Hipotensi atau tekanan darah rendah, terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan antara kapasitas vascular dan volume darah atau jika jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat mendorong darah. Pada tekanan darah yang terlampau rendah akan menyebabkan masalah yang dapat mengancam jiwa karena akan terjadi penurunan aliran darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen pada organ vital seperti jantung dan otak. (Novieastari, 2020) ETIOLOGI
Hipotensi merupakan tekanan darah rendah pada makhluk hidup
sehingga aliran darah dan oksigenasi tidak dapat mencukupi perfusi secara adekuat. Gejala yang timbul salah satunya yaitu pusing atau nyeri kepala yang menimbulakan rasa ketidaknyamanan menurut (Hartono et al, 2008) dalam ( fatmawati, 2013). PATOFISIOLOGI
Patofisiologi tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke
berdiri maka tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180-200 mmHg. Tekanan darah arterisetinggi kepala adalah 60-75 mmHg dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitas vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan jantun gakan berkurang, dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik hingga 25mmHg, sedang tekanan diastolic tidak berubah atau meningkat ringan hingga 10mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012). MANIFESTASI KLINIS
Gejala tekanan darah rendah antara lain:
Penglihatan kabur, mata sering berkunang-kunang terutama setelah duduk lama dan berjalan. Kebingungan Pusing dan keringat dingin Mudah merasakan kantuk dan sering menguap Lemas Wajah terlihat pucat karena suplay darah keseluruh tubuh tidsk maksimal. KLASIFIKASI Hipotensi ortostatik Disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah makan dan sering diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan orang dengan perkinson. Hipotensi Dimediasi Neural Paling sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan terjadi ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama. Hipotensi Akut Penyebab hipotensi akut adalah turunya tekanan darah secara tiba-tiba yang disebabkan antara lain: perdarahan berat akibat kecelakaan atau trauma, dehidrasi akibat diare atau muntah yang hebat, pengaruh obat tertentu sampai infeksi sistemik hebat (sepsis). Hipotensi ini biasanya berlanjut menjadi syok akibat kurangnya aliran darah menuju ke otak, jantung, ginjal maupun kulit. Penangganan sesuai dengan penyebabnya masing-masing. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi terus menerus
berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainan-kelainan dalam pembacaan tekanan darah. Tes mungkin berguna dalam membedakan hipotensi ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan gejala orthostasis,seperti sinkop neurocardiogenic dan juga mengevaluasi bagaiman tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi. Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan : Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga 750F(200C sampai 240C). Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit sebelum tes dimulai. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara berangsur-angsur dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan tekanan darah dan denyut jantung terus menerus diambil. Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk mencari perubahan-perubahan orthostatic tachycardia syndrome. KOMPLIKASI Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang mengalir ke otak, sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisi- nutrisi. Sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan. Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak. Sehingga menimbulkan kematiain pada jaringan otak karena arteri otak tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan). Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah sehingga mengakibatkan anemia. Serangan jantung : hipotensi yang mengakbatkan kurangnya tekanan darah yang tidak cukup untuk menyerahkan dara ke arter-arteri koroner (arteri yang menyuplai darah ke otot jantung) seingga menyebabkan nyeri dada yang mengakibatkan serangan jantung. Gangguan ginjal : ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal- ginjal, ginjal- ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan- pembuangan dari tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada tingkat-tingkat hasil eliminasi didarah terjadi (contohnya : kenaikan dari blood urea nitrogen atau BUN,dan serum keratin. Shock : tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa darah lebihbanyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana tekanan darah yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal , hati, jantung, dan otak untuk secara cepat.