Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN HIPOTENSI

1.Pengertian

Hipotensi atau tekanan darah rendah, terjadi jika terdapat


ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika
jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat
mendorong darah. (Sherwood, 2001).

Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari


90/60 mmHg sehingga menyebabkan keluhan. Namun jika tidak terjadi
keluhan dapat dikatagorikan kondisi yang normal. Sedangkan Tekanan darah
adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi
saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventrikel beristirahat dan mengisi
ruangannya. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolik (Oxford, 2003).

Hipotensi adalah tekanan darah yang rendah sehingga tidak mencukupi


untuk perfusi dan oksigenasi jaringan adekuat. Hipotensi dapat primer atau
sekunder (misal: penurunan curah jantung, syok hipovolemik, penyakit
Addison) atau postural (ortostatik). => Kelenjar adrenal (insufisiensi adrenal),
Syok. (Chris Brooker, 2005)

Pada tekanan darah yang terlampau rendah akan menyebabkan


masalah yang dapat mengancam jiwa karena akan terjadi penurunan aliran
darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen pada organ vital seperti jantung
dan otak. (Lintang, 2000)

2. Etiologi
Terjadinya tekanan darah rendah di pengaruhi 3 hal, apabila sesuatu
atau ke tiganya mengalami gangguan penurunan maka tekanan darah akan
turun.
1. Struk volume, yakni kekuatan otot jantung untuk menguncup
mengeluarkan darah dari rongga otot jantung ke seluruh tubuh.
2. Heart rate yaitu berapa kali jantung berdenyut dalam satu
menitnya. Semakin tinggi heart rate, semakin tinggi pula tekanan
darah.
3. Tegangan perifer atau tegangan kekakuan pembuluh darah. Makin
kaku pembuluh darah, makin tinggi tekanan darah. Demikian
juga sebaliknya makin lembek pembuluh darah maka tekanan
darah akan semakin rendah.
4. Diare, hebat membuat kondisi seseorang kekurangan cairan
sehingga tidak bertenaga. Kondisi ini membuat otot jantung lemah
dalam memompakan darah dari jantung keseluruh tubuh.
Akibatnya tekanan menjadi menurun.
5. Berdiri teralu lama terlebih dalam kondisi yang belum sarapan pagi
atau malam harinya yang kurang tidur dapat menyebabkan tekanan
darah rendah.
6. Pendarahan, Terjadi karena seseorang mengalami pendarahan
akibat luka terbuka atau luka yg terlalu dalam. Penyebab lainnya
adalah kondisi lemah jantung, serangan jantung dan alergi obat.
(Arumi,2011)
7. Dehidrasi, yang sering disebabkan oleh muntah, diare, demam dan
panas stroke. Dehidrasi ringan dapat menyebabkan Anda merasa
pusing atau bahkan pingsan. Jika berkepanjangan, hal ini dapat
menyebabkan shock dan kondisi serius lainnya
3. Klasifikasi
a) Hipotensi Postural
Hipotensi postural merupakan jenis hipotensi yang mendadak
karena perubahan posisi tubuh, biasanya pada saat sedang berdiri dari
posisi duduk atau dari posisi berbaring. Tekanan darah turun karena
jantung tidak dapat memompa cukup darah sehingga terjadi
kekurangan oksigen di otak, menyebabkan timbulnya gejala rasa
pusing bahkan pinsan. Menurut (Chris Brooker, 2005) Hipotensi
postural adalah penurunan tekanan darah tiba-tiba saat mengubah
posisi dengan cepat dari berbaring atau duduk menjadi berdiri. Kondisi
ini paling umum terjadi pada lansia. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
mekanisme fisiologis yang terlambat, yang normalnya mengompensasi
perubahan postur tubuh. Hipotensi postural juga dapat terjadi jika
pasien sedang menjalani pengobatan menggunakan obat antihipertensi,
terutama jika diberikan dosis yang paling tepat. Perawat juga harus
menganjurkan pasien untuk menghindari perubahan posisi tiba-tiba.
Jika pasien berbaring atau duduk selama beberapa waktu, tenaga
pelayanan kesehatan harus mengantisipasi potensi penurunan tekanan
darah tiba-tiba saat pasien berdiri, dan memastikan bahwa pasien
berdiri perlahan dan aman.
Gejala lain dari gangguan otonom yang sering menyertai
hipotensi, diantaranya: Keluar keringat dingin, perubahan besar pupil,
gangguan gastrointestinal (pencernaan), disfungsi kandung kemih dan
poliuria nokturnal (sering kencing waktu malam). (Van der Cammen,
1991).
b) Hipotensi Postprandial
Hipotensi postprandial merupakan jenis hipotensi yang
mendadak setelah mengkonsumsi makanan. Setelah makan, darah
mengalir cepat kesaluran pencernaan, dan untuk mengkompensasi
penurunan mendadak dalam pembuluh, laju detak jantung meningkat
dan beberapa pembuluh darah menyempit. Seseorang yang mengalami
hipotensi postprandial harus makan makanan dalam porsi yang sedikit
supayatidak memicu terjadinya penurunan tekanan darahsecara
mendadak.
c) Hipotensi karena saraf (Neurally Mediated Hypotension)
Dalam kondisi normal, jika anda berdiri atau berjalan selama
jangka waktu tertentu, gaya gravitasi menarik darah ke ujung-ujung
bagian bawah tubuh anda, yang menyebabkan tekanan darah turun.
Pada sebagian orang suplai darah tidak dapat terpenuhi karena adanya
masalah komunikasi pada sistem syaraf yang menyampaikan perintah
dari otak kepada jantung, sehingga jantung tidak segera meningkatkan
laju detaknya dan terjadilah ketidak-seimbangan sirkulasi darah dan
menyebabkan pusing bahkan pingsan.
d) Hipotensi Akut
Hipotensi yang munculnya tiba-tiba dengan faktor pencetus.
Hipotensi jenis ini merupakan hipotensi yang berbahaya di bandingkan
jenis lainnya, karena di sebabkan oleh menurunnya tekanan darah
seseorang secara tiba-tiba. (Olvista, 2011)
4. Patofisiologi

Pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka


tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun  karena pengaruh gravitasi.
Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah
180-200 mmHg. Tekanan darah arteri setinggi kepala adalah 60-75 mmHg
dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada
pembuluh kapasitas vena ekstremitas inferior:650 hingga 750 ml
darah akan terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan jantung akan
berkurang, dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga pada
posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik
hinga 25mmHg, sedang tekanan diastolik tidak berubah atau meningkat
ringan hingga10mmHg.

Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubu
bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri
kepala akanturun mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan
diikuti kenaikan tekanan parsial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan parsial
O2 (pCO2) serta pH jaringan otak.

Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor yang terdapat


di dalam dinding dan hampir setiap arteri besar di daerah dada dan
leher; namun dalam jumlah banyak didapatkan dalam dinding arteri karotis
interna, sedikit di atas bifurcatio carotis,daerah yang dikenal sebagai sinus
karotikus dan dinding arkus aorta. Respon yang ditimbulkan
baroreseptor berupa peningkatan tahanan pembuluhdarah perifer, peningkatan
tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi
respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-
zat vasoaktif.Sekresi zat vasoaktif berupa katekolamin, pengaktifan system
Renin-Angiotensin Aldosteron, pelepasan ADH dan neurohipofisis.
Kegagalan fungsi reflex autonomy inilah yang menjadi penyebab timbulnya
hipotensi ortostatik, selain oleh faktor penurunan curah jantung akibat
berbagai sebab dan kontraksi volume intravaskular baik yang relatif maupun
absolut. Tingginya kasus hipotensi ortostatik pada usia lanjutberkaitan
dengan :

a) Penurunan sensitivitas baroreseptor yang diakibatkan oleh proses


atherosklerosis sekitar sinus karotikus dan arkus aorta; hal ini akan
menyebabkan takberfungsinya refleks vasokonstriksi dan
peningkatan frekuensi denyut jantung sehingga mengakibatkan
kegagalan pemeliharaan tekanan arteri sistemik saat berdiri: dan
b) menurunnya daya elastisitas serta kekuatan otot ekstremitas inferio.
(Andhini Afliani Putri.F, 2012).

Pathway

Hipotensi

Perubahan posisi tidur(berbaring- berdiri

Darah terkumpul di ekstermitas bawah

Penurunan volume darah balik vena secara tiba-


tiba kejantung

Penurunan curah jantung

Perfusi jaringan Penurunan aliran darah ke otak


tidak efektif
Peningkatan PCO2 dan penurunan PO2
Kompensasi jantung
Penurunan rangsangan barer
RR meningkat , Nadi
reseptor
meningkat
Menurunya daya elastisitas
dan kekuatan otot
Pola napas tidak
efektif Lemah

Intoleransi aktivitas
Aktivitas dibntu
keluarga

5. Manifestasi
Terdapat beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi :
1. Hipotensi, (Alo, 2014)

Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual,


pinsan, pandangan buram dan kehilangan keseimbangan.
2. Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok (Burton Etal,2009)

Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah, menguap, otot


terasa kram, gelisah, pusing kecemasan.
3. Hipotensi Ortostatik, (Jeffrey B. Lanier,dkk., 2014)
Pusing hingga pinsan.

