Anda di halaman 1dari 11

FIELD STUDY KEPERAWATAN HIV/AIDS

MAHASISWA SEMESTER EMPAT ( 5 )

ANALISIS VIDEO

Dosen Pembimbing

Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN

Disusun Oleh

Erma Esti Mukholifah ( 30901800059 )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
ANALISIS VIDEO 1

1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling pre HIV


2. Tujuan tindakan :
 Memberikan pengertian dan informasi yang benar tentang HIV/AIDS
 Mengidentifikasi maslah dan Memberikan jalan keluarnya
 Memberikan kesadaran perilaku sehat dan bertanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat.
 Memberikan kepercayaan diri dalam mengatasi maslah dan
Memberikan rasa aman.
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi : rutin terapi ARV bila pasien positif HIV/AIDS
b. Kontra indikasi : demam, sakit kepala, nyeri otot dan pusing
c. Alat dan bahan : alat dan bahan pada tahap ini adalah lembar ceklist
yang dikembangkan sendiri sesuai dengan pedoman PITC
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Konseling pra test HIV : membantu klien menyiapkan diri untuk
melakukan pemeriksaan darahatau test HIV. Materi konseling yang
diberikan :
a. Proses konsling dan test HIV sukarela
b. Manfaat test HIV
c. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
d. Meluruskan pemahaman yang salah tentang HIV/AIDS dan
mitosnya
e. Membantu klien mengetahui factor resiko penularan HIV/AIDS
f. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan darah
g. Mendiskusikan kemungkinan hasil test HIV positif dan negative
h. Persetujuan untuk test HIV sukarela
i. Mengembangkan rencana perubahan perilaku yang sehat dan aman
2. Test HIV : pemeriksaan darah laboratorium untuk memastikan status
HIV
3. Konseling pasca test HIV : membantu klien untuk memahami dan
menyesuaikan diri dengan hasil test. Materi yang dibeikan adalah
mengenai penjelasan tentang hasil test HIV.
a. Jika hasil test positif petugas konseling akan menyampaikan hasil
test dengan cara yang dapat diterima klien, secara halus dan
manusiawi.
b. Petugas konseling akan merujuk klien ke layanan medis dan social
c. Penanganan reaksi emosi yang ada
d. Jika hasil test negative, issue seks aman dan test ulang tetap
dilaksanakan
e. Informasi dan layanan rujukan untuk pengobatan
f. Diskusi untuk mencegah penularan HIV
g. Diskusi untuk tetap sehat dan positif bagi ODHA
h. Dukungan moral yang dapat diberikan
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
 Bahaya :
Kemngkinan klien akan stress, bisa saja mengakhiri hidupnya karena psti
mereka berfikir hidup di dunia ini sudah tidak ada gunanya lagi.
 Antisipasi :
 Memberikan dukungan moral
 Memberikan pengetahuan bahwa HIV/AIDS bukanlah akhir dari
kehidupan
 Dekatkan diri dengan Tuhan
 Memberikan motivasi agar klien tetap percaya diri
6. Evaluasi tindakan :
1. Tim-tim pengawas bertanggung jawab memastikan :
a. Konselor menggunakan alat pengumpulan data standart yang telah
dikembangkan oleh KEMNKES untuk mencatat jumlah orang
yang ditest dilokasi dan data klien tambah termasuk informasi
demografii, hasil test dan status rujukan.
b. Pada semua tempat yang menyediakan test VCT memiliki
persediaan yang diperlukan dan jika diperlukan mencari dan
mengatur pasokan tambahan termasuk transportasi untuk
pendistribusian alat yang dibutuhkan
c. Pelaksanaan mengacu pada pedoman yang berlaku dan berada
dibawah pengendalian direktorat, tidak ada paksaan dalam
pelaksanaan test dan sangat terjaga kerahasiannya setelah
dilakukan test VCT
d. Memastikan bahwa test VCT akurat dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan sehngga tidak menjadi masalah bagi
peserta test VCT tersebut.
2. Tim konseling terpadu yang terdri dari dokter umum, psikolog,
psikiater, penyuluhan lapangan dan pembinaan mentall.
7. Daftar pustaka : https://www.youtube.com/c/PSIKUMY

ANALISIS VIDEO 2

1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling post HIV


2. Tujuan tindakan :
 Membangun kemampuan untuk mengambil keputusan bijak dan
realitik
 Mendiskuskan perilaku mereka dan mampu mengemban
konsekuensinya
 Mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan tepat
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi : -
b. Kontra indikasi : -
c. Alat dan bahan : kuisioner dari konseling
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Membantu klien melakukan informed consent / persetujuan untuk
test HIV, CD4, atau viral load
2. Memberikan penilaian tentang perilaku resiko klien terhadap infeksi
HIV
3. Penggalian riwayat perilaku seks dan kesehatan klien
4. Memfasilitasi perubahan perilaku
5. Konfidensilitatsi sangat penting jika menyangkut issue stigma dan
diskriminasi
6. Menjangkau dalam kelompok-kelompok kecil khusus dalam
menghadapi issue deskrminasi ganda yaitu sebagai bagian dari
kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai orang
yang selalu dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi HIV
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
 Bahaya :
1. Gangguan psikologis
2. Penularan HIV
 Antisipasi :
1. Memberikan dukungan yang berkaitan dengan kesejahteraan
emosi, psikologis, social dan spiritual seseorang yang mengidap
virus HIV.
2. Menyediakan informasi tentang perilaku beresiko ( seperti seks
aman atau penggunaan jarum bersama) dan membantu orang
mengembangkan ketrampilan pribadi yang diperlukan untuk
perubahan perilaku dan negoisasi praktik lebih aman
6. Evaluasi tindakan : tujuan dari konseling ini salah satnnya yakni
dengan mendiskuskan perilaku mereka dan mampu mengemban
konsekuensinya, adapun dari antisipasi hal tersebut kita dapat
memberikan dukungan yang berkaitan dengan kesejahteraan emosi,
psikologis, social dan spiritual seseorang yang mengidap virus HIV.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/nmUKK8FMPyk

ANALISIS VIDEO 3
1. Nama tindakan yang dilakukan : perawatan jenazah HIV
2. Tujuan tindakan :
untuk membersihkan atau mensucikan tubuh atau mayat penderita HIV
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi :-
b. Kontra indikasi :-
c. Alat dan bahan :
1. Kebersihan tangan/cuci tangan
2. Pemakaian alat pelindung diri (APD) :
 Sarung tangan
 Masker
 Pelindung mata/google
 Penutup kepala
 Gaun pelindung
 Sepatu pelindung
 Kapas gulung kecil ; 20 biji
 Plastic jernih : 6 x 8 kaki
 Cairan clorin 0,5 % :4 liter
 Ember :4 buah
 Pinset 1 pasang
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
1. Jenazah dicuci dan dimandikan dengan larutan klorin
2. Bersihkan rongga (mulut, telinga, hidung, dubur, kemaluan) luka
jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan kapas yang direndam
dengan larutan klorin (gunakan alat pinset)
3. jenazah dimandikan mengikuti hokum agama (syariat)
4. sekiranya perlu dibersihkan kembali rongga (mulut, hidng, telinga,
dubur, kemaluan)/luka jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan
kapas yang direndam dengan larutan klorin (gunakan alat penjepit)
5. lap jenzah dengan kain yang bersih dan kering
6. sumbat kapas (direndam larutan klorin) pada rongga (mulut, hidng,
telinga, dubur, kemaluan)/ luka(gunakan alat penjepit.
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
 Bahaya : tertularnya HIV/ AIDS
 Antisipasi :
1. Pastikan jenazah sudah didiamkan selam lebih dari 2 jam sebelum
dilakukan perawatan jenazah
2. Semua lubang-lubang tubuh ditutup dengan kasa absorben dan
diplester kedap air
6. Evaluasi tindakan :
Dari tujuan memandikan jenazah adalah untuk membersihkan atau
mensucikan tubuh atau mayat penderita HIV dan untuk mengantisipasinya
yakni dengan memastikan jenazah sudah didiamkan selam lebih dari 2 jam
sebelum dilakukan perawatan jenazah.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/Zy95owlQYPA

ANALISIS VIDEO 4
1. Nama tindakan yang dilakukan : pemakaian standar precuation
2. Tujuan tindakan :
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi: -
b. Kontra indikasi: -
c. Alat dan bahan:
 Handsanitizer
 Apron
 Handscoon steril
 Masker
 Kacamata goggle
 Handscoon bersih
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
 Langkah pertama mencuci tangan sesuai prosedur, jangan lupa jika
memakai aksesoris seperti cincin, jam tangan, gelang bisa di lepas
terlebih dahulu
 Langkah kedua menggunakan apron
 Langkah yang ketiga menggunakan masker
 Langkah yang ke empat menggunakan kacamata goggle
 Langkah yang ke lima atau yang terakhir menggunakan handscoon
bersih, pastikan tidak ada lubang atau robekan. Selanjutnya itu bisa di
ganti dengan menggunakan handscoon steril, setelah menggunakan
handscoon steril tangan kita tidak boleh memegang tubuh kita atau
yang lainnya
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: Jika tidak mengikuti sesuai prosedur akan rentan terkena
berbagai penyakit
Antisipasi:
 Pastikan mencuci tangan dengan sabun perlu dilakukan setiap sebelum
dan sesudah merawat pasien. Setiap kali selesai perawatan, sarung
tangan harus dibuang dan tangan harus dicuci lagi sebelum
mengenakan sarung tangan yang baru.
 Pastikan memakai apron yang bersih dan sudah dicuci. Jas tersebut
harus diganti setiap hari dan harus diganti saat terjadi kontaminasi. Jas
praktek harus dicuci dengan air panas dan deterjen serta pemutih
klorin, bahkan jas yang terkontaminasi perlu penanganan tersendiri.
Bakteri patogen dan beberapa virus
6. Evaluasi tindakan : Prosedur standard precaution bertujuan untuk
melindungi dokter gigi, pasien dan staf dari paparan objek yang infeksius
selama prosedur perawatan berlangsung. Pencegahan yang dilakukan
adalah evaluasi pasien, perlindungan diri, sterilisasi instrumen, desinfeksi
permukaan, penggunaan alat sekali pakai dan penanganan sampah medis
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/PXJwm2WtbIw

