Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA BERENCANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DABO
Jl. Kesehatan No. 1 Dabo Singkep 29171
Telepon : (0776) 322605
e-mail : rsud.dabo@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 065/KPTS/RSUD/10/2019

TENTANG
SKRINING NYERI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DABO

MENIMBANG : a. bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan dan pengobatan


kepada pasien yang ada dirawat di RSUD Dabo perlu
diketahui tentang skrining nyeri

b. bahwa agar dapat diketahui tentang skrining nyeri yang


dikembangkan bersama staf yang kompeten dan
berwenang dapat terlaksana perlu adanya kebijakan
Direktur RSUD DABO sebagai landasan tentang skrining
nyeri

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam butir a dan b,perlu ditetapkan dengan

MENGINGAT: 1. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun


2004 tentang Praktek Kedokteran

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


269/PERMENKES/III/2008 tentang Rekam Medis
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Dabo tentang Skrining


nyeri

Kesatu : Kebijakan tentang skrining nyeri sebagaimana tercantum dalam


Lampiran Keputusan ini

Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Skrining nyeri


pasien dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Dabo Lingga

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini,akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Dabo Singkep


Pada Tanggal : 15 Oktober 2019

DIREKTUR

Dr. Bukit Tua Rayanto Gultom


NIP. 19820723 200903 1 005
Lampiran Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Dabo
Nomor : 065/KPTS/RSUD/10/2019
Tanggal : 15 Oktober 2019

KEBIJAKAN TENTANG SKRINING NYERI


DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH DABO
KABUPATEN LINGGA TAHUN 2019

1.Skrining nyeri adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengidentifikasi nyeri yang
dirasakan oleh seseorang dengan menggunakan suatu cara tertentu sehingga bisa
dilakukan penilaian terhadap rasa nyeri yang dirasakan

2.Nyeri merupakan rasa sakit berupa pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan ,biasanya berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan atau yang
berpotensi menimbulkan kerusakan jarungan tubuh

3.Rumah sakit menetapkan bahwa skrining nyeri dilakukan pada semua pasien yang
datang kerumah sakit dengan mencantumkan skala nyeri di rekam medis dengan
gambar dan nilai nyerinya

4.Pada pasien yang datang berobat baik dirawat jalan dan rawat inap jika teridentifikasi
ada nyeri diasesmen awal maka dilakukan asesmen lebih mendalam sesuai dengan
umur pasien,dan pengukuran intensitas dan kualitas seperti
karakter,kekerapan/frekuensi,lokasi dan lamanya

5.Pada pasien yang dirawat maka skala nyerinya tetap dipantau pershift atau
pergantian jaga petugas kesehatannya yaitu perawat yang bertugas

6.Asesmen nyeri dapat dinilai dengan:

1. Numeric Rating Scale


Indikasi:digunakan pada pasien dewasa dan anak usia berusia > 9 tahun yang
dapat menggunaka angka untuk melambungkan intensitas nyeri yang
dirasakannya
Instruksi:pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
 0 = tidak nyeri
 1-3=nyeri ringan(sedikit menggangu aktivitas sehari-hari)
 4-6=nyeri sedang(gangguan nyata terhadap aktifitas sehari-hari)
 7-10=nyeri berat(tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

2. Wong Baker FACES Pain Scale


Indikasi:pada pasien(dewasa dan anak-anak > 3 tahun)yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,gunakan asesmen
Instruksi:pasien diminta untuk menunjuk/memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang ia rasakan.Tanyakan juga lokasi dan durasi nyerinya
 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
 2 – 3 = sedikit nyeri
 4 – 5 = cukup nyeri
 6 – 7 = lumayan nyeri
 8 – 9 = sangat nyeri
 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

3. COMFORT Scale
Indikasi : pasien bayi,anak dan dewasa diruang intensif/kamar operasi/ruang
rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale atau
Wong Baker FACES Pain Scale

Instruksi : terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1 – 5,dengan


skor total antara 9 – 45
 Kewaspadaan
 Ketenangan
 Distress pernafasan
 Menangis
 Pergerakan
 Tonus otot
 Tegangan wajah
 Tekanan darah basal
 Denyut jantung basal

7.Pada pasien dalam pengaruh obat anastesi atau dalam kondisi sedasi
sedang,asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukan respon
berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri

8.Asesmen ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam
dan menunjukan adanya rasa nyeri,sebagai berikut:

a. Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan pemeriksaan


fisik pada pasien
b. Dilakukan pada pasien yang mengeluh nyeri,1jam setelah tatalaksana
nyeri,setiap empat jam(pada pasien yang sadar/bangun),pasien yang menjalani
prosedur menyakitkan,sebelum transfer pasien dan sebelum pulang dari rumah
sakit
c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak(jantung).lakukan asesmen ulang
setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena
d. Pada nyeri akut /kronik,lakukan asesmen ulang setiap 30 menit – 1 jam setelah
pemberian obat nyeri

9.Asesmen nyeri dibagi atas:

1. Onset nyeri:akut atau kronik,traumatik atau non traumatik


2. Karakter dan derajat keparahan nyeri:nyeri tumpul,nyeri tajam,rasa terbakar,tidak
nyaman,kesemutan,neuralgia
3. Pola penjalaran/penyebaran nyeri
4. Durasi dan lokasi nyeri
5. Gejala lain yang menyertai misalnya
kelemahan,baal,kesemutan,mual/muntah,atau gangguan keseimbangan/kontrol
motorik
6. Faktor yang memperberat dan memperingan
7. Kronisitas
8. Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya,termasuk respon terapi
9. Gangguan /kehilangan fungsi akibat nyeri/luka
10. Penggunaan alat bantu
11. Perubahan fungsi mobilitas,kognitif,irama tidur, dan aktifitas hidup dasar(activity
of daily living)
12. Singkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan,seperti adanya fraktur
yang tidak stabil,gejala neurologis progresif cepat yang berhubungan dengan
sindrom kauda ekuina.

DITETAPKAN DI : DABO SINGKEP

PADA TANGGAL: 15 Oktober 2019

DIREKTUR

Dr.Bukit Tua Rayanto Gultom


NIP. 19820723 200903 1 005

Anda mungkin juga menyukai