Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR RISIKO TERJADINYA KELAINAN KONGENITAL

The Risk Factor Influence Kongenital Anomali

Dwi Maryanti1, Dhiah Dwi Kusumawati2


1,2
Prodi D III Kebidanan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
Korespondensi: de_dwim@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh
yang ditemukan pada neonatus. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan
struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan hasil konsepsi sel telur.Adapun penyebab dari
kelainan kongenital adalah faktor usia, faktor kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi, faktor
obat, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor fisik pada rahim, faktor gizi, riwayat kesehatan ibu,
paritas, jarak kehamilan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian case control. Populasi
kelompok kasus adalah semua ibu yang melahirkan neonatus dengan kelainan kongenital di RSUD
Cilacap kurun waktu 1 Januari 2011 – 31 Desember 2013.Untuk kelompok kontrol adalah ibu yang
melahirkan neonatus normal di RSUD Cilacap kurun waktu 1 Januari 2011 – 31 Desember 2013
dengan data rekam medik lengkap. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Jenis
data yang digunakan adalah data sekunder.Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan checklist.Analisa data menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan
bahwa faktor yang berisiko terjadinya kelainan kongenital adalah riwayat kesehatan ibu dengan
nilai p-value 0,001 dan nilai OR 40,25; 95% CI 4,96-326,54. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai riwayat kesehatan dengan penyakit mempunyai risiko
sebesar 40,25 kali untuk melahirkan neonatus dengan kelainan kongenital.

Kata Kunci : usia, paritas, jarak kelahiran, riwayat penyakit, kelainan kongenital
ABSTRACT
Congenital disorder is an abnormality in the structure, function and metabolism of the body
that was found in neonates. Congenital abnormalities are abnormalities in the baby's growth
structure arising since the life of the products of conception egg. As for the causes of congenital
abnormalities is the age factor, chromosomal factors, mechanical factors, infectious factors, drug
factors, hormonal factors, radiation factors, physical factors in the uterus, nutritional factors,
maternal medical history, parity, spacing pregnancies. This study uses a case control study design.
Population case group is all women who gave birth neonates with congenital abnormalities in
hospitals Cilacap period of 1 January 2011-31 December 2013. For the control group were
mothers who gave birth in hospitals Cilacap normal neonatal period of 1 January 2011 - December
31, 2013 with medical records complete. The sampling technique with purposive sampling. The
data used is data sekunder.Alat collecting data in this study using a checklist. Data were analyzed
using logistic regression.The result showed that the risk factors of congenital abnormality is the
mother's health history with p-value of 0.001 and the value of OR 40.25; 95% CI 4.96 to 326.54.
The conclusion that can be drawn in this study is a mother who has a medical history of the disease
have a risk of 40.25 times to give birth neonates with congenital abnormalities.

Keywords: age, parity, distance birth, history of disease, congenital abnormalities

