Anda di halaman 1dari 4

ISI

I. HIPOTENSI

Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah
dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah rendah. Saat darah mengalir
melalui arteri, tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut
dengan tekanan darah. Terhambat arau terbatasnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan
organ vital lainnya seperti ginjal dapat terjadi jika tekanan darah terlalu rendah, sehingga
dapat meyebabkan kepala terasa ringan dan pusing. Tubuh juga akan terasa tidak stabil atau
goyah, bakan kehilangan kesadaran.

Ada dua ukuran yang digunakan dalam tekanan darah, yaitu tekanan sitolik (bilangan
atas0 dan tekanan diastollik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara
90/60 dan 140/90. Penderita hipotensi memiliki tekanan darah dibawah 90/60 dan disertai
dengan gejala hipotensi. Sedangkan jika tekanan menderita tekanan darah tinggi/hipertensi.

II. GEJALA HIPOTENSI

Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga
tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika teknaan darah cukup rendah, kemungkinan
besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.

 Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.


 Pusing
 Lemas
 Mual
 Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah
 Pandangan buram
 Pucat dan badan dingin
 Napas pendek atau cepat
 Pingsan
 Dehidrasi

III. PENYEBAB HIPOTENSI

Sebernarnya tekanan darah bisa berubahsepanjang hari, tergantung kepada kegiatan


yang sedang dilakukan dan hal ini dianggap normal. Ada banyak factor yang menyebabkan
tekanan darah seseorang rendah, seperti factor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.

Penyebab Hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu.

 Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncu saat anda


berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengn hipotensu ortostatik
mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30mm Hg ketika
berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
 Neurally mediated hypotension. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang
berdiri terlalu lama, hingga aliran darah berkumpul pada bagian bawah tubuh.
 Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa
disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.
 Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan
darah, seperti obat antidepresu, obat anti-hipertensi seperti alpha-blocker dan
beta-blocker, obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE Inhibitor)
hingga obat diuretic.
 Anemia. Anemia merupakan kondisi di mana kandungan hemoglobin di dalam
darah rendah. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
 Kehamilan. Tekanan darah pada wanita haimil biasanya lebih rendah karena
system peredaran darahnya yang erkemang dengan cepat.
 Ketidakseimbangan hormone. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison
menyebabkan gangguan produksi hormone. Hal ini berdampak pada
keseimbangan kadar air dan mineral tubuh serta tekanan darah.
 Penyakit saraf. Penyakit saraf seperti penyakit Parkinson dapat meyebabkan
hipotensi ketika menjangkiti system saraf yang mengontrol fungsi tubuh
otonom seperti mengendalikan tekanan darah.
 Pendarahan hebat. Hilangnya darah dalam jumlah besar dalam tubuh akan
menurunkan asupan darah ke jaringan-jaringan tubuh, sehingga tekanan darah
tubuh akan menurun drastic. Ini merupaan kondisi mengancam nyawa yang
memerlukan penanganan medis secepatya.
 Penyakit jantung. Penyakit kronis seperti penyakit jantung menyebabkan
darah tidak bisa dipompa dengan baik oleh jantung ke seluruh tubuh.
Akibatnya, tekanan darah pun menurun.
 Infeksi darah (sepsis). Sepsis terjadi ketika infeksi yang terjadi dalam jaringan
mulai memasuki aliran darah. Akibatnya, tekanan darah akan menurun drastic.
Kondisi ini mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis
secepatnya.
 Reaksi alergi yang parah (anafilaksis). Anafilaksis adalah reaksi alergi parah
yang berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal
yang sangat, sesak napas, dan tekanan darah menurun drastis.

IV. DIAGNOSIS HIPOTENSI

Mengukur tekanan darah merupaka cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis hipotensi.
Berikut ini adalah beberapa hal yangharus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah untuk
mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.

 Mengosongkan kandung kemih ata buang air kecil.


 Istirahat minimal 5 menit.
 Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil berbicara

Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis
penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan
perawatan yang tepat, yaitu :

 Elektrokardiogram (EKG). Tes ini ertujuan mendeteksi keabnormalan struktur


jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantunga, serta detak jantung yang
tidak teratur.
 Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar
struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
 Tes latihan stress. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih
keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan berjalan di
treadmill.
 Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien
mengalami anemia atau diabetes.
 Valsalva Maneuver. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas
panjang kemudian menutup hidung dan membuang napas mealui mulut, seperti anda
meniup suatu balon yang sangat kaku. Tes ii dilakukan untuk memeriksa kondisi
system saraf autonomi pernapasan.
 Tes kemiringan tegak lurus (tilt table test). Tes ini biasa dilakukan bagi pasien
hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri.

V. PERAWATAN HIPOTENSI

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipotensi, yaitu
membatasi konsumsi minuman keras dan minum air putih yang banyak. Bagi Anda yang
menyukai minuman berkafein, hindari minuman yang mengandung nutrisi tersebut di malam
hari.

Mengenai pola makan, lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil lebih
baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan frekuensi lebih jarang.
Selain itu, meningkatkan asupan garam juga bisa mencegah hipotensi.

Penderita hipotensi juga dianjurkan untuk menghindari berdiri untuk jangka waktu
lama. Terutama bagi penderita hipotensi ortosatik, ketika berdiri dari posisi duduk atau
berbaring, lakukan secara perlahan-lahan.

Jika Anda mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping hipotensi,
dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif lain

Pengobatan untuk hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab dasarnya. Obat


untuk mengatasi hipotensi biasanya diberikan untuk menambah jumlah darah atau
mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.
Jika Anda sedang menjalani pengobatan, periksakan tekanan darah secara rutin. Dan
jika Anda mengalami efek samping, segera temui dokter. Begitu pula pada kondisi hipotensi
Anda yang tidak kunjung reda atau tidak menghilang, periksakan diri Anda di instansi
kesehatan terdekat untuk menghindari komplikasi kerusakan otak atau cedera saat kehilangan
keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai