Anda di halaman 1dari 2

HIPERHIDRASI

Hiperhidrasi merupakan keadaan dimana asupan cairan jauh melebihi kebutuhan


secara normal. Gejala yang sering terjadi adalah frekuensi buang air kecil menjadi sangat
sering (lebih dari 10 kali dalam 24 jam, red). Kemudian, gejala yang ditimbulkan lainnya
yakni air seni tidak berwarna, sakit kepala yang berat, muntah-muntah, sesak napas,
kesadaran menurun, hingga kejang-kejang.
Saat Anda terlalu banyak minum, pembuluh darah Anda kebanjiran cairan.
Pertambahan cairan itu menyebabkan pengenceran darah – yang sering disebut dengan
hemodilusi. Hemodilusi dapat menyebabkan tekanan osmolaritas dalam pembuluh darah
menurun. Tubuh akan menstabilkan dengan mengeluarkan urine lebih banyak – lalu
dihentikannya produksi hormon antidiuretik (ADH) dari kelenjar hipofisis serta
meningkatnya tekanan darah.
Mekanisme tersebut dihentikan oleh tinggi dan seringnya seseorang mengasup cairan.
Akibatnya hemodilusi makin hebat dan tekanan osmotik dalam pembuluh darah makin
menurun. Kemudian terjadi penarikan cairan dari dalam pembuluh darah ke jaringan yang
tekanan osmotiknya lebih tinggi. Bila cairan tertarik ke dalam organ vital, seperti otak,
mengakibatkan cairan berlebih yang menyebabkan pembengkakan otak (edema cerebri).
Edema cerebri ini menyebabkan gejala sakit kepala hebat disertai muntah.
Pada umumnya, hiperhidrasi sebenarnya sangat mudah dikenali gejalanya. Bagi Anda,
yang sering tidak merasa haus sebaiknya tidak perlu mengasup cairan yang berlebihan. Perlu
dicatat, kebutuhan cairan sekitar 2-3 liter per hari harus terpenuhi. Jadi, sebaiknya
hiperhidrasi bisa dicegah dengan mengasup cairan sesuai kebutuhan tubuh.
Kebutuhan cairan setiap hari untuk orang dewasa secara normalnya adalah 3 ml/kg
per berat badan. Bagi penderita gagal ginjal berat, pasien cuci darah, penderita lemah jantung,
kebutuhan cairannya harus seminimal mungkin – kurang dari 1 liter per hari.

Beberapa hal yang hrus diperhatikan tentang kasus hiperdrasi.

1. Terlalu banyak air dapat menyebabkan level sodium dalam tubuh terlalu rendah.
Minum terlalu banyak air, dapat mengencerkan kadar natrium dalam tubuh ke tingkat
yang sangat rendah. Pada hiponatremia, kadar natrium turun di bawah normal, dan sel-sel
tubuh membengkak karena air. Hal ini dapat mengarah ke berbagai masalah kesehatan.
Penurunan kadar natrium yang cepat alias hiponatremia akut dapat membuat sel-sel otak
membengkak dengan cepat, menyebabkan koma dan dapat menyebabkan kematian.

2. Hiperhidrasi lebih sering terjadi pada orang yang berolahraga dalam jangka waktu
yang sangat lama.
Resiko hiperhidrasi bagi sesorang yang memiliki penyakit jantung, ginjal, atau hati
lebih tinggi. Hiperhidrasi lebih umum terjadi pada [orang] yang hanya mengonsumsi air atau
minuman yang mengandung sodium sangat rendah saat kompetisi olahraga yang panjang.

3. Tidak ada jumlah air yang tepat yang dianggap 'terlalu banyak'.
Tidak ada takaran air tertentu yang secara umum didefinisikan berbahaya untuk
semua orang dalam semua situasi.

4. Ada beberapa tanda hiperhidrasi yang parah.


Hiperhidrasi bisa berkisar dari ringan hingga berat, Dalam kasus yang ringan,
seseorang tidak merasakan gejala apapun.
Sedangkan hiperhidrasi berat bisa menyebabkan hiponatremia.
Gejala” yang dapat dilihat seperti: mual, muntah, sakit kepala, kebingungan, kantuk,
kelelahan, gelisah, lekas marah, kelemahan otot, kram, atau kejang-kejang, hingga koma.
Jika seseorang mengalami tanda-tanda hiponatremia yang lebih parah (merasa ingin muntah,
kejang, kebingungan, dan kehilangan kesadaran), harus segera mendapat perawatan darurat.

5. Orang biasa tidak perlu terlalu khawatir.

Hiperhidrasi bisa cukup berbahaya hingga menyebabkan pembengkakan otak dan


kematian bagi beberapa orang dengan kondisi fisik tertentu.

Anda mungkin juga menyukai