Anda di halaman 1dari 12

NO : 445/149-RSPH/2019

PANDUAN TRIAGE

RSUD PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG


Jl. KH. Sa’adullah No. 88 Kel. Pakuhaji Kab. Tangerang
email : rsud_pakuhaji@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG
NOMOR: 445/149-RSPH/2019

TENTANG

PANDUAN TRIAGE
DI RSUD PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG

DIREKTUR RSUD PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD


Pakuhaji, maka diperlukan standarisasi kegiatan penapisan
pasien gawat darurat yang akan mendapatkan pelayanan
kesehatan di lingkungan RSUD Pakuhaji;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana butir a,
perlu ditetapkan Panduan Triage sebagai landasan bagi
penapisan pasien gawat darurat di lingkungan RSUD
Pakuhaji dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
8. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 39 Tahun 2017
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah
Sakit Umum Daerah Pakuhaji Kabupaten Tangerang pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PAKUHAJI KABUPATEN
TANGERANG TENTANG PANDUAN TRIAGE DI LINGKUNGAN
RSUD PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG

KEDUA : Panduan Triage di Lingkungan RSUD Pakuhaji Kabupaten


Tangeran sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.

KETIGA : Panduan Triage di Lingkungan RSUD Pakuhaji Kabupaten


Tangeran digunakan dalam penapisan kegawatdaruratan di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pakuhaji.

KEEMPA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


T dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pakuhaji
Pada Tanggal : 29 Maret 2019

Plt. DIREKTUR RSUD PAKUHAJI


KABUPATEN TANGERANG

dr. Hj. Corah Usman, MARS


Pembina
NIP. 19671219200212203
Lampiran
Keputusan Direktur RSUD PAKUHAJI
Nomor : 445/149-RSPH/2019
Tanggal : 29 Maret 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Triage berasal dari bahasa Perancis Trier, yang berarti untuk
memilih atau memilah. Triage sistem pertama kali digunakan untuk
memprioritaskan perawatan medis selama perang Napoleon pada abad ke-
18. Setelah perang telah dilakukan penyempurnaan sistem untuk
memindahkan secara cepat korban yang terluka dari medan perang ke
tempat perawatan definitif. Sistem First Impression Triage Mass Casualty
Insiden (MCI) juga telah dikembangkan. Prinsip yang mendasari triage MCI
adalah mencapai hasil yang terbaik untuk jumlah korban yang banyak
dalam kondisi dimana kebutuhan klinis melebihi sumber daya yang
tersedia.
Dalam pengobatan sipil, sistem triage telah disempurnakan dan
diadaptasi untuk digunakan dalam berbagai situasi. Dalam semua
lingkungan pelayanan kesehatan, proses triage ditopang
oleh pertimbangan bahwa semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk
memperoleh pelayananan medis yang definitif pasti akan meningkatkan
dampak pelayanan kesehatan bagi pasien.

B. Pengertian
Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya
cidera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah terutama musibah
yang melibatkan massal.
Triage adalah tindakan mengkategorikan pasien menurut kebutuhan
perawatan dengan memprioritaskan mereka yang paling perlu didahulukan.
Paling sering terjadi di ruang gawat darurat, namun triage juga dapat terjadi
dalam pengaturan perawatan kesehatan di tempat lain di mana pasien
diklasifikasikan menurut keparahan kondisinya. Tindakan ini dirancang
untuk memaksimalkan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya
tenaga medis dan fasilitas yang terbatas.

C. Prinsip Dasar Triage


Prinsip yang harus diterapkan dalam pelaksanaan triage:
1. Triage dilakukan segera dan tepat waktu.
Kemampuan berespon dengan cepat terhadap kemungkinan penyakit
yang mengancam kehidupan adalah hal yang terpenting dalam unit
gawat darurat.
2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat.
Intinya ketelitian dan keakuratan adalah elemen yang terpenting dalam
proses anamnesa.
3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian.
Keselamatan, asuhan medis dan perawatan pasien yang efektif hanya
dapat direncanakan bila terdapat informasi yang adekuat serta data
yang akurat.
4. Melakukan intervensi berdasarkan keakuratan dan kondisi pasien.
Tanggung jawab utama dalam pelaksanaan triage adalah mengkaji
secara akurat seorang pasien dan menetapkan prioritas tindakan untuk
pasien tersebut. Hal tersebut termasuk intervensi terapeutik, prosedur
diagnostic dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk
suatu pengobatan.
5. Tercapainya kepuasan pasien.
Petugas kesehatan yang melakukan triage seharusnya memenuhi
semua yang ada diatas saat menetapkan hasil secara serempak
dengan pasien dan menghindari keterlambatan penanganan yang
dapat menyebabkan keterpurukan status kesehatan pada seseorang
yang sakit dalam keadaan kritis serta memberikan dukungan emosional
kepada pasien dan keluarganya.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. SASARAN
Seluruh pasien IGD

