Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Memperoleh keturunan adalah salah satu tujuan dalam sebuah pernikahan.

Banyak pasangan suami istri berhasil memiliki anak secara pembuahan alami,
tetapi sebagian pasangan lainnya memilih pembuahan dengan bantuan disebabkan
kesuburan, karir, transgender, dan homoseksual. Beberapa dekade terakhir, telah
berkembang sejumlah teknologi yang terkait dengan kelahiran manusia, seperti
bank sperma, pembenihan buatan, bayi tabung, maupun transfer embrio. (Chang,
2009).
Bank sperma adalah pengambilan sperma dari pendonor sperma kemudian
dibekukan dan disimpan ke dalam larutan nitrogen cair (-195C) untuk
mempertahankan fertilitas sperma, dalam medis disebut Cryobanking. Sperma
yang disimpan dapat digunakan dikemudian hari untuk digunakan sendiri maupun
dikomersialisasikan, sehingga orang lain dapat membelinya untuk mempunyai
anak dengan cara inseminasi buatan. (Werner, 2008).
Pada tahun 1980, di California bank sperma oleh didirikan Robert
Graham. Bank sperma menawarkan layanan penyimpanan sperma yang akan
digunakan dikemudian hari dan menerima pembelian sperma dan jual-beli sperma
dari pendonor. Perkembangangan komersialisasi sperma menimbulkan sejumlah

masalah etika dan sosial yang lebih luas, dari sudut pandang pendonor, proses
penyimpanan, dan penggunaan sperma yang dibeli. (Frankel, 1975).
Bank sperma semakin berkembang di negara Amerika Serikat, Cina, dan
beberapa negari di Eropa. Dikalangan wanita yang belum menikah dan pasangan
yang belum memiliki anak, dapat membeli sperma dari bank sperma bahkan
layanan bank sperma online dengan memilih jenis sperma berdasarkan bentuk
fisik pendonor, etnik, pendidikan, dan kesehatan. Dalam pandangan Islam,
menjadi masalah baru yang tidak terjadi pada zaman Rasullulah SAW.
Permasalahan hukum Islam terhadap bank sperma ini harus dicarikan jawabannya
supaya umat Islam tidak menyimpang dari kebenaran.
Etika kedokteran dan agama Islam dalam meninjau masalah bank sperma
dan komersialisasinya bagi masyarakat umum dan tenaga medis khususnya yang
beragama Islam, tidak hanya dengan memandang keberhasilan dari proses
tersebut tetapi tentang nilai, norma dan legalitas proses tersebut dilakukan.
1.2.

Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan bank sperma ?
2. Bagaimana pandangan etika kedokteran mengenai proses pengambilan,
penyimpanan dan komersialisasi sperma?
3. Bagaimana pandangan Islam mengenai pengambilan, penyimpanan dan
komersialisasi sperma?
4. Bagaimana status anak hasil inseminasi dari sperma yang dibeli dan
digunakan dalam Islam?

1.3.

Tujuan
A. Tujuan Umum
Agar dokter muslim dan masyarakat lebih mengetahui nilai dan norma

serta legalitas tentang bank sperma dan komersialisasinya ditinjau dari pandangan
kedokteran dan Islam.

B. Tujuan Khusus
1. Mendapatkan informasi tentang cara pengambilan sperma
2. Mendapatkan informasi tentang cara penyimpanan
3. Mendapatkan informasi tentang cara komersialisasi sperma
4. Mendapatkan informasi tentang pandangan etika kedokteran mengenai
bank sperma dan komersialisasinya
5. Mendapatkan informasi tentang pandangan Islam mengenai bank sperma
dan komersialisasinya
1.4.

Manfaat
1. Bagi penulis, diharapkan menambah pengetahuan tentang bank sperma
dan komersialisasinya ditinjau dari etika kedokteran dan Islam, sehingga
dapat menambah pengetahuan bagi penulis tentang cara pembuatan karya
ilmiah yang baik dan benar
2. Bagi Universitas YARSI, untuk menambah karya tulis terutama mengenai
bank sperma dan komersialisasinya ditinjau dari kedokteran dan Islam,
sehingga bermanfaat untuk civitas akademika, khususnya mahasiswa
kedokteran
3. Bagi masyarakat, diharapkan skripsi ini bermanfaat untuk mengetahui
mengenai

nilai

dan

norma

serta

legalitas

bank

sperma

dan

komersialisasinya ditinjau dari etika kedokteran dan Islam serta dapat


mengaplikasikannya

Anda mungkin juga menyukai