Anda di halaman 1dari 15

Hidrosalping

Pembimbing :
dr. Marinda Suzanta, Sp.OG (K-FER), CHt, D.MAS, F.ART

Disusun Oleh :
Hutami Rizki Rahmawati 1920221137
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
Definisi
• Hidrosalping adalah distensi atau dilatasi tuba fallopi pada keadaan oklusi tuba distal, dan penyebab paling umum
adalah penyakit radang panggul.
• Hidrosalping merupakan terdapatnya cairan di tuba falopi yang rongga dan penyumbatan tuba / tabung nya berada
di ujung fimbria.
• Cairan hidrosalping yang tidak berfungsi terjadi sebagai akibat dari proses inflamasi dan produksi mukosa
transisional alami.
Etiologi & Gejala Klinis
1. Etiologi

■ Sexual Transmitted Infection (STI) infeksi klamidia atau gonore

■ Pelvic Inflamatory Disease (PID)

■ Salpingitis kronik (peradangan tuba fallopi)

2. Gejala Klinis

■ Nyeri perut bawah atau dapat juga asymptomatis

■ Infertilitas

■ Nyeri Pelvis

■ Keputihan yang abnormal


Epidemiologi & Diagnosis
• Prevalensi hidrosalping sering terjadi pada pasien yang menderita penyakit tuba.
• Diagnosis menggunakan:
1. Palpasi Bimanual Dapat teraba massa tumor hidrosalping lebih kistik, terdapat
nyeri tekan dan sukar digerakkan.
2. Ultrasonografi transvaginal sebuah tabung yang berisi cairan akan terlihat lebih
besar dan berbentuk sosis (Normal: tidak terlihat)
3. Histerosalpingografi (HSG) menggunakan x-ray+ Kontas (dimasukan melalui
vagina ke dalam rahim)
 Hasil pemeriksaan: akan ada blockage (pembuntuan) pada saluran tuba yang mana
dapat menghambat pertemuan sel sperma dengan sel telur
4. Laparoskopi Prosedur bedah invasif minimal (sayatan kecil) yang digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis sebelumnya
USG transvaginal HSG
Tata Laksana - Salpingostomi
1. Salpingostomi adalah operasi plastik tuba distal untuk mengelola hidrosalping menggunakan gunting, bedah laser
atau laser, dengan tujuan mengamankan tuba falopii dan memungkinkan wanita untuk mencoba konsepsi alami.
2. Selama operasi, tabung distal diinsisi dan dibuka di daerah avaskular, dan ostium yang baru dibuat dijahit kembali
ke mesosalpinx.
Tata Laksana- Neosalpingostomi
• prosedur bedah yang digunakan pada hidrosalping kecil dengan cara
daerah yang tersumbat diperbaiki sehingga kehamilan secara alami dapat
terjadi.
• Pemulihan dari prosedur ini relatif cepat dn aktivitas normal dapat dilakukan
dalam beberapa hari.
Tata Laksana - Salpingektomi
• Salpingektomi dilakukan pada hidrosalping besar dimana jaringan yang terinfeksi secara kronis dihilangkan, dan
ini membatasi kemungkinan pembentukan abses atau torsi berikutnya, serta meningkatkan akses ke ovarium selama
pengambilan telur di IVF.
• Data saat ini sangat mendukung salpingektomi laparoskopi dalam pengelolaan hidrosalping dalam hal tingkat
kehamilan klinis, dan NICE merekomendasikan salpingektomi, lebih disukai dengan laparoskopi sebelum
perawatan IVF.
Tata Laksana- Diethermy
• Suatu teknik fisioterapi yang menonjolkan suhu panas atau hangat (38-40 0C) untuk mencapai
target organ.
• Diathermi disarankan berdasarkan dosis yang dikehendaki, bisa 10 hari berturut-turut atau bahkan
sampai 20 hari berturut-turut.
• Terbagi menjadi 3, yaitu:
1. SWD (short wave diathermy) teknik dietermi dengan gelombang pendek yang diubah
menjadi suhu panas untuk mencapi kedalaman 4-5 cm untuk mencapai jaringan dalam seperti
otot dengan kedalamaan tertentu atau jaringan yang dilingkupi oleh jaringan lunak padat seperti
pada daerah panggul
2. Ultrasound diathermy menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk
menghasilkan panas dan dapat mencapai target organ yang diharapkan
3. Microwave diathermy menggunakan panjang gelombang yang lebih pendek dari swd,
sehingga daya paparannya kejaringan rendah
Tata Laksana – Oklusi Tuba Proksimal
• Prosedur ini tidak terlalu invasif, lebih mudah dan lebih cepat untuk dilakukan.
Keuntungannya adalah aliran retrograde cairan hidrosalpingeal, yang dianggap
berkontribusi terhadap lingkungan uterus yang terganggu, dihilangkan dan integritas
pasokan darah ovarium dipertahankan.
• Namun, oklusi tuba dapat dikaitkan dengan nyeri panggul yang sedang berlangsung
akibat tekanan dan adanya tuba yang sakit, dan risiko torsi adneksa dan kebutuhan
selanjutnya akan operasi adneksa.
• Pada oklusi tuba laparoskopi, ujung medial tuba dapat dikauterisasi dan dibelah atau
disumbat dengan klip.
Idikasi Operasi
1. Apabila keluhan tetap ada dan mengganggu kehidupan sehari-hari
2. Apabila tiap kali timbul reaktivasi dari proses peradangan
3. Apabila ada infertilitas yang sebabnya terletak pada tuba, dalam hal ini dilakukan
laparoskopi dahulu untuk mengetahui apakah ada harapan yang cukup besar dengan
pembedhn tuba yang dapat dibuka secara sempurna dan perlengketan dapat
dilepaskan.
• Operasi radikal terdiri dari: histerektomi dan salpingo-ooperektomi pada wanita
yang hampir menopause atau tidak ingin memiliki anak kembali
• Kalau pasien umurnya lebih muda dan masih ingin memiliki anak, maka:
1. Pada wanita yang lebih muda salah satu ovarium atau seluruhnya ditinggalkan,
kadang-kadang uterus harus ditinggalkan dan hanya adneksa dengan kelainan yang
diangkat.
2. Jika operasi dilakukan atas dasar indikasi infertilitas, maka tujuannya adalah untuk
mengusahakan fungsi tuba pulih kembali Perlu dipikirkan kemungkinan dilakukan
in vitro fertilization (IVF)
Komplikasi
1. Infertilitas
2. Hidrosalping rekuren
3. Kehamilan Ektopik
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by
CREDITS:
Flaticon, This
and infographics
presentation &
template
imageswas
by Freepik.
created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai