HAKSEL
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI AMILUM, SIMPLISIA, DAN PEMERIKSAAN HAKSEL
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Untuk dapat mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum
yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.
2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang
biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan
mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.
B. BAHAN
1) Klasifikasi Tanaman
a) Beras (Oryza sativa)
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class
: Monokotiledoneae
Ordo
: Poales
Famili
: Graminae
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza sativa L. (Tjitrosoepomo, 2000)
b) Jagung (Zea mays)
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class
: Monokotiledoneae
Ordo
: Graminae
Famili
: Maydeae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L. (Rochani, 2007)
c) Manihot/ubi (Manihot utilisima)
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphorbiales
AMALIAH
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Species
: Liliopsida
: Zingiberales
: Zingiberaceae
: Zingiber
: Zingiber aromaticum Val (Tjitrosoepomo, 2000)
2. Deskripsi Tanaman
a. Padi (Oryza sativa)
Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang
di dalamnya berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiaptiap buku batang tumbuh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah.
Pelepah itu membalut hampir sekeliling batang. Di dalam tanah, dari tiap
buku tumbuh tunas yang dapat mengadakan batang (anak padi). Anak padi
itu dapat pula beranak, dan demikian berturut-turut. Itulah makanya kita
tak heran, apa sebabnya dari sebutir padi dapat tumbuh 40-50 batang. Bila
telah sampai waktunya, dari tiap-tiap batang keluar bunga. Bunga itu
bunga majemuk, yang galibnya disebut sebagai bulir. Pada tiap bulir
keluar 100 sampai 400 bunga. Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan
WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH AMALIAH FAUZIAH KADIR
F1F1 13 061
siklus
menghasilkan
anakan
(seperti
padi),
pada
obat
tradisional,
untuk
mengobati
gangguan
lambung,
C. HASIL PENGAMATAN
1. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi
Perubahan Warna
Sebelum Dipanaskan
Setelah Dipanaskan
Ungu
Putih kekuningan
No.
Amilum
1.
Amilum
Zea mays
L. + I2
2.
Amilum
Solanum
tuberosum
L. + I2
Ungu kecokelatan
Biru
3.
Amilum
Oryza
sativa L. +
I2
Ungu
Putih
4.
Amilum
Manihot
esculenta +
I2
Biru Pekat
Putih
5.
Amilum
Metroxylo
n sagu
Rottb. + I2
Biru Pekat
Putih
Simplisia
Mikroskopis
Jagung
(Zea mays L.)
Butir
Segi
banya
k
Hilu
s
Kentang
(Solanum tuberosum L.)
lamell
a
Hilu
s
3.
Butir
Segi
banya
k
Beras
(Oryza sativa L.)
Hilu
s
Sagu
Butir
Bulat
telur
hilus
Ubi
(Manihot utilisima)
Hilu
s
Butir
Bulat
Uraian
Bahan
Daun Tapak
Makroskopik
Bentuk daun
Kuda
Rimpang
Uraian Organoleptik
Warna
Bau
Rasa
Hijau
Tidak berbau
Tidak berasa
hampir bulat
Buentuk
Putih agak
Agak pedas
Kencur
bulat, tidak
abu-abu
tajam
Daun Tapak
beraturan
Bentuk
Hijau
Seperti aroma
Liman
lonjong agak
kecoklatan
teh
Rimpang
panjang
Rajangan
Krem
Tidak
Tidak
Lengkuas
berbentuk
kecoklatan
berbau/bau
berasa/rasa
lemah
lemah
Hijau
Aroma teh
Tidak berasa
Tidak berbau
Pahit sekali
Tidak berasa
bulat dan
Pahit
tidak
beraturan,
Daun
tekstur keras
Daun
Alpukat
berbentuk
Batang
oval
Seperti
Putih di dalam
Brotowali
ranting kecil,
dan coklat di
Rimpang
tekstur keras
Bentuk
luar
Putih agak
Lempuyang
rajangan tidak
crem
khas
Wangi
beraturan
Nama Fragmen
Gambar Mikroskopis
Bahan
Epidermis dan jaringan
Lengkuas
(Langualis
Rizoma)
(Langualis
Rizoma)
Jaringan berkas
Lengkuas
pembuluh lengkuas
(Langualis
Rizoma)
Brotowali
Butir-butir pati
(Tinospora
crispa L.)
