Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN HIPOTENSI

Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH:

RANI YUNITA_20.0601.0048

D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


Hipotensi

A. DEFINISI
Tekanan darah rendah atau hipotensi (hypotension) adalah suatu keadaan
dimanatekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai
rendah90/60 mmHg. Normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan,
berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80
mmHg.
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan
darahlebih rendah dari nilai 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah,
sehinggamenyebabkan gejala-gejala seperti pusing dan pingsan (A.J. Ramadhan,
2010).
Hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi jika terdapat
ketidakseimbanganantara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika jantung
terlalu lemahuntuk menghasilkan tekanan darah yang dapat mendorong darah
(Sherwood, 2002)
B. PATOFISIOLOGI
Tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka tekanan
darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada orang dewasa
normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180-200 mmHg. Tekanan
darah arteri setinggi kepala adalah 60-75 mmHg dan tekanan venanya 0. Pada
dasarnya, darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitas vena ekstermitas inferior
650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan
jantung akan berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga
pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik hingga 25
mmHg, sedang tekanan diastolik tidak berubah atau meningkat ringan hingga 10
mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian
bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala akan turun
mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan tekanan persial
CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta pH jaringan otak
(Andhini Alfiani Putri F, 2012).
Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor yang terdapat didalam
dinding dan hampir setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun dalam jumlah
banyak didapatkan dalam dinding arteri karotis interna sedkit di atas bifurcation
carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan dinding arkus aorta. Respon
yang ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tahanan pembuluh darah perifer,
peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi
respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Sekresi zat
vasoaktif berupa katekolamin, pengaktifan sistem Renin-Angiotensin Aldosteron,
pelepasan ADH dan neurohipofisis. Kegagalan fungus reflex autonomy inilah yang
menjadi penyebab timbulnya hipotensi ortostatik, selain efek faktor penurunan curah
jantung akibat berbagai sebab dan kontraksi volume intravascular baik yang relative
maupun absolut. Tingginya kasus hipotensi ortostatik pada usia lanjut berkaitan
dengan: (Andhini Alfiani Putri F, 2012)
C. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penururnan tekanan darah:
1. Dehidrasi : Melemahnya otot jantung yang berakibat volume darah
yang dipompa oleh jantung sedikit sehingga tekanan darah menurun.
2. Terjadinya peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung
(pericardium) yang biasa dikenal sebagai pericarditis yang
menyebabkan cairan menumpuk didalam pericardium yang menekan
jantung sehingga membatasi kemampuan jantung untuk mengisi dan
memompa darah keseluruh tubuh.
3. Adanya pembekuan dara dalam pembuluh vena (pulmoryembolism)
dimana bekuan darah ini dapat menghalangi aliran darah kedalam bilik
kiri dari paru-paru dan akibatnya akan mengurangi darah yang kembali
ke jantung untuk dipompa.
4. Denyut jantung yang lambat dapat mengurangi jumlah darah yang
dipompa oleh jantung. Angka detak jantung istirahat untuk seorang
dewasa sehat adalah 60-100 detak/menit.
5. Tegangan kekakuan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan
berefek pada semakin tingginya tekanan darah, begitu juga sebaliknya.
6. Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya
tekanan darah. Situasi ini biasanya sebagai dampak dari syok septik,
pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan vasodilator (nitrat,
penghambat kalsium, penghambat ACE).
7. Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan,
diuretik, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
koroner, analgesik.
8. Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang
parah, stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan
trauma hebat.
9. Diabetes tingkat lanjut.
D. PATHWAY

Jantung Terapapar panas terlalu lama

Kerusakan otot jantung Curah

Menyetimulus jantung Suplai darah tidak Suplai darah ke otak


bekerja adekuat adekuat

Darah menuju Palpitasi Keadaan fisik Metabolisme


ekstermitas

Intoleransi Anoreksia Mata berkunang-


aktivitas kunang
Akral dingin

Mengganggu syncope
aktivitas sehari-hari
Pucat

Jatuh

Gangguan
pemenuhan nutrisi Resti cidera
E. Manifestasi Klinis

Tekanan darah rendah terkadang diartikan sebagai tanda tidak cukupnya darah yang
mengalir pada otak dan organ vital lainnya, sehingga dapat menyebabkan beberapa gejala
seperti:

1. Mual : Mual adalah masalah yang di alami pada bagian perut yang jika ingin
menelan atau mengkonsumsi makanan akan terjadi penolakan yang dapat di
muntahkan kembali. Ciri-ciri darah rendahpun akan mengalami rasa mual.
2. Jantung yang lebih cepat berdetaknya : Jantung yang berdetak lebih cepat,
yang tidak ada penyebabnya harus di cek. Biasanya ciri-ciri darah rendahpun
akan mengalami kejadian seperti ini. Jantung merupakan organ paling penting
untuk di jaga.
3. Pusing dan sakit kepala : Gejala darah rendah yang sering terjdi adalah
penderita merasa pusing dan sakit kepala. Cirir-ciri darah rendah ini
disebabkan karena darah tidak bisa membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup.

Gejala yang umum lainnya seperti:


 Pening atau badan terasa ringan
 Pingsan
 Merasa kedinginan
 Kulit pucat (pucat karena sakit)
 Penglihatan kabur
 Merasa kebingungan
 Lemah
 Susah berkonsentrasi
F. Penatalaksanaan
Pada umumnya hipotensi bukanlah suatu penyakit, tetapi suatu keadaan yang
berhubungan dengan tekanan darah, dimana terjadi penurunan dari keadaan/nilai
normal yang biasanya dari penderita. Dimana keadaan ini dapat menimbulkan suatu
tanda dan gejala yang dapat mengganggu aktivitas maupun kesadaran penderita.
Maka yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengurangi atau menghilangkan gejalanya, yaitu:
a) Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien dianjurkan
untuk pemulihan kepada kebutuhan cairannya yang mempegaruhi atau
mengurangi volume darah mengakibatkan menurunnya tekanan darah.
b) Kecelakaan/luka yang menyebabkan pendarahan akan mengakibatkan
kurangnya volume daah dan menurunkan aliran darah, untuk itu yang
dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai kebutuhannya.
c) Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka penderita harus
menjalani operasi jantung sesuai indikasi dokter, ataupun menjalani
pengobatan yang intensif untuk tidak memperburuk keadaan penderitanya.
2. Pada penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan, misal jogging,
untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan melancarkan aliran darah keseluruh
tubuh.
3. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak beristirahat dan
membatasi aktivitas fisiknya selama keadaan ini.
4. Penderita dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai pola makan
yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap seperti susu untuk meningkatkan
stamina, karena pada umumnya pelengkap hipotensi cukup lemah dan mudah
lelah.
5. Jika diperlikan misalnya klien dengan anemia maka penderita harus
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi atau suplemen zat
besi untuk meniiingkatkan sel-sel darah merah yang meambah volume darah
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah penderita
G.

Anda mungkin juga menyukai