Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SMALL GRUP DISCUSION

Lembar Belajar Mahasiswa 2


Judul : Gulaku….

Nama Tutor :
Ns. Indah Sri Wahyuningsih, M.Kep

Nama Kelompok 10 :
1. ALIF ROZI NUR B 309010009
2. ATI` PUPUT SAFITRI 30901800022
3. DIAH AYU PUTRI UTAMI 30901800044
4. ERMA ESTI MUKHOLIFAH 30901800059
5. HESTI ROSITA 30901800079
6. INTAN SEPTIANA P 30901800059
7. MILA AINUR ROHMAH 30901800115
8. NUR ELAENI 30901800131
9. RIZKI PUJIASIH 30901800152
10. SITI NUR A 30901800168
11. UMI KULSUM 30901800189
12. WIDYA YULIANA S 30901800197

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


SEMARANG
2021
Lembar Belajar Mahasiswa 2

a. Judul : Gulaku….

b. Skenario

Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat di ICU. Saat di IGD pasien


mengeluhkan sakit perut, nafas sesak, dan dada berdebar. Hasil wawancara,
pasien pernah mengalami diabetes 10 tahun yang lalu. Hasil pengkajian
diperoleh data analisa gas darah c. Hasil analisa urin Glukosa ++++, Keton +++.
tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, GDS 512 mg/dl, K
4.99, Na 136 Cl 99. Perawat menilai terdapat ketidakstabilan gula darah dan
akan memulai manajemen kritis pasien dengan hiperglikemia.

Ketua : Diah Ayu Putri Utami


Sekretaris : Erma Esti Mukholifah

Kata kunci :
1. mengeluhkan sakit perut, nafas sesak, dan dada berdebar. Hasil wawancara, pasien
pernah mengalami diabetes 10 tahun yang lalu (siti nur aeni
2. Hasil pengkajian diperoleh data analisa gas darah PH 7.30 PCO2 36 HCO3 18. Hasil
analisa urin Glukosa ++++, Keton +++. tekanan darah 130/80 mmHg (rizki puji))
3. GDS 512 mg/dl, K 4.99, Na 136 Cl 99 (puput)
Problem :
1. Dm (puput)
Step 1 : kata sulit: -
Step 2 : pertanyaan
1. Apa pengertian dari dm ?(alif)
2. bagaimana penatalaksanaan dari kasus tersebut? (puput)
3. Bagaimana peran dan tanggung jawab perawat dlm manajemen pasien kritis (Diah)
4. mengapa intrepretasi pasien dari PH 7.30 PCO2 36 HCO3 18( erma)
5. mengapa diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diatas? (riski puji)
6. Apa faktor resiko dari ketidak stabilan glukosa darah?(aeni)
7. Bagaimana caranya perawat manajemen ketidakstabilan glukosa darah pada kasus
tersebut ? (widya yuliana )
8. Bagaimana tindakan perawat untuk menangani gula darah di atas 200 mg/ dl (hesty)
9. Bagaimana intervensi keperawatan dari kasus di atas (riski puji)
10. Bagaimana patofisiologi dari hiperglikemic (umi)
11. Bagaimana komplikasi dari hiperglikemic (intan)
12. Apa itu syok hiperglikemic (hesty)
13. Bagaimana discharge planning dari kasus diatas

Step 3 : jawab pertanyaan

1. Apa pengertian dari dm ?(alif)


 Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak
seimbangnya kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang
disebabkan oleh pankreas gagal memproduksi insulin atau terjadi misfungsi tubuh
yang tidak bisa menggunakan insulin secara tepat (D’Adamo, 2008) (puput)
 DM adalah gangguan kronis metabolisme karbohidra, lemak, dan protein (Diah)
 Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskuler, dan neuropati (Rizki pujiasih)
2. bagaimana penatalaksanaan dari kasus tersebut? (puput)
- Penatalaksanaan pada pasien diabetes mellitus dengan ketidakstabilan kadar gula darah
dilakukan baik secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu penatalaksanaan
non farmakologis pada pasien diabetes mellitus dengan pemberian teknik slow deep
breathing (Tarwoto, 2012). Teknik slow deep breathing adalah bentuk latihan napas yang
terdiri dari pernapasan abdomen (diafragma) dan purse lips breathing (Kozier, 2010).
(aini)
- Diet
- Aktifitas latihan fisik
- Pemantauan
- Terapi bila diperlukan
- Pendidikan mengenai penyakit dm kepada pasien(alif)