B. KLASIFIKASI PASIEN BERDASARKAN TRIAGE


Klasifikasi pasien IGD dengan menggunakan Kode Warna Triage
Kode Warna Kegawatan Tindakan Darurat
Hijau Tidak Gawat Tidak perlu
Kuning Cukup Gawat Butuh
Merah Gawat Langsung Segera
Hitam Pasien sudah meninggal Tidak ada

1. Kode warna hijau diberikan untuk pasien yang tidak gawat. Pasien
kode hijau tidak membutuhkan tindakan darurat. Memang pasien ini
sedang sakit tapi pengobatannya tidak secara darurat. Misalkan ;
pasien yang cukup diobati secara rawat jalan. Tidaklah sama antara
tindakan darurat dengan tindakan penyembuhan.
2. Kode warna kuning diberikan untuk pasien gawat namun masih ada
jeda waktu untuk melakukan tindakan darurat untuk mengatasi
kegawatannya. Misalnya : pasien patah tulang tertutup, maka tindakan
reposisinya boleh ditunda namun menghilangkan nyeri harus segera
dilakukan. Mengatasi nyeri adalah tindakan darurat karena nyeri yang
sangat akan berpotensi terjadinya neurogenik syok yang bisa
membawa kematian.
3. Kode warna merah diberikan untuk pasien gawat yang
membutuhkan tindakan darurat langsung segera. Misalnya ; pasien
dengan luka yang berdarah sehingga darah mengalir maka tindakan
darurat untuk menghentikan perdarahan harus segera dilakukan.
Pasien dengan Infark Mioakard Akut harus dilakukan tindakan segera
untuk mengatasi/mencegah ventrikel fibrilasi yang seringkali menjadi
sebab kematian. Kode warna merah diberikan juga untuk pasien
sangat gawat yang membutuhkan tindakan resusitasi. Resusitasi
diupayakan dengan melakukan tindakan life support berupa CPR dan
atau DC Shock.
Berikut ini adalah kondisi yang menyebabkan pasien bisa tergolong
sebagai pasien gawat sehingga membutuhkan tindakan darurat untuk
menanggulangi dan mengkoreksi penyebabnya :
 Sumbatan jalan nafas
 Sesak. Frekuensi nafas > 30 atau < 8 x permenit
 Perdarahan
 Dehidrasi
 Temperatur ≥ 38o C
 Kejang
 Penurunan kesadaran
 Nyeri dengan skala VAS ≥ 7
 Retensio urine
 Urine < 0,5 ml/kgbb/jam
 Abdomen distended
 Inpartu kala 2
 Patah tulang terbuka
 Dislokasi sendi.
Penyakit dasarnya mungkin belum bisa disembuhkan di IGD namun
tindakan darurat harus segera dilakukan untuk mengatasi kondisi
tersebut. Selanjutnya pengobatan dan tindakan penyembuhan
dilakukan secara terencana.
4. Kode warna hitam diberikan untuk pasien datang sudah dalam
keadaan meninggal.
 Tidak ada respon terhadap semua rangsang
 Tidak ada respirasi spontan
 Tidak ada aktifitas jantung
 Tidak ada respon pupil
 Tidak ada tindakan kedaruratan, dilakukan perawatan jenazah.
C. PELAKSANAAN
1. Kapan Dilakukan
Saat pasien datang ke IGD
2. Siapa yang Melakukan
a. Dokter
b. Perawat
3. Dimana
Instalasi Gawat Darurat
BAB III
TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA TRIAGE RUTIN


