Anda di halaman 1dari 10

HIPOTENSI

KEL. 10

JUSMAN (NH0117057)
LINDA RANGAN (NH0117067)
MARDIANA SOLEMAN NHO117072)
MARDIANTO NH0117073)
DEFINISI

 Hipotensi atau tekanan darah rendah, terjadi jika terdapat


ketidakseimbangan antara kapasitas vascular dan volume darah atau jika
jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat
mendorong darah. Pada tekanan darah yang terlampau rendah akan
menyebabkan masalah yang dapat mengancam jiwa karena akan terjadi
penurunan aliran darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen pada organ vital
seperti jantung dan otak. (Novieastari, 2020)
ETIOLOGI

 Hipotensi merupakan tekanan darah rendah pada makhluk hidup


sehingga aliran darah dan oksigenasi tidak dapat mencukupi perfusi secara
adekuat. Gejala yang timbul salah satunya yaitu pusing atau nyeri kepala
yang menimbulakan rasa ketidaknyamanan menurut (Hartono et al, 2008)
dalam ( fatmawati, 2013).
PATOFISIOLOGI

 Patofisiologi tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke


berdiri maka tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh
gravitasi. Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada
kaki adalah 180-200 mmHg. Tekanan darah arterisetinggi kepala adalah 60-75
mmHg dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada
pembuluh kapasitas vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan
terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan jantun gakan
berkurang, dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga pada
posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik hingga
25mmHg, sedang tekanan diastolic tidak berubah atau meningkat ringan
hingga 10mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala tekanan darah rendah antara lain:


 Penglihatan kabur, mata sering berkunang-kunang terutama setelah duduk
lama dan berjalan.
 Kebingungan
 Pusing dan keringat dingin
 Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
 Lemas
 Wajah terlihat pucat karena suplay darah keseluruh tubuh tidsk maksimal.
KLASIFIKASI
 Hipotensi ortostatik
 Disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya ketika beralih dari
berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik atau menit.
Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah makan dan sering diderita oleh orang tua,
orang dengan tekanan darah tinggi dan orang dengan perkinson.
 Hipotensi Dimediasi Neural
 Paling sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan terjadi ketika
seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama.
 Hipotensi Akut
 Penyebab hipotensi akut adalah turunya tekanan darah secara tiba-tiba yang
disebabkan antara lain: perdarahan berat akibat kecelakaan atau trauma, dehidrasi
akibat diare atau muntah yang hebat, pengaruh obat tertentu sampai infeksi sistemik
hebat (sepsis). Hipotensi ini biasanya berlanjut menjadi syok akibat kurangnya aliran
darah menuju ke otak, jantung, ginjal maupun kulit. Penangganan sesuai dengan
penyebabnya masing-masing.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi terus menerus


berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainan-kelainan dalam
pembacaan tekanan darah. Tes mungkin berguna dalam membedakan hipotensi
ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan gejala orthostasis,seperti sinkop
neurocardiogenic dan juga mengevaluasi bagaiman tubuh bereaksi terhadap
perubahan posisi.
Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan :
 Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga 750F(200C
sampai 240C).
 Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit sebelum
tes dimulai.
 Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara
berangsur-angsur dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan tekanan
darah dan denyut jantung terus menerus diambil.
 Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk mencari
perubahan-perubahan orthostatic tachycardia syndrome.
KOMPLIKASI
 Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang mengalir ke otak,
sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisi- nutrisi. Sehingga
mengakibatkan pening bahkan pingsan.
 Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen yang
menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak. Sehingga menimbulkan
kematiain pada jaringan otak karena arteri otak tersumbat (infark serebral) atau
arteri pecah (pendarahan).
 Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel darah merah
yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah sehingga mengakibatkan
anemia.
 Serangan jantung : hipotensi yang mengakbatkan kurangnya tekanan darah yang
tidak cukup untuk menyerahkan dara ke arter-arteri koroner (arteri yang
menyuplai darah ke otot jantung) seingga menyebabkan nyeri dada yang
mengakibatkan serangan jantung.
 Gangguan ginjal : ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal- ginjal, ginjal-
ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan- pembuangan dari tubuh
yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada tingkat-tingkat hasil eliminasi
didarah terjadi (contohnya : kenaikan dari blood urea nitrogen atau BUN,dan
serum keratin.
 Shock : tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa darah
lebihbanyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana tekanan darah
yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal , hati, jantung, dan otak
untuk secara cepat.

Anda mungkin juga menyukai