PENATALAKSANAAN DIABETES
MELITUS DAN KOMPLIKASINYA
Oleh : Geis Alaztha, S.Ked
110.2004.094
Pembimbing : Dr. Didiet Pratignyo,
Sp.PD
Latar Belakang
Diabetes merupakan suatu ancaman
utama bagi kesehatan umat manusia
pada abad ke 21 ( Sudoyo, Aru
W,2006).
Diabetes adalah salah satu penyakit
yang paling sering diderita dan
penyakit kronik yang serius di
Indonesia saat ini (Hiswani,2009).
Tujuan
TUJUAN UMUM
Memberikan informasi mengenai penyakit
diabetes melitus dan langkah-langkah
penanganannya.
TUJUAN KHUSUS
Memberikan informasi mengenai definisi,
patofisiologi, diagnosis, dan komplikasi penyakit
diabetes melitus.
Memberikan informasi mengenai penanganan
diabetes melitus di indonesia.
Manfaat
Bagi
penulis
Bagi
masyara
kat
DEFINISI
SUYON
O
2005
PERKENI
2006
SUDOY
O, ARU
W
2006
Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis
atau penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara
tepat, DM lebih merupakan kumpulan gejala yang timbul pada diri
seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
Klasifikasi
Klasifikasi diabetes menurut etiologinya. Sumber :
PERKENI, 2006
Diagnosis
Kriteria diagnosis diabetes melitus. Sumber : PERKENI, 2006
Langkah diagnostik
Langkah-langkah diagnostik diabetes melitus dan toleransi glukosa
terganggu. Sumber : Sudoyo, Aru W, 2006.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan diabetes melitus secara
umum adalah meningkatnya kualitas hidup
penyandang diabetes (PERKENI, 2006).
Tujuan akhir pengelolaan diabetes melitus adalah
turunnya morbiditas dan mortalitas diabetes melitus.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan
pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat
badan dan profil lipid, melalu pengelolaan pasien
secara holistik dengan mengajarkan perawatan
mandiri dan perubahan tingkah laku (PERKENI, 2006).
Insulin
Insulin merupakan hormon yang terdiri
dari rangkaian asam amino, dihasilkan
oleh sel beta pankreas. Dalam keadaan
normal, bila ada rangsangan pada sel
beta, insulin disintesis dan kemudian
disekresikan kedalam darah sesuai
kebutuhan tubuh untik keperluan regulasi
glukosa darah (Sudoyo, Aru W, 2006).
Komplikasi
Komplikasi akut
a. Ketoasidosis diabetik
b. Koma hiperosmolar hiperglikemik non
ketotik
c. hipoglikemia
Komplikasi kronik
a. Mikrovaskuler
b. Makrovaskuler
c. neurologis
Komplikasi akut
Ketoasidosis diabetik
keadaan dekompensasi-kekacauan metabolik yang
ditandai dengan trias hiperglikemia, asidosis dan
ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan
komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan
membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat
diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi
berat bahkan sampai menyebabkan syok (Sudoyo, Aru
W, 2006).
Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa
darah <60 mg/dL. Bila terdapat penurunan kesadaran pada
penyandang diabetes harus selalu dipikirkan kemungkinan
terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering
disebabkan oleh penggunaan sulfonilurea dan insulin.
Hipoglikemia harus segera mendapatkan pengelolaan yang
memadai. Diberikan makanan yang mengandung
karbohidrat atau minuman yang mengandung gula
berkalori atau glukosa 15-20 g melalui intra vena. Perlu
dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah 15 menit
setelah pemberian glukosa. Glukagon diberikan pada
pasien dengan hipoglikemia berat (PERKENI, 2006).
Komplikasi kronik
Komplikasi mikrovaskuler
Timbul akibat penyumbatan pada
pembuluh darah kecil khususnya
kapiler. Komplikasi ini spesifik untuk
diabetes melitus.
Retinopati diabetik
Nefropati diabetik
Komplikasi makrovaskuler
Timbul akibat aterosklerosis dan
pembuluh-pembuluh darah besar,
khususnya arteri akibat timbunan
plak ateroma.
Penyakit jantung koroner
stroke
Neuropati
Umumnya berupa polineuropati diabetika,
kompikasi yang sering terjadi pada penderita
DM, lebih 50 % diderita oleh penderita DM.
MAnifestasi klinis dapat berupa gangguan
sensoris, motorik, dan otonom. Proses kejadian
neuropati biasanya progresif di mana terjadi
degenerasi serabut-serabut saraf dengan
gejala-gejala nyeri atau bahkan baal. Yang
terserang biasanya adalah serabut saraf
tungkai atau lengan.
Daftar pustaka
Adam, John MF. 2000. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus Yang Baru. Diambil dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13KlasifikasidanKriteriaDiagnosisDiabetesMelitusyangBaru127.pd
f/13KlasifikasidanKriteriaDiagnosisDiabetesMelitusyangBaru127.html
diakses pada tanggal 24 Mei 2010 pada pukul 17.40
Dewi, Debhryta Ayu. 2009. Ingin Berbagi Diabetes Melitus. Diambil dari
http://debrythaayu.blogspot.com/2009/05/diabetes-melitus-prevalensi-dan.html diakses pada tanggal
24 Mei 2010 pada pukul 17.40
Hiswani. 2009. Penyuluhan Kesehatan Pada Penderita Diabetes Melitus. Medan : Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Diambil dari
http://dokter-alwi.com/diabetes.html diakses pada tanggal 24 Mei 2010 pukul 17.40
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Suyono, Slamet. 2005. Patofisiologi Diabetes Melitus dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Jakarta: Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.