Anda di halaman 1dari 35

FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS

MAHASISWA SEMESTER EMPAT ( 5 )

RESUME MATERI BALKESMAS

Dosen Pembimbing

Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN

Disusun Oleh

Erma Esti Mukholifah ( 30901800059 )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS

MAHASISWA SEMESTER EMPAT ( 5 )

SCREENING MASYARAKAT BERESIKO TERTULAR HIV

Dosen Pembimbing

Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN

Disusun Oleh

Erma Esti Mukholifah ( 30901800059 )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
1.

2.
3.
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS

MAHASISWA SEMESTER EMPAT ( 5 )

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Dosen Pembimbing

Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN

Disusun Oleh

Erma Esti Mukholifah ( 30901800059 )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
SATUAN ACARA PENGAJARAN

POKOK BAHASAN : Pencegahan HIV/AIDS

SUB POKOK BAHASAN : Mengenal dan mencegah HIV/AIDS sejak dini

WAKTU : 25 Menit

SASARAN : Masyarakat desa Wedarijaksa

TEMPAT : Kediaman Tn.K

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU)


Setelah diberi penyuluhan, Masyarakat desa Wedarijaksa memahami
tentang HIV/AIDS.
II. Tujuan intruksional khusus ( TIK)
Setelah diberi penyuluhan , sasaran dapat :
a. Sasaran dapat mengerti penjelasan HIV / AIDS.
b. Sasaran mampu dan mengerti mengenai kekebalan tubuh.
c. Sasaran mampu dan mengerti gejala HIV / AIDS.
d. Sasaran mampu dan mengerti bagaimana penularan dan
pencegahan HIV / AIDS.
III. Kegiatan belajar mengajar
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1. Pembukaan 3 menit 1. memberi salam -
2. perkenalan
3. menyampaikan pokok
bahasan
4. menjelaskan tujuan
5. aperspesi
2. Pelaksanaan 15 menit Penyampaian materi: Leaflet
a. Pengertian HIV / AIDS.
b. Pengertian kekebalan
tubuh.
c. Tahap – tahap dan
gejala HIV / AIDS.
d. Penularan dan
pencegahan HIV /
AIDS.
3. Penutup 7 menit 1. Memberikan -
pertanyaan
2. Evaluasi materi
3. Memberi salam

IV. Metode : Ceramah dan tanya jawab


V. Evaluasi

Struktur :

 Meminta izin di kediaman Tn.K


 Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
 Tempat dan media sesuai rencana
 Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
Proses :

Masyarakat mampu mengikuti jalannya penyuluhan kesehatan sehingga mampu


membatu jalannya kegiatan dengan lancar dan tidak ada yang meningggalkan
ruangan karena pemateri tidak monoton.

Hasil :

1. Menggunakan teknik evaluasi secara lisan,


masyarakat mampu dengan menanyakan kembali kepada sasaran
tentang:

a. Pengertian dari HIV/AIDS


b. Tanda dan gejala HIV/AIDS
c. Penularan penyakit HIV/AIDS
d. Pencegahan penyakit HIV/AIDS
LAMPIRAN
MATERI

1. PENGERTIAN HIV/AIDS

HIV

H uman : artinya manusia, bukan hewan


Immunno-deficiency : penurunan kekebalan atau daya tahan tubuh
Virus : mahluk yang sangat kecil dan tidak
terlihat dengan mata biasa dan masuk
kedalam tubuh manusia sehingga
menyebabkan manusia itu sakit.
HIV adalah virus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui
cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina dan ASI) dan merusak
system kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga manusia kehilangan
daya tahannya dan mudah terkena penyakit.
AIDS

Acquired : artinya didapat karena menyebar dan


ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Immunno-Deficiency : artinya penurunan atau kehilangan
kekebalan/daya tahan tubuh untuk melawan
penyakit.
Syndrome : kumpulan berbagai gejala penyakit
AIDS adalah gejala penyakit karena turunnya daya tahan tubuh. Daya
tahan tubuh itu berkurang atau hilang karena sudah dirusak oleh virus
HIV.
2. GEJALA HIV DAN AIDS
Gejala yang terjadi pada penyakit HIV/ AIDS yaitu:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.
b. Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
c. Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
d. Kelainan kulit dan iritasi.
e. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan yang tidak sembuh-
sembuh.

