Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Mataiwoi


4.1.1 Lokasi TPA Mataiwoi
Secara astronomis Kelurahan Mataiwoi terletak antara 3.841536 Lintang
Selatan dan antara 122.015644 Bujur Timur. Jarak dari ibukota Kabupaten
5,1 km. Berdasarkan Geografisnya, Kelurahan Mataiwoi memiliki batas-
batas:
Sebelah Utara – Kelurahan Tongauna
Sebelah Selatan –Kecamatan Uepai
Sebelah Barat – Desa Mekar Sari
Sebelah Timur – Kelurahan Puosu
Luas wilayah Kelurahan Mataiwoi 535 Ha atau 5,35 persen dari luas
daratan Kecamatan Tongauna.

4.1.2 Klimatodologi
Kelurahan Mataiwoi memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan
penghujan. Musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan
Maret. Sekitar bulan April arus angin dan curah hujan tidak menentu atau
dikenal sebagai musim pancaroba, sedangkan bulan Mei sampai Agustus
angin yang bertiup mengandung sedikit uap air menyebabkan minimnya curah
hujan di daerah ini. Pada bulan Agustus sampai dengan Oktober terjadi musim
kemarau. Suhu Udara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perbedaan ketinggian
dari permukaan laut mengakibatkan perbedaan suhu untuk masing-masing
tempat dalam suatu wilayah.
Curah hujan di Kelurahan Mataiwoi tahun 2015, mencapai 3.648,50
mm dalam 127 hari hujan (hh) atau lebih rendah jika dibandingkan pada tahun
2009 yang mencapai 1.782,60 mm dalam 183 hari huja

41
42

4.1.3 Geologi
Berdasarkan peta geologi regional dari Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten konawe, wilayah Kelurahan Mataiwoi disusun oleh Jenis
tanah dan Batuan (PCt, Qal, Qas, TRjs)

4.1.4 Hidrogeologi
Air tanah merupakan sumber utama untuk kepentingan air bersih bagi
daerah Mataiwoi dan sekitarnya. Reservoir air tanah terdapat pada batuan
tersier dan kwarter.Endapan kwarter dan endapan tersier
menjari/bersilangjari/interfingering dengan endapan kwarter sungai/delta.
Akuifer air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 0 – 15 m dari permukaan
tanah, bersifat preatik. Kedalamn air tanah yang terbesar mengandung air
tanah ini merupakan air tanah semi – tak tertekan sampai tertekan. Arah aliran
air tanah adalah ke Timur sesuai dengan arah umum sistem drainase.

4.1.5. Jenis Tanah


Jenis tanah di Kelurahan Mataiwoi menurut data Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) kabupaten Konawe terdiri dari:
 Aluvial ( Jenis tanah yang terbentuk karena endapan)
 Litosol ( Jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku
dan sedimen)
 Podsolik ( Jenis tanah yang terbentuk akibat curah hujan yang tingi dan
suhu yang rendah)

4.1.6. Kondisi Fisik dan Masyarakat Lokasi TPA Kelurahan Mataiwoi


Penetapan lokasi TPA sampah Kelurahan Mataiwoi tertuang dalam
peraturan daerah Kabupaten Konawe No 09 Tahun 2014. Tentang Rencana
Umum Wilayah Kabupaten Konawe. Berdasarkan pembagian wilayah
43

Kabupaten Konawe Lokasi TPA berada di Bagian Wilayah Kota (BWK) 1


Kota Unaaha. BWK ini meliputi Kelurahan Mataiwoi, Kelurahan Puosu,
Kelurahan Sendang Mulya Sari, kelurahan Mekar Sari.

4.1.7 Pengunaan Tanah


Penggunaan tanah lokasi TPA sampah Mataiwoi berdasarkan peta
penggunaan tanah Kecamatan Tongauna dan Tongauna Utara merupakan
lahan tegalan,

4.1.8 Aksebilitas
Jalan menuju lokasi TPA jalan lokal dengan kondisi buruk dengan
topografi relatif bergelombang,. Sedangkan letak lokasi TPA berada
lebih dari 300 meter dari jalan umum.

4.1.9 Air Tanah


Berdasarkan pengamatan untuk daerah Kelurahan Mataiwoi banyak
didapatkan sumur gali dan Sumur bor, terutama untuk kepentingan masak,
mandi, cuci dan sebagainya bagi penduduk di daerah ini. Sumur gali
penduduk tersebut umunya kondisinya baik. Kedalaman muka air tanah rata-
rata 10 meter .

4.1.10 Sistem aliran air tanah


Saat ini air tanah masih merupakan sumber penyediaan air utama di
kawasan Kelurahan Mataiwoi. Pemakai air domestik biasanya mengandalkan
Sumur bor yang mengambil air dari akuifer dangkal, begitupun industri
swasta biasanya memiliki sumur bor untuk mengambil dari akuifer dalam.
(sumber: kompilasi data RTRW konawe Tahun 2014)
44

4.1.11 Kemiringan lahan


Atas dasar elevasi atau ketinggian garis kontur Kecamatan Tongauna,
bentang alam Kecamatan Tongauna dari selatan ke utara merupakan daerah
dataran rendah, perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-
140 meter di atas permukaan laut, kemiringan lerengnya kurang dari 0 – 7 %.
Khusus untuk lokasi TPA sampah Leuwinanggung berada pada kemiringan
lereng antara 7 – 15 % gambar 3.5 (sumber: Peta kemiringan Lereng
Kecamatan Tongauna).

4.1.12 Pertanian
Seperti digambarkan dalan peta penggunaan tanah lokasi TPA sampah
Mataiwoi berdasarkan merupakan lahan ladang/tegalan yang diusahakan
warga di sekitar lokasi, sehingga lokasi TPA akan mengubah fungsi dari lahan
pertanian menjadi TPA, dengan demikian dapat dikatakan bahwa lokasi TPA
ini mempunyai pengaruh negatif terhadap pertanian.

4.1.13 Daerah lindung, nilai biologis dan cagar budaya


Berdasarkan peta penggunaan tanah, di lokasi TPA Mataiwoi tidak
terdapat daerah lindung/cagar alam dan cagar budaya serta mempunyai habitat
yang rendah.

4.1.14 Zona penyangga dan Estetika


Daerah penyangga dapat mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan sekitarnya. Daerah penyangga ini dapat berupa jalur hijau atau
pagar tanaman, dengan ketentuan antara lain, jenis tanaman adalah tanaman
tinggi dikombinasi dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh. Berdasarkan
peta penggunaan tanah, lokasi TPA adalah berupa tegalan/ladang dan terdapat
tanaman tinggi. Disamping itu untuk operasi penimbunan saat ini belum
tersedia pagar atau pembatas dengan daerah sekitarnya.
45

Gambar 4.1.1 Peta administrasi Kecamatan tongauna


46

Gambar : 4.1.3 Peta Geologi Kecamatan Tongauna


47

Gambar : 4.1.5 Peta Jenis Tanah Kecamatan Tongauna


48

Gambar : 4.1.7 Peta Pengunaan Tanah Kecamatan Tongauna


49

Anda mungkin juga menyukai