DISUSUN OLEH:
RAHMAH FADHILLAH
19511083
2019-2020
Laporan Pendahuluan
Hipotensi
A. Definisi
Dalam fisiologi dan kedokteran, hipotensi yang abnormal rendah tekanan
darah, terutama di pembuluh darah dari sirkulasi sistemik. Hal ini paling baik
dipahami sebagai fisiologis negara, bukan penyakit. Hal ini sering dikaitkan
dengan kejutan, walaupun belum tentu menunjukkan hal itu. Hipotensi adalah
kebalikan dari hipertensi, yaitu tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah
kekuatan darah mendorong terhadap dinding arteri saat jantung memompa keluar
darah. Jika lebih rendah dari normal, maka disebut tekanan darah rendah atau
hipotensi. Hipotensi umumnya dianggap sistolik tekanan darah kurang dari 90
milimeter air raksa (mm Hg) atau diastolik kurang dari 60 mmHg. Namun dalam
praktek, tekanan darah dianggap terlalu rendah hanya jika gejala terlihat hadir.
Bagi sebagian orang yang berolahraga dan berada dalam kondisi fisik yang
prima,tekanan darah rendah adalah tanda kesehatan yang baik dan kebugaran.
Bagi banyak orang, tekanan darah rendah dapat menyebabkan pusing dan pingsan
atau menunjukan penyakit jantung yang serius, endokrin atau gangguan
neurologis. Tekanan darah rendah parah dapat mencabut otak dan organ vital
lainnya oksigen dan nutrisi, yang mengarah ke kondisi yang mengancam jiwa
yang disebut kejutan.
B. Penyebab
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan
tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang
dipompa dari jantung setiap menit nya (cardiac output, curah jantung),
semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit
jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau
kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada
berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) ke seluruh organ tubuh.
2. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan
yang hebat (luka sobek, haid berlebihan/abnormal), diare yang tidak cepat
diatasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.
3. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi)
menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak
dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat,
penghambat kalsium, penghambat ACE).
D. Patofisiologi
Tekanan darah terus menerus diatur oleh system otonom, menggunakan
jaringan yang rumit dan reseptor, saraf, dan hormone untuk menyeimbangkan
efek dari system simpatik, yang cenderung untuk meningkatkan tekanan darah,
dan sisitem saraf parasimpatis, yang menentukan itu. Kemampuan kompensasi
yang luas dan cepat dari system saraf otonom memungkinkan individu normal
untik mempertahankan tekanan darah dapat diterima melalui berbagai kegiatan di
Negara-negara.
F. Komplikasi
Hipotensi dengan tingkat sedang saja sudah bisa menyebabkan pusing,
lemas, pingsan, dan risiko cedera akibat jatuh. Apalagi bila tekanan darah sangat
rendah, maka tubuh bisa kekurangan oksigen untuk menjalankan fungsi
normalnya, yang menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak pengidap.
Daftar Pustaka
Aspiani, Reny Yuli. (2014). Buku ajaran asuhan keperawatan gerontik aplikasi
NANDA NIC NOC, jilid 1. Jakarta: Penerbit TIM.
Nurarif, Amin Huda & Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC NOC. Jakarta : Medication
Publisher.