3. PENULARAN DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS


Penularan HIV/ AIDS terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
a. Penularan melalui darah.
b. Hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
c. Menggunakan alat suntik bergantian
Hiv /aids tidak dapat menular melalui :

a. Berjabat tangan, berpelukan, mencium pipi.


b. Makan dan berenang bersama.
c. Toilet umum dan telepon umum
4. PENCEGAHAN
a. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah dan tidak
berganti-ganti pasangan.
b. Gunakan kondom jika pasangan positif HIV/ AIDS.
c. Jangan terlibat narkotika dan pemakaian jarum suntik bersama-
sama.
d. Hindari melakukan seks dengan orang yang beresiko, misalanya
pekerja seks.
5. Kelompok perilaku resiko tinggi terinfeksi hiv
 
a. Pengguna Napza suntik (IDU)
b. Wanita/waria penjaja seks dan pelanggannya
c.  Pasangan pelanggan wanita/waria pekerja seks
d. Lelaki penjaja seks/gay/laki suka laki
e.  Narapidana
f. Pasangan pengguna Napza

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), Ninuk Dian K, S.Kep.Ners, Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi HIV, Salemba Medika, Jakarta 2013

Nursalam, S.Kep.Ners dkk, Jurnal Keperawatan edisi bulan November,Fakultas


Keperawatan Universitas Airlangga 2007

Adler, M. W. (1996). Petunjuk Penting AIDS. EGC. Jakarta. Arif Mansjoer. (2000).
Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapiuus. Jakarta.

LEAFLET
https://drive.google.com/file/d/18MSdrZ5XX4l0DJRi6nDCmA8TAIG
dAghj/view?usp=sharing
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS

MAHASISWA SEMESTER EMPAT ( 5 )

ANALISIS VIDEO

Dosen Pembimbing

Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN

Disusun Oleh

Erma Esti Mukholifah ( 30901800059 )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
ANALISIS VIDEO 1

1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling pre HIV


2. Tujuan tindakan :
 Memberikan pengertian dan informasi yang benar tentang HIV/AIDS
 Mengidentifikasi maslah dan Memberikan jalan keluarnya
 Memberikan kesadaran perilaku sehat dan bertanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat.
 Memberikan kepercayaan diri dalam mengatasi maslah dan
Memberikan rasa aman.
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi : rutin terapi ARV bila pasien positif HIV/AIDS
b. Kontra indikasi : demam, sakit kepala, nyeri otot dan pusing
c. Alat dan bahan : alat dan bahan pada tahap ini adalah lembar ceklist
yang dikembangkan sendiri sesuai dengan pedoman PITC
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Konseling pra test HIV : membantu klien menyiapkan diri untuk
melakukan pemeriksaan darahatau test HIV. Materi konseling yang
diberikan :
a. Proses konsling dan test HIV sukarela
b. Manfaat test HIV
c. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
d. Meluruskan pemahaman yang salah tentang HIV/AIDS dan
mitosnya
e. Membantu klien mengetahui factor resiko penularan HIV/AIDS
f. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan darah
g. Mendiskusikan kemungkinan hasil test HIV positif dan negative
h. Persetujuan untuk test HIV sukarela
i. Mengembangkan rencana perubahan perilaku yang sehat dan aman
2. Test HIV : pemeriksaan darah laboratorium untuk memastikan status
HIV
3. Konseling pasca test HIV : membantu klien untuk memahami dan
menyesuaikan diri dengan hasil test. Materi yang dibeikan adalah
mengenai penjelasan tentang hasil test HIV.
a. Jika hasil test positif petugas konseling akan menyampaikan hasil
test dengan cara yang dapat diterima klien, secara halus dan
manusiawi.
b. Petugas konseling akan merujuk klien ke layanan medis dan social
c. Penanganan reaksi emosi yang ada
d. Jika hasil test negative, issue seks aman dan test ulang tetap
dilaksanakan
e. Informasi dan layanan rujukan untuk pengobatan
f. Diskusi untuk mencegah penularan HIV
g. Diskusi untuk tetap sehat dan positif bagi ODHA
h. Dukungan moral yang dapat diberikan
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
 Bahaya :
Kemngkinan klien akan stress, bisa saja mengakhiri hidupnya karena psti
mereka berfikir hidup di dunia ini sudah tidak ada gunanya lagi.
 Antisipasi :
 Memberikan dukungan moral
 Memberikan pengetahuan bahwa HIV/AIDS bukanlah akhir dari
kehidupan
 Dekatkan diri dengan Tuhan
 Memberikan motivasi agar klien tetap percaya diri
6. Evaluasi tindakan :
1. Tim-tim pengawas bertanggung jawab memastikan :
a. Konselor menggunakan alat pengumpulan data standart yang telah
dikembangkan oleh KEMNKES untuk mencatat jumlah orang
yang ditest dilokasi dan data klien tambah termasuk informasi
demografii, hasil test dan status rujukan.
b. Pada semua tempat yang menyediakan test VCT memiliki
persediaan yang diperlukan dan jika diperlukan mencari dan
mengatur pasokan tambahan termasuk transportasi untuk
pendistribusian alat yang dibutuhkan
c. Pelaksanaan mengacu pada pedoman yang berlaku dan berada
dibawah pengendalian direktorat, tidak ada paksaan dalam
pelaksanaan test dan sangat terjaga kerahasiannya setelah
dilakukan test VCT
d. Memastikan bahwa test VCT akurat dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan sehngga tidak menjadi masalah bagi
peserta test VCT tersebut.
2. Tim konseling terpadu yang terdri dari dokter umum, psikolog,
psikiater, penyuluhan lapangan dan pembinaan mentall.
7. Daftar pustaka : https://www.youtube.com/c/PSIKUMY