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 36


PENDAHULUAN 1 dari 33 bayi dan mengakibatkan sekitar 3,2
Kelainan kongenital adalah suatu kelainan juta kelahiran cacat-cacat terkait setiap tahun.
pada struktur, fungsi maupun metabolisme (WHO, 2012). Insiden kejadian kelainan
tubuh yang ditemukan pada neonatus. Kelainan kongenital di Indonesia tahun 2009 berkisar 15
kongenital merupakan kelainan dalam per 1000 kelahiran. Angka ini dapat meningkat
pertumbuhan struktur bayi yang timbul 4-5% bila bayi diikuti terus sampai usia 1 tahun.
semenjak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Data dari Rumah Sakit dr. Sardjito periode
(Muslihatun 2010, h.118, Rukiyah dan Yulianti tahun 2004 – 2007 terdapat 400 kasus kelainan
2010, h. 190). kongenital dari 1221 kasus yang tercatat dalam
Beberapa macam kelainan kongenital rekam medis (terbanyak pada usia 0-5 tahun)
diantaranya menurut Sudarti dkk (2010, h. 110- (per tahun 100 kasus), diambil secara acak dan
135) antara lain; Labioskizis dan palatoskiziz, dicatat untuk diteliti.
atresia esofagus, esofagus, Atresia ani, atresia Hasil penelitian menunjukkan besaran dari
doudenum, Hirschprung, Omfakokel, kelainan kongenital berupa kebanyakan terjadi
Hidrosefalus, Hipospadia, spina bifida, pada bayi laki-laki (59%), berat bayi lahir >
Ensefalokel, Meningomielokel, mikrosefali, 2500 gr (77%) dari terbanyak dari ibu-ibu
Sindrom down, himen imperforata, Anensefalus, berusia 21-35 tahun (76%) yang kebanyakan
Laringomalasi, Polydactyly. Adapun penyebab berasal Jawa tengah (54%) dan Daerah
dari kelainan kongenital menurut Muslihatun Istimewa Yogyakarta (43%) melalui kelahiran
(2010, h. 119-122) dan Maryanti dkk (2010, h. spontan (86%) yang kebanyakan ditolong oleh
126) adalah faktor usia, faktor kromosom, bidan (70%).
faktor mekanik, faktor infeksi, faktor obat, Pada tahun 2009 angka kematian bayi di
faktor hormonal, faktor radiasi, faktor fisik pada Jawa Tengah sebesar 10,37 per 1000 kelahiran
rahim, faktor gizi, riwayat kesehatan ibu, hidup (KH) . Tiga penyebab kematian bayi
paritas, dan jarak kehamilan. Sedangkan terbesar di Jawa Tengah adalah BBLR dan
penyebab kelainan kongenital yang termasuk prematuritas sebesar 31%, kelainan kongenital
dalam karakteristik ibu adalah usia, riwayat 95% dan asfiksia 6%. (Widiastuti, 2011).
penyakit, paritas, dan jarak antar kelahiran. Melihat fenomena di atas, maka peneliti
Data dari WHO tahun 2010 menunjukkan tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor ibu
sebanyak 270.000 bayi mengalami kejadian yang mempengaruhi kejadian kelainan
kelainan kongenital dan merupakan penyebab kongenital di RSUD Cilacap tahun 2011-2013.
kematian di 193 negara pada tahun 2010. Pemilihan lokasi di RSUD Cilacap atas dasar
Kelainan kongenital juga mempengaruhi sekitar pertimbangan bahwa RSUD Cilacap merupakan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 37


rumah sakit tipe B, rujukan, serta Badan melahirkan Neonatus dengan kelainan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Besar harapan kongenital di RSUD Cilacap kurun waktu 1
peneliti setelah diketahui faktor-faktor ibu yang Januari 2011 – 31 Desember 2013 dengan data
mempengaruhi kejadian kelainan kongenital, rekam medik lengkap. Untuk kelompok kontrol
akan membantu dalam penapisan dan adalah ibu yang melahirkan neonatus normal di
pencegahan terhadap terjadinya kelainan RSUD Cilacap kurun waktu 1 Januari 2011 – 31
kongenital. Desember 2013 dengan data rekam medik
METODE lengkap.
Penelitian ini dilakukan di Ruang Rekam Jenis data dalam penelitian ini adalah data
Medik RSUD Cilacap. Waktu penelitian sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak
dilaksanakan pada bulan April - Juli 2014. Jenis langsung dari responden, melainkan
penelitian berdasarkan tujuan adalah penelitian dokumentasi. Data sekunder yang dikumpulkan
eksplanasi asosiatif. Penelitian eksplanasi berupa data kelompok kasus yaitu ibu yang
asosiatif yaitu penelitian untuk menguji melahirkan neonatus dengan kelainan
pengaruh antar variabel. Jenis variabel dalam kongenital di RSUD Cilacap dari tahun 2011
penelitian ini adalah variabel asosiatif kausal sampai 2013 dan kelompok kontrol yaitu ibu
(Sugiyono, 2013). Rancangan penelitian dalam yang melahirkan neonatus normal di RSUD
penelitian ini berdasarkan sumber datanya Cilacap dari tahun 2011 sampai 2013. Alat
adalah Rancangan case control. Pada rancangan pengumpulan data dalam penelitian ini
case control peneliti akan melakukan menggunakan checklist. Checklist berisi
pengukuran pada variabel dependen terlebih informasi tentang usia ibu, paritas, riwayat
dahulu, kemudian secara retrospektif untuk penyakit ibu, dan jarak antar kelahiran ibu.
menentukan ada tidaknya faktor (variabel Pengumpulan data akan dilakukan setelah
independen) yang berperan. Penelitian ini perijinan penelitian selesai. Cara pengumpulan
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor ibu data dengan meminta informasi data berupa
yang mempengaruhi kejadian kelainan kelompok kasus yaitu jumlah ibu yang
kongenital di RSUD Cilacap tahun 2011-2013. melahirkan neonatus dengan kelainan
Populasi dalam penelitian ini adalah kongenital, usia ibu, paritas ibu, riwayat
semua ibu yang melahirkan neonatus dengan penyakit ibu, dan jarak antar kelahiran ibu di
kelainan kongenital di RSUD Cilacap kurun bagian rekam medik RSUD Cilacap. Kelompok
waktu 1 Januari 2011 – 31 Desember 2013. kontrol yaitu jumlah ibu yang melahirkan
Teknik pengambilan sampel dengan purposive neonatus normal, usia ibu, paritas ibu, riwayat
sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian penyakit ibu, dan jarak antar kelahiran ibu di
untuk kelompok kasus adalah seluruh ibu yang bagian rekam medik RSUD Cilacap.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 38