AANALISIS VIDEO 5
1. Nama tindakan yang dilakukan : pemeriksaan repid test HIV (HIV
test kit)
2. Tujuan tindakan : untuk mencegah penyebaran HIV, mendeteksi
infeksi HIV sejak dini, serta mendeteksi darah, produk darah, atau
organ dari pendonor sebelum diberikan kepada pasien lain.
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi;
 Memiliki gangguan kesehatan, seperti penyakit autoimun,
leukemia, atau sifilis.
 Konsumsi obat kortikosteroid.
 Masa jendela (window period), yaitu periode di mana
antibodi terhadap HIV belum terbentuk, sehingga hasil tes
masih negatif.
 Konsumsi minuman beralkohol berlebihan.
b. Kontra indikasi:
 Pusing atau sakit kepala.
 Muncul memar kecil (hematoma) di area suntikan.
 Lengan terasa nyeri dan lemas.
 Infeksi pada area suntikan.
c. Alat dan bahan:
 Serum
 Strip test untuk pemeriksaan HIV
 Buffer
 Pipet tetes sesuai standartnya (30mikrom)
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
 Langkah pertama sebelum melakukan tindakan mencuci tangan
terlebih dahulu setelah itu memakai handscoon
 Langkah yang kedua membuka strip test
 Langkah yang ketiga memasukkan serum sebanyak 30 mikrom
dengan menggunakan pipet tetes yang sudah di sediakan, dan
masukkan kedalam lubang sumuran S
 Langkah yang keempat masukan juga 1 tetes buffer kedalam
sumuran S juga, setelah itu kita tunggu selama 15-30 menit
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: bias tertular HIV jika kita melakukan sesuai prosedur
Antisipasinya: pastikan menggunakan handscoon saat melakukan repid
test HIV dan untuk alat juga bahannya pastikan menggunakan baru
atau tidak kadaluarsa
6. Evaluasi tindakan : Tes HIV memiliki beberapa fungsi penting antara
lain untuk mencegah penyebaran HIV, mendeteksi infeksi HIV sejak
dini, serta mendeteksi darah, produk darah, atau organ dari pendonor
sebelum diberikan kepada pasien lain.
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/DMEicWbirJ0

ANALISIS VIDEO 6
1. Nama tindakan yang dilakukan : konseling perawatan paliatif HIV
2. Tujuan tindakan :
 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian adalah
proses yang normal
 Tidak mempercepat atau menunda kematian
 Menghilangkan keluhan lain yang mengganggu
 Menjaga keseimbangan dalam aspek psikologis dan aspek spiritual
 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
 Berusaha memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka
3. Prinsip tindakan :
a. Indikasi: -
b. Kontra indikasi: -
c. Alat dan bahan: kuesioner dari konseling
4. Procedure tindakan dan rasonalisasinya :
 Sebelum melakukan tindakan melakukan cuci tangan terlebih
dahulu
 Langkah yang pertama memperkenalkan diri
 Langkah yang kedua menanyakan identitas klien
 Langkah yang ketiga menanyakan ke klien apa yang dikeluhkan
saat ini
 Langkah yang keempat perawat memberikan saran dan motifasi
agar klien tidak terjerumus kedalam tindakan yang tidak diinginkan
 Selanjutnya mencatat di dokumentasi keperawatan
5. Bahaya yang mungkin terjadi dan antisipasinya :
Bahaya: Jika terjadi salah kata saat melakukan konseling terhadap klien
akan berakibat fatal baik bagi kita sendiri maupun klien itu sendiri
Antisipasinya: pastikan klien benar-benar mau untuk melakukan konseling
dengan kita
6. Evaluasi tindakan : terapi paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri
dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap
keluarga yang kehilangan/berduka
7. Daftar pustaka : https://youtu.be/LvLK0bw__PM

Anda mungkin juga menyukai