ANALISIS VIDEO 2

1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling post HIV


2. Tujuan tindakan :
 Membangun kemampuan untuk mengambil keputusan bijak dan
realitik
 Mendiskuskan perilaku mereka dan mampu mengemban
konsekuensinya
 Mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan tepat
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi : -
b. Kontra indikasi : -
c. Alat dan bahan : kuisioner dari konseling
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Membantu klien melakukan informed consent / persetujuan untuk
test HIV, CD4, atau viral load
2. Memberikan penilaian tentang perilaku resiko klien terhadap infeksi
HIV
3. Penggalian riwayat perilaku seks dan kesehatan klien
4. Memfasilitasi perubahan perilaku
5. Konfidensilitatsi sangat penting jika menyangkut issue stigma dan
diskriminasi
6. Menjangkau dalam kelompok-kelompok kecil khusus dalam
menghadapi issue deskrminasi ganda yaitu sebagai bagian dari
kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai orang
yang selalu dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi HIV
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
 Bahaya :
B. Gangguan psikologis
C. Penularan HIV
 Antisipasi :
1. Memberikan dukungan yang berkaitan dengan kesejahteraan
emosi, psikologis, social dan spiritual seseorang yang mengidap
virus HIV.
2. Menyediakan informasi tentang perilaku beresiko ( seperti seks
aman atau penggunaan jarum bersama) dan membantu orang
mengembangkan ketrampilan pribadi yang diperlukan untuk
perubahan perilaku dan negoisasi praktik lebih aman
6. Evaluasi tindakan : tujuan dari konseling ini salah satnnya yakni
dengan mendiskuskan perilaku mereka dan mampu mengemban
konsekuensinya, adapun dari antisipasi hal tersebut kita dapat
memberikan dukungan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosi,
psikologis, social dan spiritual seseorang yang mengidap virus HIV.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/nmUKK8FMPyk