Analisis univariat digunakan untuk Pada tabel 1 didapatkan bahwa terdapat 29
menghasilkan disrtribusi dan persentase dari ibu dengan usia berisiko yaitu usia <20 tahun
tiap variabel. Menurut Sabarguna 2008, h. 61 dan >35 tahun. Dari 29 ibu berisiko tersebut
analisis bivariat digunakan untuk menguji didapatkan 22 (75,9%) ibu yang melahirkan
hipotesis menggunakan X2 dengan taraf bayi dengan kelainan kongenital dan 7 (24,1%)
kepercayaan (confident interval) 95% dan taraf ibu yang melahirkan normal. Selain ibu
signifikan 0,05. Menurut Atmodjo, (2009) X2 berisiko, terdapat pula usia ibu tidak berisiko
adalah pengujian hipotesis untuk melihat yaitu usia 20-35 tahun. Sebanyak 28 dari 71
pengaruh sebuah variabel terhadap variabel (39,4%) ibu dengan usia tidak berisiko,
yang lain, dimana variabel itu berskala melahirkan bayi dengan kelainan kongenital dan
pengukuran nominal. Untuk mengetahui besar 43 (60,6%) ibu yang melahirkan bayi normal.
risiko dari masing-masing variabel independen Nilai p didapatkan sebesar 0,001 yang artinya
terhadap variabel dependen maka akan dihitung terdapat pengaruh usia ibu terhadap kejadian
menggunakan Odds Ratio (OR). Analisis kelainan kongenital. Nilai OR 4,82 artinya ibu
multivariat menggunakan regresi logistik. dengan usia <20 tahun dan >35 tahun
Regresi logistik adalah suatu model matematik mempunyai risiko melahirkan kelainan
yang digunakan untuk mempelajari hubungan kongenital sebesar 4,82 kali dari pada ibu yang
satu atau beberapa variabel independen dengan melahirkan diusia 20-35 tahun.
satu variabel dependen yang bersifat dikotomi Pengaruh faktor paritas ibu terhadap
kejadian kelainan kongenital di RSUD
(binary).
Cilacap tahun 2011-2013
HASIL
Gambaran pengaruh paritas terhadap
Pengaruh faktor usia ibu terhadap kejadian
kelainan kongenital di RSUD Cilacap tahun kelainan kongenital dapat dilihat pada tabel 2.
2011-2013
Pengaruh usia ibu terhadap kejadian Tabel 2 Pengaruh Paritas Ibu Terhadap
kelainan kongenital dapat dilihat pada tabel 1. Kejadian Kelainan Kongenital
Kejadian
Paritas Kelainan Normal Total
Tabel 1 Pengaruh Usia Ibu Terhadap Kejadian Kongenital
Kelainan Kongenital Berisiko 47 (63,5%) 27 (36,5%) 74
Kejadian Tidak 3 (11,5%) 23 (88,5%) 26
Usia Kelainan Normal Total Berisiko
Kongenital Total 50 (100%) 50 (100%) 100
Berisiko 22 (75,9%) 7 (24,1%) 29
Tidak 28 (39,4%) 43 (60,6%) 71 Nilai p 0,000
Berisiko
Total 50 (100%) 50 (100%) 100 OR (95% 13,34
Nilai p 0,001 CI) (3,66-
OR (95% 4,82 (1,82- 48,65)
CI) 12,79)
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 39
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa Pada tabel 3 dapat dilihat, terdapat 31 ibu
terdapat 74 ibu dengan paritas berisiko yaitu ibu dengan riwayat kesehatan berisiko yaitu ibu
nullipara, multipara dan grande multipara. Dari yang memiliki riwayat penyakit. Dari 31 ibu
74 ibu berisiko tersebut diketahui 47 (63,5%) tersebut diketahui 30 (96,8%) ibu melahirkan
ibu melahirkan bayi dengan kelainan kongenital bayi dengan kelainan kongenital dan 1 (3,2%)
dan 27 (36,5%) ibu melahirkan bayi normal. ibu melahirkan bayi normal. Diketahui pula
Dari data diatas diketahui pula terdapat 26 ibu terdapat 69 ibu yang tidak berisiko yaitu ibu
tidak berisiko yaitu ibu dengan paritas yang tidak memiliki riwayat penyakit. Dari 69
primigravida. Dari 26 ibu yang tidak berisiko ibu tidak berisiko didapatkan 20 (34,5%) ibu
ternyata sebanyak 3 (11,5%) ibu melahirkan melahirkan dengan kelainan kongenital dan 49
bayi dengan kelainan kongenital dan sebanyak (71,0%) ibu melahirkan bayi normal.Nilai p
23 (88,5%) ibu melahirkan bayi normal. Hasil sebesar 0,000 menunjukkan adanya pengaruh
nilai p sebesar 0,000 menunjukkan adanya riwayat kesehatan ibu berisiko terhadap
pengaruh paritas terhadap kejadian kelainan kejadian kelainan kongenital. Nilai OR sebesar
kongenital. Hasil nilai OR sebesar 13,34 berarti 73,5 berarti bahwa ibu yang memiliki riwayat
ibu dengan paritas nullipara, multipara dan penyakit mempunyai risiko sebesar 73,5 kali
grande multipara berisiko 13,34 kali melahirkan untuk melahirkan bayi dengan kelainan
bayi dengan kelainan kongenital dari pada ibu kongenital daripada ibu yang tidak mempunyai
primigravida. riwayat penyakit.
Pengaruh faktor riwayat kesehatan ibu Pengaruh faktor jarak antar kelahiran ibu
terhadap kejadian kelainan kongenital terhadap kejadian kelainan kongenital

