Anda di halaman 1dari 29

BIOLOGI - GONZAGA

"MIGUNANI TUMRAP ING LIYAN" MELAYANI INFORMASI BIOLOGI SEBANYAK


BANYAKNYA UNTUK TINGKAT SMA, SMP YANG AKAN MENGHADAPI ULANGAN
HARIAN , ULANGAN BLOK ,ULANGAN UMUM, UJIAN NASIONAL , DAN TEST
PERGURUAN TINGGI ATAUPUN TUGAS TUGAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN
BIOLOGI... TIDAK PERLU PAKAI PASWORD , PAKAI YANG ANEH ANEH
...POKOKNYA INGIN PINTER SEGERA DOWNLOAD GRATIS HEHEHEHE
"HOPEFULLY USEFUL".isharmanto bojonegoro

Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
Blog ini
 
 
 
 
Di-link Dari Sini
 
 
 
Web
 
 
 
Menampilkan 3 dari 139 entri terbaru dari Desember 2009. Tampilkan entri lawas
Menampilkan 3 dari 139 entri terbaru dari Desember 2009. Tampilkan entri lawas

Kamis, 31 Desember 2009


PERTUMBUHAN HEWAN

Pertumbuhan pada hewan dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

1. Fase Embrionik
2. Fase Pasca Embryonik

FASE EMBRYONIK

 Fase Embryonik adalah fase pertumbuhan zigot hingga terbentuknya embrio.


 Fase ini meliputi beberapa tahapan.Yaitu

1. Cleavage ( Pembelahan )
2. Gastrulasi
3. Morfogenesis
4. Defrensiasi dan Specialisasi
5. Imbas Embryonik

CLEAVAGE

Fase Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi

 Pembelahan zigot membelah (mitosis) menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul


membentuk seperti buah arbei disebut Morula
 Morula mempunyai 2 kutub, yaitu :

1. kutub hewan (animal pole)


2. kutub tumbuhan (vegetal pole)

 Blastulasi sel-sel morula membelah dan "arbei" morula membentuk rongga (blastocoel) yang
berisi air, disebut Blastula.

GASTRULASI

Gastrulasi Adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula.

 Pada fase Gastrula ini terjadi hal hal antara lain :

1. blastocoel mengempis atau bahkan menghilang


2. terbentuk lubang blastopole ⇒ akan berkembang menjadi anus
3. terbentuk ruang, yaitu gastrocoel (Archenteron) ⇒ akan berkembang menjadi saluran
pencernaan
4. terbentuk 3 lapisan embrionik : ektoderm, mesoderm dan endoderm

 Berdasarkan jumlah lapisan embrional, hewan dikelompokkan menjadi:


1. Hewan diploblastik : memiliki 2 lapisan embrional, ektoderm dan endoderm , Contoh pada
hewan Porifera dan Coelenterata
2. Hewan triploblastik : memiliki ketiga lapisan embrional

 Kelompok hewan Triloblastik ini ini dibagi dalam tingkatan yaitu

1. Triploblastik aselomata : tak memiliki rongga tubuh contoh Cacing Platyhelminthes


2. Triploblastik pseudoselomata : memiliki rongga tubuh yang semu : Cacing Nemathelminthes :
Cacing tambang , cacing perut , Cacing filaria , Cacing Kremi dll
3. Triploblastik selomata: memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya, yaitu basil pelipatan
mesoderm misalnya kelompok : Anelida , Mollusca , Echinodermata , Arthropoda , Chordata
( Vertebrata PARAM)

MORFOGENESIS

Morfogenesis Proses pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi menjadi organ, sistem organ dan
organisme.

 Terjadi defrensiasi
 Terjadi Specialisasi
 Organogenesis

DEFRENSIASI DAN SPECIALISASI

 Diferensiasi ⇒ jaringan/lapisan embrionik akan berkembang menjadi berbagai organ dan sistem
organ.
 Spesialisasi ⇒ setiap jaringan akan mempunyai bentuk, struktur dan fungsinya masing-masing.

ORGANOGENESIS

 yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ
yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :

1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit),rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.

IMBAS EMBRYONIK
 Imbas Embrionik adalah Diferensiasi dari suatu lapisan embrionik mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh diferensiasi lapisan embrionik lain. jadi terjadi pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.

Contohnya :

 Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam


pembentukan kelopak mata.