Terapi Nutrisi Medis Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan
secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta
pasien dan keluarganya). Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir
sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Latihan jasmani Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke
pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan (lihat tabel 4). Latihan
jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik (RISKI
PUJI)
3. Bagaimana peran dan tanggung jawab perawat dlm manajemen pasien kritis (Diah)
 Memindai dan Mendeteksi Serta Melakukan Pencegahan
 Mengajarkan Pentingnya Merawat Diri
 Menyadarkan Pentingnya Kesehatan Mental
 Menilai Kecukupan Gizi
 Memonitor Urine dan Glukosa Darah
 Mengantisipasi Kekurangan dan Kelebihan Gula darah
 Mengaplikasikan Obat (alif)

4. mengapa intrepretasi pasien dari PH 7.30 PCO2 36 HCO3 18( erma)


 hasil interpretasi gas gula darah PH 7,30 dikatakan asiodis karena dibawah nilai
normal yaitu 7,35 , PCO2 nilai 36 dikatakan normal, HCO3 18 dikatakan asidosis
karena dibawah nilai norma yaitu 22-26. untuk hasil gas gula darah dikatakan
asidosis respiratorik (puput)
 hasil interpretasi gas gula darah PH 7,30 dikatakan asiodis karena dibawah nilai
normal yaitu 7,35-7,45 , PCO2 nilai 36 dikatakan normal yaitu nilainya 35-45,
HCO3 18 dikatakan asidosis karena dibawah nilai norma yaitu 22-26. untuk hasil
gas gula darah dikatakan asidosis respiratori (erma)

5. mengapa diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diatas? (riski puji)
Dx 1 : risiko ketidakstabilan kadar gula darah b.d hiperglikemi
Do : hasil analisis urin glukosa +++ keton +++ GDS 512 mg/dl
Ds : pasien mengeluh dada berdebar

Dx 2 : gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi


Do : hasil pengkajian Ph 7.30 PCO3 36 HCO3 18
Ds : pasien mengeluh sesak nafas (puput)

6. Apa faktor resiko dari ketidak stabilan glukosa darah?(aeni)


 Kurang terpapar informasi tentang manejemen diabetes
• ketidaktepatan pemantaun glukosa darah
• Kurang petuh pada rencana manejemen diabetes
• Manajemen medikasi tidak terkontrol
• Stres berlebihan
• Penamabahan berat badan (Intan septi)
-Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah disebabkan oleh obesitas, kurang
berolahraga, makan secara berlebih, serta perubahan gaya hidup yang tidak sehat. Pada
kasus diabetes melitus terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin yaitu
resistensi dan gangguan restensi. (widya)

-Gaya hidup
-Pola makan yang tidak sehat
-Obesitas
-Riwayat keluarga DM (leni)
 Terapi Nutrisi Medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan
diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh
dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan
keluarganya). Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit),
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus
tetap dilakukan (lihat tabel 4). Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga
dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan. Manfaat latihan
jasmani :
a. Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin, meningkatkan
sensitivitas insulin)
b. Menurunkan berat badan
Mencegah kegemukan Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi
aterogenik,gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah
Prinsip : Continuous, Rhytmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE)( RISKI PUJI)
7. Bagaimana caranya perawat manajemen ketidakstabilan glukosa darah pada kasus
tersebut ? (widya yuliana )
1. Observasi
-Identifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
-Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit
kambuhan)
-Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
-Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia, polivagia, kelemahan,
malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi

2.Terapeutik
-Berikan asupan cairan oral
-Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
-Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

3. Edukasi
-Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
-Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
-Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
-Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
-Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan)

4. Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
-Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
-Kolaborasipemberian kalium, jika perlu (alif)
 Genetik
Penderita sudah mempunyai riwayat diabetes dan kecendurungan genetik kearah
terjadinya diabetes type 1. Kecendurungan genetik ini ditentukan pada individu yang
memiliki type antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA ialah kumpulan
gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi & proses imunnya.
Imunologi
Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum. Ini adalah respon
abdomal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh secara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai jaringan asing. (RISKI PUJI)
8. Bagaimana tindakan perawat untuk menangani gula darah di atas 200 mg/ dl (hesty)
 .Monitor adanya penurunan BB dan glukosa darah.
 Menyarankan pasien untuk mengukur makanan secara berkala dengan menggunakan
prinsip 3J
 Mendorong pasien untuk mengurangi asupan gula.
 Menilai perubahan gaya hidup dan pola makan.
 Monitor status cairan (intake dan output) (erma)