Gambaran pengaruh faktor riwayat


Pengaruh jarak antar kelahiran terhadap
kesehatan ibu terhadap kejadian kelainan
kejadian kelainan kongenital dapat dilihat pada
kongenital dapat dilihat pada tabel 3.
tabel 4.
Tabel 3: Pengaruh Riwayat Kesehatan Ibu
Tabel 4: Pengaruh Jarak Antar Kelahiran Ibu
Terhadap Kejadian Kelainan Kongenital
Terhadap Kejadian Kelainan Kongenital
Kejadian
Kejadian
Riwayat Kelainan Normal Total
Jarak Kelainan Normal Total
Kes. Ibu Kongenital Antar Kongenital
Kelahiran
Berisiko 30 (96,8%) 1 (3,2%) 31
Berisiko 26 (70,3%) 11 (29,7%) 37
Tidak 20 (34,5%) 49(71,0% 69
Tidak 24 (38,1%) 39 (61,9%) 63
Berisiko )
50 (100%) 50(100%) 100 Berisiko
Total
Total 50 (100%) 50 (100%) 100
Nilai p 0,000
Nilai p 0,002
OR(95% 73,5
OR (95% 3,84
CI) (9,37-
CI) (1,61-9,16)
576,17)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 40


Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat
37 ibu dengan jarak antar kelahiran berisiko bahwa nilai signikansi sebesar 0,000, yang
yaitu kurang dari 2 tahun dan lebih dari 4 tahun berarti pada tingkat kepercayaan 95% minimal
didapatkan 26 (70,3%) ibu melahirkan bayi terdapat 1 faktor ibu yang mempengaruhi
dengan kelainan kongenital dan 11 ibu yang kejadian kelainan kongenital. Sehingga dapat
melahirkan bayi normal. Sedangkan pada ibu disimpulkan bahwa model dapat digunakan
yang mempunyai jarak antar kelahiran tidak untuk analisis lebih lanjut.
berisiko yaitu usia 2-4 tahun diketahui 24 2. Uji pengaruh faktor-faktor ibu secara parsial
(38,1%) ibu melahirkan bayi dengan kelainan
Pengaruh faktor-faktor ibu terhadap
kongenital dan 39 (61,9%) melahirkan bayi
kejadian kelaianan kongenital secara parsial
normal. Hasil nilai signifikansi didapatkan
dapat dilihat pada tabel 6.
sebesar 0,002, maka hipotesis null ditolak yang
Tabel. 6: Pengaruh faktor-faktor ibu dan OR
artinya ada pengaruh jarak antar kelahiran
terhadap kelainan kongenital
terhadap kejadian kelainan kongenital. Nilai OR
OR. CI. 95%
didapatkan yaitu 3,84, yang menunjukkan
Var Sig OR Lower Upper
bahwa jarak kelahiran ibu berisiko mempunyai Usia 0,261 2,08 0,58 7,44
Paritas 0,064 3,99 0,92 19,27
risiko 3,84 kali lipat untuk melahirkan bayi Riwayat Kesehatan 0,001 40,25 4,96 326,54
dengan kelainan kongenital dibandingkan Jarak Kelahiran 0,710 1,26 0,37 4,26
Sig. Hosmer L 0,850
dengan ibu yang mempunyai jarak kelahiran Nagelkerke RS 0,565
tidak berisiko. Clasification Plot 80,0