ANALISIS VIDEO 3
1. Nama tindakan yang dilakukan : perawatan jenazah HIV
2. Tujuan tindakan :
untuk membersihkan atau mensucikan tubuh atau mayat penderita HIV
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi :-
b. Kontra indikasi :-
c. Alat dan bahan :
1. Kebersihan tangan/cuci tangan
2. Pemakaian alat pelindung diri (APD) :
 Sarung tangan
 Masker
 Pelindung mata/google
 Penutup kepala
 Gaun pelindung
 Sepatu pelindung
 Kapas gulung kecil ; 20 biji
 Plastic jernih : 6 x 8 kaki
 Cairan clorin 0,5 % :4 liter
 Ember :4 buah
 Pinset 1 pasang
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Jenazah dicuci dan dimandikan dengan larutan klorin
2. Bersihkan rongga (mulut, telinga, hidung, dubur, kemaluan) luka
jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan kapas yang direndam
dengan larutan klorin (gunakan alat pinset)
3. jenazah dimandikan mengikuti hokum agama (syariat)
4. sekiranya perlu dibersihkan kembali rongga (mulut, hidng, telinga,
dubur, kemaluan)/luka jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan
kapas yang direndam dengan larutan klorin (gunakan alat penjepit)
5. lap jenzah dengan kain yang bersih dan kering
6. sumbat kapas (direndam larutan klorin) pada rongga (mulut, hidng,
telinga, dubur, kemaluan)/ luka(gunakan alat penjepit.
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
 Bahaya : tertularnya HIV/ AIDS
 Antisipasi :
1. Pastikan jenazah sudah didiamkan selam lebih dari 2 jam sebelum
dilakukan perawatan jenazah
2. Semua lubang-lubang tubuh ditutup dengan kasa absorben dan
diplester kedap air
6. Evaluasi tindakan :
Dari tujuan memandikan jenazah adalah untuk membersihkan atau
mensucikan tubuh atau mayat penderita HIV dan untuk mengantisipasinya
yakni dengan memastikan jenazah sudah didiamkan selam lebih dari 2 jam
sebelum dilakukan perawatan jenazah.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/Zy95owlQYPA

ANALISIS VIDEO 4
1. Nama tindakan yang dilakukan : pemakaian standar precuation
2. Tujuan tindakan :
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi: -
b. Kontra indikasi: -
c. Alat dan bahan:
 Handsanitizer
 Apron
 Handscoon steril
 Masker
 Kacamata goggle
 Handscoon bersih
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
 Langkah pertama mencuci tangan sesuai prosedur, jangan lupa jika
memakai aksesoris seperti cincin, jam tangan, gelang bisa di lepas
terlebih dahulu
 Langkah kedua menggunakan apron
 Langkah yang ketiga menggunakan masker
 Langkah yang ke empat menggunakan kacamata goggle
 Langkah yang ke lima atau yang terakhir menggunakan handscoon
bersih, pastikan tidak ada lubang atau robekan. Selanjutnya itu bisa di
ganti dengan menggunakan handscoon steril, setelah menggunakan
handscoon steril tangan kita tidak boleh memegang tubuh kita atau
yang lainnya
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: Jika tidak mengikuti sesuai prosedur akan rentan terkena
berbagai penyakit
Antisipasi:
 Pastikan mencuci tangan dengan sabun perlu dilakukan setiap sebelum
dan sesudah merawat pasien. Setiap kali selesai perawatan, sarung
tangan harus dibuang dan tangan harus dicuci lagi sebelum
mengenakan sarung tangan yang baru.
 Pastikan memakai apron yang bersih dan sudah dicuci. Jas tersebut
harus diganti setiap hari dan harus diganti saat terjadi kontaminasi. Jas
praktek harus dicuci dengan air panas dan deterjen serta pemutih
klorin, bahkan jas yang terkontaminasi perlu penanganan tersendiri.
Bakteri patogen dan beberapa virus
6. Evaluasi tindakan : Prosedur standard precaution bertujuan untuk
melindungi dokter gigi, pasien dan staf dari paparan objek yang infeksius
selama prosedur perawatan berlangsung. Pencegahan yang dilakukan
adalah evaluasi pasien, perlindungan diri, sterilisasi instrumen, desinfeksi
permukaan, penggunaan alat sekali pakai dan penanganan sampah medis
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/PXJwm2WtbIw
AANALISIS VIDEO 5
1. Nama tindakan yang dilakukan : pemeriksaan repid test HIV (HIV
test kit)
2. Tujuan tindakan : untuk mencegah penyebaran HIV, mendeteksi
infeksi HIV sejak dini, serta mendeteksi darah, produk darah, atau
organ dari pendonor sebelum diberikan kepada pasien lain.
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi;
 Memiliki gangguan kesehatan, seperti penyakit autoimun,
leukemia, atau sifilis.
 Konsumsi obat kortikosteroid.
 Masa jendela (window period), yaitu periode di mana
antibodi terhadap HIV belum terbentuk, sehingga hasil tes
masih negatif.
 Konsumsi minuman beralkohol berlebihan.
b. Kontra indikasi:
 Pusing atau sakit kepala.
 Muncul memar kecil (hematoma) di area suntikan.
 Lengan terasa nyeri dan lemas.
 Infeksi pada area suntikan.
c. Alat dan bahan:
 Serum
 Strip test untuk pemeriksaan HIV
 Buffer
 Pipet tetes sesuai standartnya (30mikrom)
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
 Langkah pertama sebelum melakukan tindakan mencuci tangan
terlebih dahulu setelah itu memakai handscoon
 Langkah yang kedua membuka strip test
 Langkah yang ketiga memasukkan serum sebanyak 30 mikrom
dengan menggunakan pipet tetes yang sudah di sediakan, dan
masukkan kedalam lubang sumuran S
 Langkah yang keempat masukan juga 1 tetes buffer kedalam
sumuran S juga, setelah itu kita tunggu selama 15-30 menit
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: bias tertular HIV jika kita melakukan sesuai prosedur
Antisipasinya: pastikan menggunakan handscoon saat melakukan repid
test HIV dan untuk alat juga bahannya pastikan menggunakan baru
atau tidak kadaluarsa
6. Evaluasi tindakan : Tes HIV memiliki beberapa fungsi penting antara
lain untuk mencegah penyebaran HIV, mendeteksi infeksi HIV sejak
dini, serta mendeteksi darah, produk darah, atau organ dari pendonor
sebelum diberikan kepada pasien lain.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/DMEicWbirJ0