Selain itu ada beberapa gejala lain dari hipotensi sebagai berikut.
• Nyeri dada
• Napas pendek
• Demam
• Batuk berdahak
• Diare
• Muntah
• Penurunan kesadaran
6. Komplikasi Hipotensi
a) Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang
mengalir ke otak, sel-sel otak tidak menerima cukup oksigen dan
nutrisi-nutrisi. Sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan.
b) Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak.
Sehingga menimbulkan kematian pada jaringan otak karena arteri otak
tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (perdarahan).
c) Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi
sel darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang
rendah sehingga mengakibatkan anemia.
d) Serangan jantung : hipotensi yang mengakibatkan kurangnya tekanan
darah yang tidak cukup untuk menyerahkan darah kearter-arteri
koroner (arteri yang menyuplai darah keotot jantung) sehingga
menyebabkan nyeri dada yang akan mengakibatkan serangan jantung.
e) Gangguan ginjal : ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal-
ginjal, ginjal-ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan-
pembuangan dari tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada
tingkat-tingkat hasil eliminasi didarah terjadi (contohnya : kenaikan
dari blood urea nitrogen atau BUN, dan serum keratin.
f) Shock : tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa
darah lebih banyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana
tekanan darah yang gigih menyebabkan organ-organ seperti
ginjal.hati.jantung,dan otak untuk gagal secara cepat .

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mengetahui tanda-tanda anemia
dan infeksi
2. Pemeriksaan kimia darah : kelinan metabolic dan fungsi ginjal
3. Pemeriksaan elektrolit : dilakukan bila ada riwayat kehilangan cairan
melalui muntah , diare , dan tanda-tanda dehidrasi
4. Elektrokardiogram (EKG) : mendeteksi penyimpangan dalam irama
jantung dan masalah dengan pasokan darah dan oksigen ke otot
jantung.

8. Penatalaksanaan
a) Menambahkan elektrolit. Penambahan elektrolit untuk diet dapat
meringankan gejala dari hipotensi ringan.
b) Minum kopi. Dosis kafein di pagi hari dapat memberikan efek karena
kafein dapat memacu jantung untuk bekerja lebih cepat.
c) Pemberian posisi trendelenburg. Pada kasus hipotensi rendah, di mana
pasien masih merespon dengan meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari
pada punggung (posisi trendelenburg) posisi itu akan meningkatkan
aliran balik vena, sehingga membuat banyak darah memenuhi organ-
organ yang membutuhkan seperti bangian dada dan kepala.
d) Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak
beristirahat, dan membatasi aktivitas fisiknya selama keadaan ini.
e) Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempuyai pola
makan yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap seperti susu
untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita
hipotensi cukup lemah dan mudah lelah.
f) Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia, maka klien harus
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi ataupun
suplemen zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah yang
menambah volume darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
penderita.
g) Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan,
misalnya joging, untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan
melancarkan aliran darah keseluruh tubuh.

No Nama Dagang Isi Indikasi Dosis Perhari


Cafedine
100mg + 1-2 x 1-2
1. Akinor Hipotensi
Theodrenaline Tablet
5mg

Harus
dilarutkan
Mengontrol
dengan NaCl
hipotensi
5% / Glukosa
Glyceryl Glyceryl gagal jantung
2. 5%
Trimitrat DBL Trimitrat kongesif
maksimum
dengan infark
400 mg/ml
miokard
titrasi awal
mg/menit.

