BAB I
PENDAHULIUAN
struktur atau fungsi jantung yang ditandai dengan sesak nafas atau lelah bila
beraktifitas, dan pada kondisi berat dapat muncul ketika waktu beristirahat,
tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau bengkak pergelangan kaki
tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar
2018).
dengan data rawat inap pada klien gagal jantung, didapat 637 klien pada
tahun 2015 dan mengalami kenaikan sebanyak 1106 klien pada tahun 2016,
1
2
42.6%. sedangkan pada klien rawat jalan didapat 794 klien pada tahun 2015,
dan mengalami peningkatan menjadi 1462 klien pada tahun 2016, dengan
Gagal jantung juga merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat
dasar; adanya perubahan citra tubuh; kurangnya perawatan diri, perilaku dan
tentang masa depan. Ketidak mampuan pada klien gagal jantung untuk
dari gejala penyakit (seperti sesak napas, intoleransi aktivitas, dan kelelahan)
Latihan fisik yang berupa mobilisasi ringan sudah dapat dilakukan sejak
Program latihan biasanya berupa terapi fisik ambulatory yang diawasi (Yeni,
2014).
fisik bermanfaat bagi pasien gagal jantung, tetapi belum banyak diterapkan.
hal ini dibuktikan pada penelitian yang menunjukkan bahwa tujuh puluh
latihan fisik. HBET merupakan latihan fisik terprogram yang dapat dijalankan
secara terpusat di rumah sakit. Data resmi tentang cakupan dan partisipasi
Sampai saat ini penulis belum mendapatkan laporan adanya program latihan
fisik dan pedoman latihan fisik yang terpusat di rumah sakit maupun HBET
(Suharsono, 2013)
penelitian maka rumusan masalah yang muncul adalah : apakah ada pengaruh
home based exercise training (HBET) terhadap kualitas hidup pasien gagal
Tahun 2020.
rehabilitasi pasien gagal jantung setelah pulang dari rumah sakit sehingga
Puskesmas Gedong Air Kota Bandar Lampung Tahun 2020 pada bulan Juli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
6
disebabkan oleh kelainan struktur ata fungsi jantung. Gagal jantung dapat
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh
2.1.2 Etiologi
6
Beberapa istilah gagal jantung (Sudoyo,dkk 2009; Amin, 2013)
lainnya
7
pengisian ventrikel
2013)
1. Overload volume
a. Over Tranfusion
c. Hipervolemia
2. Overload tekanan
a. Stenosis aorta
b. Hipertensi
c. Hipertrofi kardiomiopati
3. Disfungsi miokard
8
a. Kardiomiopati
b. Miokarditis
c. Iskemik/infark
d. Disritmia
e. Keracunan
4. Gangguan pengisian
a. Stenosis mitral
b. Stenosis trikuspidalis
c. Tamponade kardial
d. Perikarditis konstriktif
a. Anemia
b. Demam
c. Beri-beri
d. Penyakit Paget’s
e. Fistula arteriovenous
miokard.
1) Stimulasi Simpatis
curah jantung.
3) Hipertrofi Miokard
sering terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung kanan
tidak menyebabkan gagal jantung kiri. Gagal ajntung kanan dapat juga
atau sesak napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun
hilang.
atau sesak napas, tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan.
bahkan pada saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat
(Udjianti, 2011).
Coronary Arteryy Disease (CAD) dan penyakit katup jantung sisi kiri
1. Kriteria major
2. Kriteria monor
dari normal
-Hepatomegali
Kelas III : keterbatasan nyata aktivitas fisik tanpa gejala. Gejala terjadi
meningkat.
disebabkan oleh infark sendiri, tetapi juga oleh penurunan curah jantung
Bendungan pada paru menimbulkan respon gejala sesak nafas sebagai efek
sirkulasi otak, paru, ginjal, hati, limpha dan jantung itu sendiri. Kematian
klien dapat terjadi karena kerusakan sel otak, edema paru, gagal ginjal, dan
pembuluh darah vena sistemik dan pulmoner (Duncam, & Pozehl, 2006;
Halimudin, 2010). Hal Ini terjadi sebagai respon fisiologis dan psikologis
2.1.6 Pencegahan
lain hal, penyakit jantung tidak selalu dapat dicegah , maka tahap
meliputi manajemen diet seperti diet rendah garam-lemah lemak atau diet
2011).
