Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
SEMARANG
2020
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
SEMARANG
2020
1.
2.
3.
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
SEMARANG
2020
SATUAN ACARA PENGAJARAN
WAKTU : 25 Menit
Struktur :
Hasil :
1. PENGERTIAN HIV/AIDS
HIV
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), Ninuk Dian K, S.Kep.Ners, Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi HIV, Salemba Medika, Jakarta 2013
Adler, M. W. (1996). Petunjuk Penting AIDS. EGC. Jakarta. Arif Mansjoer. (2000).
Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapiuus. Jakarta.
LEAFLET
https://drive.google.com/file/d/18MSdrZ5XX4l0DJRi6nDCmA8TAIG
dAghj/view?usp=sharing
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS
ANALISIS VIDEO
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
SEMARANG
2020
ANALISIS VIDEO 1
ANALISIS VIDEO 2
ANALISIS VIDEO 3
1. Nama tindakan yang dilakukan : perawatan jenazah HIV
2. Tujuan tindakan :
untuk membersihkan atau mensucikan tubuh atau mayat penderita HIV
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi :-
b. Kontra indikasi :-
c. Alat dan bahan :
1. Kebersihan tangan/cuci tangan
2. Pemakaian alat pelindung diri (APD) :
Sarung tangan
Masker
Pelindung mata/google
Penutup kepala
Gaun pelindung
Sepatu pelindung
Kapas gulung kecil ; 20 biji
Plastic jernih : 6 x 8 kaki
Cairan clorin 0,5 % :4 liter
Ember :4 buah
Pinset 1 pasang
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Jenazah dicuci dan dimandikan dengan larutan klorin
2. Bersihkan rongga (mulut, telinga, hidung, dubur, kemaluan) luka
jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan kapas yang direndam
dengan larutan klorin (gunakan alat pinset)
3. jenazah dimandikan mengikuti hokum agama (syariat)
4. sekiranya perlu dibersihkan kembali rongga (mulut, hidng, telinga,
dubur, kemaluan)/luka jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan
kapas yang direndam dengan larutan klorin (gunakan alat penjepit)
5. lap jenzah dengan kain yang bersih dan kering
6. sumbat kapas (direndam larutan klorin) pada rongga (mulut, hidng,
telinga, dubur, kemaluan)/ luka(gunakan alat penjepit.
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya : tertularnya HIV/ AIDS
Antisipasi :
1. Pastikan jenazah sudah didiamkan selam lebih dari 2 jam sebelum
dilakukan perawatan jenazah
2. Semua lubang-lubang tubuh ditutup dengan kasa absorben dan
diplester kedap air
6. Evaluasi tindakan :
Dari tujuan memandikan jenazah adalah untuk membersihkan atau
mensucikan tubuh atau mayat penderita HIV dan untuk mengantisipasinya
yakni dengan memastikan jenazah sudah didiamkan selam lebih dari 2 jam
sebelum dilakukan perawatan jenazah.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/Zy95owlQYPA
ANALISIS VIDEO 4
1. Nama tindakan yang dilakukan : pemakaian standar precuation
2. Tujuan tindakan :
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi: -
b. Kontra indikasi: -
c. Alat dan bahan:
Handsanitizer
Apron
Handscoon steril
Masker
Kacamata goggle
Handscoon bersih
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
Langkah pertama mencuci tangan sesuai prosedur, jangan lupa jika
memakai aksesoris seperti cincin, jam tangan, gelang bisa di lepas
terlebih dahulu
Langkah kedua menggunakan apron
Langkah yang ketiga menggunakan masker
Langkah yang ke empat menggunakan kacamata goggle
Langkah yang ke lima atau yang terakhir menggunakan handscoon
bersih, pastikan tidak ada lubang atau robekan. Selanjutnya itu bisa di
ganti dengan menggunakan handscoon steril, setelah menggunakan
handscoon steril tangan kita tidak boleh memegang tubuh kita atau
yang lainnya
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: Jika tidak mengikuti sesuai prosedur akan rentan terkena
berbagai penyakit
Antisipasi:
Pastikan mencuci tangan dengan sabun perlu dilakukan setiap sebelum
dan sesudah merawat pasien. Setiap kali selesai perawatan, sarung
tangan harus dibuang dan tangan harus dicuci lagi sebelum
mengenakan sarung tangan yang baru.
