TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ACHMAD DARWIS
Jln. Tan malaka No. 1 Kecamatan Suliki. Kode Pos. 26255, Telepon/Faks. (0752) 97718
E-Mail : rsudsuliki@rocket.com, Website :………..
KEPUTUSAN DIREKTUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ACHMAD
DARWIS NOMOR : /
/PAP-AKRE/RSUD/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN
dr.Muryani Dhatri
NIP. 197761112006042012
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
1
secara runtut sesuai dengan perjalanan asuhan yang dialami
pasien RS, mulai dari assesmen awal sampai pada resume
pulang.
Beberapa bentuk pelaksanaan asuhan terintegrasi adalah
pendokumentasian yang dilakukan oleh dokter spesialis selaku
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), dokter umum,
perawat atau bidan, nutrisionis, farmasi, fisioterapis,
radiografer dan analis laboratorium. Pencatatan dilakukan
dalam berkas rekam medis mengikuti kaidah Problem Oriented
Medical Record (POMR) yaitu pada bagian Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) yang ditulis
berdasarkan data subjective (S), objective (O), Assessment atau
analisis data (A) dan planning atau perencanaan (P).
S-O-A-P dilaksanakan pada saat tenaga kesehatan
menulis penilaian ulang terhadap pasien rawat inap atau saat
visite pasien. S-O-A-P ditulis di catatan terintegrasi pada status
rekam medis pasien rawat inap, sedangkan untuk pasien rawat
jalan S-O-A-P ditulis di dalam status rawat jalan pasien.
a. Subjective (S)
Subjective adalah keluhan pasien saat ini yang
didapatkan dari anamnesis (autoanamnesis atau
alloanamnesis). Lakukan anamnesis untuk mendapatkan
keluhan pasien saat ini, riwayat penyakit dahulu dan
riwayat penyakit keluarga, kemudian tuliskan pada kolom S.
b. Objective (O)
Objective adalah hasil pemeriksaan fisik termasuk
pemeriksaan tanda-tanda vital, skala nyeri dan hasil
pemeriksaan penunjang pasien pada saat ini. Lakukan
pemeriksaan fisik dan kalau perlu pemeriksaan penunjang
terhadap pasien, tulis hasil pemeriksaan pada kolom O.
c. Assessment (A)
Penilaian keadaan adalah berisi diagnosis kerja,
diagnosis banding atau problem pasien, yang didapatkan
dari menggabungkan penilaian subjektif dan objektif. Buat
kesimpulan dalam bentuk suatu diagnosis kerja, diagnosis
2
banding atau suatu penilaian keadaan pasien, kemudian
tuliskan pada kolom A.
d. Planning (P)
Rencana asuhan adalah berisi rencana untuk
menegakkan diagnosis (pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti), rencana
terapi (tindakan, diet, obat-obatan yang akan diberikan),
rencana monitoring (tindakan monitoring atau observasi
yang akan dilakukan, misalnya pengukuran tekanan darah,
denyut nadi, suhu, pernafasan, keseimbangan cairan dan
pengukuran skala nyeri) serta rencana pendidikan (misalnya
apa yang harus dilakukan, makanan apa yang boleh dan
tidak, bagaimana posisi tubuh yang dianjurkan). Tuliskan
rencana diagnosis, rencana terapi atau tindakan, rencana
monitoring dan rencana edukasi pada kolom P.
3
1.5 Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
Dalam asuhan pasien terintegrasi, Dokter Penanggung
drfdsJawab Pasien (DPJP) sebagai ketua tim PPA (clinical team
leader).
4
b. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP
nya adalah dokter poliklinik terkait.
c. Apabila pasien berobat di UGD dan tidak dirawat inap,
maka DPJP nya adalah dokter jaga UGD.
d. Apabila pasien di rawat inap maka DPJP nya adalah
dokter spesialis disiplin yang sesuai.
e. Apabila pasien di rawat bersama oleh lebih dari 1
orang dokter spesialis, maka harus ditunjuk seorang
sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP
tambahan.
5
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen; dokter
spesialis yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien
tersebut, kecuali dokter yang dituju berhalangan,
maka beralih ke konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga; pasien dan keluarga
berhak meminta salah seorang dokter spesialis untuk
menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan
disiplinnya. Apabila penyakit yang diderita pasien
tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka
diberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga,
dan bila pasien atau keluarga tetap pada pendiriannya
maka dokter spesialis yang dituju yang akan
mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat komite medis pada kasus tertentu; pada
kasus yang sangat kompleks atau sangat spesifik
maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite
medis .
6
1.5.6 Perubahan DPJP Utama
Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan,
DPJP utama dapat saja beralih dengan pertimbangan
seperti di atas, atau atas keinginan pasien/keluarga atau
keputusan komite medis. Perubahan DPJP Utama ini
harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan
sejak kapan berlakunya.