a. Farmakologi
pembengkakan.
b. Non Farmakologi
berikut ini :
jantung.
keterbatasan berbagai fungsi yang dialami oleh pasien (Moser & Riegel,
yang dijalani.
hidup. Aktivitas yang dilakukan oleh klien gagal jantung juga dapat
mengurangi rasa cemas, kesal, dan marah yang merupakan salah satu
yang obesitas. Obesitas ini juga merupakan salah satu penyebab gagal
jantung.
hanya mampu mengenal dengan pasti pada saat gejala penyakit itu
gejala dini penyakitnya yang sampai dapat menyebabkan klien ini tidak
balik. Peran dan keefektifan home based exercise training pada pasien
periode waktu tertentu. Frekuensi latihan fisik pada orang yang baru
sesi sampai mencapai 30-40 menit atau sesuai dengan toleransi pasien.
(Suharsono, 2013).
mode dan progresivitas latihan. Pada dasarnya ini bisa diterapkan pada
pasien penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Latihan fisik pada
komponen latihan fisik yang telah terbukti aman dan efektif untuk
kontra indikasi yang harus dipelajari dan dikaji dari riwayat kesehatan
kelas fungsional IV, arithmia ventrikel pada saat istirahat atau muncul
fisik yaitu: toleransi latihan dan sesak nafas yang memburuk saat
25
istirahat atau saat latihan dalam 3-5 hari terakhir, iskemia yang
signifikan pada low work rate (<2 METS), diabetes tidak terkontrol,
latihan fisik dan tes uji kapasitas fungsional diantaranya: muncul angina
kurang dari 80 mmHg atau lebih dari 220mmHg, dan tekanan darah
diastolik lebih dari 115mmHg, lebih dari atau sama dengan 2mm
derajad 2-3, AF, SVT, PVC), tanda dan gejala intoleransi aktivitas
kurang dari 90%, denyut jantung lebih dari 90% heart rate reserve, skor
skala kelelahan dan sesak nafas saat latihan 15 atau lebih. (American
latihan fisik bila sedang mengalami sakit, baru sembuh dari sakit,
Suharsono, 2013).
26
Training (HBET) terhadap self efficacy (p=0,00). Hasil analisis dengan uji t
dan setelah intervensi HBET pada perempuan lebih tinggi yaitu 3,82
nilai p = 0,82, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara
rerata perbedaan skor self efficacy responden sebelum dan setelah intervensi
0,48 yang berarti bahwa tidak ada pengaruh umur secara bermakna terhadap
HBET dan didapatkan nilai p = 0,00 yang berarti bahwa ada perbedaan
Manfaat HBET :
Pengaruh home based exercise training
terhadap kapasitas fungsional, adaptasi
perifer, dan kualitas hidup (Hwang, Redfern,
& Alison, 2008; Suharsono, 2013).
Kualitas hidup
Sumber : (Amin., Hardi, 2013., Udjianti, 2011., Hwang, Redfern, & Alison, 2008;
Suharsono, 2013., Hallimudin, 2010)
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 RancanganPenelitian
2018).
01-----------X---------02
Keterangan :
30 diberi intervensi.
01: Pengukuran kualitas hidup sebelum
1. Populasi
pasien.