9. Pencegahan
Yang dapat dilakukan umtuk mengatasi tekanan darah rendah adalah
sebagai berikut : (Sekar Arumi,2011)
a) Makanlah yang bergizi tinggi ( empat sehat lima sempurna )
b) Sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas
c) Hindari tidak tidur hingga larut malam
d) Konsumsi garam cukup
e) Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga
10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan
degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
f) Konsumsi vitamin
g) Konsumsi makanan yang seimbang protein dan lemaknya
h) Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal
3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala.
10. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama , Suku bangsa , Status
Pendidikan Pekerjaan, Tanggal masuk RS, Tanggal pengkajian:
b) Riwayat kesehatan
- Keluhan utama, biasanya didapatkan keluhan pusing dan
mudah lelah.
- Riwayat kesehatan sekarang, merupakan informasi sejak
timbulnya keluhan sampai klien dirawat di RS.
Menggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses
perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja
yang memperberat dan meringankan keluhan dan bagaimana
cara klien menggambarkan apa yang dirasakan, daerah
terasanya keluhan, semua dijabarkan dalam bentuk PQRST.
- Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan masalah kesehatan yang lalu yang relavan baik yang
berkaitan langsung dengan penyakit sekarang maupun yang
tidak ada kaitannya. Lamanya keluhan berlangsung, bagaimana
sifat-sifat terjadinya gejala, apakah mendadak, perlahan-lahan,
atau terus menerus,untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi
dan sifatnya yaitu apakah menetap, menjalar, atau menyebar,
berat ringannya keluhan apakah menetap, bertambah berat atau
berkurang. Apakah keluhan tersebut baru pertama kali / sudah
pernah sebelumnya, obat-obatan yang dikonsumsi sebelumnya
dan identifikasi obat-obat yang dapat menyebabkan penyakit
yang berhubungan dengan gangguan kardiovaskular.
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya
yang ada hubungannya dengan penyakit keturunan dan
kebiasaan atau gaya hidup, misalnya merokok, minum alkohol,
dan lain-lain.
- Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderit penyakit yang
sma dengan klien atau adanya penyakit keturunan, bila ada
cantumkan genogram.
c) Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi sistem tubuh secara
menyeluruh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
- Keadaan umum. Kaji tentang keadaan klien, kesadaran, dan
tanda-tanda vital.
d) Data psikologis
Klien dengan keluhan pusing, kepala berat, pandangan
yang kabur sementara, dingin, pucat akan menimbulkan perasaan
yang mengganggu kenyamanan bagi klien dengan ditemukan data
klien yang lebih suka diam karena tubuh yang terasa lemas dan
keletihan.
e) Data spiritual
Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap
penyakitnya. Biasanya klien akan merasa kesulitan dalam
menjalankan ibadahnya.
f) Data sosial
Biasanya didapatkan interaksi klien dengan lingkungannya
menjadi menurun dikarenakan adanya penyakit yang diderita klien.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
2. Penurunan curan jantung berhubungan dengan gangguan
kontraktilitas otot jantung.
3. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan
suplai darah ke otak
3. Intervensi Keperawatan
1) DX: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
TUJUAN : Aktivitas pasien terpenuhi.
KH: Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
dapat diukur.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat 1. Sebagai dasar untuk


kemampuan klien dalam memberikan alternative
melakukan gerak dan latihan gerak yang
2. Ajarkan klien tentang sesui dengan
bagaimana melakukan kemampuanya
aktivitas sehari-hari 2. Untuk meningkatkan
3. Berikan informasi pergerakan dan
tentang kebutuhan melakukan aktivitas
aktivits sehari-hari
4. Kolaborasi dengan 3. Mengetahui kebutuhab
keluaraga dalamb aktivitas klien
melatih mobilitas klien 4. Untuk mendukung klien

2) DX: Penurunan curan jantung berhubungan dengan gangguan


kontraktilitas otot jantung.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan curah jantung pasien tetap adekuat
KH : Nadi normal, tekanan darah normal, kulit tidak pucat, CRT
<3detik.

Intervensi Rasional

1. Lakukan auskultasi bunyi 1.bunyi jantung tambahan dapat


jantung dan suara nafas mengindikasikan dekompensasi
minimal setiap
4jam. jantung awal; suara nafas
Laporkan suara yang tidak tambahan dapat mengidikasikan
normal sesegera mungkin kongesti pulmonal dan
2. Timbang berat badan penurunan curah jantung.
pasien setiap hari sebelum
2. untuk mendeteksi retensi
sarapan.
cairan
3. Pantau dan catat tingkat
kesadaran, denyut, dan 3.untuk mendeteksi hipoksia
irama jantung dan tekanan serebral akibat penurunan curah
darah sekurang-kurangnya jantung
setiap 4 jam atau lebih
sering bila di perlukan.

3) DX : Defisit perawatan diri b. d intoleransi aktivitas.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24jam pasien merasa nyaman
dan bersih
KH : Klien bersih, nyaman

Intervensi Rasional
1. Kaji keadaan umum klien 1. Untuk melihat keadaan
2. Lakukan cara kebersihan umum klien
perawatan diri yaitu 2. Meningkatkan kebersihan
dengan memotong kuku klien
tangan dan kaki 3. Klien dapat mengetahui dan
3. Jelaskan pentingnya mengerti pentingnya
kebersihan diri kebersihan diri
4. Kolaborasi dengan 4. Membantu memberikan
keluarga dalam perawatan rasa nyaman kepada klien
diri klien
DAFTAR PUSTAKA

Arumi ,Sekar.2011.Menstabilkan Darah Tinggi Dan Darah Rendah.Yogyakarta.

Araska, hera, Yuda.2010.Hipotensi Ortostatik.

Herdman ,T.Heather.2011.DIAGNOSIS KEPERAWATAN.Jakarta.Buku


Kedokteran EGC

http://www.academia.edu/5224124/
PEMERIKSAAN_DENYUT_NADI_DAN_PENGUKURAN_TEKANAN_DAR
AH

http://www.academia.edu/6961220/
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_STROKE_1

Taylor, Cynthia M & Ralph, Sheila Sparks.2014.DIAGNOSIS KEPERAWATAN


dengan rencana asuhan. Jakarta.Buku Kedokteran EGC

Wilkinson, Judit M.& Ahren, Nensi R.2011.BUKU SAKU Diagnosis


Keperawatan.Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai