Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN LEMAK DAN MINYAK

« on: January 28, 2010, 02:35:19 pm »

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas
karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan
zat terlarut (like dissolved like). Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses
kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan
menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam
sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi
dengan pelarut non-polar.
Minyak adalah turunan karboksilat dari ester gliserol yang disebut gliserida. Sebagian besar
gliserida berupa trigliserida atau triasilgliserol yang ketiga gugus OH dari gliserol diesterkan
oleh asam lemak (Fessenden,1986:). Jadi, hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini
juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Ester-ester gliserol ini menurut tata nama lama disebut gliserida. Bila jumlah gugus –OH dalam
rumus struktur gliserol yang diesterkan satu, digunakan nama monogliserida, sedangkan bila
yang diesterka dua atau tiga gugus –OH maka berturut-turut dinamakan digliserida atau
trigliserida. Kini senyawa trigliserida lebih sering dinamakan triasilgliserol

Bahaya Steroid

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi
penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting
dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-
cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang
termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada
umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17
atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan
jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh
ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan dari kolestana
dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi.
Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa
lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis
lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain
lemak sterol yang umum dijumpai.
Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon, nandrolon dekanoat, 4-
androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat mengakibatkan sejumlah efek samping yang
berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung,
menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat, kelainan koagulasi dan
gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut, tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada
pria. Secara fisiologi, steroid anabolik dapat membuat seseorang menjadi agresif
Steroid merupakan obat ampuh dalam mengatasi peradangan dan meredakan nyeri, selain itu
steroid yang langsung bekarja pada kimiawi otak juga bermanfaat untuk meningkatkan mood.
Seseorang yang tidak mengalami peradangan tetapi mengkonsumsi steroid dapat merasa nyaman
dalam waktu yang relatif cepat.Tetapi penggunaan steroid sebagai pereda nyeri dan
meningkatkan mood juga mempunyai efek samping yang kadang-kadang justru
membahayakan.Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan steroid antara lain:- Steroid
dapat menekan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.- Saat diminum, steroid
dapat menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan suplai darah pada sendi
terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut avascular necrosis.-
Steroid dapat mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dalam penggunaan
jangka panjang.- Steroid dapat menyebabkan kemampuan tubuh untuk merespon emosi dan rasa
sakit fisik berkurang.- Kebanyakan mengkonsumsi steroid bakal melepas lemak dan cairan
ditubuhnya meskipun sudah menghentikan konsumsi steroid.

Penggunaan steroid anabolik jangka panjang menyebabkan gagal jantung. Sebuah studi baru
menunjukkan obat ini yang digunakan secara luas oleh binaragawan dan atlet, dapat merusak
fungsi jantung.
Dr Aaron L. Baggish, asisten kedokteran di RS Umum Massachusetts dan koleganya di Harvard
Medical School dan RS McLean meniliti 19 atlet angkat berat. Sebanyak 12 atlet diantaranya
rata-rata menggunakan 675 miligram steroid seminggu selama sembilan tahun dan sembilan
yang mengatakan mereka tidak pernah menggunakan steroid. Para peneliti mempelajari fungsi
ventrikel kiri setiap atlet itu.

"Mitos yang umum adalah steroid membuat jantung bertambah secara besar-besaran besar. Tapi
kami tidak melihat itu.", kata Baggish seperti dikutip dari halaman healthday,

Dari penelitiannya menunjukkan, pengguna steroid, volume darah yang dikeluarkan setiap
denyut jantung di bawah normal. Turunnya kemampuan untuk memompa darah, adalah
penyebab utama gagal jantung. Dari penelitian kecil ini menunjukkan, penggunaan steroid
memengaruhi orang untuk gagal jantung. "Perlu dikaji dalam percobaan dengan sampel lebih
besar," kata Baggish.

Tidak jelas, berapa lama steroid harus digunakan hingga bisa menyebabkan kerusakan jantung
tersebut. Namun dia mencatat bahwa banyak kasus kerusakan vaskular mengerikan dari
penggunaan jangka pendek. Rekomendasi yang logis adalah jangan gunakan steroid, utamanya
untuk tujuan kosmetik atau olah raga. Baggish berharap bisa meneliti dengan sampel yang lebih
besar untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Terpena
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan
terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa
golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan
terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di
samping sebagai metabolit sekunder, terpena merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa
penting bagi makhluk hidup. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena,
suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah
tusam, terpentin (turpentine).

Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Kandungan minyak atsiri memengaruhi penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai
bumbu, sebagai wewangian, serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta upacara-
upacara ritual. Nama-nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari nama minyak
atsiri yang mengandungnya. Lebih jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil dari nama (nama
latin) tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali diidentifikasi. Sebagai misal
adalah citral, diambil dari minyak yang diambil dari jeruk (Citrus). Contoh lain adalah eugenol,
diambil dari minyak yang dihasilkan oleh cengkeh (Eugenia aromatica).

Terpenoid disebut juga isoprenoid. Hal ini dapat dimengerti karena kerangka penyusun terpena
dan terpenoid adalah isoprena (C5H8).

[sunting] Tipe terpena dan terpenoid

Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena.
Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan
struktur serupa tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun
banyak minyak atsiri.

 Hemiterpena, n=1, hanya isoprena.


 Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat.
 Monoterpena, n=2, contohnya mircen, limonen, dan ocimen.
 Monoterpenoid, contohnya geraniol.
 Seskuiterpena, n=3, contohnya farnesen.
 Seskuiterpenoid, contohnya farnesol, kurkumen, bisabolol.
 Diterpena, n=4, contohnya cembren.
 Diterpenoid, contohnya kafestol.
 Triterpena, n=6, contohnya skualena.
 Triterpenoid, contohnya lanosterol, bahan dasar bagi senyawa-senyawa steroid.
 Tetraterpena, n=8, contohnya adalah likopen, karoten
 Politerpena, n besar, contohnya adalah karet dan getah perca.

[sunting] Galeri rumus bangun

Isoprena

Prenol

Asam isovalerat

β-Mircena

Limonena

Ocimena

Geraniol

Farnesena

Farnesol

β-Kurkumena

α-(-)-Bisabolol

Cembren

Kafestol

Skualena

Penomoran pada steroid

Sep 27, '08 9:24 AM


Peran Lilin Dalam Proses Membatik
untuk
Lilin batik/malam digunakan pada pembuatan batik sebagai media penerapan ragam hias
desain batik dan berfungsi sebagai bahan perintang warna atau resist agent. Jenis lilin batik
bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan kegunaannya dilihat dari segi kekuatan dan luas
bidang yang akan dirintangi. Macam-macam lilin adalah:
a. Lilin batik klowong, berfungsi sebagai media penerapan ragam
hias/desain batik yang dikerjakan secara ngengreng dan nerusi (bolak-balik
pada kedua permukaan kain), yaitu kerangka motif batik terdiri dari ornamen-
ornamen pokok dan pengisi serta isen-isennya (motif penghias ornamen pokok
dan pengisi seperti cecek,sawut dsb). Lilin klowong mempunyai sifat sebagai
berikut:
1) Mudah encer dan membeku
2) Dapat membuat garis motif yang tajam
3) Daya lekatnya cukup tapi mudah lepas atau remuk
4) Mudah tembus pada kain tapi mudah dilorod
5) Tidak terlalu tahan terhadap alkali
6) Mudah lepas dalam rendaman air
7) Tidak meninggalkan bekas setelah dikerok maupun dilorod
b. Lilin batik tembokan/popokan, berfungsi menutup bagian motif yang
akan tetap putih, menutup dasaran kain agar tetap putih (disebut
nembok/mopok), menutup pinggiran pada kain panjang (seret). Lilin tembok
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Lama mencair dan cepat membeku
2) Daya lekatnya sangat kuat sehingga tidak mudah lepas/remuk
3) Mudah meresap pada kain
4) Tahan terhadap larutan alkali
5) Tidak mudah lepas dalam rendaman air
6) Sukar dilorod
7) Tidak meninggalkan bekas setelah dilorod
c. Lilin batik tutupan/biron, berfungsi menutup bagian motif yang akan
dipertahankan warnanya setelah dicelup atau dicolet, menutupi warna biru
wedel/biru tua (mbironi) setelah sebagain lilin dikerok atau dilorod, merining
yaitu memberi efek titik-titik/cecek pada bagian kerangka motif/klowongan.
Lilin batik tutupan/biron mempunyai sifat:
1) Mudah mencair dan membeku
2) Daya lekat cukup
3) Mudah tembus dalam kain
4) Tidak tahan dalam larutan alkali
5) Mudah dilorod
Sifat-sifat lilin batik sesuai jenisnya tersebut sangat tergantung dan dipengaruhi oleh sifat-sifat
bahan sebagai unsur campuran pembentuk lilin batik seperti damar mata kucing, gondorukem,
parafin, lilin lebah/kote/lilin gombal, lilin mikro, dan lemak binatang atau minyak nabati.
Komposisi bahan lilin tersebut disesuaikan menurut fungsinya dan kegunaannya, karenanya
unsur bahan lilin batik mempunyai peranan penting untuk mendapatkan spesifikasi lilin serta
ikut menentukan kualitas batiknya.
 

Sfingolipida adalah posfolipida yang memiliki ikatan amida


antara asam lemak dengan sfingosin dan memiliki alkohol
dengan jumlah atom C 18 buah. Sedangkan senyawa
glikosfingolipida mengandung monosakarida yang terikat pada
gugus OH gugus sfingosin melalui ikatan glikosida. Kedua
molekul tersebut disajikan pada Bagan 14.48.
Sfingolipid
Sfingolipid dapat ditemukan di hampir seluruh jaringan manusia. Konsentrasinya yang
tertinggi walaupun demikian terdapat di jaringan saraf sistem saraf pusat, khususnya di zat putih
di otak. Termasuk derivat sfingosin atau mempunyai struktur yg mirip.
Sfingolipid dapat dibagi menjadi Sfingomyelin dan Glikosfingolipid.
A. Sfingomyelin
Sfingomyelin adalah satu-satunya dari kelas sfingolipid yang memiliki gugus fosfat dan
tidak memiliki struktur gula dalam molekulnya. contoh: Sfingosin dan Ceramid.
Sfingomielin ditemukan dalam jumlah besar dalam otak dan jaringan syaraf. Pada
hidrolisis sfingomielin menghasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin dan amino alkohol
kompleks yaitu sfingosin.Tidak terdapat gliserol. Kombinasi sfingosin dan asam lemak disebut
seramida, struktur yang juga ditemukan pada glikolipid.

B. Glikosfingolipid
Yang termasuk glykosfingolipid adalah semua sfingolipid yang memiliki struktur gula atau
karbohidrat. Glikosfingolipid paling sedikit dapat dibagi lagi menjadi 4 kelas, yaitu:

 Cerebrosid
Cerebrosid adalah Ceramidmonohexosid atau memiliki satu molekul gula. Yang paling
menonol dari kelas ini adalah Galaktocerebrosid dan Glukocerebrosid. Cerebrosid terdapat di
bagian saraf akhir dan di membran myelin dari sel saraf

 Sulfatide
ß- Sulfogalaktocerebrosid adalah salah satu lapisan lemak juga yang terdapat di otak, kurang
lebih 15 % dari keseluruhan jumlah lemak di zat putih

 Globosid
Globosid adalah ceramidoligosakarida(memiliki 2 atau lebih molekul gula). Biasanya
Galaktosa, Glukosa, atau N-Acetilgalaktosamin. Globosid terdapat di serum, limpa, hati, dan
juga sel darah merah. Lactosilceramid terdapat di membran sel darah merah.

 Gangliosid
Gangliosid adalah glikospingolipid yang memiliki satu atau lebih asam Neuramin. Biasanya
ini adalah asam N-Acetilneuramin= NANA, atau lebih terkenal asam sialin. Konzentrasi terbesar
terdapat di [sel ganglion] sistem saraf pusat.
Palmitoil KoA berkondensasi untuk membentuk dehidrofiganin, yang akan berubah
menjadi sfingosin. Sfingosin merupakan tulang punggung / komponen utama dari pingolipid.
Enzim yang mengkatalisis reaksi pembentukan sfingolipid memerlukan piridoksal fosfat, suatu
kofaktor utama pada metabolisme asam amino.
Pada semua sfingolipid, gugus amino pada sfingosin mengalami asilasi; suatu asil KoA
rantai panjang bereaksi dengan sfingolipid membentuk seramida. Demikian juga gugus hidroksil
ujung mengalami subtitusi. Untuk sfingomyelin siubtitusinya ialah fosforikolin, yang berasal dari
fosfatidil kolin.
Seramida merupakan derivate sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam lemak.
Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida. Senyawa-senyawa yang termasuk
kedalam kelompok seramida dibedakan berdasarkan asam lemak pada molekulnya. Pada hewan
dan tumbuhan seramida hanya terdapat pada jaringan dalam jumlah kecil.
Pembentukan seramida
Sfingolipid yang lainnya adalah spingomyelin, spingomyelin adalah sfingolipid yang
paling sederhana, paling banyak dijumpai, dan merupakan satu-satunya sfingolipid yang
mempunyai fosfat. Karena senyawa ini memiliki fosfat, maka senyawa ini dapat juga
digolongkan sebagai fosfolipid. Sfingomyelin terdapat dalam otak dan jaringan saraf sebagai
bagian dari selubung myelin. Di otak juga terdapat sfingomyelin yang mengandung sfingosin
dengan beberapa ikatan rangkap. Singolipid (spingomyelin) berperan sebagai kerangka penyusun
membran sel serta banyak fungsi lain di dalam sel. Apabila masukan makanan berkurang seperti
anak malnutrisi, kandungan spingomielin dalam otaknya akan menjadi rendah. Namun, keadaan
ini dapat diatasi dengan memberikan diet yang mengandung spingomielin.
Pembentukan sfingomielin
Kebutuhan tubuh akan spingomielin dipenuhi dari makanan yang dimakan sehari-hari
serta dari hasil sintesis spingomielin dalam tubuh. Berbeda dengan spingolipid lainnya,
spingomyelin hanya terdapat pada membran sel hewan, sedangkan sayur dan buah-buahan lebih
banyak mengandung glikolipid.
Sekitar 0,1-1,0 persen dari total lemak susu sapi mengandung fosfolipid dan 30 persen di
antaranya terdiri dari spingomielin. Kandungan spingomielin dalam susu sapi ini tidak menetap
tergantung kepada musim dan masa laktasi dari sapi tersebut. Kandungan spingomielin dalam
ASI juga bervariasi. Selain spingomielin, ASI juga mengandung fosfolipid, yang merupakan
sumber fosforilkolin dalam sintesis spingomielin.
Disamping kelompok seramida dan sfingomyelin ada golongan sfingolipid yang
mengandung karbohidrat. Kelompok ini dinamakan glikolipid. Contohnya adalah
serebrosida.Serebrosida berbeda dengan sfingomyelin dalam hal mengandung fasfat, serebrosida
juga tidak memiliki muatanm listrik karena gugus kepalanya bersifat netral, serebrosida
kebanyakan terdapat dalam jaringan saraf. Dengan hidrolisis serebrosida akan menghasilkan
molekul sfingosin, asam lemak, dan heksosa. Kebanyakan galaktosa dan kadang-kadang glukosa.
Gangliosida adalah sfingolipid yang paling kompleks, satu rantai olisakarida dengan
paling sedikit satu gula yang bersifat asam yang terikat pada seramida. Gula yang bersifat asam
ialah N-asetilneuraminat atau N-glikolilneuraminat. Gula-gula yang bersifat asam ini disebut
asam asilat.
Konsentrasi gangliosida paling tinggi ditemukan pada system saraf, terutama pada
substansi grisea. Jumlahnya 60% dari jumlah lipid yang ditemukan di substansi grisea.
Pemecahan gangliosida di dalam lisosom adalah dengan pengeluaran secara berurutan gula-gula
terminalnya.
Gangguan pada pemecahan gangliosida ini dapat menyebabkan akibat klinis yang serius;
dapat menyebabkan penyakit Tay-sachs. Kandungan gangliosida dalam jaringan otak bayi
penderita penyakit Tay-sachs sangat meningkat. Kadar gangliosida GM2 bebrapa kali lebih
tinggi daripada normal, disebabkan karena pengeluaran residu N-asetilgalaktosmin ujung
terjadinya sangat lambat bahkan tidak berlangsung. Enzim yang tidak ada atau mengalami
defisiensi pada penyakit ini adalah enzim β-N-asetilheksosaminidase yang spesifik. Penyakit
Tay-sachs ini merupakan pennyakit. menurun dan bersifat resesif otosomal.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/metabolisme-lipid.html

http://www.scribd.com/doc/48549497/Lipid

Anda mungkin juga menyukai