2. Sampel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki oleh suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua
variable bebas yang dalam penelitian ini adalah kualitas hidup pasien
gagal jantung.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
1. Latihan I (Latihan
Siku)
2. Latihan Elevasi
Lengan
3. Latihan Ekstensi
lengan
4. Latihan Elevasi
Lengan II
5. Latihan Lengan Gerak
Melingkar
6. Latihan Jalan Di
Tempat (Mulai hari ke-
5)
7. Latihan Memutar
Pinggang, Latihan
Menyentuh Lutut
(Mulai hari ke 7)
8. Latihan Menekuk
Lutut (Mulai Minggu
ke-3)
Dependen : Diukurdenga Mengisi Rentan Rasional
Konsep yang disusun untuk n Minesota kuisioner g Skor
Kualitas menilai bagaimana Living with Minesota 20-80
Hidup pengaruh penyakit terhadap Heart Living with
klien Penyakit yang dialami Failure Heart
klien tersebut memengaruhi Quistionaire Failure (Adelei
Quistionaire da,
individu yang sakit secara
2012)
keseluruhan meliputi
kepribadian, kemampuan
adaptasi, serta harapan
untuk hidup sehat
33
Kualitas hidup pasien gagal jantung adalah skor yang diperoleh dari
semakin tinggi kualitas hidup & semakin tinggi skor total maka semakin
(2012), dengan judul Hubungan Self Care Dan Depresi Dengan Kualitas
reliabilitas alat ukur dukungan sosial, self care, dan kualitas hidup pasien
dukungan sosial, self care, depresi dan kualitas hidup pasien heart failure.
pertimbangan alat ukur dukungan sosial, self care, dan kualitas hidup
merupakan rasio jumlah varian dari satu item dengan varian skor total.
Batasan koefisien reliabilitas suatu alat ukur yang dapat diterima secara
umum menurut Anastasi dan Urbina dalam Dharma (2011) adalah 0.7-
0.8. Berdasarkan hal ini maka alat ukur dukungan sosial, self care,
depresi dan kualitas hidup pasien heart failure dianggap reliabel dan
pada rentang 0.7-0.8. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada kuesioner
care nilai Cronbach alpha,= 0,956 dan kuesioner kualitas hidup nilai
reliabel untuk mengukur dukungan sosial, self care dan kualitas hidup
1. Persiapan
consent.
35
2. Pre test
3. Pelaksanaanintervensi
pada orang yang baru mulai latihan sebaiknya 3-5 kali seminggu.
4. Post test
1. Editing
2. Coding
3. Processing
program komputer.
4. Cleaning
1. Analisis Univariat
37
2. Analisis Bivariat
Jika nilaip-value > 0,05 maka distribusi normal Jika nilaip-value < 0,05
maka distribusi tidak normal, p-value pada pengukuran pretes didapat nilai
0,403> 0,05dan pada pengukuran postes didapat nilai 0,716> 0,05 maka
Sedangkan pada hasil uji t-tes didapat hasil analisa data bivariat
menggunakan uji t-tes didapat nilai p-value 0,000 < 0,05 maka dapat
BAB IV
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Gagal Jantung Berdasarkan Usia,
Pendidikan, Jenis Kelamin Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Usia F Persentase (%)
20- 30 Tahun 6 40,0
>30 Tahun 9 60,0
Jenis Kelamin F Persentase (%)
Laki-laki 7 46,7
Perempuan 8 53,3
Pendidikan F Persentase (%)
SD-SMP 6 40,0
SMA 7 46,7
Perguruan Tinggi 2 13,3
Total 15 100
responden adalah usia >30 tahun sebanyak 9 responden (60%), dan jenis
responden (46,7%).
39
4.1.2 Uji Normalitas
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Kualitas Hidup N P-Value
Pretes 15 0,403
39
Postes 15 0,716
value > 0,05 maka distribusi normal Jika nilaip-value < 0,05 maka
0,403> 0,05dan pada pengukuran postes didapat nilai 0,716> 0,05 maka
kualitas hidup terlebih dahulu, dan didapat rata-rata kualitas hidup pada 15
Tabel 4.3
Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Sebelum Diberi Home Based
Exercise Training (HBET) Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
N= 15
Kualitas Hidup Mean SD Min-Max CI; 95%
Pretes 35,93 6,770 25-48 31,80-40,07
Tabel 4.4
Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Sesudah Diberi Home Based
Exercise Training (HBET) Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Kualitas Hidup Mean SD Min-Max CI; 95%
Pretes 57,13 7,469 45-68 53,38-60,88
pembanding, selanjutnya antara pretes dan postes diuji dengan analisa one
sampel t-tes untuk melihat adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah
diberi intervensi.