PERTUMBUHAN MANUSIA

 Setelah peristiwa fertilisasi terbentuk zygote


 Zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada
dinding uterus ibu.
 Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi.
 Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan HCG atau
Human Chorionic Gonadotropin
 Oleh karena itu adanya Hormon ini di urine / darah sering digunakan untuk bahan yang
terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
 HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses
kehamilan jadi berlanjut.

PERKEMBANGAN BAYI
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :

1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan
ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan
dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh
darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari
makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat
munculnya pembuluhdarah yang pertama.

FASE PASCA EMBRYONIK MANUSIA


 Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti
jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan
darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
 Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam,
tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
 Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ
kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
 Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif.
Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
 Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon
terhadap suara keras danmenendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata
dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
 Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan
badan (posisi)
 Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
 Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan
panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 –
3000 gram.
 Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi
siap untuk dilahirkan.

Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
setelah masa embrio,terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah
dilahirkan.

 Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya
peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup.
 Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda
satu dengan yang lain.
 Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan memasuki masa neonatal.
 Fase ini memiliki beberapa tahap yaitu :

1. Bayi dengan usia 1 – 12 bulan.


2. Balita, dibagi lagi menjadi 2 yaitu batita dengan usia 1-3 tahun dan balita 3-5
tahun
3. Batita Balita
4. Anak-anak dengan usia 6 – 12 tahun
5. Remaja dengan usia 13 – 17 tahun
6. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini disebut adolesens/akil balig.
7. Dewasa dengan usia 18 – 50 tahun
8. Manula dengan usia diatas 50 tahun

PASCA EMBRYONIK PADA HEWAN

 Pasca Embryonik ini meliputi

1. metamorfosis
2. regenerasi.

METAMORFOSIS

Metamorfosis adalah perubahan bentuk secara bertingkat dari masa muda ⇒ hewan
dewasa.
a. Serangga

1. Metamorfosis tak sempurna : telur ⇒ nimfa ⇒ imago. (TNI)


2. Metamorfosis sempurna : telur ⇒ larva ⇒ pupa ⇒ imago.(TLPI)

b. Katak
Zigot ⇒ berudu ⇒ katak muda ⇒ katak dewasa.
REGENERASI

Regenerasi adalah kemampuan untuk memperbaiki sel, jaringan atau bagian tubuh
yang rusak, hilang atau mati.

1. hewan tingkat tinggi ⇒ terbatas pada jaringan


2. hewan tingkat rendah ⇒ dapat sampai pada tingkat organ

Regenerasi meliputi tiga cara.

1. Pertama lewat mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk


membentuk masa sel yang terdiferensiasi. yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi
seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra.
2. Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat
pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan
perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra.
3. Tipe regenerasi ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi
konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel
yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada hati manusia .

 Proses-proses umum yang terjadi pada regenerasi bagian yang putus atau rusak yaitu :

1. Darah mengalir menutupi luka, kemudian membeku dan membentuk “scab”.


2. Epitel kulit menyebar di permukaan luka, dari bawah “scab”. Sel-sel epitel itu bergerak
secara amuboid dan membutuhkan beberapa hari agar kulit lengkap menutupi luka.
3. Dediferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga jadi bersifat muda kembali dan
pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matrix tulang dan tulang
rawan melarut. Sel-selnya lepas dan tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga
berdisintegrasi dan sel-selnya berdiferensiasi semua. Akhirnya tak dapat lagi dibedakan
mana sel yang berasal dari tulang, tulang rawan, atau jaringan ikat disusul oleh sel-sel
otot berdiferensiasi, serat myofibril hilang, inti membesar, dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab”
mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel
dediferensiasi.
5. Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses
dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan
waktu itu tak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel
blastema itu.

 Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak dan kaki kecoa adalah
penyembuhan luka dengan penumbuhan kulit diatas luka tersebut, kemudian suatu tunas-
tunas sel yang belum berdiferensiasi terlihat.
 Tunas ini menyerupai rupa yang mirip dengan tunas anggota tubuh pada embrio yang
sedang berkembang.
 Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota tubuh yang sedang beregenerasi diatur dan
berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lajutnya yang menjadikan
ekor dan kaki fungsional.
 Studi regenerasi mengungkapkan bahwa sel- sel dewasa dari jaringan tertentu yang telah
berdiferensiasi misalnya epidermis mensintesis dan mengasilkan zat yang secara aktif
menghambat mitosis sel-sel muda dari jaringan yang sama.
 Stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada
penghambat pembelahan sel.
 Umur organisme mempengaruhi kemampuan regenerasi dengan meningkatnya umur
tanpa kemampuan regenerasi lenyap tampak kemampuan regenerasi lenyap secara
progesif.
 Kemampuan regenerasi berkurang dengan meningkatnya kompleksitas struktur dan
fisiologi (Kimball, 1993).