Pastikan memakai apron yang bersih dan sudah dicuci. Jas tersebut
harus diganti setiap hari dan harus diganti saat terjadi kontaminasi. Jas
praktek harus dicuci dengan air panas dan deterjen serta pemutih
klorin, bahkan jas yang terkontaminasi perlu penanganan tersendiri.
Bakteri patogen dan beberapa virus
6. Evaluasi tindakan : Prosedur standard precaution bertujuan untuk
melindungi dokter gigi, pasien dan staf dari paparan objek yang infeksius
selama prosedur perawatan berlangsung. Pencegahan yang dilakukan
adalah evaluasi pasien, perlindungan diri, sterilisasi instrumen, desinfeksi
permukaan, penggunaan alat sekali pakai dan penanganan sampah medis
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/PXJwm2WtbIw
AANALISIS VIDEO 5
1. Nama tindakan yang dilakukan : pemeriksaan repid test HIV (HIV
test kit)
2. Tujuan tindakan : untuk mencegah penyebaran HIV, mendeteksi
infeksi HIV sejak dini, serta mendeteksi darah, produk darah, atau
organ dari pendonor sebelum diberikan kepada pasien lain.
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi;
Memiliki gangguan kesehatan, seperti penyakit autoimun,
leukemia, atau sifilis.
Konsumsi obat kortikosteroid.
Masa jendela (window period), yaitu periode di mana
antibodi terhadap HIV belum terbentuk, sehingga hasil tes
masih negatif.
Konsumsi minuman beralkohol berlebihan.
b. Kontra indikasi:
Pusing atau sakit kepala.
Muncul memar kecil (hematoma) di area suntikan.
Lengan terasa nyeri dan lemas.
Infeksi pada area suntikan.
c. Alat dan bahan:
Serum
Strip test untuk pemeriksaan HIV
Buffer
Pipet tetes sesuai standartnya (30mikrom)
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
Langkah pertama sebelum melakukan tindakan mencuci tangan
terlebih dahulu setelah itu memakai handscoon
Langkah yang kedua membuka strip test
Langkah yang ketiga memasukkan serum sebanyak 30 mikrom
dengan menggunakan pipet tetes yang sudah di sediakan, dan
masukkan kedalam lubang sumuran S
Langkah yang keempat masukan juga 1 tetes buffer kedalam
sumuran S juga, setelah itu kita tunggu selama 15-30 menit
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: bias tertular HIV jika kita melakukan sesuai prosedur
Antisipasinya: pastikan menggunakan handscoon saat melakukan repid
test HIV dan untuk alat juga bahannya pastikan menggunakan baru
atau tidak kadaluarsa
6. Evaluasi tindakan : Tes HIV memiliki beberapa fungsi penting antara
lain untuk mencegah penyebaran HIV, mendeteksi infeksi HIV sejak
dini, serta mendeteksi darah, produk darah, atau organ dari pendonor
sebelum diberikan kepada pasien lain.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/DMEicWbirJ0
ANALISIS VIDEO 6
1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling perawatan paliatif HIV
2. Tujuan tindakan :
Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah
proses yang normal
Tidak mempercepat atau menunda kematian
Menghilangkan keluhan lain yang mengganggu
Menjaga keseimbangan dalam aspek psikologis dan aspek spiritual
Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
Berusaha memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi: -
b. Kontra indikasi: -
c. Alat dan bahan: kuesioner dari konseling
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
Sebelum melakukan tindakan melakukan cuci tangan terlebih
dahulu
Langkah yang pertama memperkenalkan diri
Langkah yang kedua menanyakan identitas klien
Langkah yang ketiga menanyakan ke klien apa yang dikeluhkan
saat ini
Langkah yang keempat perawat memberikan saran dan motifasi
agar klien tidak terjerumus kedalam tindakan yang tidak diinginkan
Selanjutnya mencatat di dokumentasi keperawatan
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: Jika terjadi salah kata saat melakukan konseling terhadap klien
akan berakibat fatal baik bagi kita sendiri maupun klien itu sendiri
Antisipasinya: pastikan klien benar-benar mau untuk melakukan konseling
dengan kita
6. Evaluasi tindakan : terapi paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri
dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap
keluarga yang kehilangan/berduka
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/LvLK0bw__PM
FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS
PENGKAJIAN ODHA
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
SEMARANG
2020
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
HENDERSON (BIO PSIKO SOSIO KULTURAL SPIRITUAL)
A. PENGKAJIAN
1. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama
Karena tidak ada keluhan yang dirasakan pada klien saat ini, maka
tidak ada upaya untuk mengatasi masalah.