7
d. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam
Departemen/ kelompok SMF yang sama dapat ditulis
dalam berkas rekam medis, tetapi antar
departemen/kelompok SMF harus menggunakan
formulir khusus /lembar Konsultasi.
e. Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito.
f. Dalam keadaan tertentu seperti konsul di atas meja
operasi, lembar konsul bisa menyusul, sebelumnya
melalui telepon
g. Konsultasi dari dokter jaga UGD kepada konsulen jaga
bisa lisan melalui telepon yang kemudian ditulis
dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
h. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dengan
bagian profesi kesehatan lain (Instalasi gizi,
Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi Farmasi,
Laboratorium) dilakukan secara lisan dan tertulis.
i. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan
bagian profesi kesehatan lain dapat diwakilkan oleh
dokter jaga yang sedang bertugas.
8
efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan, serta
didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama
maupun sesudah perawatan RS.
Untuk mempertahankan kontinuitas pelayanan selama
pasien tinggal di rumah sakit, staf yang bertanggung jawab
secara umum terhadap koordinasi dan kesinambungan
pelayanan pasien atau pada fase pelayanan tertentu
teridentifikasi dengan jelas. Staf yang dimaksud adalah
Manajer Pelayanan Pasien (case manager) yang dapat seorang
dokter atau tenaga keperawatan yang kompeten. Nama staf
(manajer pelayanan pasien) ini tercantum didalam rekam medis
pasien atau dengan cara lain dikenalkan kepada semua staf
rumah sakit., serta sangat diperlukan apalagi bagi pasien-
pasien tertentu yang kompleks dan pasien lain yang ditentukan
rumah sakit. Manajer Pelayanan Pasien perlu bekerjasama dan
berkomunikasi dengan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Fungsi Manajer Pelayanan Pasien diuraikan secara rinci dalam
Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
9
1.6.2 Praktik Manajemen Pelayanan Pasien
Praktik manajemen pelayanan pasien terdiri dari
pengkajian (asesmen) dan identifikasi masalah,
perencanaan (plan), implementasi, monitoring, evaluasi
dan dokumentasi.
1
7) Lakukan evaluasi termasuk kepuasan pasien terhadap
pelayanan MPP.
8) Akhiri layanan manajemen pelayanan pasien.
9) Buat dokumentasi pada formulir yang sudah
ditentukan.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1
BAB III
TATALAKSANA
1. Anamnesis/Pengkajian
a. Tenaga medis mengisi asesmen pasien dimulai dari keluhan
saat ini, pemeriksaan fisik, data sosial budaya dan spiritual
serta hasil penunjang diagnostik.
b. Bila tenaga medis belum lengkap dalam mengisi asesmen
pasien dapat dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan yang
harus selesai 24 jam pertama atau sebaliknya bila belum
lengkap oleh tenaga perawat dan bidan dapat ditambahkan
oleh tenaga medis.
c. Anamnesis ulang untuk tim mengisi pada masing-masing
kolom rekam medis.
d. Masing-masing Profesional Pemberi Asuhan (PPA) agar menulis
profesi masing-masing di kolom yang telah disediakan. Mengisi
dengan teknik SOAP.
S adalah keluhan subjektif pasien,
O adalah data objektif pasien,
A adalah asesmen atau diagnosis pasien,
P adalah planning.
e. Pada bagian gizi, menggunakan sistem ADIME yaitu Asesmen,
Diagnosis, Monitoring dan Evaluasi.
2. Penegakkan Diagnosis
a. Setelah selesai melakukan asesmen pasien maka tenaga medis
menegakkan diagnosis berdasarkan tanda dan gejala yang
abnormal dari hasil pemeriksaan yang ditulis dalam rekam
medis yang sudah disediakan.
b. Tenaga perawat menentukan diagnosis keperawatan
berdasarkan data yang menyimpang dari normal sesuai data
subjektif dan data objektif dengan kaidah patologi, etiologi dan
simptom yang ditulis dalam rekam medis yang sudah
disediakan.
c. Tenaga bidan menentukan diagnosis kebidanan berdasarkan
data yang menyimpang dari normal sesuai data subjektif dan
1
data objekif dengan kaidah gravida, partus ke dan anak ke
serta ditambah dengan penyakit penyerta yang ditulis dalam
rekam medis yang sudah disediakan.
d. Diagnosis ulang ditulis dalam masing-masing kolom rekam
medis sesuai dengan profesi tim: dokter menulis diagnosis bisa
tetap atau diagnosis baru, untuk tenaga perawat atau bidan,
nutrionis dan farmasi dapat juga menulis diagnosis baru atau
tetap sesuai kondisi pasien.
