Jl.Raya Cileunyi-Rancaekek
Kabupaten Bandung 40393
BAGIAN PENYAKIT DALAM
Tlp (022)7781630 fax(022)7781629
TUBERKULOSIS PARU
( TB PARU )
Adalah infeksi paru yang menyerang jaringan parenkim
paru, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan sputum, dibagi dalam:
1. TB Paru BTA positif: Sekurangnya 2 dari 3 spesimen
sputum BTA positif.
2. TB Paru BTA negatif: dari 3 spesimen sputum BTA negatif,
foto rontgen positif.
Berdasarkan tingkat keparahan penyakit yang ditunjukkan
oleh foto rontgen, dibagi dalam:
1. TB paru dengan kelainan paru luas
2. TB paru dengan kelainan paru sedikit
1 Pengertian (Definisi) Berdasarkan organ selain paru yang terserang, dibagi dalam:
TB Ekstra Paru Ringan: TB kelenjar limfe, TB
tulang non-vertebra, TB sendi, TB adrenal.
TB Ekstra Paru Berat: Meningitis, TB Milier, TB Disseminata,
Perikarditis, Pleuritis, Peritonitis, TB Vertebra, TB usus, TB
Genitourinarius.
Berdasarkan riwayat pengobatannya, dibagi dalam:
Kasus Baru.
Kambuh (relaps).
Drop-out/ default.
Gagal terapi.
Kronis.
Keluhan (Tergantung derajat berat, organ terlibat, komplikasi):
1.Batuk-batuk ≥ minggu.
2.Batuk berdarah
3.Sesak nafas
4.Nyeri dada
2 Anamnesis
5.Malaise lemah
6.Berat badan turun
7.Nafsu makan turun
8.Keringat malam
9.Demam
Berat badan turun
Nafsu makan turun
3 Pemeriksaan fisik
Keringat malam
Demam
Gejala yang ditemukan (Tergantung derajat berat, organ terlibat,
dan komplikasi):
KU lemah, cachexia,
Takipnea,
Paru: Tanda-tanda konsolidasi (Redup, fremitus mengeras/
melemah, suara nafas bronkhial/ melemah, ronkhi basah/
kering).
Anamnesis yang mendukung tuberculosis paru
Gejala yang ditemukan (Tergantung derajat berat, organ terlibat,
dan komplikasi):
1. KU lemah, cachexia
2. Takipnea
3. Febris
4. Paru: Tanda-tanda konsolidasi (Redup, fremitus mengeras/
melemah, suara nafas bronkhial/ melemah, ronkhi basah/
kering).
5. Dll
6. Laboratorium: LED meningkat
7. Mikrobiologis
BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS
4 Kriteria diagnosis Kultur Mycobacterium tuberculosis positif (Diagnosis
pasti).
Radiologis:
Foto thoraks PA ± lateral (hasil bervariasi) :
Infiltrat, pembesaran KGB hilus/ KGb
paratrakeal, milier, atelektasis, efusi pleura,
kalsifikasi, bronkiektasis,
kavitas, destroyed
lung
Imuno-Serologis:
Uji kulit dengan tuberkulin (Mantoux) positif > 15 mm pada
orang indonesia yang imunokompeten,
Tes PAP, ICT-TBC positif
PCR-TB dari sputum (hanya menunjang klinis).
5 Diagnosis kerja Tuberkulosis paru
Pneumonia, Tumor/ keganasan Paru, Jamur Paru, Penyakit Paru
6 Diagnosis banding
Akibat Kerja
Laboratorium: LED
Mikrobiologis: BTA sputum, kultur resistensi sputum terhadap
M.tuberculosis
Pada kategori 1 dan 3: Sputum BTA diulangi pada akhir bulan ke
2, 4, dan 6.
Pada kategori 2 : Sputum BTA diulangi pada akhir bulan ke
7 Pemeriksaan penunjang 2, 5, dan 8.
Kultur BTA sputum diulangi pada akhir bulan ke 2 dan akhir
terapi.
Radiologis : Foto thoraks PA, lateral pada saat diagnosis
awal dan akhir terapi
Selama terapi: Evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan
6 bulan
Imuno- Serologis:
Uji Kulit dengan tuberkulin (Mantoux)
Tes PAP, ICT-TBC
PCR-TB dari sputum
Terapi Terapi Umum: Istirahat, stop merokok, hindari polusi,
tata laksana komordibitas, nutrisi, vitamin.
Medikamentosa obat anti TB (OAT):
Kategori 1:
o Untuk Penderita baru TB Paru, sputum BTA positif.
o Penderita TB Paru, sputum BTA negatif, rontgen Positif
dengan kelainan Paru luas.
Penderita TB Ekstra Paru berat.
o Diterapi dengan:
2 RHZE/4 RH.
2 RHZE/ 4 R3H3.
2 RHZE/ 6 HE.
Kategori 2: Untuk:
o Penderita kambuh.
o Penderita gagal.
8 Tata laksana Penderita after default. Diterapi dengan:
Kategori 3 : Untuk:
o Penderita baru TB Paru, sputum BTA negatif, rontgen
positif dengan kelainan paru tidak luas.
Penderita TB Ekstra Paru : Ringan. Diterapi dengan:
2 RHZ/ 4 RH.
2 RHZ/ 4 R3H3.
2 RHZ/ 6 HE.
Kategori 4 : Untuk:
o Penderita TB kronik.
o Bila mampu : OAT lini kedua.
Komplikasi Paru: Atelektasis, hemoptisis, fibrosis,
bronkiektasis, pneumothoraks, gagal nafas,
9 Komplikasi TB Ekstra Paru: Pleuritis, efusi Pleura, perikarditis, peritonitis,
TB kelenjar limfe, dll.
Cor Pulmonal.
Dubia: Tergantung derajat berat, kepatuhan pasien, sensitivitas
10 Prognosis
bakteri, gizi, status imun, komordibitas.
11 Tingkat evidens 1
12 Tingkat rekomendasi A
13 Penelaah kritis Dokter spesialis penyakit dalam
Kesembuhan Tergantung derajat berat, kepatuhan pasien,
14 Indikator
sensitivitas bakteri, gizi, status imun, komordibitas.
Pedoman Tuberkulosis nasional
15 Kepustakaan PNPK Tuberkulosis
SPM PAPDI