Anatomi Buli-buli
Hematuria tidak terlihat dikombinasikan dengan fraktur pelvis berisiko tinggi (gangguan lingkaran
Kultur urin
Radiologi
Foto polos abdomen
Sistografi
Sistoskopi
Ultrasound
SISTOSKOPI
Sistoskopi adalah metode pilihan untuk mendeteksi adanya trauma
iatrogenik kandung kemih saat operasi.
Pada pemeriksaan dengan sistoskopi, kandung kemih harus dalam
keadaan terdistensi secara adekuat, lalu sistoskop dimasukkan dengan
sudut 70 derajat. Sistoskopi dengan distensi kandung kemih yang
adekuat dapat secara langsung memperlihatkan adanya laserasi.
Namun, kurangnya distensi kandung kemih saat sistoskopi memberi
kesan adanya perforasi yang besar.
USG
Pemeriksaan USG yang menunjukkan adanya cairan pada intra-
maupun ekstraperitoneal mengesankan adanya perforasi kandung
kemih. Namun, USG saja tidak cukup untuk mendiagnosis adanya
trauma kandung kemih
SISTOGRAFI
Sistografi adalah modalitas pilihan pada trauma kandung kemih non
iatrogenik dan pada kecurigaan akan adanya trauma kandung kemih
iatrogenik saat setelah operasi.
Sistografi konvensional dan CT kedua-duanya memiliki sensitivitas
90-95% dan spesifisitas 100%.
Pada ruptur intraperitoneal, dapat terlihat adanya ekstravasasi media
kontras yang terlihat pada sela-sela usus.
Pada ruptur ekstraperitoneal akan terlihat ekstravasasi kontras pada
jaringan lunak perivesikal (flame-shaped areas)
Sistografi
Extraperitoneal Ruptures
Pemasangan kateter drainase, meskipun terdapat ekstravasasi luas ekstraperitoneal
Intraperitoneal Ruptures
Surgical bladder repair Ruptur intraperitoneal akibat trauma tumpul harus selalu ditangani
dengan tindakan pembedahan, karena ekstravasasi urine intraperitoneal dapat menyebabkan
peritonitis, sepsis, dan kematian. Jika terdeteksi adanya urinoma, maka harus didrainase.
Jika tidak ada trauma intra-abdomen lain, penjahitan secara laparoskopik pada ruptur
ekstraperitoneal dapat dilakukan.
Algoritma