Tabel 4.5
Pengaruh Home Based Exercise Training (HBET) Terhadap Kualitas
Hidup Pasien Gagal Jantung Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Kualitas
Mean SD t P-value 95%CI
Hidup
Pretes 35,93±7,469
Postes 57,13±6,770 11,919 0,000 -25,015- 17,385
sebelum dan sesudah diberi home based exercise training (HBET) dengan
value 0,000 < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh home
4.2 Pembahasan
Training (HBET) terhadap self efficacy (p=0,00). Hasil analisis dengan uji
dan setelah intervensi HBET pada perempuan lebih tinggi yaitu 3,82
nilai p = 0,82, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara
42
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
dengan kuat
skor self efficacy responden sebelum dan setelah intervensi HBET pada
3,68. Hasil analisis juga didapatkan nilai p = 0,82, yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan bermakna antara rerata perbedaan skor self efficacy
perempuan.
(2012), kualitas hidup ini didefinisikan sebagai konsep yang disusun untuk
untuk hidup sehat. Beberapa pasien hanya mampu mengenal dengan pasti
44
pada saat gejala penyakit itu sudah dirasakan sangat berat, sedangkan yang
menyebabkan klien ini tidak mampu lagi untuk merawat diri dan
berupa mobilisasi ringan sudah dapat dilakukan sejak 48 jam setelah CHF
sebelum dan sesudah diberi home based exercise training (HBET) dengan
value 0,000 < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh home
gagal jantung, tetapi belum banyak diterapkan. hal ini dibuktikan pada
yang ditawarkan
balik. Peran dan keefektifan home based exercise training pada pasien
dengan gagal jantung masih perlu dilakukan review secara detail, termasuk
adaptasi perifer, dan kualitas hidup (Hwang, Redfern, & Alison, 2008;
Suharsono, 2013).
Myers (2008) Metode ini terbukti efektif untuk tetap menjaga bahkan
yang sesuai bagi pasien gagal jantung adalah aerobik yang bersifat dinamis
dan latihan tahanan ringan. Latihan fisik pada gagal jantung sedang
menjadi topik yang sering didiskusikan untuk menjadi bagian dari terapi
kapasitas fungsional.
(Hwang, Redfern & Alison, 2008). Menurut (Lewa dkk,2010). Orang yang
jalan kaki, tipe latihan fisik ini efektif bagi pasien hipertensi, latihan ini
bersifat dinamis dan tahanan ringan. Latihan ini dilakukan dengan durasi
penyakit lain, orang yang aktif melakukan aktivitas fisik akan membuat
untuk bisa tetap cukup berdegup. Bukan hanya itu, kelenturan pembuluh
darah arteri yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh
cendrung lebih rendah, perlengketan antar sel darah yang bisa berakibat
48
Hal ini sejalan dengan pendapat (Moniga dkk, 2016). Bahwa aktivitas fisik
terhadap penurunan tekanan darah serta keadaan tubuh yang lebih baik dan
melebar, saraf simpatis dan parasimpatis pembuluh darah, hal ini membuat
tubuh lebih sehat dan bugar sehingga seseorang lebih produktif. Home
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Usia responden adalah usia > 30 tahun sebanyak 9 responden (60%), dan
4. Hasil analisa data bivariat menggunakan uji t-tes didapat nilai p-value
0,000 < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh home
5.2 Saran
jantung.
perubahan self care dan quality of life yang lebih baik terhadap pasien
gagal jantung.
3. Bagi Responden
dari rumah sakit sehingga hasilnya lebih baik dan dapat diwujudkan
DAFTAR PUSTAKA
51
Adeilida, (2012). Hubungan Motivasi Dan Kualitas Hidup Pada Pasien Gagal
Jantung. Universitas Semarang. Skripsi.
Alligood, (2010). Nursing theory and their work. (6 thed). St. Louis: Mosby
Elsevier.
