengantisipasi
terjadinya bencana alam atau musibah yang tertuang dalam suatu pola yang praktis dan
jelas

Dalam tulisan ini, dicoba diuraikan suatu pola untuk menghadapi atau
mengatasi bila terjadi musibah massal atau bencana. Sebagai makhluk Tuhan disadari
sepenuhnya bahwa uraian diatas masih mungkin ditemukan celah-celah kekurangan.
Untuk itu segala saran dan kritik yang membangun akan penyusun terima
dengan hati terbuka dalam suatu pola pikir positif.

2. ISI.
Dalam bab ini tercakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Fase-fase penanggulangan bencana alam
4. Skema penanggulangan bencana alam

1. Disaster Plan
Adalah suatu pokok rencana terpadu bagi setiap orang, petugas suatu instansi
pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dan cara menghadapi bencana
baik sebelumnya, sedang, maupun sesudah bencana.

2. Tujuan
Penyelamatan jiwa, pencegahan kecacatan dan menanggulangi korban bencana.
Untuk mempermudah penanganan korban musibah massal yang dikaitkan dengan
jumlah tenaga operasional yang ada serta estimasi jumlah korban dikelompokkan
sebagai berikut :

SIAGA I : Korban 20-50 orang, pelaksana tim yang ada di RS/UGD

24 jam

SIAGA II : Korban 51-100 orang, siaga I dibantu oleh Konsulen on

Duty

SIAGA III : Korban 101-300 orang, pelaksana seluruh staf di Rumah

Sakit ( baik On Duty maupun Off Duty ).

SIAGA IV : Korban lebih dari 300 orang pelaksana perlu melibatkan

Rumah Sakit luar/sarana medis yang lain termasuk


Puskesmas

3. Fase-fase dalam penanggulangan korban massal di RS. AMC


1) Fase Informasi
a. Bencana korban massal yang terjadi diluar Rumah Sakit informasi dapat
datang dari Polisi/TNI, Dinas Kebakaran, PMI, Masyarakat dan Dinas
Kesehatan.
b. Bencana korban massal yang terjadi di dalam Rumah Sakit, informasi
dapat datang dari dokter, perawat, dan awam.
c. Informasi bencana massal ke sentral telepon RS. AMC Cileunyi bagian
informasi/Satpam dengan No. Telp. (022) 7781630, maka petugas yang
menerima informasi harus meneruskan kepada dokter jaga UGD,
apabila musibah terjadi dalam jam dinas, dan diluar jam dinas kepada
Kepala Petugas Jaga UGD.
d. Dokter jaga UGD meneruskan informasi kepada Kepala UGD dan
selanjutnya Kepala UGD meneruskan kepada Direktur RS.
e. Komunikasi yang digunakan :
Di dalam Rumah Sakit ( Intern ) : Telepon

Di luar Rumah Sakit ( Ekstern ) : Telepon, telpon 118.

2) Fase Siaga
a. Tim Pengumpul, dijabat oleh :
a.1 Ketua Tim (Petugas UGD).

Tugas :

 Melakukan uji kebenaran informasi adanya musibah massal


 Melakukan koordinasi dengan Dinkes untuk menggerakkan
anggota guna mengamankan lokasi penanganan bencana di
UGD, mengatur lalu lintas masuk dan keluar.
 Menggerakkan anggotanya untuk mengambil brankar ruangan
yang telah dipergunakan menujui lokasi penanganan bencana.
 Melakukan koordinasi dengan supir ambulance.
a.2 Kasi Perawatan / perawat supervisi.

Tugas :

 Menyiapkan lokasi penampungan pertama korban.


 Merekrut perawat off duty untuk membantu :
- Resusitasi
- Evakuasi / transportasi.
 Mempersiapkan ruang untuk menerima korban termasuk
mempersiapkan lokasi cadangan.
a.3 Kepala Ruang Perawatan/bangsal.

Tugas :

 Menyiapkan ruangan masing-masing


 Menyiapkan relokasi pasien.
b. Kepala UGD
Tugas :

 Melakukan koordinasi dan merekrut dokter jaga off duty, dokter


konsulen.
 Menentukan tingkat bencana yang terjadi (bencana tingkat I, II, III,
atau IV).
 Melaporkan kepada Direktur RS tentang bencana yang terjadi dan
jenis bencana.
3) Fase Triase dan Pelayanan.
a. Triase dilakukan oleh dokter jaga UGD dan dokter bedah
Tugas :

 Bertanggung jawab atas pemeriksaan pertama


 Mengelompokkan korban sesuai dengan berat ringannya perlukaan.
 Menentukan prioritas pertolongan dengan pemberian label triase
o Label Hijau Penderita tidak luka.
Ruang tunggu untuk dipulangkan

o Label Kuning Penderita hanya luka ringan


Ruang tindakan bedah

o Label Merah Penderita dengan cidera berat


Resusitasi Kamar Operasi

o Label Putih Penderita dalam keadaan berat/Shock


Resusitasi Ruangan Resusitasi

o Label Hitam Penderita yang sudah meninggal


Kamar Jenazah

b. Pelayanan.
a) Tim Medis
Terdiri dari : Tim medis inti dan tim penunjang

A. 1. : Laboratorium, UTD, Radiologi

Tugas :

o Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan


kesehatan dan tindakan yang diberikan kepada korban.
o Merawat korban yang memerlukan perawatan, dapat
dimasukkan keruangan perawatan.
b) Logistik
Dijabat oleh Kepala Seksi Pelayanan

Tugas :

o Menyiapkan kebutuhan obat-obatan.


o Mengadakan koordinasi dengan Kepala Instalasi Gizi
guna menyiapkan makanan untuk personil dan korban.
c) Rekam Medis dan Keuangan
 Tugas Rekam Medis :
o Melaksanakan administrasi pasien antara lain :
identifikasi, registrasi dan menyiapkan status korban.
o Mencatat jumlah pasien dan tempat perawatan.
 Tugas Keuangan :
o Melaksanakan administrasi keuangan korban ( Askes,
Umum dan Jamsostek).
d) Penerangan / Informasi
Tugas :

Koordinasi dengan Komandan Jaga untuk :

o Mengetahui / mencatat administrasi global dengan baik.


o Mencatat kondisi pasien yang meninggal.
4) Evaluasi
Pelaksana Evaluasi penanggulangan korban massal dilakukan oleh Direktur
RS, Kepala UGD dan Kasi Perawatan.
Bandung, 01 Agustus 2010

Direktur RS AMC

Dr. Feri Fardian

Anda mungkin juga menyukai