 Cicak mempunyai daya regenerasi pada ekornya.


 Regenerasi ini diikuti oleh auototomi.
 Autotomi adalah adaptasi yang khusus untuk membantu hewan melepaskan diri dari
serangan musuh, jika predator menangkap ekornya, maka yang didapatkan hanya lah
ekor itu saja bukan hewan tersebut.
 Autotomi merupakan perwujutan dari mutilasi diri.
 Setelah ekor putus, tunas regenerasi dibentuk pada permukaan yang terluka dan ini
memberi kemunculan suatu ekor baru.
 Ekor yang baru muncul tersebut mempunyai struktur yang berbeda dengan ekor semula.
Hasil regenerasi ekor itu tidak semula kembali karena ekor yang baru itu tidak
mengandung notochord lagi.
 Kulit yang segera menutupi luka amputasi cicak akan menyebabkan regenerasi terhalang,
namun jika hanya epidermis kulit yang menutup luka maka regenerasi terjadi.
 Hal ini menunjukkan kulit terutama kulit dermis mengandung suatu zat yang memblokir
proses regenerasi .

Berdasarkan pengamatan cicak yang telah diputus ekornya dan dipelihara kurang lebih selama
satu bulan mempunyai daya regenerasi sebagai berikut:

 minggu pertama : cicak mengalami pertambahan panjang 2 mm


 minggu kedua : cicak mengalami pertambahan panjang 3 mm
 Menurut Kalthof (1996), Regenerasi tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk
tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase regenerasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi
dua,

1. faktor internal
2. Faktor eksternal.

Faktor internal meliputi gen dan hormon.


Faktor eksternal meliputi air, makanan dan cahaya.

Faktor Internal

1. Hormon Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan


perkembangan hewan adalah hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan
kekurangan hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga
badannya kerdil. Bila kelebihan hormone pertumbuhan, maka akan mengalami
pertumbuhan raksasa.
2. Gen Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada
keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan hewan.
3. Makanan Makanan sangat diperlukan oleh hewan maupun makhluk hidup lainnya.
Makanan digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi.
4. Air Air merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi
metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel-sel yang baru,
dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
5. Cahaya Matahari Cahaya matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D.
Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan tulang.

 Jadi Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perbaikan pada bagian organ yang hilang atau
rusak.
2. Proses penyembuhan ekor yang terpotong dimulai dengan terjadinya pembekuan darah
disekitar luka yang nantinya akan terbentuk

Diposkan oleh BIOLOGI ITU MUDAH di 23:14 0 komentar


Label: PERTUMBUHAN HEWAN

PENYUSUN PROTOPLASMA SEL

PROTOPLASMA

 Elemen utama sebuah sel adalah protoplasma.


 Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen anorganik
dan komponen organik.
 dari reaksi reaksi kimia yang terjadi antara senyawa senyawa inilah yang mengakibatkan
adanya gejala gejala kehidupan di protoplasma
 Gejala kehidupan itu misalnya metabolisme , tumbuh , bergerak , berkembang biak ,
 Misalnya yang mudah respirasi , fotosintesis , sintesis lemak dan lain lain OK

 Komponen-komponen anorganik terdiri atas air, garam-garam mineral, gas oksigen,


karbon dioksida, nitrogen, dan amonia,
 Komponen organik terutama terdiri atas karbohidrat, lipida, protein, dan beberapa
komponen-komponen spesifik seperti enzim, vitamin, dan hormon (Sheeler & Bianchi,
1983).
 Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar 75-85% air, 10-20%
protein, 2-3% lipida, 1% karbohidrat, dan 1% zat-zat anorganik lainnya (De Robertis et
al., 1975).
 Jadi air terlihat merupakan komponen utama , dan bila semua senyawa senyawa organik
itu diurai menjadi unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan
Nitrogen ( CHON) merupakan empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma
( Makro unsur .
 Agar jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah
melakukan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun hingga
menjadi abu dengan menghilangkan unsur air yang mendominasi dan kemudian dianalisa
Berikut tabel analisis yang ada komponen / unsur unsur penyusun protoplasma

KOMPONEN ANORGANIK

AIR

 Di dalam sel, air terdapat dalam dua bentuk,


 Dua bentuk itu yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat.
 Air dalam bentuk bebas mencakup 95% dari total air di dalam sel.
 Umumnya air berperan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Air
dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total air di dalam sel
 Kandungan air pada berbagai jenis sel bervariasi diantara tipe sel yang berbeda.
 Kandungan air (persen dari berat basah total) pada hati tikus, otot rangka tikus, telur
bintang laut, E. coli, dan biji jagung tentu berbeda beda karena lingkungan dan perannya
 secara berturut-turut masing-masing terdiri atas 6—72%, 76%, 77%, 73%, dan 13%
 Air merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis
metabolisme sel dan transpor energi kimia

 Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian besar dari reaksi-
reaksinya berlangsung dalam lingkungan cair.
 Air berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan penentu penting dari
sifat-sifat makromolekul seperti protein

 Karena stryktur Air mempunyai produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat
mempengaruhi berbagai sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat,
dan lipida.
 Hal yang sering muncul sebagai contoh, aktivitas katalitik enzim sangat tergantung pada
konsentrasi ion H+ dan OH-

 Karena itulah , semua aspek dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-
sifat fisik dan kimia air.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa air merupakan komponen sel yang dominan dan
berfungsi untuk :

1. Pelarut berbagai zat organik dan anorganik, misalnya berbagai jenis ion-ion, glukosa,
sukrosa, asam amino, serta berbagai jenis vitamin.
2. Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul besar seperti protein, lemak, dan
pati. Dalam hal tersebut, air merupakan medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
3. Air merupakan media transpor berbagai zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk
berdifusi atau bergerak dari suatu bagian sel ke bagian sel yang lain.
4. Air merupakan media berbagai proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam
sel.
5. Air digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang
drastis atau mendadak di dalam sel.
6. air sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam
fotosintesis OK

 Air mempunyai titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hampir semua cairan.
 Kenyataan ini menunjukkan adanya gaya tarik yang kuat diantara molekul-molekul air
yang berdekatan yang memberikan air gaya kohesi internal yang tinggi.
 Sebagai contoh, panas penguapan merupakan ukuran langsung dari jumlah energi yang
dibutuhkan untuk mengalahkan gaya tarik menarik diantara molekul air yang berdekatan,
sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.
Tabel Titik lebur, titik didih dan panas penguapan air dan beberapa pelarut lainnya (Lehninger,
1988).

 Besarnya daya tarik antara dua molekul air yang berdekatan disebabkan karena setiap
atom hidrogen menggunakan sepasang elektron secara bersama-sama dengan atom
oksigen
 Hal inilah yang menyebabkan atom molekul air berbentuk huruf V atau tetrahedral.

 Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan
pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk daerah dengan
muatan positif sehingga dikatakan bahwa molekul air bersifat dipolar atau dwikutub
(Mayes, 1988; Lehninger, 1988) karena pemisahan muatan tersebut,
maka dua molekul air dapat tertarik satu dengan yang lainnya oleh gaya elek-trostatik diantara
muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari suatu molekul air dan muatan positif sebagian
pada atom hidrogen dari molekul air yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini disebut ikatan
hidrogen.

 Ikatan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom
oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom
elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain.
 Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen
cenderung mempunyai muatan positif kuat sebagian.
 Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak
bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.

Garam-garam Mineral
Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat bervariasi (tabel 2.2). Di dalam
sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion
dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di
dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain
seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi (Sheeler &
Bianchi, 1983), yaitu :
a. Fungsi osmosis, dalam arti bahwa konsentrasi total
garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan air melintasi membran sel;
b. Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari
partikel-partikel seluler dan makromolekul.
Berbagai jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan aktivitas metabolisme
sel, misal-nya ion Na+ dan K+, berperan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan
asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai akibat
masuknya air ke dalam sel.
Beberapa ion-ion anorganik berperan sebagai kofaktor (tabel 2.3) dalam aktivitas enzim,
misalnya ion magnesium. Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai
energi kimia untuk proses kehidupan dari sel melalui proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium
dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi
dengan
ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam
cairan jaringan sebagai ion-ion bebas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam bentuk
fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein,
dan gula-gula terfosforilasi (De Robertis et al., 1975).

