NAPZA
ABSTRAK
Latar belakang
Diskusi kasus
di
unit
perawatan
primer
RSKO
(Rumah
Sakit
masyarakat,
dan
harga
diri,
serta
pengetahuan
tentang
penyalahgunaan narkoba.
Kesimpulan
PENDAHULUAN
Perkembangan dan pertumbuhan yang pesat di bidang teknologi, ekonomi, sosial,
dan budaya selain berdampak positif terhadap kemajuan masyarakat juga menimbulkan akses
negative, yaitu terbentuknya pola kehidupan yang serba instant dan dipacu oleh waktu serta
diwarnai persaiangan hidup yang keras, sehingga bagi manusia yang tidak bisa beradaptasi,
mereka dapat mengalami stres.
Akibat lebih lanjut terjadi pula dalam kehidupan keluarga, perhatian orang tua
terhadap keluarga menjadi berkurang dan komunikasi yang terjalin pun tidak sehangat dulu
lagi. Hal ini akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, mereka akan mencari
sesuatu di luar untuk menghilangkan rasa tidak aman dan frustasinya (Yatim).
Ditambah pula dengan maraknya dunia hiburan yang mempengaruhi pergaulan
anak, seperti diskotik, VCD, kafe, dan sebagainya yang ditawarkan sebagai obat melepas
stress namun justru menjerumuskan ke pergaulan yang salah. Perubahan-perubahan inilah
yang menyebabkan peningkatan kasus penyalahgunaan terhadap narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya (NAPZA) dan stress psikososial. (Maltz 1996, hal 251)
Berdasarkan dari data yang tercatat di Badan Narkotika Nasional (BNN) pemakai
narkoba di Indonesia pada tahun 2008 tercatat sekitar 3,6 juta jiwa atau 2% dari jumlah
penduduk Indonesia. Tetapi pada kenyataannya angka pemakai narkoba melebihi data yang
ada di BNN (Rahman, 2011).
PRESENTASI KASUS
Tuan E berusia 38 tahun berasal dari Medan yang saat ini berstatus sebagai duda.
Ia sudah pernah menikah selama 1 tahun dan sudah mengalami perceraian sejak 1 tahun yang
lalu, belum pernah mempunyai anak. Ia berprofesi sebagai pengusaha di sebuah importer di
daerah Sumatera Utara, Tuan E seorang Nasrani.
Tuan E pertama kali mengenal narkoba semenjak 15 tahun yang lalu dan
memakai inex saat masih tinggal di Medan, kemudian ia mengasingkan diri dan pergi ke
Riau. Setelah itu dia pergi ke Batam untuk bekerja di suatu perusahaan oli dan masuk
kedalam lingkungan pergaulan orang-orang yang menggunakan narkotika. Perjalanan
hidupnya berlanjut ke Pulau Natuna dan berganti profesi untuk bekerja di perusahaan
minyak. Selain inex ia juga mengkonsumsi shabu-shabu dengan tujuan untuk menghilangkan
rasa sakit akibat cidera rahang. Sempat berhenti menggunakan lalu mulai memakai kembali.
Ia mengenal dunia narkotika dari lingkungan pergaulan, dan dengan mudah
mendapatkan narkotika dari teman-temannya. Awalnya ia hanya coba-coba menggunakan
narkotika sebagai pelarian karena lingkungan keluarga yang tidak harmonis, tidak pernah
mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Ia tidak pernah berurusan dengan
pihak kepolisan akibat penyalahgunaan narkotika.
Tuan E sudah berada di rehabilitasi RSKO selama 1 tahun. Ia masuk RSKO atas
keinginan keluarganya
DISKUSI
Menurut psikodinamikanya dikenal ada tiga faktor yang berperan dalam
terjadinya penyalahgunaan NAPZA. Faktor tersebut yaitu (1) Faktor kontribusikeluarga yang
meliputi keintiman hubungan remaja dengan orang tua, pola asuh, kehidupan,dan ketaatan
beragama, (2) Faktor predisposisi meliputi kecemasan, antisosial dan kecenderungan
memiliki kepribadian neurotik dan (3) Faktor pencetus meliputi pengaruh lingkungan teman
sekelompok dan ketersediaan NAPZA sendiri serta penyimpangankondisi psikososial pada
individu seperti depresi pada penyalahgunaan NAPZA.
Penelitian Hatterer (1983) menggambarkan pengaruh (tekanan) teman kelompok
sebagai faktor pencetus timbulnya penyalahgunaan zat
keluarga; keutuhan keluarga, kesibukan orang-tua, dan hubungan antar pribadi antar anggota
keluarga.
Kondisi keluarga yang tidak baik (disfungsi keluarga) merupakan
faktor
kontribusi bagi terjadinya penyalahgunaan zat. Rutter (1980) mengemukakan hal-hal berikut
sebagai faktor-faktor itu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
KESIMPULAN
Factor psikososial yang dapat berkontribusi terhadap perilaku penyalahgunaan
NAPZA diantaranya adalah tiga faktor yang berperan dalam terjadinya penyalahgunaan
NAPZA. Faktor tersebut yaitu (1) Faktor kontribusikeluarga yang meliputi keintiman
hubungan remaja dengan orang tua, pola asuh, kehidupan,dan ketaatan beragama, (2) Faktor
predisposisi meliputi kecemasan, antisosial dan kecenderungan memiliki kepribadian
neurotik dan (3) Faktor pencetus meliputi pengaruh lingkungan teman sekelompok dan
ketersediaan NAPZA sendiri serta penyimpangankondisi psikososial pada individu seperti
depresi pada penyalahgunaan NAPZA
Lingkungan teman-teman kelompok juga memberikan pengaruh besar terhadap
terbentuknya perilaku penyalahgunaan NAPZA. Pengaruh (tekanan) teman
sebagai faktor pencetus timbulnya penyalahgunaan zat
kelompok
kepeminatan Ketergantungan Obat/Drug Abuse. Serta kepada dr. Erlina Wijayanti, MPH
sebagai pembimbing kelompok 7 yang telah memberikan bimbingannya, serta teman-teman
kelompok 7 drug abuse dan rekan-rekan calon sejawat Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony P. Jurich et al. 1985. Family factors in the lives of drug users and abusers,
Adolescence 20 (77): 143-159
Bailon SG, Maglaya A. 1978. Perawatan Kesehatan Keluarga Suatu Pendekatan Proses