9. Bagaimana intervensi keperawatan dari kasus di atas (riski puji)


Intervensi Dx 1 : Risiko ketidakstabilan kadar gula darah b.d hiperglikemi
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
- Monitor kadar gula darah, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor ketone urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi. Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada
Edukasi
- Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
- Ajarkan pengelolaan diabetes Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu (puput)
Dx 2 : Pemantauan Respirasi (SIKI I. 01014)
Tindakan Observasi
- monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas,
- monitor pola napas,
- monitor hambatan jalan nafas
-monitor AGD
-monitor saturasi oksigen
lanjutan intervensi (Terapeutik)
- atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- dokumentasikan hasil pemantauan
(Edukasi)
- jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- informasikan hasil pemantauan,jika perlu (riski puji)
10. Bagaimana patofisiologi dari hiperglikemic (umi)
 Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang disebabkan oleh proses
autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang
mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
(polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan
keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton
dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis. (erma)
 Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
proses autoimun, kerja pankreas yang berlebih dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk ke dalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glukagon sehingga terjadi glukoneogenesis. Selain
itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta
peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Dengan menurunnya insulin dalam darah, asupan nutrisi akan
meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel
menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan
penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah menjadi keras (aterosklerosis)
dan bila plak ini terlepas akan menyebabkan trombus (Arfawati,2015).(milla)
 Dalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat kelebihan insulin relative
ataupun absolute dan juga gangguan pertahanan fisiologis yaitu penurunan
plasma glukosa. Mekanisme pertahanan fisiologis dapat menjaga keseimbangan
kadar glukosa darah, baik pada penderita diabetes tipe I ataupun pada penderita
diabetes tipe II. Glukosa sendiri merupakan bahan bakar metabolisme yang
harus ada untuk otak. Efek hipoglikemia terutama berkaitan dengan sistem saraf
pusat, sistem pencernaan dan sistem peredaran darah (Kedia, 2011) (diah)
 Penyerapan glukosa ke dalam sel diawali dengan penangkapan insulin oleh
insulin receptor substrat-1 (IRS-1) yang kemudian memberikan sinyal pada
GLUT untuk memindahkan glukosa dari luar ke dalam sel. Keadaan
hiperglikemia
kronis menyebabkan terjadinya glucose toxicity yang berakibat pada penurunan
ambilan glukosa di membrane sel otot oleh karena terjadinya gangguan
translokasi pada GLUT 4, penurunan aktifitas IRS-1 sehingga terjadi resistensi
pada insulin. Hal ini menyebabkan glukosa plasma akan meningkat. Resistensi
insulin awalnya dapat ditoleransi dengan peningkatan sekresi insulin yang apabila
terjadi terus menerus akan menyebabkan kelelahan pada sel beta pancreas yang
mengakibatkan destruksinya sel beta sehingga berdampak pada penurunan sekresi
insulin (Campos, 2012)(leni)
11. Bagaimana komplikasi dari hiperglikemic
 Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang

berubah selalu dapat menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu

hipoglikemia juga dapat mengakibatkan kerusakan otak akut. Hipoglikemia

berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis

sedang sampai dengan gangguan neuropsikologis berat karena efek

hipoglikemia berkaitan dengan sistem saraf pusat yang biasanya ditandai

oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) (diah)