Di dalam sel juga terkandung berbagai jenis gas yang berasal dari lingkungan atau dihasilkan
oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel
misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen
berperan untuk mengoksidasi
bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari lingkungan luar, juga dihasilkan
dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat yang selanjutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan
bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi


CO2 + H2O -------> H2CO3
H2CO3 ---------> H+ + HCO3-

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat (Sheeler
& Bianchi, 1983).
C. Komponen Organik
Komponen-komponen organik sel terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, dan beberapa
komponen-komponen spesifik lainnya seperti enzim, vitamin, dan
hormon. Lebih kurang 10-20% isi sel terdiri atas protein.
Protein merupakan makromolekul dengan berat molekul berkisar antara 10.000-10.000.000.
sedangkan karbohidrat di dalam sel kurang lebih 1% dan umumnya dalam bentuk monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida, sedangkan lipida berkisar 2-3%. Masing-masing komponen
organik sel tersebut akan dibahas secara terpisah pada uraian selanjutnya.

1. Protein
Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan
ikatan kovalen diantara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino
yang lain. Ikatan di antara asam amino disebut ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang
berikatan dengan ikatan peptida disebut polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau
sejumlah rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam
amino.

a. Klasifikasi
Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein
yang menonjol didasarkan pada antara lain:
· Kelarutan
· Bentuk keseluruhan
· Peranan biologis
Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan
fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi (i) protein enzim, berperan dalam mempercepat
reaksi-reaksi biokimia, (ii) protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis, (iii) protein
transpor, berperan sebagai
pengangkut subtansi-subtansi penting, dan (iv) protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi
benda-benda asing. Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi: (i) protein
globular, memi-liki pelipatan-pelipatan
yang kompleks, struktur tertier de-ngan bentuk yang tidak teratur. Protein serabut, meman-jang,
lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.
Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.
Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :
1) Protein globular
Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10,
misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
2) Protein fibrosa
Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan
dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen. Rasio
aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.
b. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein
Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu ikatan peptida dan
ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan
interaksi elektrostatif.
1) Ikatan peptida
Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan
atom a nitrogen dari asam amino yang lain.
Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam
amino disebut dipeptida; bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; dan bila
dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.

2) Ikatan disulfida
Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai polipetida melalui
residu sistein.

3) Ikatan hidrogen
Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam
gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan
hidrogen.

4) Interaksi hidrofobik
Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu.
5) Interaksi elektrostatik
Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam
amino.

c. Sifat-sifat Protein
1) Membentuk ion
Protein dalam air mampu membentuk ion + dan -,
dalam suasana asam membentuk ion positif dan dalam
suasana basa membentuk ion negatif.
2). Denaturasi
Denaturasi adalah perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu.
Hal ini dapat terjadi karena terjadinya perubahan suhu, pH, atau terjadinya suatu reaksi dengan
senyawa-senyawa lain misalnya ion-ion logam.
d. Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat
sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada
atom karbon a dari posisi gugus -COOH. Atom karbon a dari asam amino kecuali glisin masing-
masing dihubungkan pada empat gugus kimia yang berlainan
sehingga atom karbon a bersifat asimetris. Oleh karena itu, molekul asam amino mempunyai dua
konfigurasi yaitu D dan L.

Molekul asam amino dikatakan mempunyai konfigurasi L, apabila gugus NH2 di sebelah kiri
atom karbon a. Bila gugus NH2 di sebelah kanan atom karbon
a, maka asam amino tersebut mempunyai konfigurasi D.
Struktur umum asam amino adalah:

Klasifikasi asam amino didasarkan atas:


pembentukannya di dalam tubuh dan strukturnya.
Klasifikasi asam amino berdasarkan pembentukannya di dalam tubuh ditunjukkan pada tabel

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh. Sedangkan asam
amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat
dalam tubuh.
Berdasarkan strukturnya, asam amino dikelompokkan menjadi 7 yaitu asam amino dengan rantai
samping yang :
a. Merupakan rantai karbon yang alifatik, misalnya glisin, alanin, valin, leusin dan isoleusin.
b. Mengandung gugus hidroksil, misalnya serin dan threonin
c. Mengandung atom belerang, misalnya sistein, dan metionin
d. Mengandung gugus asam atau amidanya, misalnya asam aspartat, aspargin, asam glutamate,
dan glutamine.
e. Mengandung gugus basa, misalnya arginin, lisin, hidroksilisin dan histidin
f. Mengandung cincin aromatic, misalnya
fenilalanin, tirosin dan triptofan.
g. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino, misalnya prolin dan hidroksi prolin
Uraian klasifikasi asam amino berdasarkan strukturnya diuraikan lebih detail pada pembahasan
berikut. Beberapa rumus kimia asam amino adalah
sebagai berikut:

2. Karbohidrat
Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan
antara molekul H dan O adalah 2:1. Jadi memiliki rasio yang sama dengan molekul air (H2O),
misalnya:
Ribosa = C6H10O5
Glukosa = C6H12O6
Sukrosa = C12H24O11
Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.
Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam
karbohidrat terdapat air, sehingga digunakan kata karbohidrat yang
berasal dari kata karbon dan hidrat atau air.