4. Implementasi
Implementasi ditulis dalam kolom rekam medis masing-
masing profesi tentang pengisian implementasi :
a. Perawat/bidan, nutrisionis dan farmasi mengisi implementasi
langsung dalam rekam medis setelah selesai tindakan pada
kolom implementasi dengan ditambah waktu tindakan dan
paraf sebagai bukti telah melaksanakan.
1
b. Penulisan implementasi sebaiknya menggunakan kalimat aktif.
5. Evaluasi
Pengisian evaluasi dalam rekam medis adalah hasil dari
evaluasi perencanaan dan implementasi yang sudah dilakukan
oleh masing-masing profesi dan ditanyakan kembali kepada
pasien dan keluarga pasien tentang keluhan yang dirasakan
sebagai data subyektif dan diperiksa baik fisik maupun penunjang
diagnostik sebagai data obyektif kemudian tim mendiskusikan.
a. Dokter Penanggung jawab bersama tim profesi perawat,
nutrionis dan farmasi mendiskusikan hasil perkembangan atas
tindakan yang sudah dilakukan.
1
b. Hasil diskusi ditulis dalam rekam medis dapat berupa asuhan
dihentikan atau dilanjutkan dengan dibuatkan perencanaan
baru.
1
BAB IV
DOKUMENTASI
1
BAB V
PENUTUP
Direktur
RSUD Dr.Achmad Darwis
dr.Muryani Dhatri
NIP. 19776111 2006042012
1
ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI
RSUD
BANYUASIN
Alamat : Jln. Raya No. Dokumen No. Halaman
Palembang-Betung Revisi 1/2
Km. 48 Pangkalan
/PAP-AKRE/RSUD/2018
Balai Banyuasin
Kode Pos 30753
1
1. Staf Medis RSUD Dr.Achmad Darwis
2. Keperawatan
3. Instalasi Rawat Inap dan Perawatan Intensif
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Gizi
6. Farmasi Klinis
7. Instalasi Radiologi dan Laboratorium
2
PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN
RSUD (PPA)
BANYUASIN
Alamat : Jln. Raya
Palembang-Betung No. Dokumen No. Halaman
Km. 48 Pangkalan
Balai Banyuasin Revisi 1/1
Kode Pos 30753 /PAP-AKRE/RSUD/2018
2
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PASIEN
RSUD (DPJP)
BANYUASIN
Alamat : Jln. Raya
Palembang-Betung No. Dokumen No. Halaman
Km. 48 Pangkalan
Balai Banyuasin Revisi 1/1
Kode Pos 30753 /PAP-AKRE/RSUD/2018
2
MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP)
RSUD ATAU CASE MANAGER
BANYUASIN
Alamat : Jln. Raya
Palembang-Betung No. Dokumen No. Halaman
Km. 48 Pangkalan
Balai Banyuasin Revisi 1/2
Kode Pos 30753 /PAP-AKRE/RSUD/2018
2
perkembangan pelayanan kesehatannya.
b. Turut serta dalam rapat tim pelayanan pasien.
c. Membuat laporan perkembangan pasien.
d. Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan, Kepala
Instalasi Rawat Inap, Komite Keperawatan, Komite Medik,
Kepala Pelayanan Medis (Yanmed), maupun Pelayanan
Masyarakat Umum (Yanmasum).
1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Inap
4. Pelayanan Masyarakat Umum (Yanmasum)
5. Pelayanan Medis (Yanmed)
2
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
RSUD (CPPT)
BANYUASIN
Alamat : Jln. Raya
Palembang-Betung No. Dokumen No. Halaman
Km. 48 Pangkalan
Balai Banyuasin Revisi 1/2
Kode Pos 30753 /PAP-AKRE/RSUD/2018
2
teknik SOAP, ditulis saat pasien datang, setiap akhir shift
malam ke pagi, dan dalam keadaan khusus oleh penanggung
jawab asuhan.
7. Catatan DPJP, catatan dokter lain yang terlibat, catatan
keperawatan, catatan nutrisionis, terintegrasi pada setiap
pasien rawat inap. Semuanya direview dan diverifikasi oleh
DPJP setiap 24 jam, ditandai dengan penandatanganan
stempel “Telah Diverifikasi DPJP”
8. Penulisan catatan perkembangan pasien yang dilakukan oleh
DPJP, dokter yang terkait, perawat, bidan, nutrisionis,
fisioterapis, menggunakan tinta berwarna hitam.
9. Konsultasi antar divisi menggunakan form CPPT.
10. Masing-masing bagian dibedakan dengan menggunakan
stempel profesi.
11. Untuk hasil pemeriksaan kritis ditulis dengan menggunakan
tinta berwarna merah.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Unit Gawat Darurat (UGD)
4. High Care Unit (HCU)
5. Ruang Operasi