Model faktor penentu kejadian kelainan


kongenital Berdasar tabel 6 diatas diketahui dari 4
variabel hanya 1 variabel saja yaitu variabel
Penentuan faktor yang paling berpengaruh
riwayat kesehatan ibu yang secara signifikan
terhadap kejadian kelainan kongenital diperoleh
mempengaruhi kejadian kelainan kongenital.
melalui analisis multivariat. Tahapan analisis
Namun bila dilihat dari OR diketahui bahwa
multivariat meliputi:
seluruh faktor mempunyai risiko terhadap
1. Uji signifikansi model
kelainan kongenital. Pada pengujian dengan
Signifikansi model dapat dilihat hasil Omnibus Hosmes Lemeshow didapatkan nilai signifikansi
Tes pada tabel 5. sebesar 0,850, yang berarti dengan keyakinan
Tabel 5: Hasil Omnibus Tes 95%, bahwa model regresi logistik yang
Chi-square Df Sig. digunakan telah cukup mampu menjelaskan
Model 55.155 4 0.000
data. Dari nilai yang didapatkan pada hasil
Nagelkerke RS didapatkan sebesar 0,565 yang

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 41


artinya hanya sebesar 56,5% saja faktor ibu simplek. Hasil penelitian diatas banyak
mempengaruhi kelainan kongenital selebihnya didukung oleh beberapa penelitian yang lain.
disebabkan oleh faktor lain. Dari hasil Penelitian Yang, et al, (2006) menunjukkan
classification plot didapatkan nilai 80,0, hal ini bahwa risiko terjadi kelainan kongenital mayor
menunjukkan bahwa model regresi logistik yang pada ibu dengan diabetes melitus (DM) dan
digunakan telah cukup baik, karena mampu bukan DM sebesar 9,1%:3,1%. Penelitian lain
menebak dengan benar 80% kondisi yang menunjukkan ibu dengan diabetes melitus
terjadi. berisiko 70% lebih besar menghasilkan bayi
PEMBAHASAN dengan kelainan kongenital atresia esofagus
Kelainan kongenital adalah suatu kelainan dibandingkan ibu non diabetes. (Oddsberg J, Lu
pada struktur, fungsi maupun metabolisme Y, Lagergren J, 2010). Hasil penelitian diatas
tubuh yang ditemukan pada bayi ketika di didukung pula oleh penelitian Garne E, et al
dilahirkan (Muslihatun 2010, h.118). Rukiyah (2012) bahwa beberapa anomali kongenital ada
dan Yulianti, (2010, h. 190) juga menegaskan dalam13,6% kasus diabetes dan 6,1% kasus
bahwa kelainan kongenital merupakan kelainan non-diabetes.
dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul Hal tersebut juga ditemukan pada
semenjak kehidupan hasil konsepsi sel telur. penyakit sitomegalovirus. Keterkaitan
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sitomegalovirus terhadap kejadian kelainan
kelainan kongenital adalah kelainan genetik dan kongenital bahwa diketahui kejadian infeksi
kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi, sitomegalovirus primer pada wanita hamil di
faktor obat, faktor usia ibu, faktor hormonal, Amerika Serikat bervariasi dari 1% hingga 3%.
faktor radiasi, faktor fisik pada rahim, riwayat Wanita hamil yang sehat tidak berisiko khusus
penyakit ibu, paritas, jarak antar kelahiran, untuk penyakit dari infeksi sitomegalovirus.
faktor gizi. Ketika terinfeksi sitomegalovirus, sebagian
Penelitian ini hanya meneliti faktor usia, besar wanita tidak memiliki gejala dan sangat
paritas, riwayat penyakit dan jarak antar sedikit memiliki penyakit menyerupai
kelahiran. Namun, setelah dilakukan analisis mononukleosis menular.
multivariat dengan menghilangkan faktor Penyakit sifillis dapat juga mempengaruhi
perancu, didapatkan hasil bahwa riwayat wanita hamil dan janinnya. Pengaruh sifilis
kesehatan ibu berpengaruh terhadap kejadian terhadap kehamilan ini meliputi infeksi pada
kelainan kongenital dengan OR 40,25. janin, kelahiran mati, dan bayi lahir dengan
Riwayat penyakit yang menyebabkan cacat/ kelainan. Infeksi pada janin terjadi setelah
kelainan kongenital yaitu diabetes melitus, minggu ke 16 kehamilan, dimana treponema
rubela, sitomegalovirus, sifilis dan herpes telah dapat menembus barier plasenta. Hal

