Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT

HIPOTENSI
XI ASISTEN KEPERAWATAN
KELOMPOK 1

• Siti Anisa Gustini


• Nadya Raffa Agustine
• Resa Triyana
• Laila Khanza
• Reva Suryani Aziz
• Giska Ayu Putri
• Salsa Marsela Mahfudin
PENGERTIA HIPOTENSI

Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari yang seharusnya.
Ini dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri atau sebagai gejala dari berbagai kondisi. Saat darah mengalir
melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri. Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan
aliran darah atau disebut dengan tekanan darah. Jika tekanan darah terlalu rendah, kondisi tersebut bisa
menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal menjadi terhambat atau berkurang.
Itulah sebabnya orang yang mengalami tekanan darah rendah akan mengalami gejala berupa kepala terasa ringan
dan pusing. Ketika mengalami gangguan ini, tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan
kesadaran.Ukuran tekanan darah muncul dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan
diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 mm/Hg dan 120/80 mm/Hg. Seseorang
dikatakan hipotensi jika memiliki tekanan darah di bawah 90/60 mm/Hg
PENYEBAB HIPERTENSI

iHipotensi dapat terjadi karena berbagai penyebab, di antaranya:

Hipotensi ortostatik. Ini terjadi ketika kamu berdiri terlalu cepat dan tubuh tidak dapat mengimbangi lebih banyak aliran darah ke
otak.Penyakit sistem saraf pusat. Kondisi seperti penyakit Parkinson dapat mempengaruhi bagaimana sistem saraf kamu
mengontrol tekanan darah. Volume darah rendah. Kehilangan darah akibat cedera parah dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
Dehidrasi juga dapat menyebabkan volume darah rendah.Kondisi yang mengancam jiwa. Termasuk irama jantung yang tidak
teratur (aritmia), emboli paru, serangan jantung dan paru-paru yang kolaps.Kondisi jantung dan paru-paru. Ketika jantung berdetak
terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika paru-paru kamu tidak bekerja sebagaimana mestinya, keduanya dapat menyebabkan
hipotensi.Obat resep. Hipotensi dapat terjadi karena obat-obatan untuk tekanan darah, gagal jantung, disfungsi ereksi, masalah
neurologis, depresi, dan banyak lagi.Suhu ekstrem. Cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat memengaruhi hipotensi dan
memperburuk efeknya.
GEJALA HIPOTENSI

Gejala hipotensi atau tekanan darah rendah biasanya baru terjadi ketika otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup, termasuk:

Pusing.
Pingsan (sinkop).
Mual atau muntah.
Penglihatan kabur atau terdistorsi.
Napas cepat dan dangkal.
Kelelahan atau kelemahan.
Merasa lelah atau lesu.
Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.
FAKTOR RESIKO HIPERTENSI

Faktor Risiko Hipotensi

Hipotensi sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja, tapi ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan
seseorang lebih berisiko mengalami tekanan darah rendah. Contohnya faktor usia, pengobatan, dan
kondisi cuaca. Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang
sedang rileks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah.
Selain itu, tekanan darah seseorang juga cenderung menurun setelah makan. Pasalnya, banyak darah
yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan. Tekanan
darah pada siang dan malam hari pun bisa berbeda. Pada siang hari, tekanan darah biasanya akan
meningkat, dan malam harinya menjadi lebih rendah.
DIAGNOSIS HIPERTENSI

Diagnosis Hipotensi
Hipotensi sebenarnya mudah didiagnosis, dengan mengukur tekanan darah. Namun,
mencari tahu mengapa kamu mengalami hipotensi juga penting. Biasanya untuk
mengetahui penyebabnya, sejumlah pemeriksaan diperlukan.
Pemeriksaan yang mungkin dapat dijalani untuk diagnosis hipotensi adalah:

1. Tes Laboratorium
Seperti tes darah atau cek urine, dapat membantu mencari sumber masalah potensial seperti:
Diabetes.
Kekurangan vitamin.
Masalah tiroid atau hormon.
Kadar zat besi rendah (anemia).
• Tes kehamilan (bagi siapa saja yang bisa hamil).
2. Pencitraan

Jika dokter mencurigai adanya masalah jantung atau paru-paru di balik hipotensi yang
dialami, tes pencitraan biasanya diperlukan, seperti:

• Sinar-X atau rontgen.

Computed tomography (CT) scan.

Pencitraan resonansi magnetik (MRI) .


Ekokardiogram atau tes berbasis ultrasound serupa.
3. Tes Diagnostik

Tes-tes ini dilakukan untuk mencari masalah khusus pada jantung atau sistem tubuh lainnya,
yang bisa jadi penyebab hipotensi, seperti:

•Elektrokardiogram (EKG) .

Latihan tes stres (atau beberapa variasi dari tes ini).


Tes meja miring (dapat membantu dalam mendiagnosis hipotensi ortostatik).

Anda mungkin juga menyukai