Karbohidrat sering disebut sakarida. Ada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti
karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat),
CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya
ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya.
Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul
karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus
molekul yang ada pada karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai
plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda
ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul
besar. Berbagai senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu monosaka-rida,
disakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.

a. Monosakarida
Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom karbon saja.
Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa,
tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :
Triosa = (C3H6O3)
Tetrosa = (C4H8O4)
Pentosa = (C5H10O5)
Heksosa = (C6H12O6)
Monosakarida atau gula sederhana hanya terdiri atas satu unit polihidroksialdehida atau keton
atau hanya terdiri atas satu molekul sakarida. Monosakarida yang umum dikenal mempunyai
rumus empiris (CH2O)n, dimana n = 3 atau jumlah yang lebih besar lainnya. Kerangka
monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom
karbon
berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil, masing-masing atom
karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai
karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldosa, dan jika gugus karbonil berada pada posisi
lain, monosakarida tersebut adalah suatu ketosa. Berbagai jenis monosakarida aldosa dan ketosa
ditunjukkan pada gambar

Gambar Berbagai jenis monosakarida dalam bentuk aldosa (Frisell, 1982)

b. Disakarida.
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada
kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida disebut
ikatan glikosida, dan dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon
pada gula yang kedua.
Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda bila mengalami
hidrolisis, misalnya:
Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa
Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :
Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa

c. Polisakarida
Polisakarida atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang. Polisakarida dapat dibagi
menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Homopolisakarida yang mengalami hidrolisis hanya menghasilkan satu jenis
monosakarida, sedangkan heteropolisakarida bila mengalami hidrolisis sempurna menghasilkan
lebih dari satu jenis
monosakarida.
Diposkan oleh BIOLOGI ITU MUDAH di 20:43 0 komentar
Label: PENYUSUN PROTOPLASMA SEL

PROTEIN DAN KARBOHIDRAT

PROTEIN

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan
ikatan kovalen diantara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino
yang lain. Ikatan di antara asam amino disebut ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang
berikatan dengan ikatan peptida disebut polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau
sejumlah rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam
amino.

PENGAMATAN DARI SUDUT GIZI PROTEIN MAKANAN


PROTEIN

Protein merupakan salah satu zat gizi yang paling penting peranannya dalam pembangunan
sumberdaya manusia. Bersama-sama dengan energi, kecukupan protein dapat digunakan sebagai
indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat dan juga keberhasilan pemerintah dalam
pembangunan pangan, pertanian, kesehatan dan sosial ekonomi secara terintegrasi

 Protein dapat diperoleh dari bahan pangan nabati maupun bahan pangan hewani, namun
dibandingkan dengan protein nabati, protein hewani mempunyai beberapa keunggulan,
yaitu mempunyai asam amino yang lebih lengkap dan nilai cerna protein yang lebih baik
daripada bahan pangan nabati.
 Protein hewani dalam pangan merupakan bagian yang sangat penting karena sifatnya
yang tidak mudah diganti (indispersible).
 Di samping itu, protein hewani bahkan merupakan pembawa sifat keturunan dari generasi
ke generasi dan berperan pula dalam proses perkembangan kecerdasan manusia.
 Oleh sebab itu, protein hewani dipandang dari sudut peranannya layak dianggap sebagai
agent of development bagi pembangunan bangsa, baik untuk masa sekarang maupun
masa mendatang

Dalam upaya peningkatan konsumsi protein hewani, ikan selayaknya dijadikan tumpuan karena
selain harganya relatif murah, juga ikan (khususnya ikan laut) telah diidentifikasi sebagai bahan
pangan yang memiliki keunggulan tertentu .

 Ikan dengan kandungan protein berkisar antara 20 – 35% berpotensi tinggi menjadi
sumber protein utama dalam konsumsi pangan karena kelengkapan komposisi kandungan
asam amino esensial serta mutu daya cernanya yang setara dengan telur.
 Kandungan asam-asam amino esensial yang lengkap dan tingginya kandungan asam
lemak tak jenuh omega 3 DHA (docosahexaenoic acid C22H32O2) dan EPA
(eicosapentaenoic acid, C20H32O2) yang kurang dimiliki, bahkan tidak dimiliki produk
daratan (hewani dan nabati), merupakan keunggulan produk kelautan .
 Dengan keunggulan itu, ikan tidak saja berfungsi sebagai pangan sumber protein hewani
dan zat gizi lainnya, akan tetapi khususnya pada penduduk berpendapatan tinggi juga
dapat berfungsi sebagai penetralisisr akibat-akibat buruk yang ditimbulkan karena
mengkonsumsi produk-produk hasil peternakan yang umumnya mempunyai kadar
kolesterol yang tinggi, karena kandungan omega 3 yang dimilikinya.