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 42


tersebut dapat mengakibatkan kelahiran mati kerusakan menahun, tetapi bahkan dengan
dan partus prematurus. Bisa juga bayi lahir pengobatan antiviral, infeksi ini berdampak
dengan lues konginetal yaitu pemfigus sifilitus, buruk pada kebanyakan bayi (Wikipedia, 2012).
diskuamasi telapak tangan-kaki, serta kelainan KESIMPULAN
mulut dan gigi. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
Selanjutnya adalah penyakit Infeksi ditarik kesimpulan bahwa variabel yang
herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan mempunyai risiko terhadap kejadian kelainan
oleh virus herpes simpleks tipe II (HSV II). kongenital adalah variabel riwayat kesehatan
Keterkaitan herpes simpleks terhadap kejadian ibu. Ibu dengan riwayat penyakit mempunyai
kelainan kongenital terlihat bayi yang dilahirkan risiko sebesar 40,25 kali lebih besar untuk
dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya lepuh melahirkan bayi dengan kelainan kongenital.
pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul Terkait hal tersebut penting dilakukan skrining
sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV terhadap penyakit DM, rubela, sitomegalovirus,
II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat herpes simplek dan sifilis. Melalui pemeriksaan
fatal (pada lebih dari 50 kasus). Pemeriksaan dini diharapkan penyakit tersebut dapat diatasi
laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan IgM sehingga ketika kehamilan tiba, ibu dalam
sangat penting untuk mendeteksi secara dini kondisi yang telah sembuh dari penyakit
terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh tersebut dan risiko terhadap kejadian kelainan
HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada kongenital dapat dihilangkan.
bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.
RUJUKAN PUSTAKA
Bayi paling berisiko tertular herpes neonatus
bila ibunya sendiri tertular herpes simpleks pada Arikunto S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek. Edisi revisi VI.
akhir masa kehamilan. Hal ini terjadi karena ibu
Jakarta: Rineka Cipta
yang baru tertular belum memiliki antibodi
Anonim, 2009, Karakteristik Penderita
terhadap virus, sehingga tidak ada perlindungan
Hydrocephalus,
untuk bayi saat lahir. Infeksi herpes baru sering repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/26256/5/Chapter%20I.pdf. Dilihat
aktif, sehingga ada kemungkinan yang lebih
tanggal 10 Juni 2013
tinggi bahwa virus akan timbul di saluran
Anonim,2013.
kelahiran saat melahirkan. Herpes neonatus
http://aiukaze.blogspot.com/2013/06/keh
dapat menyebabkan infeksi yang berat, amilan-dengan-rubella-
hepatitis_2370.html
mengakibatkan kerusakan yang menahun pada
susunan saraf pusat, perlambatan mental, atau Atmodjo, 2009, Penelitian Eksplanasi,
kk.mercubuana.ac.id/files/94010-6-
kematian. Pengobatan, bila diberi secara dini,
. Dilihat tanggal 18
dapat membantu mencegah atau mengurangi Juni 2013