Alergi
Klien juga mengatakan tidak ada riwayat alergi obat atau makanan
Klien mengatakan waktu dulu pernah melakukan terapi sengat lebah dan
minum obat herbal tapi sekarang sudah tidak melakukan terapi dan
minum obat herbal lagi, sekarang lebih mengikuti arahan dari dokter.
b. Pola makan-minum
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
pasien mengatakan untuk BAB tidak teratur tetapi jika makan sambal
ketika BAB merasa sakit,
pasien mengatakan untuk BAK biasa, namun kalau ditahan lama merasa
sakit dan warna agak kuning pekat
Saat sakit : klien mengatakan BAB dan BAK lancar dan teratur
setiap pagi dan untuk BAK biasa 6 x sehari
f. Pola Berpakaian
Sebelum sakit :
Saat sakit :
h. Pola Aman
Sebelum sakit :
Saat sakit :
j. Pola Komunikasi
k. Pola Beribadah
l. Pola Produktifitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan pagi bangun bersih bersih sebentar
olahraga jika sempet lalu mandi sarapan, dan keluar untuk bekerja
Saat sakit : kalien mengatakan melakukan aktivitas sehari hari,
berkerja dengan baik baik.
m. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan seminggu sekali (sendiri) selalu
meluangkan waktu untuk meminum kopi dan membahagiakan diri sendiri
Saat sakit : pasien mengatakan selalu meluangkan waktu me time,
untuk membahagiakan diri sendiri dan istri tempat makan baru yg belum
pernah ditempati
B. Analisa Data
2 DS :
DO:
Klien terlihat dapat
berkomunikasi dengan
baik
Klien tampak tenang saat
dikaji
2. Mampu
memantau
keseimbangan Edukasi kesehatan
cairan Observasi
Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor
yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih
3. dan sehat
Terapeutik
Setelah dilakukan Sediakan materi dan Memberikan edukasi
tindakan media Pendidikan kesehatan kepada
keperawatan kesehatan pasien akan
selama 3 x 24 Jadwalkan Pendidikan meningkatkan
pasien dapat kesehatan untuk pengetahuan
meningkatkan kesepakatan hidup bersih dan
manajemen Edukasi sehat pada pasien
kesehatan , yang Ajarkan strategi yang Manajemen perilaku
dibuktikan dapat digunakan untuk pada pasien
dengan pasien meningkatkan untuk
mampu : perilaku hidup bersih mengendalikan
dan sehat perilaku klien.
Melakukan Manajemen perilaku
tindakan untuk Observasi
mengurangi Identifikasi harapan
factor resiko untuk mengendalikan
Menerapkan perilaku
program Terapeutik
perawatan Beri penguatan positif
aktivitas hidup terhadap keberhasilan
sehari-hari efektif mengendalikan
memenuhi tujuan perilaku
kesehatan Tingkatkan aktivitas
fisik sesuai
Penerimaan
kemampuan
terhadap
Cegah perilaku pasif
perubahan status
dan agresif
kesehatan
Edukasi
Informasikan keluarga
bahwa keluarga
sebagai dasar
pembentukan kognitif