Kandungan protein ikan sangat tinggi dibandingkan dengan protein hewan lainnya, dengan asam
amino esesnsial sempurna, karena hampir semua asam amino esensial terdapat pada daging
ikan .

 Berdasarkan lokasi terdapatnya dalam daging, yaitu protein sarkoplasma, miofibrillar dan
14 protein pengikat (stroma), protein pembentuk atau pembentuk enzim, koenzim dan
hormon
 Jebsen (1983) membagi protein ikan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. kelompok yang terdiri dari tropomiosin, aktin, miosin dan aktomiosin yang terdapat kira-
kira 65 % dari total protein dan larut dalam natrium klorida netral dengan kekuatan ion
lebih tinggi dari (0,50),
2. terdiri dari globin, miosin dan mioglobin yang terkandung sekitar 25 sampai 30 persen
dari total protein yang diekstrak dengan larutan netral dengan kekuatan ion lebih rendah
(0,15)
3. meliputi stroma protein yang terdapat kira-kira 3 persen dari protein ikan. Kelompok
protein ini tidak dapat larut dalam larutan garam netral, asam encer atau alkali. Suzuki
(1981) menyatakan protein miofibrilar bersifat sedikit larut dalam air pada pH netral
tetapi larut dalam larutan garam kuat.
 Protein miofibrilar adalah protein yang membentuk miofibril yang terdiri dari protein
structural (aktin, miosin dan aktomiosin) dan protein regulasi (troponin, tropomiosin dan
aktinin).
 Protein miofibrilar merupakan bagian terbesar dari protein ikan, yaitu sekitar 66 – 77 %
dari total protein ikan.
 Pada proses pengolahan daging protein miofibrilar memegang peranan penting dalam
struktur yang menentukan karakteristik produk yang diinginkan adalah miosin, Miosin
adalah merupakan protein berserabut besar dengan berat molekul 500.000 dan terdapat
sekitar 43 % dari total miofibrilar dalam jaringan otot
 Bahwa aktivitas ATP-ase miosin dipengaruhi oleh ion K+, Mg 2+ dan Ca 2+.
 Pada daging yang mengalami rigor mortis aktin akan berikatan dengan miosin
membentuk aktomiosin.
 Aktin akan terekstrak bersama-sama dengan miosin dengan adanya garam dan polifosfat.
 Protein kolagen merupakan serabut sarkoplasma yang penting adalah mioglobin yang
sangat berperan dalam warna merah pada daging.
 Molekul mioglobin terdiri dari dua bagian yaitu : bagian protein (globin) dan bagian
nonprotein (heme).
 Selanjutnya dinyatakan bahwa kandungan mioglobin dalam tiap daging berbeda
tergantung jenisnya.
 Kolagen adalah salah satu protein stroma (jaringan pengikat) yang tersusun dari asam-
asam amino penyusun protein kecuali triptofan, sistin dan sistein Yng berupa serabut
 Protein yang sangat penting dalam tekstur daging yang tersusun dari asam amino glisin
(30%), proline dan hydroproline (25%).
 Bahwa kolagen adalah 2 – 6 % berat kering otot, tergantung jenis otot dan umur.
 Protein yang terkandung dalam ikan memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu sekitar
90%.
 Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang
diperlukan oleh manusia.
 Kandungan protein ikan relativ besar, yaitu antara 15 – 25% / 100 gram daging ikan.
Selain itu, protein ikan terdiri dari asam-asam amino yang hampir semuanya diperlukan
oleh tubuh manusia.
 Protein ikan banyak mengandung asam amino esesnsial. Kandungan asam amino dalam
daging ikan sangat bervariasi, tergantung pada jenis ikan.
 Pada umumnya, kandungan asam amino pada daging ikan kaya akan lisin, tetapi kurang
akan kandungan triptofan.