1. Triage dilakukan oleh petugas yang disebut Triage officer, yang
bertindak sebagai triage officer adalah dokter jaga IGD dibantu oleh
perawat IGD.
2. Pasien datang diterima oleh petugas/perawat IGD.
3. Keluarga pasien mendaftar pada loket pendaftaran IGD di Tempat
Pendaftaran Pasien (TPP).
4. Dokter jaga IGD melakukan anamnesa atau heteroanamnesa dan
pemeriksaan pada pasien secara lengkap untuk menentukan prioritas
penanganan. Dilakukan Primary Survey secara lege artis untuk
mencari tanda kegawatan sesuai urutan A-B-C. Primary Survey
dilakukan maksimal selama dua menit.
5. Setelah masalah teridentifikasi, ditentukan kategori pasien sesuai
kategori. Triage officer mengklasifikasikan pasien menjadi :
a. Pasien gawat darurat (warna merah)
Pasien gawat yang membutuhkan tindakan darurat langsung
segera. Pasien terancam jiwanya/mengancam fungsi vital atau
anggota badannya menjadi cacat bila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya.
b. Pasien darurat tidak gawat (warna kuning)
Pasien dengan kondisi kegawatdarurat yang perlu segera ditangani
namun masih ada jeda waktu untuk melakukan tindakan karena
dinilai belum ada kondisi gawat yang mengancam jiwa/fungsi vital.
c. Pasien tidak gawat tidak darurat (warna hijau)
Pasien tidak membutuhkan tindakan darurat.
d. Pasien dalam keadaan meninggal (warna hitam)
Tidak ada tindakan kedaruratan. Tatalaksana mengikuti SOP
Penanganan Penderita yang Meninggal di IGD.
6. Memberikan labelisasi kode warna sesuai ketegori tersebut pada
tempat yang tersedia di Berkas Rekam Medis IGD.
7. Pada kasus rutin, waktu tanggap sesuai prioritas penanganan pasien
adalah :
Kode Warna Response Time Ideal
Merah 0 menit
Kuning 0-5 menit
Hijau > 10 menit
Hitam -

B. TATA LAKSANA TRIAGE BENCANA


Triage untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya
cidera, kemungkinan untuk hidup dan keberhasilan tindakan berdasar
sarana dan sumber daya manusia yang tersedia.
Pada musibah massal dengan jumlah pasien dan beratnya perlukaan
masih dalam batas kemampuan sumberdaya rumah sakit, pasien dengan
masalah gawat darurat dan multitrauma dilayani terlebih dahulu.
Pada musibah masal dengan jumlah pasien dan beratnya perlukaan
diluar batas kemampuan sumberdaya rumah sakit, pasien yang dilayani
terlebih dahulu adalah pasien dengan kemungkinan survival terbesar dan
membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga paling sedikit.
Bila petugas triage sedang menangani pasien gawat darurat lain,
petugas lain yang telah dilatih untuk sementara dapat menjadi petugas
triage. Untuk memudahkan seleksi, maka kategori/pasien didasarkan
pada anamnesis/hetero-anamnesis singkat dan inspeksi terhadap tanda-
tanda kegawatdaruratan dengan tetap mengacu pada prioritas A-B-C
tetapi disederhanakan.
1. Pada saat triage dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan
cepat (selintas/quick look triage) untuk menentukan derajat
kegawatannya.
2. Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triage
dapat dilakukan di luar ruang IGD.
3. Penderita / korban dibedakan menurut kegawatannya dengan
memberi kode warna :
a. Segera – immediate (Warna Merah)
Pasien mengalami cidera, mengancam jiwa yang kemungkinan
besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya ; tension
pneumothoraks, distress pernafasan.
b. Tunda – delayed (Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive, tetapi tidak ada ancaman
jiwa segera. Misalnya ; perdarahan pada laserasi terkontrol, fraktur
tertutup pada ekstremitas dengan perdarahan terkontrol.

Gambar 1. Alogaritma prosedur First Impression Triage (FIT)


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Lembar DRM IGD RS Pakuhaji tentang Triage (RM 01/00/RJ/15)


2. Lembar DRM Unit Gawat Darurat (RM 01/00/RJ/15)

Ditetapkan di : Pakuhaji
Pada Tanggal : 29 Maret 2019

Plt. DIREKTUR RSUD PAKUHAJI


KABUPATEN TANGERANG

dr. Hj. Corah Usman, MARS


Pembina
NIP. 19671219200212203

Anda mungkin juga menyukai