ANALISIS VIDEO 6
1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling perawatan paliatif HIV
2. Tujuan tindakan :
 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah
proses yang normal
 Tidak mempercepat atau menunda kematian
 Menghilangkan keluhan lain yang mengganggu
 Menjaga keseimbangan dalam aspek psikologis dan aspek spiritual
 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
 Berusaha memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi: -
b. Kontra indikasi: -
c. Alat dan bahan: kuesioner dari konseling
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
 Sebelum melakukan tindakan melakukan cuci tangan terlebih
dahulu
 Langkah yang pertama memperkenalkan diri
 Langkah yang kedua menanyakan identitas klien
 Langkah yang ketiga menanyakan ke klien apa yang dikeluhkan
saat ini
 Langkah yang keempat perawat memberikan saran dan motifasi
agar klien tidak terjerumus kedalam tindakan yang tidak diinginkan
 Selanjutnya mencatat di dokumentasi keperawatan
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: Jika terjadi salah kata saat melakukan konseling terhadap klien
akan berakibat fatal baik bagi kita sendiri maupun klien itu sendiri
Antisipasinya: pastikan klien benar-benar mau untuk melakukan konseling
dengan kita
6. Evaluasi tindakan : terapi paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri
dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap
keluarga yang kehilangan/berduka
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/LvLK0bw__PM
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS

MAHASISWA SEMESTER EMPAT ( 5 )

PENGKAJIAN ODHA

Dosen Pembimbing

Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN

Disusun Oleh

Erma Esti Mukholifah ( 30901800059 )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
HENDERSON (BIO PSIKO SOSIO KULTURAL SPIRITUAL)

A. PENGKAJIAN

1. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
 Keluhan utama

Saat ini : Dari hasil wawancara klien mengatakan bahwa kondisnya


sehat dan bahagia

 Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasinya.

Karena tidak ada keluhan yang dirasakan pada klien saat ini, maka
tidak ada upaya untuk mengatasi masalah.

b. Satus Kesehatan Masa Lalu

1) Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan sebelum klien terdiagnosa HIV/AIDS klien masih


sehat, tapi sudah merasakan gejala-gejala yaitu diare selama 3 bulan,
batuk, pilek dan demam klien dirawat di Rumah Sakit selama 1 bulan,
klien juga mengatakan badannya selama 1 bulan di rawat di rumah sakit
jadi kurus.

Alergi

Klien juga mengatakan tidak ada riwayat alergi obat atau makanan

2) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)

Dari hasil wawancara mengatakan sudah tidak merokok dan alkohol,


untuk minum kopi juga jarang sehari bisa 1x sehari atau 2x sehari dan
kadang sehari juga tidak minum kopi tergantung waktunya
3) Riwayat Penyakit Keluarga

Dari hasil wawancara mengatakan bahwa ada riwayat penyakit keluarga


seperti kolestrol, darah tinggi, dan diabetes militus.

4) Therapi yang pernah dilakukan

Klien mengatakan waktu dulu pernah melakukan terapi sengat lebah dan
minum obat herbal tapi sekarang sudah tidak melakukan terapi dan
minum obat herbal lagi, sekarang lebih mengikuti arahan dari dokter.

2. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Bernapas

Sebelum sakit : klien mengatakan tidak mengalami sesak nafas atau


ganguan bernapas
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan bernafas.

b. Pola makan-minum

Sebelum sakit : pasien mengatakan pada tahun 2005 makan tidak


teratur karena hidup dijalanan dan makan di jam yang tidak produktif.
Makan 1 hari sekali, minum air putih juga jarang kurang lebih 500ml
sering mengkonsumsi kopi.
Saat sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari sedangkan untuk
agak jarang, biasanya sekitar 1-2 lt setengah

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit :
pasien mengatakan untuk BAB tidak teratur tetapi jika makan sambal
ketika BAB merasa sakit,
pasien mengatakan untuk BAK biasa, namun kalau ditahan lama merasa
sakit dan warna agak kuning pekat
Saat sakit : klien mengatakan BAB dan BAK lancar dan teratur
setiap pagi dan untuk BAK biasa 6 x sehari

d. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : pasien mengatakan belum pernah melakukan aktifitas


dan latihan, karena waktu masih belum bisa teratur
Saat sakit : pasien mengatakan untuk seminggu sekali jalan
jalan , 15/30 mnt, fitnes satu minggu sekali

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur waktu subuh di jam 5 baru


tidur kemudian bangun jam 4-6 sore
Saat sakit : pasien mengatakan tidur jam 11 malam dan tidur
siang sekitar jam 1-3 siang.

f. Pola Berpakaian

Sebelum sakit : klien mengatakan berpakaian dengan seadanya dan


senyamannya.
Saat sakit : klien mengatakan lebih menata cara berpakaian dan
memperhatikan.

g. Pola rasa nyaman

Sebelum sakit :
Saat sakit :

h. Pola Aman
Sebelum sakit :
Saat sakit :

i. Pola Kebersihan Diri


Sebelum sakit : klien mengatakan jarang mandi, karena setelah
mengonsumsi narkoba baru mandi. Mandi 1x sehari
Saat sakit : klien mengatakan mandi dengan teratur, mandi 2x
sehari mengunakan sabun.

j. Pola Komunikasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan kurang bersosialisasi dengan


tetangga
Saat sakit : pasien mengatakan untuk saat ini bersosialisasi dengan
tentangga sangat penting

k. Pola Beribadah

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak pernah beribadah


Saat sakit : pasien mengatakan sudah mulai beribadah karena beliau
sadar jika umur tidak lama dan waktu terus berputar

l. Pola Produktifitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan pagi bangun bersih bersih sebentar
olahraga jika sempet lalu mandi sarapan, dan keluar untuk bekerja
Saat sakit : kalien mengatakan melakukan aktivitas sehari hari,
berkerja dengan baik baik.

m. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan seminggu sekali (sendiri) selalu
meluangkan waktu untuk meminum kopi dan membahagiakan diri sendiri
Saat sakit : pasien mengatakan selalu meluangkan waktu me time,
untuk membahagiakan diri sendiri dan istri tempat makan baru yg belum
pernah ditempati

n. Pola Kebutuhan Belajar


Sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada kebutuhan belajar karena
klien merasa masabodo dan tidak memperhatikan kebutuhan klien sendiri
Saat sakit : klien mengatakan sekarang lebih bisa menghargai waktu
dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

B. Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS : Kesiapan Peningkatan Status ODHA


Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan
bahwa ia tidak ada
Klien mengatakan
keluhan dalam sehari-
shock dan takut
harinya
klien mengatakan
bahwa ia mematuhi
Klien melakukan
pengobatan yang
pemeriksaan VCT
disarankan oleh dokter
Klien mengatakan
bahwa ia telah
Klien mematuhi
mencoba pengobatan
pengobatan yang
tradisional agar cepat
disarankan
sembuh dan
meningkatkan imunitas
tubuh
Kesiapan
DO : meningkatkan
manajemen kesehatan
Klien tampak tenang
dan tidak ada masalah diri

2 DS :

Klien mengatakan saat Ketidakseimbangan


sakit klien jarang cairan
Resiko
minum, klien minum
ketidakseimbangan
sehari kira-kira 1 liter
elektrolit
Klien mengatakan
warna BAK klien
berwarna kuning pekat