Daftar komposisi beberapa asam amino dari protein ikan


 Protein daging ikan terdiri dari protein sarkoplasma (miogen), protein miofibrillar dan
protein stroma.
 Protein sarkoplasma sebagian besar mengandung enzim-enzim termasuk enzim
proteolitik (20 – 30 %).
 Protein miofibrillar berperan penting dalam pengumpalan dan pembentukan gel saat
pengolahan, (65 – 75%)
 Sedangkan protein stroma adalah protein jaringan ikat yang terdapat diluar serabut
daging ikan (1 – 3%) .
 Protein tersebut sangat mudah mengalami kerusakan atau denaturasi yang disebabkan
olah proses pengolahan

Pada Otot terkandung Myofibril dan Sarkoplasma dan Stroma yang mengandung Protein

1. Myofibril merupakan bagian terbesar dan merupakan jenis protein yang larut dalam larutan
garam.

 Protein ini terdiri dari myosin, aktin, tropomiosin, serta aktomiosin yang merupakan
gabungan aktin dan myosin
 Protein myofibril sangat berperan dalam pembentukan gel dan proses koagulasi, terutama
dari aktomiosin.
 Pada umumnya protein yang larut dalam larutan garam lebih efisien sebagainpengemulsi
daripada protein yang larut dalam air.

2. Sarkoplasma sebagi protein terbesar kedua mengandung bernacam-macam protein yang larut
dalam air yang disebut sebagai miogen.

 Protein sarkoplasma atau miogen terdiri dari albumin, mioalbumin, dan mioprotein.
 Kandungan sarkoplasma dalam daging ikan bervariasi, selain tergantung dari jenis
ikannya juga tergantung habitat ikan tersebut.
 Pada umumnya, ikan pelagis mempunyai kandungan sarkoplasma lebih besar daripada
ikan demersal
3. Stroma merupakan bagian terkecil dari protein yang membentuk jaringan ikat.

 Protein ini tidak dapat diekstrak dengan air, larutan asam, larutan alkali, atau larutran
garam pada konsentrasi 0.01 – 0.1 M.
 Stroma terdiri dari kolagen dan elastin. Keduanya merupakan protein yang terdapat di
bagian luar sel otot. Daging merah ikan pada umumnya mengandung lebih banyak
stroma,tetapi lebih sedikit mengadung sarkoplasma jika dibandingkan dengan daging
putih ikan.
 Daging merah terdapat di sepanjang tubuh bagian samping bawah kulit, sedangkan
daging putih terdapat di hampur seluruh bagian tubuh.

Karakteristik Protein

 Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan
berubahnya kondisi lingkungan.
 Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan
terjadi pengendapan atau salting out.
 Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein
ikan menggumpal atau terkoagulasi.
 Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air,
baik selama pengeringan maupun pembekuan.
 Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.
 Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang aghak tinggi,
tetapi kekutan gel daging ikan pada produk akhir lebih redah meskipun jumlah myosin
yang diekstrak lebih banyak.

Diposkan oleh BIOLOGI ITU MUDAH di 20:33 0 komentar


Label: PROTEIN DAN KARBOHIDRAT
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

4. ASAM NUKLEAT
1. Merupakan materi inti sel
2. Fungsi asam nukleat yaitu untuk mengontrol semua aktifitas sel dan membawa
informasi genetik
3. Asam nukleat terdiri dari dua macam yaitu: asam ribonukleat(RNA) dan asam
deoksiribonukleat(DNA).
4. Asam nukleat merupakan polimer nukleotida, apabila dihidrolisis akan
menghasilkan fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen.
5. Basa nitrogen terdiri dari :
1. basa purin: terdiri dari adenin (A) dan guanin (G)
2. basa pirimidin: terdiri dari timin(T), citosin(C), dan urasil(U)
NO DNA RNA
terdii dari 1 rantai(singgle strain) nukleotida
1 terdiri dari 2 rantai nukleotida(doble helix)
pndek
mengandung asam fosfat yang mengandung asam fosfat yang
2 menghubungkan gula yang satu dengan gula menghubungkan gula yang satu dengan gula
yang lainnya. yang lain
mengandung
3 gula deoksiribosa mengandung gula ribosa
basa nitrogen: basa nitrogen:
4 purin: adenin(A), dan guanin(G) purin: adenin(A) dan guanin(G)
pirimidin: timin(T) dan sitosin(C) pierimidin: urasil(U) dan sitosin(C)
merupakan materi genetik, membawa
5 berperan dalam sintesis protein
informasi genetik
terdapat pada kromosom, nukleoplasma, terdapat pada nukleolus, nukleoplasma,
6
mitokondria dan kloroplast. sitoplasma

5.  

Anda mungkin juga menyukai