Hablur kalsium
Brotowali
(Tinospora
crispa L.)
Kaki Kuda
(Centella
asiatica L.))
Epidermis
Kaki Kuda
(Centella
asiatica L.))
Rambut penutup
Kaki Kuda
(Centella
asiatica L.))
D. PEMBAHASAN
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat
pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini
belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Identifikasi
secara
mikroskopi
dilakukan
dengan
menggunakan
Sedangkan pada pati kentang berubah menjadi biru tua pula. Hal ini menunjukkan
bahwa masih terdapat amilum dalam larutan pati kentang tersebut, namun amilum
yang terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak sehingga tidak
menunjukkan perubahan warna yang signifikan. Dan dari kelima larutan ini,
setalah dilakukan pemanasan, keempat larutan berubah menjadi bening, hal ini
disebabkan karena molekul-molekul akan saling menjauh sehingga tidak bisa lagi
mengikat I2, akibatnya warna ungu atau biru yang khas yang dtimbulkan menjadi
menghilang atau bening.
luar, tidak berbau dan rasanya sangat pahit. Uji organoleptik rimpang lempuyang
wangi yaitu berwarna krem, berbau tajam dan khas, dan tidak berasa.
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki
kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan
mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu,
metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik dapat
membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi atau pemasarannya.
E. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Identifikasi amilum secara mikroskopi yaitu pada jagung yaitu butir
bersegi banyak, tunggal/majemuk bentuk bulat telur, hilus ditengah tidak
terlihat jelas, tidak ada lamella. Pada kentang yaitu butir tunggal, tidak
beraturan atau bulat telur, butir majemuk jarang, terdiri 2-4, hilus berupa
titik pada ujung yang sempit, lamella konsentris jelas. Pada beras / padi
yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat., hilus di
tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Pada sagu yaitu
butiran bulat atau butir telur, tunggal, amilum bertipe kosentrik, terdapat
hilus dan lamela, namun hilus dan lamelanya tidak terlalu jelas kelihatan
dan pada ubi yaitu butir tunggal, agak bulat/bersegi banyak, hilus di
tengah berupa titik, garis lurus/bercabang 3, lamella tidak jelas, konsentris,
butir majemuk sedikit, terdiri dari 2/3 butir tunggal bentuk tidak sama.
Sedangkan identifikasi secara kimiawi yaitu pada jagung sebelum
dipanaskan berwarna ungu dan setelah dipanaskan berwarna putih
kekuningan. pada kentang sebelum dipanaskan berwarna ungu kecoklatan
dan setelah dipanaskan berwarna biru. pada padi/beras sebelum
dipanaskan berwarna ungu dan setelah dipanaskan berwarna putih. Pada
ubi sebelum dipanaskan berwarna biru pekat dan setelah dipanaskan
berwarna putih dan pada sagu sebelum dipanaskan berwarna biru pekat
dan setelah dipanaskan berwarna putih.
2. Uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat indera
manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia.
3. Pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat haksel secara
langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari haksel.
Dimana haksel yang digunakan adalah daun tapak kuda, rimpang
lengkuas, daun tapak liman, rimpang kencur, daun alpukat, batang
brotowali, dan rimpang lempuyang wangi.
b. Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai identifikasi amilum secara mikroskopik
dan kimiawi di harapkan kepada pembaca menjadikan ini sebagai referensi
pengetahuan mengenai identifikasi amilum secara mikroskopik dan kimiawi dan
para pembaca menjadi terinspirasi untuk mempelajari mengenai identifikasi
amilum secara mikroskopik dan kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI,
Makassar.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Adam, M., Hasan, H., 2011. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo.
Anwar, E. et al. 2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien
dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Jilid IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Fahn, A., 1995, Anatomi Tumbuhan edisi ketiga, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Gunawan, D., Mulyani, S., 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Poedjiadi.2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press.