Anda di halaman 1dari 4

NOMOR:

FAKULTAS ILMU KESEHATAN TANGGAL:


UNIVERSITAS TRIBHUAWANA TUNGGADEWI REVISI:
GUGUS JAMINAN MUTU (GJM)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) HIV DAN PAL


DI LABORATORIUM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

No Proses Pelaksanaan
1. Pengertian Luka tusuk pada petugas, karena alat benda tajam atau jarum bekas pasien
HIV/AIDS tanpa disengaja
2. Tujuan Mencegah resiko penularan dari penderita ke petugas kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan petugas kesehatan karena luka tusuk
akibat benda tajam/ jarum bekas pasien HIV/AIDS
3. Kebijakan Memperhatikan kebijakan dan keselamatan kerja
4. Luas lingkup Tindakan keperawatan oleh perawat
SOP dan
pengguna
5. Prosedur 1. persiapan
1.1 alat
 Nacl 0,9
 Air bersih
 Sabun atau larutan anti septik
2. langkah langkah
1) Bila terjadi luka tusuk jangan panik, atasi dengan prosedur dalam
waktu 4 jam
2) Segera cuci bagian tubuh yang tertusuk dengan air mengalir dan
sabun antiseptik, luka jangan dipencet pencet
3) Percikan pada mukosa atau kulit segera dibilas dengan guuran air
4) Mata diirigasi menggunakan larutan Nacl
5) Segera laporkan pada tim HIV/AIDS dan tim pengendalian infeksi
Rumah Sakit
6) Segera ikuti penatalaksanaan profilaksis pasca pajaan
3. hal hal yang harus diperhatikan
1) Ketenangan dalam bertindak
2) Cermat dan teliti
6. Unit Terkait SMF
NOMOR:
FAKULTAS ILMU KESEHATAN TANGGAL:
UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI REVISI:
GUGUS JAMINAN MUTU (GJM)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KONSELING HIV/AIDS


DILABORATORIUM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

N PROSES PELAKSANAAN
O
1. Pengertian Suatu proses konsultasi untuk membantu pasien mempelajari situasi
mereka, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap
keterbatasan yang diberikan lingkungan
2. tujuan 1. Menyediakan dukungan psikologik
2. Mencegah penularan Hiv AIDS
3. Menyediakan informasi tentang perilaku beresiko
4. Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang diperlukan
untuk menjalani kebisaan hidup aman
5. Memastikan pengobatan yang efektif termasuk pemecahan
masalah dengan menangani isu.
3. Kebijakan 1. Konseling diberikan oleh konselor yang telah terlatih
2. Ruang konseling harus aman, nayaman serta perlu menjaga rahasia
3.syarat konselor
1) Harus terlatih melalui pelatihan atau pendidikan formal
2) Menyediakan diri dan waktunya untuk membantu pasien yang
konseling
3) Dapat berempati dan mendengarkan dengan perhatian
4) Memahami proses infeksi HIV dan infeksi opotunistik
5) Dapat menyimpan rahasia

4. Lingkup SOP Tindakan keperawatan oleh perawat


dan pengguna
5. Prosedur 1. persiapan
1.1 Alat
1) Leaflet
2) Ruang konseling
3) Meja dan kursi untuk petugas dan pasien
2. langkah langkah
2.1 konseling pencegahan
1) Pemahaman HIV/AIDS dan dampak fisik serta psikososial
2) Cara penularan dan pencegahan
FAKULTASILMU KESEHATAN NNOMOR:
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI TANGGAL:
GUGUS JAMINAN MUTU (GJM) REVISI:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND


TESTING)
DI LABORATORIUM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

N PROSES PELAKSANAAN
O
1. Pengertian VCT (voluntary counseling and testing) adalah konseling yang bersifat
sukarela dan rahasia antara konseler dan tim penanggulangan HIV/AIDS
dengan orang yang ingin mengetahui status HIVnya atau orang yang
beresiko tertular HIV.
Disebut telah menjalani VCT apabila telah menjalani konseling pre tes,
testing dan konseling pasca tes
Konseling dalah saran, anjuran, nasehat professional yang diberikan
kepada seorang yang mempunyai masalah
Konsoler adalah petugas yang memiliki kemampuan atau ketrampilan
konseling dan pemahaman akan seluk beluk HIV/AIDS
Prosedur pelaksanaan VCT adalah alur pelayanan yang wajib dilalui oleh
semua orang yang akan menjalani VCT
Tempat melaksanakan VCT adalah ruang konseling
2. Tujuan Tujuan pembuatan protap ini adalah:
1. Sebagai acuan bagi petugas medis dan non medis dalam
pelaksanaan VCT
2. Sebagai acuan bagi orang yang akan menjalani tes HIV
3. Sebagai pedoman pelaksanaan pemeriksaan tes HIV
Tujuan pelaksanaan VCT
1. Membantu terduga HIV dan atau ODHA untuk melakukan
perubahan perilaku kearah perilaku lebih sehat dan nyaman
melalui:
a. Membrikan dukungan psikologis bagi pasien dan keluarga
b. Mencegah penularan HIV dengan menyampaikan infrmasi
tentang perilaku yang berisiko
2. Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang diperlukan
untuk mendukung perilaku hidup sehat
3. Memastikan pengobatan yang efektif sedini mungkin termasuk
alternatif pemecahan berbagai masalah
3. Kebijakan Tim penanggulangan HIV/AIDS
4. Lingkup SOP Tindakan keperawatan oleh perawat
dan pengguna
5. Referensi 1. Pedoman nasional perawat dukungan dan pengobatan bagi ODHA,
dirjen pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan DEPKES RI tahun 2005
2. Pedoman pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS secara
sukarela

Anda mungkin juga menyukai