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 43


Benner, at al 2013, Maternal Complications And Oxorn. H & Forte. WR, 2010, Ilmu Kebidanan:
Neonatal Outcome In Arab Women Of A Patologi & Fisiologi Persalinan, ANDi,
Fast Developing Country. Jogjakarta.
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PM
C3663161/ Prabawa, 1998. Kejadian Bayi Lahir Dengan
Kelainan Kongenital,
Duong HT, 2012, Is maternal parity an eprints.undip.ac.id/12179/1/1998PPDS5
independent risk factor for birth . Dilihat tanggal 11 Juni 2013.
defects?http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
bmed/22371332. dilihat tanggal 11 Juni Qozi G et al, 2010, Relationship Of Selected
2013 Prenatal Factors To Pregnancy
Garne E,, 2012, Spectrum Of Congenital Outcome And Congenital
Anomalies In Pregnancies With Anomalies.www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
Pregestational Diabetes. ed/22455258. Dilihat tanggal 12 Juni
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22 2013.
371321. Dilihat tanggal 11 Juni 2013
Rukiyah dan Yulianti 2010, Asuhan Kebidanan
Anonim, 2012, IV (Patologi Kebidanan), TIM, Jakarta
http://growupclinic.com/2012/08/12/pen
anganan-terkini-herpes-simpleks-pada- Sabarguna, 2008, Karya Tulis Ilmiah Untuk
kehamilan-dan-dampak-pada-bayi/. Mahasisiwa D3 Kesehatan, Sagung
Dilihat tanggal 3 Desember 2013 Seto.Jakarta

Hardiwinoto, 2011, Kategori Usia, http://ilmu- Sarjanaku, 2012, Pengertian Paritas Pada Ibu
kesehatan- Hamil,http://www.sarjanaku.com/2012/1
masyarakat.blogspot.com/2012/05/kateg 2/pengertian-paritas-pada-ibu-
ori-usia.html. Dilihat tanggal 12 Juni hamil.html. Dilihat tanggal 18 Juni 2013
2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Herpes_sim Savitri dan Wewengkan, 2007, Analisis Faktor
pleks Risiko Kelainan Kongenital Bayi Baru
lahir di BLU RS. DR. Wahidin
Manuaba, et al, 2011, Buku Ajar Kesehatan Sudirohusodo,
Reproduksi untuk Mahasiswa Bidan, http://med.unhas.ac.id/obgin/index2.php
EGC/Jakarta ?option=com_content&do_pdf=1&id=9
8. Dilihat tanggal 12 Juni 2013.
Maryanti D, Sujianti, Budiarti T, 2011, Buku
Ajar Asuhan Neonatus bayi dan Balita, Shrim A, et.al, 2011 Is Young Maternal Age
Nuha Medika, Jogjakarta Really A Risk Factor For Adverse
Pregnancy Outcome In A Canadian
Muslihatun, 2010, Asuhan Neonatus Bayi dan Tertiary Referral Hospital?.
Balita, Fitramaya, Jogjakarta http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21
620742. Dilihat tanggal 13 Juni 2013
Notoatmodjo. Soekidjo.2010, Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T Suyanto.& Salamah, Ummi. 2009.Riset
Rineka Cipta Kebidanan Metodologi & Aplikasi.
Yogjakarta: Mitra Cendikia Press
Oddsberg J, Lu Y, Lagergren J, 2010, Maternal
diabetes and risk of esophageal atresia. Swamy, 2011, Consanguity Maternal Age And
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20 Parity,
920719. Dilihat tanggal 12 Juni 2013 http://drswamykb.blogspot.com/2011/02
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 44
/consanguinity-maternal-age-and-
parity.html. DIlihat tanggal 11 Juni 2013 Wikipedia, 2012, Congenital Cytomegalovirus
Infection,
Widiastuti, A 2011, http://en.wikipedia.org/wiki/Congenital_
eprints.undip.ac.id/32682/1/anita_1.pdf. cytomegalovirus_infection. DIlihat
Dilihat tanggal 12 Juni 2013. tanggal 13 Juni 2013
WHO, 2012, Congenital Anomalies,
Wikipedia, 2013. Advanced Maternal Age, http://www.who.int/mediacentre/factshe
http://en.wikipedia.org/wiki/Advanced_ ets/fs370/en/. Dilihat tanggal 12 Juni
maternal_age. Dilihat tanggal 12 Juni 2013.
2013.
Yang J et al, 2006) Fetal And Neonatal
Wikipedia, 2013, Diabetes Mellitus, Outcomes Of Diabetic Pregnancies.
http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_m http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16
ellitus. DIlihat tanggal 11 Juni 2013 946226. Dilihat tanggal 13 Juni 2013.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No.1, Maret 2015 45

Anda mungkin juga menyukai