3 DS: Kesiapam peningkatan Dapat bersosialisasi


koping komunitas baik dengan komunitas
Klien mengatakan bahwa
ia membantu proses
rehabilitasi teman-
temannya
Klien mengatakan bahwa
ia bergabung disebuah
yayasan
Klien mengatakan bahwa
ia mulai dekat dengan
tetangganya
Klien mengatakan bahwa
ia juga sering melakukan
me time atau waktu untuk
bersantai/rekreasi

DO:
Klien terlihat dapat
berkomunikasi dengan
baik
Klien tampak tenang saat
dikaji

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/tgl No. Rencana perawatan TTd


Tujuan dan Intervensi Rasional
Dx
Kriteria Hasil
Senin, 1 Setelah dilakukanEdukasi kesehatan Memberikan
21-12- tindakan a.Observasi edukasi
2020 keperawatan -Identifikasi kesiapan kesehatan
selama 3 x 24 dan kemampuan kepada pasien
pasien dapat menerima informasi akan
meningkatkan -Identifikasi faktor- meningkatkan
manajemen faktor yang dapat pengetahuan
kesehatan , yang meningkatkan dan hidup bersih
dibuktikan menurunkan motivasi dan sehat pada
dengan pasien perilaku hidup bersih pasien
mampu : dan sehat Manajemen
b.Terapeutik perilaku pada
1. Melakukan
-Sediakan materi dan pasien untuk
tindakan untuk m
media Pendidikan mengendalikan
engurangi factor
kesehatan perilaku positif
resiko
-Jadwalkan dan negative
Pendidikan kesehatan klien.
2. Menerapkan
untuk kesepakatan
program
c.Edukasi
perawatan
-Ajarkan strategi yang
aktivitas hidup
dapat digunakan untuk
sehari-hari efektif
meningkatkan
memenuhi tujuan
kesehatan perilaku hidup bersih
dan sehat
3.Penerimaan
terhadap
perubahan status
kesehatan
2.
Manajemen perilaku
a. Observasi
-Identifikasi harapan
untuk mengendalikan
perilaku
b. Terapeutik
Setelah dilakukan
1.Memberikan
-Beri penguatan
tindakan
edukasi kesehatan
positif terhadap
keperawatan
pada pasien akan
keberhasilan
selama 3 x 24
keseimbangan
mengendalikan
pasien dapat
elektrolit
perilaku
meningkatkan
-Tingkatkan aktivitas
keseimbangan 2.Memberikan
fisik sesuai
elektrolit , yang edukasi pada
kemampuan
dibuktikan pasien akan
-Cegah perilaku pasif
dengan pasien pemantauan cairan
dan agresif
mampu :
c. Edukasi
1.Menerapkan -Informasikan
hidup sehat keluarga bahwa
dengan minum air keluarga sebagai dasar
putih dengan pembentukan kognitif
teratur

2. Mampu
memantau
keseimbangan Edukasi kesehatan
cairan Observasi
Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor
yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih
3. dan sehat
Terapeutik
Setelah dilakukan Sediakan materi dan Memberikan edukasi
tindakan media Pendidikan kesehatan kepada
keperawatan kesehatan pasien akan
selama 3 x 24 Jadwalkan Pendidikan meningkatkan
pasien dapat kesehatan untuk pengetahuan
meningkatkan kesepakatan hidup bersih dan
manajemen Edukasi sehat pada pasien
kesehatan , yang Ajarkan strategi yang Manajemen perilaku
dibuktikan dapat digunakan untuk pada pasien
dengan pasien meningkatkan untuk
mampu : perilaku hidup bersih mengendalikan
dan sehat perilaku klien.
Melakukan Manajemen perilaku
tindakan untuk Observasi
mengurangi Identifikasi harapan
factor resiko untuk mengendalikan
Menerapkan perilaku
program Terapeutik
perawatan Beri penguatan positif
aktivitas hidup terhadap keberhasilan
sehari-hari efektif mengendalikan
memenuhi tujuan perilaku
kesehatan Tingkatkan aktivitas
fisik sesuai
Penerimaan
kemampuan
terhadap
Cegah perilaku pasif
perubahan status
dan agresif
kesehatan
Edukasi
Informasikan keluarga
bahwa keluarga
sebagai dasar
pembentukan kognitif

Anda mungkin juga menyukai