 Kerusakan saraf, seperti neuropati perifer. Kerusakan ginjal. Gangguan pada


mata, seperti retinopati diabetik dan katarak. Gangguan pada gigi dan gus
Penumpukan lemak berlebih di hati (perlemakan hati), Kerusakan saraf, seperti
neuropati perifer, Kerusakan ginjal, Gangguan pada mata, seperti retinopati
diabetik dan katarak, Gangguan pada gigi dan gusi, Infeksi bakteri atau jamur
pada kulit. Selain komplikasi di atas, hiperglikemia juga dapat menyebabkan
ketoasidosis diabetik dan sindrom hiperglikemi hiperosmoral yang bisa
mengancam jiwa.(milla)
 Komplikasi Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
 Ketoasidosis diabetic
 Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
 Hipoglikemia
 Asidosis lactate
 Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
 Komplikasi vaskuler meliputi makrovaskuler (PJK, stroke, pembuluh
darah perifer) dan mikrovaskuler (retinopati, nefropati)
 Komplikasi neuropati yaitu dengan neuropati sensorimotorik,
neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik, buli-buli
neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.
 Campuran vascular neuropati dengan ulkus kaki
 Komplikasi pada kulit (alif)
12. Apa itu syok hiperglikemic
 Sindrom hiperglikemi hiperosmolar nonketotik (HHNK) disebut juga
hyperosmolar hyperglycemic syndrome adalah kondisi yang terjadi ketika kadar
gula darah di dalam tubuh penderita diabetes meningkat terlalu tinggi hingga jauh
melebihi batas normal. (riski puji)
 Kadar gula darah yang meningkat drastis akibat sindrom HHNK akan membuat
tubuh penderitanya banyak membuang cairan melalui urine guna mengeluarkan
gula darah yang menumpuk. Meski demikian, banyaknya cairan tubuh yang
terbuang ini kemudian dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi.jika
dibandingkan dengan komplikasi diabetes lain, seperti ketoasidosis diabetik,
sindrom HHNK sebetulnya tergolong lebih jarang terjadi. Meski begitu, sindrom
HHNK berisiko tinggi menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti kejang,
koma, atau bahkan kematian..(umi)
13. Bagaimana planning dari kasus diatas
 Planingnyaa : perawat memberikan suntikan insulin Karna glukosa darah lebih
dari 200 mg/dl ( hesty)
 proses pelaksanaan discharge planning ada 5 tahap

1. Seleksi pasien

Diprioritaskan bagi pasien yang mempunyai resiko tinggi memilki kebutuhan


akan pelayanan khusus.

2. Pengkajian

Prinsip-prinsip dalam pengkajian :

- Pengkajian dilakukan pada saat pasien masuk dan berlanjut selama


perawatan

- Pengkajian berfokus pada pasien dewasa yang berisiko pada pasien


dewasa yang berisiko tinggi tercapainya hasil discharge.

3. Perencanaan
Dalam perencanaan diperlukan kolaborasi dengan team kesehatan lainnya, diskusi
dengan keluarga dan pemberi penkes sesuai dengan pengkajian. Pendekatan yang
digunakan 6 area “METHOD”

4. Sumberdaya

Mengidentifikasi sumber daya pasien terkait dengan kontinuitas perawatan pasien


setelah pulang dari rumah sakit, seperti keluarga yang akan merawat, financial
keluarga, nursing home atau pusat rehabilitasi.

5. Implementasi dan evaluas (puput)


Mand mapping
Etiologi DM Tipe 1 Etiologi DM Tipe 2
(Corwin, 2009) : (Corwin, 2009):
1. Faktor genetik 1. Usia
2. Faktor imunologi 2. Obesitas
3. Faktor lingkungan Diabetes millitus
3. Gaya hidup

Pengertian
Penatalaksanaan Definisi insulin Manifestasi klinis
Diabetes mellitus merupakan Pemeriksaan diagnostic (tandra,2010)
(Kimberly, 2010) :
gangguan metabolik yang ditandai (tandra,2010)
1. Poliuri
oleh hiperglikemia (kenaikan kadar 1. Olahraga Produksi glukosa 1. Tes glukosa darah kapiler 2. Polidipsi
glukosa serum) akibat kurangnya 2. Kontrol gula darah berlebih dalam hati 2. Tes glukosa darah vena 3. Polifagi
hormon insulin, menurunnya efek ketat dan glukosa makanan 3. Tes toleransi gula 4. Berat badan turun
insulin atau keduanya (Kowalak, 3. Diet rendah gula tetap dalam darah 4. Tes HbAIc 5. Rasa lemah
2011). 4. Pemberian insulin
6. Pandangan kabur
7. Luka yang sukar sembuh
hiperglikemia

Manajemen Hiperglikemia
Sistem neurologi Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Penimbunan sorbitol, fruktosa dan - Monitor kadar gula darah, jika perlu
menurunnya mioniositol di jaringan Neuropati Resiko ketidakstabilan
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
syaraf kadar gula
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor ketone urine, kadar analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi.
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada

Anda mungkin juga menyukai