Djamaludin, D., Tua, R., & Deria, D. (2018). HUBUNGAN SELF CARE
TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DI
POLI JANTUNG RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2017. Holistik Jurnal Kesehatan, 12(3), 178-188.
Naga. (2012). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Diva Press :
Yogyakarta.
PERKI. (2019). Hari Jantung Sedunia (World Heart Day): Your Heart is Our
Heart Too Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PE
RKI).
Riegel, B., Carlson, B., Moser, D. K., Sebern, M., Hicks, F. D., & Roland, V.
(2004). Psychometric testing of the self care of heart failure. Journal of
Cardiac Failure, 10(4), 350-359.
Sukarmin, (2016). Aplikasi Model Self Care Orem dan NIC NOC Pada Asuhan
Keperawatan Pasien Penyakit Gagal Jantung. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Viktorin, A., Uher, R., Reichenberg, A., Levine, S. Z., & Sandin, S. (2017).
Autism risk following antidepressant medication during
pregnancy. Psychological medicine, 47(16), 2787-2796.
Wahyuni, A., & Kurnia, O. S. (2014). Hubungan Self Caredan Motivasi dengan
Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 2(2).
Wahyuni, Aria, (2014). Hubungan Self Care Dan Motivasi Dengan Kualitas
Gagal Jantung. Stikes Bukit Tinggi :Jurnal
Kaawoan, A. Y. (2012). Hubungan Self Care Dan Depresi Dengan Kualitas Hidup
Pasien Heart Failure Di RSUP DR RD Kandou Manado. Universitas
Indonesia, 1-87.
54
LAMPIRAN
Yang bertandatangandibawahini :
Nama :
Umur :
Alamat :
55
Peneliti Responden
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien
dan/atau keluarga dapat memahami mengenai Gagal Jantung.
56
2. Tujuan Khusus
1. Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan
klien dan/atau keluarga
2. Menjelaskan kembali pengertian Gagal Jantung dengan
kalimatnya sendiri
3. Menyebutkan kembali faktor penyebab Gagal Jantung
4. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Jantung
5. Menyebutkan factor resiko Gagal Jantung
6. Menyebutkan cara penanggulangan Gagal Jantung
7. Menyebutkan diet Gagal Jantung
8. Memahami gerakab HBET
B. Materi : (terlampir)
C. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
D. Media : Leaflet dan Lembar Balik
E. Strategi Pelaksanaan
Menjawab salam
Evaluasi : Lisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
1. Jelaskan pengertian Gagal Jantung ?
2. Sebutkan faktor penyebab Gagal Jantung ?
57
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak dapat
memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
2. Faktor Penyebab
a. Penyakit Jantung Koroner
b. Tekanan Darah Tinggi
c. Diabetes mellitus
d. Cardiomyopathy (penyakit otot jantung)
e. Penyakit katup jantung
f. Aritmia jantung
g. Cacat jantung bawaan
3. Tanda dan gejala gagal jantung
a) Sesak napas atau kesulitan bernapas
b) Fatigue (kelelahan)
58
kali
6. Latihan Jalan Di Tempat (Mulai hari ke-5)
Cara:
a. Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dengan lengan
ditekuk ke depan
b. Angkat satu kaki dengan menekuk lutut seperti saat
berbaris.
c. Ayunkan lengan untuk membantu menjaga keseimbangan
d. Ulangi sampai dengan 10 kali.
Cara :
a. Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu
b. Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kanan
c. Pertahankan kaki dan punggung tetap lurus.
d. Ulangi sampai dengan 10 kali.
e. Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kiri.
f. Ulangi sampai 10 kali
8. Latihan Memutar Pinggang
Cara:
a. Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tekuk
lengan dan tempatkan tangan di
b. pinggang
c. Putar tubuh ke kanan dan kemudian kembali.
d. Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
e. Ulangi sampai dengan 10 kali.
8. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7)
Cara:
a. Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, lengan
diangkat diatas kepala.
b. Tekuk punggung sampai tangan menyentuh lutut.
c. Angkat kembali lengan keatas kepala
d. Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
e. Ulangi sampai dengan 10 kali.
9. Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3)
Cara:
a. Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tangan
menyentuh pinggang.
b. Tekuk punggung ke depan dengan lutut juga menekuk.
c. Kembali luruskan punggung
d. • Ulangi sampai dengan 10 kali.
64
Pertanyaan berikut ini mengenai seberapa besar kondisi gagal jantung yang
anda derita mempengaruhi kehidupan anda dalam satu bulan terakhir ini.
Lingkarilah angka 1, 2, 3, dan 4 setelah pertanyaan, untuk menunjukkan seberapa
besar pengaruhnya dalam kehidupan anda. Apakah penyakit gagal jantung yang
anda derita mempengaruhi kehidupan yang ingin anda jalani selama satu bulan
terakhir ini melalui hal-hal berikut ini?
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
SR : Sering
SL : Selalu
No PERTANYAAN JAWABAN
TP J SR SL
1 Menyebabkan bengkak pada pergelangan kaki atau
tungkai?
2 Menyebabkan anda duduk atau tiduran sepanjang
hari?
3 Menyebabkan anda mengalami kesulitan saat
berjalan atau naik tangga?
4 Menyebabkan anda sulit melakukan pekerjaan di
sekitar rumah atau di halaman?
5 Menyebabkan anda sulit
mengunjungi tempat lain di luar rumah?
6 Menyebabkan anda sulit tidur pada malam hari?
7 Menyebabkan anda kesulitan untuk melakukan
sesuatu bersama dengan teman-teman atau keluarga?
8 Menyebabkan anda kesulitan melakukan pekerjaan
yang anda tekuni sebagai sumber pendapatan
9 Menyebabkan anda kesulitan melakukan rekreasi,
olahraga atau hobi?
10 Membuat anda membatasi makan makanan yang
anda sukai?
11 Membuat anda mengalami sesak nafas?
12 Membuat anda merasa cepat lelah dan kurang
bertenaga?
13 Membuat anda harus dirawat di rumah sakit?
14 Membuat anda harus mengeluarkan uang untuk biaya
perawatan dan pengobatan?
15 Menyebabkan anda mengalami efek samping dari
pengobatan?
16 Membuat anda merasa menjadi beban bagi keluarga
65
ataupun teman?
17 Menyebabkan anda merasa tidak mampu
mengendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari?
18 Menimbulkan rasa khawatir?
19 Menyebabkan anda sulit berkonsentrasi atau
mengingat sesuatu?
20 Menyebabkan anda merasa tertekan atau depresi?
FREQUENCIES VARIABLES=Usia Pendidikan Jenis_Kelamin
/HISTOGRAM NORMAL
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
67
Statistics
N Valid 15 15 15
Missing 0 0 0
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Histogram
68
69
70
DESCRIPTIVES VARIABLES=Pretes_Kualitas_Hidup Postes_Kualitas_Hidup
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 15
EXAMINE VARIABLES=Pretes_Kualitas_Hidup Postes_Kualitas_Hidup
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS DESCRIPTIVES
71
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
Case Processing Summary
Cases
Descriptives
Median 36.00
Variance 55.781
Minimum 25
Maximum 48
Range 23
Interquartile Range 11
Median 58.00
72
Variance 45.838
Minimum 45
Maximum 68
Range 23
Interquartile Range 9
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Pretes_Kualitas_Hidup
73
Postes_Kualitas_Hidup
74
T-TEST
/TESTVAL=0
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Pretes_Kualitas_Hidup Postes_Kualitas_Hidup
/CRITERIA=CI(.9500).
T-Test
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Test Value = 0
T-TEST PAIRS=Pretes_Kualitas_Hidup WITH Postes_Kualitas_Hidup (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
Paired Samples Statistics
N Correlation Sig.
Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pair 1 Pretes_Kualitas_
Hidup -
-21.200 6.889 1.779 -25.015 -17.385 -11.919 14 .000
Postes_Kualitas
_Hidup
76